Pengendapan langsung dari uapatau gas. Pembentukan bahan galian ini merupakan
proses yang kecil bila dibandingkan dengan proses lainnya. Letak prinsip proses tsb adalah pada
penuruanan suhu dan tekanan. Terjadinya endapan ini karena bereaksinya dua atau lebih gas-
gas.
3. Metasomatisme kontak
Intrusi magma yng telah menjadi padat mempunyai sisa magma berupa cairan atau gas
yang mempunyai suhu tinggi. Bila bersentuhan dengan dinding atau celah batuan lainnya dapat
mengadakan reaksi yang menghasilkan mineral baru.
Disini terdapat perbedaannya dengan metasomatisme sentuh yaitu pada metasomatisme
kontak hanya satu yang memegang peranan, sedangkan pada metasomatisme sentuh terdapat
penambahan tekanan pada sisa cairan yang mengadakan reaksi dan menghasilkan mineral baru.
4. Proses hidrrothermal
Hasil akhir dari proses pembekuan magma yang mengadakan instrusi adalah cairan sisa
magma yang juga masih mengandung konsentrasi logam yang terdapat dalam magma dan tidak
ikut dalam proses pembekuan sebelumnya. Cairan ini dinamakan cairan hydrothermal yang
membawa logam ke tempat pengendapan baru
a. cairan hydrothermal, pengertian awalnya cairan dari magma
b. Perk (1964) mengembangkan pengertian cairan tersebut tidak harus berasal dari magma,
dengan syarat: 1, suhu tinggi, 2. Memiliki daya melarutkan mineral, 3, tekanan tinggi.
Membagi 3 cairan hydrothermal
a. hypothermal (300-500 C)
b. mesothermal (150-300 C, dangkal)
c. epithermal (50-150 C, dangkal)
Di alam proses hidrotermal dapat dibedakan menjadi 2
a. deposit pengisian celah
dimana cairan hidrotermal akan mulai mengendapkan mineral bila telah mencapai tempat yang
menguntungkan, dalam hal ini adalah berupa celah, rongga atau retakan yang terdapat dalam
batuan.
b. dengan reaksi kimia
merupakan proses pengendapan bahan galian yang bersifat epigentik (mineralnya sukar
membeku). Disamoing itu juga merupakan proses pengendapan bahan galain yang paling utama
dn dominan dalam pengendapan bahan galian hipotermal dan isothermal
pergantian metasomatik dapat terjadi setempat atau meluas dengan cara perluasannya ada 3
kemungkinan
1. pengembangan massif.cairan yang melalui retakan itu mula-mula mengganti dinding celah
disekelilingnya, kemudian meluas kebagian luar, dinamakan pengembangan massif.
2. pengembangan terhambur:
3. pertumbuhan inti ganda
Proses sedimentasi
Proses sedimantasi perlu dibedakan dengan evaporasi karena adanya perbedaan
mekanisme, dimana pada proses sedimentasi, pengendapan mineral terjadi akibat proses
kimiawi, organik dan fisik.
Sedangkan pada evaporasi endapan terjadi karena mineral terlarut dalam air. Kemudian
akan tinggal sebagai bahan padat setelah terjadinya evaporasi. Endapan yang terjadi akibat
sedimentasi yang penting adalah endapan besi, mangan, tembaga, uranium, posfat, belerang dan
lempung.
Batuan beku umumnya sumber bahan galian setelah melalui proses pelapukan kimia atau
fisik, dimana proses pelarutan oleh air merupakan salah satu hasil pelapukan kimia yang sangat
berperanan di dalam pengendapan mineral besi, mangan, tembaga dan posfat.
Air hujan pada umumnya banyak mengandung asam karbonat (H2SO3) sangat efektif
melarutkan mineral besi, mangan dan fosfor.
Endapan sedimentasi tang ditemukan sering memiliki nilai ekonomi:
a. besi sedimenter
b. mangan
6. Penguapan (Evaporasi)
Merupakan proses yang penting karena banyak menbghasilkan endapan mineral bukan
logam. Proses ini efektif di daerah iklim kering dan panas. Secara umum berlaku ketentuan
garam-garaman yang daya larutnya terkecil akan diendapkan terlebih dahulu dan yang terakhir
diendapkan adalah jenis garam yang mudah larut.
Pengendapan yang terjadi pada evaporasi yang memiliki nilai ekonomi dapat dibedakan
menjadi 3:
a. pengendapan dari air laut
dari proses evaporasi bila tidak ada gangguan akan diendapkan terlbih dahulu oksida besi
(Fe2O3) dan Kalsium Karbonat (CaCO3) dengan ketentuan bila air laut teruapkan sekitar 50 %.
Bila penguapan berjalan terus sehingga air melaut menjadi 20 % mulai diendakan mineral Gips
(CaSO4 2H2O)
penyusuatan lebih lanjut sampai 10 % volume air laut. NaCl mulai diendapkan, kemudian diikuti
endapan kasterit (MgSO4H2O) dan Bitthofit (MgCl2 6H2O). penguapan lebih lanjut
menghasilkan garam pahit (NaBr)
b. endapan danau
pada daerah kering dan panas, danau yng tidk memiliki saluran pembuangan biasanya
merupakan danau garam. Proses evaporasi terjadi sama dengan evaporasi air laut. Kisaran kadar
garam tersebut amat tergantung pada iklim yang berlaku di mana pada musim yang lembab kadar
garamnya menurun dan pada musim kering kadarnya menjadi naik.
c. endapan berasal dari air tanah
penguapan air tanah juga terjadi, tetapi endapan yang terjadi pad daerah lembah dilarutkan
kembali kemudian terbawa air hujan, tetapi di dserah kering endapan dapat terkumpul selama
iklimnya tetap kering. Proses yang terjadi sama dengan endapan air lau. Perbedaanya terletak
pada kadarnya lebih kecil atau lebih rendah.
d. endapan mata air panas
ebdapan sekitar air panas, tidak sepenuhnya hasil proses evaporasi saja, tetapi kegiatan
mikroorganisme juga ikut berperan. Endapan yang di hasilkan kalsium karbonat caco3 yang
membentuk tuffatraferit. Kemudian silikat sebagai geyserit atau cintersilikat dan oksida mangan
dalam bentuk wad.