Anda di halaman 1dari 15

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% BIJI PARE (Momordica charantia L.

)
TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN
GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI DENGAN ALOKSAN

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh :

NADIRA FASHA AGFRIANTI


J500090103

Kepada:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

 
 
ABSTRAK

Nadira, J500090103, 2012. Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Biji Pare (Momordica
charantia L.) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar
yang Diinduksi dengan Aloksan.

Latar Belakang: Biji pare (Momordica charantia L.) mengandung karantin dan
polipeptida p yang memiliki aktivitas mirip insulin dengan menstimulasi pengeluaran
insulin di pankreas dan menekan glukoneogenesis di hati. Biji pare (Momordica
charantia L.) juga mengandung glikosida asam oleanol yang dapat menurunkan
kadar glukosa darah dengan menghambat penyerapan glukosa oleh usus.

Tujuan penelitian: Mengetahui efek ekstrak etanol 70% biji pare (Momordica
charantia L.) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan galur
Wistar yang diinduksi dengan aloksan.

Metode Penelitian: Merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan pretest


dan posttest control group design. Hewan uji yang digunakan sebanyak 25 ekor tikus
putih jantan galur Wistar yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan, yaitu kelompok I
kontrol negatif aquadest, kelompok II kontrol positif glibenklamid (0,63mg/kgBB),
kelompok III, IV, V: diberikan ekstrak etanol 70% biji pare (Momordica charantia
L.) dengan dosis berturut-turut 500mg/kgBB, 750mg/kgBB, 1gr/kgBB.

Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil uji Anova kelompok akhir diperoleh nilai
probabilitas signifikan (p)= 0.000, dengan demikian p<0.05 maka pada 5 kelompok
tersebut minimal terdapat 1 kelompok yang berbeda secara bermakna. Kemudian
dilanjutkan dengan uji LSD untuk mengetahui perbandingan tiap kelompok dan
diperoleh hasil I:II= 0,000, I:III= 0,001, I:IV= 0,000, I:V= 0,003.

Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% biji pare
(Momordica charantia L.) dosis 500mg/kgBB, 750mg/kgBB , 1gr/kgBB mampu
menurunkan kadar glukosa darah secara berturut-turut adalah 20,60%, 30,75%, dan
13,19%.

Kata Kunci: ekstrak, biji pare (Momordica charantia L.), glukosa darah

iii

 
ABSTRACT

Nadira, J500090103, 2012. The Efficacy test of Ethanol 70% extract of


Momordica charantia L. Seeds on the Blood Glucose Level of Alloxan-induced
Wistar-strain White Male Rats.

Backgrounds: Momordica charantia L. seeds contain charantin and polypeptide-p


that have insulin like activity by stimulating insulin release at pancreas and
suppression gluconeogenic at liver. Momordica charantia L. seeds also contain
oleanol acid glycocyde that reduces blood glucose levels by inhibiting glucose
absorption at the intestines.

Objective of Research: To know the effect of ethanol 70% extract of Momordica


charantia L. seeds on blood glucose level reduction in Alloxan-induced Wistar-strain
male white rats.

Method of Research: It is an experimental research using pretest and posttest control


group design. Animal under investigation is 25 Wistar-strain male white rats divided
into 5 treatment groups, they are Group I aquadest negative control, Group II:
glibenklamid positive control (0,63mg/kgBw), Group III, IV and V: treated with
ethanol 70% extract of Momordica charantia L. seeds with the dosage of
500mg/kgBW, 750mg/kgBW, and 1gr/kgBW, respectively.

Results of Research: Based on Anova test result, the last group obtained significant
probability value (p) = 0,000 thus p < 0,05, which then in these 5 groups, there
minimally 1 group with significant difference. Then continued with LSD test to
know the comparison of blood glucose level for each group and there obtained I : II =
0,000, I : III = 0,001, I : IV = 0,000 and I : V = 0,003.

Conclusion: The results of this research shows that ethanol 70% extract of
Momordica charantia L. seeds with the dosage of 500mg/kgBW, 750mg/kgBW,
1gr/kgBW are able to reduce blood glucose level which are 20,60%, 30,75% and
13,19%, respectively.

Keywords: extract, Momordica charantia L. seeds, blood glucose.

iv

 
PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia telah mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat
sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan masalah kesehatan sebelum
pelayanan kesehatan formal dengan obat modern menyentuh masyarakat.
Pengetahuan tentang tanaman obat ini merupakan warisan budaya bangsa
berdasarkan pengalaman, pengetahuan, dan ketrampilan yang secara turun temurun
telah diwariskan oleh generasi terdahulu kepada generasi berikutnya, temasuk
generasi saat ini (Wijayakusuma, 1998).
World Health Organization (1999) merekomendasikan penggunaan obat
tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan
dan pengobatan penyakit, terutama untuk kanker, penyakit kronis dan penyakit
degeneratif. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan
khasiat dari obat tradisional.
Salah satu penyakit degeneratif yang mempunyai angka insidensi yang tinggi
adalah diabetes melitus. Diabetes melitus didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya
kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein
sebagai akibat insufisiensi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh
gangguan atau defisiensi produk insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar
pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin
(WHO, 1999).
Penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan
insidensi dan prevalensi diabetes melitus di berbagai penjuru dunia. World Health
Organization (WHO) membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap
diabetes melitus di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun
waktu 25 tahun kemudian yaitu pada tahun 2025 jumlah itu akan bertambah menjadi
300 juta orang. Data terakhir dari WHO (2005) menunjukkan peningkatan tertinggi
jumlah penderita diabetes melitus terjadi di Asia Tenggara. Sedangkan Indonesia
akan menempati peringkat lima dunia dengan jumlah penderita sebanyak 12,4 juta

 

orang pada tahun 2025, naik dua tingkat dibandingkan tahun 1995 dimana jumlah
penderita sebanyak 4,5 juta orang (Suyono, 2006).
Terapi diabetes melitus dapat dilakukan dengan pemberian obat hipoglikemik
oral maupun suntikan akan tetapi terapi diabetes melitus tanpa efek samping masih
merupakan tantangan dalam dunia medis. Sebagai mahluk ciptaan Allah SWT yang
dikaruniai akal dan pikiran, manusia memanfaatkannya dengan menggali ilmu
pengetahuan karena sesungguhnya Allah SWT memberikan penyakit beserta obatnya
seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an

‫ت فَھُ َو يَ ْشفِي ِْن‬


ُ ْ‫َو إِ َذا َم ِرض‬
Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku
(QS: Asy-Syu’ara’ ayat 80).
Pengobatan dengan memanfaatkan tanaman obat dapat dijadikan alternatif karena
keefektifannya, efek samping yang minimal dan biaya yang relatif terjangkau.
Terdapat beberapa tanaman obat yang berkhasiat sebagai antidiabetes melitus dengan
menurunkan kadar glukosa dalam darah. Salah satu tanaman obat tersebut adalah biji
pare (Momordica charantia L.) (Doble dan Prabhakar, 2008).
Sathishsekar dan Subramanian (2005) telah melakukan penelitian pemberian biji
pare (Momordica charantia L.) ekstrak aquous 150 mg/kg BB secara peroral terhadap
tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi streptozotocin menunjukkan efek
penurunan glukosa darah yang bermakna sebesar 65,5 %. Sedangkan biji pare
(Momordica charantia L.) ekstrak alkohol pada dosis 1,5 gr/kg BB peroral
mempunyai efek penurunan glukosa darah sebanyak 27,42 % pada kelinci yang
diinduksi aloksan (Sarandan et al, 2010). Biji pare (Momordica charantia L.)
mengandung karantin, polipeptida-p, glikosida asam oleanol dan visin yang diduga
menstimulasi sel beta pankreas yang masih bertahan hidup untuk melepaskan insulin
lebih banyak sehingga terjadi peningkatan insulin plasma pada tikus putih jantan
galur Wistar yang telah diinduksi aloksan.

 

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etanol 70% biji pare
(Momordica charantia L.) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih
jantan galur Wistar yang diinduksi dengan aloksan.
Landasan Teori
Diabetes Melitus
Menurut American Diabetes Association (2005), diabetes melitus merupakan
suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Pare (Momordica charantia L.)
Pare merupakan tanaman tahunan yang tumbuh merambat dengan sulur yang
panjang, bercabang banyak dan berbau langu yang khas.
Etanol
Etanol dipilih sebagai penyari karena lebih selektif, kapang dan kuman sulit
tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, etanol dapat bercampur dengan air
pada segala perbandingan, panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit.
Induksi diabetes melitus dengan aloksan
Aloksan adalah bahan kimia yang digunakan untuk menginduksi binatang
percobaan sehingga menghasilkan kondisi diabetes eksperimental.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan
menggunakan metode pre and post test control group design.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September tahun 2012 di Laboratorium
Biomedik III Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah biji pare (Momordica charantia L.) yang
diperoleh di kelurahan Laweyan daerah Surakarta Jawa Tengah pada bulan Juli 2012.

 

Hewan Uji
Penelitian ini menggunakan tikus putih jantan galur Wistar, dengan usia
kurang lebih dua sampai tiga bulan dengan berat badan 150-200 gram.
Besar Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan 5 kelompok sehingga besar sampel adalah
25 tikus putih jantan galur Wistar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Determinasi Tanaman
Hasil determinasi tanaman pare adalah sebagai berikut :
1b, 2a, 27a, 28b, 29b, 30b, 31b,…Æ Familia: Curcubitaceae
1a, 2b, 3b…Æ Genus: Momordica
ÆSpecies: Momordica charantia L.
(Steenis, 2005; Tjitrosoepomo, 2007).
Hasil Penelitian
1. Rendemen
Rendemen dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara simplisia (biji pare)
dengan ekstrak: 1 gram biji pare kering = 0,065 gram ekstrak kental
2. Hasil uji efek antidiabetes
Tabel IV.1 Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah
Kelompok Rata-rata+Standar deviasi Penurunan(%)
Kelompok Kontrol Positif (Glibenklamid) 253 + 51.928 74,68%
Kelompok Dosis I 500mg/kgBB 48 +16.432 20,60%
Kelompok Dosis II 750mg/kgBB 93 + 72.250 30,75%
Kelompok Dosis III 1gr/kgBB 21 + 27.249 13,19%

 
5

80.00%
Kelompok Kontrol Positif 
70.00%
(Glibenklamid)
60.00%
Kelompok Dosis I  
50.00%
500mg/kgBB
40.00%
Kelompok Dosis II  
30.00% 750mg/kgBB
20.00%
Kelompok Dosis III  
10.00% 1gr/kgBB
0.00%

Tabel dan grafik menunjukkan presentase penurunan rata-rata kadar glukosa


darah Δ Pretest-Posttest.
3. Hasil analisis statistik
a. Uji distribusi data
Uji distribusi data dilakukan pada data Δ pretest-postest dengan
menggunakan uji Saphiro-Wilk. Hasil analisis menunjukkan nilai p=0,384
dimana nilai p tersebut >0,05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data
yang ada normal.
b. Hasil uji Test of Homogenicity of Variance
Uji homogenitas varian dilakukan pada data Δ pretest-postest
menggunakan Levene test. Hasil analisis menunjukkan Levene test p=0,473
dimana nilai p tersebut > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa varian data
yang ada homogen. Karena data homogen dan berdistribusi normal, maka
analisis data dapat dilanjutkan dengan uji Anova.
c. Hasil uji Anova
Uji Anova dilakukan pada data Δ pretest-postest dan didapatkan hasil
p=0,000 dimana nilai p tersebut < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan kadar glukosa darah yang bermakna di antara lima
kelompok perlakuan.
d. Uji LSD (Least Significant Difference)

 

Pada uji LSD ini untuk menentukan kelompok perlakuan yang


menunjukkan nilai selisih kadar glukosa darah. Dalam uji LSD ini dikatakan
terdapat perbedaan yang signifikan apabila p<0,05.
Tabel IV.2 Hasil Uji LSD kelompok Δ pretest-postest
Kelompok P Keterangan
I-II 0,000 Berbeda signifikan
I-III 0,001 Berbeda signifikan
I-IV 0,000 Berbeda signifikan
I-V 0,003 Berbeda signifikan
II-III 0.001 Berbeda signifikan
II-IV 0,007 Berbeda signifikan
II-V 0,000 Berbeda signifikan
III-IV 0,405 Tidak berbeda
III-V 0,616 Tidak berbeda
IV-V 0,189 Tidak berbeda
Keterangan :
I = kelompok kontrol negatif
II = kelompok kontrol positif
III = kelompok dosis 500mg/kgBB
IV = kelompok dosis 750mg/kgBB
V = kelompok dosis 1gr/kgBB
2. Potensi Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Biji Pare Dibandingkan Dengan
Glibenklamid
Rumus (%) = Efek
Dosis
Potensi penurunan kadar glukosa darah dengan biji pare (Momordica
charantia L.) dengan dosis 500mg/kgBB adalah 0,0347% dari glibenklamid, efek

 
7

dosis 750mg/kgBB adalah 0,0345% dari glibenklamid, dan efek dosis 1gr/kgBB
adalah 0,0111% dari glibenklamid.
Pembahasan
Pada kontrol negatif hasil pengukuran kadar glukosa darah menunjukkan
adanya peningkatan kadar glukosa darah, hal ini disebabkan karena aquadest tidak
memiliki efek penurunan kadar glukosa darah atau bersifat netral. Peningkatan kadar
glukosa darah karena efek aloksan masih bekerja saat dilakukan pengukuran kadar
glukosa darah akhir setelah perlakuan. Pada kelompok kontrol positif penurunan
kadar glukosa darah disebabkan oleh efek farmakodinamik glibenklamid yang
merangsang sel beta pankreas untuk meningkatkan sekresi insulin, meskipun sel beta
pankreas telah dirusak oleh pemberian aloksan namun sifat kerusakan sel beta
pankreas hanya sebagian sehingga masih terdapat sel beta pankreas yang mampu
mensekresi insulin (Handoko dan Suharto, 2005).
Pada kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol 70% biji pare
(Momordica charantia L.) penurunan kadar glukosa darah terjadi kemungkinan
karena biji pare (Momordica charantia L.) mengandung karantin yang merupakan
saponin steroid yang diisolasi dari biji pare (Momordica charantia L.) yang memiliki
aktivitas mirip insulin dengan menstimulasi pengeluaran insulin di pankreas dan
menekan glukoneogenesis di hati dan polipeptida-p yang merupakan protein
polipeptida yang kerjanya mirip dengan insulin yang dapat menstimulasi pengeluaran
insulin dari sel beta pankreas serta glikosida asam oleanol yang dapat menurunkan
kadar glukosa darah dengan menghambat penyerapan glukosa oleh usus (Doble dan
Prabhakar, 2008).
Pada penelitian ini ekstrak biji pare (Momordica charantia L.) pada dosis
750mg/kgBB mengalami penurunan 30,75% dan jika dibandingkan dengan hasil uji
eksperimental yang dilakukan Fernandes et al (2007) menggunakan buah pare
(Momordica charantia L.) ekstrak etanol dengan dosis yang sama mengalami
penurunan sebesar 90%, maka perbandingannya 34,16%.

 
8

Pada penelitian sebelumnya oleh Kolawole dan Abinoa (2011) dosis buah
pare (Momordica charantia L.) yang dibutuhkan untuk menurunkan kadar glukosa
darah adalah 600mg/kgBB yang diberikan selama 28 hari dengan hasil PKGD
(penurunan kadar glukosa darah) sebesar 36% sedangkan pada penelitian ini dosis
yang dibutuhkan untuk menurunkan kadar glukosa darah yang terbesar yaitu
750mg/kgBB yang diberikan selama 7 hari dengan hasil PKGD sebesar 30,75%.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Ekstrak etanol 70% biji pare (Momordica charantia L.) dosis 500mg/kgBB,
750mg/kgBB dan 1gr/kgBB mempunyai efek penurunan kadar glukosa darah
tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi dengan aloksan.
2. Presentase penurunan kadar glukosa darah ekstrak etanol 70% biji pare
(Momordica charantia L.) dosis 500mg/kgBB, 750mg/kgBB dan 1gr/kgBB
secara berturut-turut adalah 20,60%, 30,75%, dan 13,19%
Saran
Saran untuk penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek penurunan kadar glukosa
darah ekstrak etanol 70% biji pare (Momordica charantia L.) dalam dosis yang
lebih bervariasi sehingga diperoleh efek penurunan kadar glukosa darah yang
optimal.
2. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan waktu perlakuan yang lebih lama
sehingga efek penurunan kadar glukosa darah lebih terlihat.
3. Sebaiknya dilakukan uji ketoksikan untuk mengetahui tingkat keamanan
penggunaan ekstrak biji pare (Momordica charantia L.).
4. Perlu dilakukan identifikasi senyawa aktif dari biji pare (Momordica charantia
L.) yang dapat berefek menurunkan kadar glukosa darah.

 
DAFTAR PUSTAKA
Chan L.L., Chen Y.L., Li E.T.S., 2003. Bitter Melon (Momordica charantia L.)
Reduces Adiposity, Lowers Serum Insulin and Normalizes Glucose Tolerance
in Rats Fed a High Fat Diet. 133:1088-1093

Choi J, Lee KT, Jung H, Park HS and Park HJ., 2008. Anti-rheumatoid arthritis effect
of the Kochia scoparia fruits and activity comparison of momordin Ic, its
prosapogenin and sapogenin. 25: 336–42.

Dahlan S. M., 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:Salemba


Medika. pp. 88-90

Departemen Kesehatan RI.1986. Sediaan Galenik. Jakarta:Departemen Kesehatan RI.


pp.1,5-7,16

Departeman Kesehatan RI. 2009. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes


Mellitus. Penerbit Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina
Kefarmasian & ALKES, Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Doble M., Prabhakar K.P., 2008. A Target Based Therapeutic Approach Towards
Diabetes Mellitus Using Medicinal Plants. 4:291-308

Eiselein L.,Schwartz H.J., Rutledge J.C., 2004. The Chellenge of Type 1 Diabetes
Mellitus. 45:231-36

Fernandes N.F.C., Lagishetty V.C., Panda V.S., Naik S.R., 2007.An experimental
evaluation of the antidiabetic and antilipidemicproperties of a standardized
Momordica charantia fruit extract. 7:1-8

Ganiswara S.G., Syarif A., Setiawati A., 2005. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4.
FKUI. Jakarta. pp: 467-481

Guyton dan Hall., 1996. Fisiologi Kedokteran. Diterjemahkan oleh Setiawan, I.,
Tengadi, K.A., Santoso, A. Edisi VIII. Jakarta:EGC pp.1221-1237

Halle J.P., 2001. The Management and Treatment of Type 2 Diabetes. 1:65-77

Kelompok Kerja Ilmiah., 1993. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan


Pengujian Klinik, Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam.
Jakarta: Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica. pp: 15-7

 
10 

Kolawole O.T., Abiona F.E., Ayankunle A.A., Olaniran O.L., 2011. Effect of
Momordica charantia Fruit Extract on Normal and Alloxan Diabetics Rats.
27:1-4

Lebovitz E.H., 2001. Diagnosis, Classification, and Pathogenesis of Diabetes


Melitus. 62:5-9

Lenzens S., 2008.The Mechanisme Of Aloksan and Streptozotocin Induced Diabetes.


51:216-226

Lotlikar MM and Rao MR., 2006.Pharmacology of a hypoglycemic principle isolated


from the fruits of Momordica charantia Linn. 28: 129

Louisa M., Takeochi M., Nafrialdi., 2010. Incretin based Therapies for Type 2
Diabetes Mellitus in Asian Patients: Analysis of Clinical Trials. 19:205-12

Miura T., Itoh Y., Iwamoto N., Kato M., Ishida T., 2004. Suppressive Activity of the
Fruit of Momordica charantia with Exercise on Blood Glucose in Type 2
Diabetic Mice.27:248-50

Mun’im A dan Hanani E,. 2011. Fitoterapi Dasar. Edisi 1. Jakarta:Dian Rakyat. pp.
190-191

Nathan M. D., 2002. Initial Management of Glycemia in Type 2 Diabetes Mellitus.


347:1342-49

Prashanth S., Kumar A.A., Madhu B., Rama N,. dan Sagar J. V.
2011.Pharmacokinetic and Pharmacodynamic Drug Interactions of
carbamazepine and glibenclamide in Healthy Albino Wistar Rats. Journal of
Pharmacologyand Pharmacotherapeutics. Vol 2 (1): 7-10

Ranchelli A., Lucidi P., SanteusanioF., 2006. Exercise and Diabetes.1:14-17

Riaz S., 2009. Diabetes Mellitus. 4:367-73

Rubenstein D., Bradley J., Wayne D., 2005. Lecturer Notes: Kedokteran Klinis.
Diterjemahkan oleh Rahmalia A. Edisi VI. Jakarta:Erlangga. pp. 178-191

Sarandan H., Sarandan M., Botau D., 2010.The Hypoglicemic Effect of Momordica
charantia Linn in Normal and Alloxan Induced Diabetic Rabbits. 43:516-18

 
11 

Sathishsekar D., Subramanian S., 2005. Benefical Effect of Momordica charantia


Seeds in the Treatment of STZ-Induced Diabetes in Experimental Rats. 2:978-
83

Suarsana N., Priosoeryanto B.P., Bintang S., Wresdiyati T., 2010. Profil Glukosa
Darah dan Ultrastruktur Sel Beta Pankreas Tikus yang Diinduksi Senyawa
Aloksan.15:118-123

Suharmiati., 2003. Pengujian Bioaktivitas Anti Diabetes Melitus Tumbuhan Obat.


9:8-13

Soegondo S., Suyono S., Waspadji S., 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Terpadu. Edisi 2. Jakarta: FKUI. pp. 3-134

Subahar S. S. T. dan Tim Lentera., 2004. Khasiat dan Manfaat Pare. Edisi 1. Jakarta:
Agromedia Pustaka. pp. 2-6

Sudoyo W.A., 2007. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta: FK UI. pp.
1852-1864

Tjay, T.H dan Raharja, K., 2007. Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan
Efek-Efek Sampingnya. Edisi VI. Jakarta:Direktorat Jendral Pengawasan dan
Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. pp.738-762

Tjitrosoepomo, G. 2007. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta: UGM


Press

Van Steenis, C.G.G.J. 2005. Flora. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.

Widowati L., Dzulkarnain B., Saroni., 1997. Tanaman obat untuk Diabetes Mellitus.
116:53-60

Wijayakusuma, H., 2004. Tanaman Berkhasiat Obat Indonesia. Jakarta:Pustaka


Kartial. pp.vii, 109-110

World Health Organization., 1999. Definition, Diagnosis and Classification of


Diabetes Mellitus and its Complications. Geneva:World Health Organization
Departement of Noncommunicable Disease Surveilance. pp. 2-6

Zinman B., 2008. Medical Management of Hyperglycaemia in Type 2 Diabetes


Mellitus: a Consensus Algorithm for the Initiation and Adjustment of Therapy.
1:1-14
 

Anda mungkin juga menyukai