SKRIPSI
OLEH
1. ACCUMULATOR
D : Diameter
L,LT : Panjang Ellipsoidal, total
th, ts : Ketebalan Dinding Bagian Head, silinder, m
Ve,Vs : Volume elipsoidal, silinder
Vt : Kapasitas
158
159
N : Jumlah baffle
Nt : Jumlah tube
PT : Tube pitch, in
∆PT : Return drop shell, psi
∆PS : Penurunan tekanan pada shell, psi
∆Pt : Penurunan tekanan pada tube, psi
ID : Inside diameter, ft
OD : Outside diameter, ft
Q : Beban panas heat exchanger, Btu/hr
Rd : Dirt factor, hr.ft2.oF/Btu
Re : Bilangan Reynold, dimensionless
s : Specific gravity
T1, T2 : Temperatur fluida panas inlet, outlet, oF
t1, t2 : Temperatur fluida dingin inlet, outlet, oF
Ta : Temperatur rata-rata fluida panas, oF
ta : Temperatur rata-rata fluida dingin, oF
∆t : Beda temperatur yang sebenarnya, oF
U : Koefisien perpindahan panas
Uc, Uo : Clean overall coefficient, Design overall coefficient, Btu.hr.ft2.oF
V : Kecepatan alir, ft/s
W : Kecepatan alir massa fluida panas, lb/hr
w : Kecepatan alir massa fluida dingin, lb/hr
μ : Viskositas, Cp
3. KOLOM DESTILASI
P : Tekanan, atm
T : Temperatur, oC
α : Relatif volatilitas
Nm : Stage minimum
160
L/D : Refluks
N : Stage/tray
m : Rectifying section
p : Stripping section
FLV : Liquid-vapor flow factor
Uf : Kecepatan flooding, m/s
Uv : Volumetric flowrate, m3/s
An : Net area, m2
Ac : Cross section/luas area kolom, m2
Dc : Diameter kolom, m
Ad : Downcomer area, m2
Aa : Active area, m2
lw : Weir length, m
Ah : Hole area, m2
hw : Weir height, mm
dh : Hole diameter, mm
Lm : Liquid rate, kg/det
how : Weir liquid crest, mm liquid
Uh : Minimum design vapor velocity, m/s
Co : Orifice coefficient
hd : Dry plate drop, mm liquid
hr : Residual head, mm liquid
ht : Total pressure drop, mm liquid
hap : Downcomer pressure loss, mm
Aap : Area under apron, m2
Hdc : Head loss in the downcomer, mm
hb : Backup di downcomer, m
tr : Check resident time, s
θ : Sudut subintended antara pinggir plate dengan unperforated strip
161
4. POMPA
A : Area alir pipa, in2
Dopt : Diameter optimum pipa, in
f : Faktor friksi
g : Percepatan gravitasi, ft/s2
gc : Konstanta percepatan gravitasi, ft/s2
Hf : Total friksi, ft
Hfs : Friksi pada permukaan pipa, ft
162
5. REAKTOR
AO : Luas tiap lubang orifice, m2
At : Luas area total orifice, m2
App : Luas Perforated Plate, m2
C : Corrosion maksimum, in
CAo : Konsentrasi reaktan A mula-mula, kmol/m3
CBo : Konsentrasi reaktan B mula-mula, kmol/m3
163
DB : Diameter bubble, mm
Di : Diameter impeller, m
Dt, DR : Diameter tangki, m
DO : Diameter orifice, mm
Ds : Diameter sparger, m
Dpp : Diameter perforated plate, m
E : Joint effisiensi
E : Energi aktivasi
FAo : Jumlah feed mula-mula, Kmol
h : Tinggi head, m
HL : Tinggi liquid, m
Hs, H : Tinggi silinder, m
Hs : Tinggi sparger, m
HT : Tinggi tangki, m
ID : Inside diameter, m
k : Konstanta kecepatan reaksi, m3/kmol jam
K : Konstanta Boltzmann : 1,30 . 10-16 erg/K
Lp : Jarak pitch, m
MA : Berat molekul A
MB : Berat molekul B
N : Bilangan avogadro : 6,203 . 1023 molekul/mol
Nt, Nor : Jumlah orifice
OD : Outside diameter, m
P : Tekanan desain, psi
P : Power, HP
q : Debit per orifice, m3/jam
Q : Volumetrik flowrate, m3/jam
R : Konstanta umum gas : 1,987 . 10-3 kkal/mol. K
S : Working stress allowable, psi
164
6. MIXING TANK
C : Corrosion maksimum, in
Dt : Diameter tangki, m
Di : Diameter impeller, m
E : Joint effisiensi
g : Lebar baffle pengaduk, m
165
h : Tinggi head, m
HL : Tinggi liquid, m
Hs : Tinggi silinder, m
HT : Tinggi tangki, m
N : Kecepatan putaran pengaduk, rpm
P : Tekanan desain, psi
r : Panjang blade pengaduk, m
rb : Posisi baffle dari dinding tanki, m
ri : jari-jari vessel, in
S : Working stress allowable, psi
t : tebal dinding tangki, m
Vs : Volume silinder, m3
VE : Volume ellipsoidal, m3
Vt : Volume tangki total, m3
Wb : Lebar baffle, m
: Densitas, kg/m3
: Viskositas, kg/m .s
7. TANGKI
C : Allowable corrosion, m
D : Diameter tanki, m
E : Joint effisiensi
h : Tinggi head, m
H : Tinggi silinder tanki, m
Ht : Tinggi total tanki, m
P : Tekanan, atm
S : Allowable stress, psi
t : Tebal dinding tanki, m
166
Vh : Volume head, m3
Vs : Volume silinder, m3
Vt : Volume tanki, m3
W : Laju alir massa, kg/jam
ρ : Densitas, kg/m3
8. DIMENSIONLESS NUMBER
NRe : Reynold Number
Sc : Schmidt
jH : Faktor perpindahan panas
f : Friction factor
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3 Tipe Reaktor Fixed Bed Reactor Fixed Bed Reactor Fixed Bed Reactor
T = 65
Kondisi T =500 oC P = 1,2 T = -10 – 10 ºC
4 –100 ºC
Operasi atm P = 1 atm
P = 1 - 25 atm
2) Hidrogen Peroksida
Rumus molekul : H2O2
Berat molekul : 34,01 gr/mol
Wujud : Liquid
Warna : Tidak berwarna
Titik didih : 150,2 oC
Titik leleh : -0,43 oC
Temperatur kritis : 730,15 K
Tekanan kritis : 214 atm
Specific gravity : 1,4 (90%) ; 1,3 (70%)
Densitas pada 25 oC : 1,45 g/ml
Cp : 21,3 Kkal/moloK
Entalpi standar : -188,9994 kj/mol
Kapasitas panas : 103,14 J/moloC
3) Metanol
Rumus molekul : CH3OH
Berat molekul : 32,04 gr/mol
Wujud : Liquid
Warna : Tidak berwarna
Titik didih : 64,7oC
Titik leleh : -97oC
Temperatur kritis : 512,60 K
Tekanan kritis : 79,9 atm
Specific gravity : 0,79
Densitas : 0,792 g/cm3
Cp : 81 J/mol K
6
4) Epichlorohydrin
Rumus molekul : C3H5ClO
Berat molekul : 92,52 gr/mol
Wujud : Liquid
Warna : Tidak Berwarna
Titik didih : 117,9oC
Titik leleh : -25,6 oC
Specific gravity : 1,18
Densitas pada 25 oC : 1,181 g/cm3
Kelarutan dalam air (20oC) : 1,5 (%)
Kapasitas Panas (J/moloC) : 131,9 J/moloC
Viskositas : 1,086 Cp
5) Air
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02 gr/mol
Wujud : Liquid
Warna : Tidak berwarna
Titik didih : 100 oC
Titik leleh : 0 oC
Temperatur kritis : 374,15 K
Tekanan kritis : 217,6 atm
Specific gravity : 1,00
Densitas pada 20 oC : 0,998 g/cm3
Entalpi standar : -242,00 kj/mol
Kapasitas panas (J/moloK) : 32,243+(1,923.103)T+(1,055.105)T2
+ (-3,596. 10-9)T3
BAB II
PERENCANAAN PABRIK
7
8
Kebutuhan
Tahun
(Ton/Tahun)
2009 25.369
2010 41.281
2011 53.426
2012 91.482
2013 90.981
Sumber : Badan Pusat Stastik (Data Ekspor Impor, 2009 s/d 2013)
4. Titanium silika (TiSiO2) sebagai katalis diperoleh dari Pabrik Zeolit Katalis
(PT Katalis Indopratama) yang berlokasi di kabupaten Indramayu, Provinsi
Jawa Barat.
ini, terjadi reaksi epoksidasi katalitik antara allyl chloride dan hidrogen peroksida
dalam medium epoksidasi metanol. Reaksi berlangsung secara eksotermis pada
temperatur 65 oC dan tekanan 5 atm sesuai dengan kondisi operasi yang terjadi di
reactor. Allyl chloride dan hidrogen peroksida tersebut akan kontak secara
langsung dengan katalis titanium silikat di dalam flixed bed reactor (R-01),
dengan reaksi :
Panas yang timbul akibat reaksi yang terjadi di dalam Reaktor (R-01) akan
dikontrol dengan mengunakan jaket pendingin. Produk yang keluar dari Reaktor
(R-01) dialirkan menuju Kolom Destilasi (KD-01) untuk proses lebih lanjut.
temperatur 78,2 oC dan tekanan 1,3 atm, yang akan memisahkan metanol dan air.
Hasil proses destilasi pada KD-03 berupa metanol (top product) akan
dikondensasikan oleh Condensor (CD-03) pada temperatur 49,5 oC dan tekanan 1
atm dan ditampung di Akumulator (ACC-03) untuk selanjutnya dialirkan sebagai
recycle methanol menuju Mixing Point (MP-02). Sedangkan air sebagai bottom
product KD-03 akan dialirkan menuju unit utilitas.
BAB III
LOKASI DAN LETAK PABRIK
13
14
Lokasi
16 17 18 2
15
9 20 19
14
13 12 11 10
20 20
8 7 6 4 20
20 20
5 3
5
2
Jalan Raya
Keterangan :
23
24
s
25
s
26
s
27
s
28
s
29
s
30
s
31
s
32
s
33
s
34
s
35
s
36
s
BAB IX
KESIMPULAN
Dari hasil analisa dan perhitungan Pra Rencana Pabrik Pembuatan
Epichlorohydrin dapat disimpulkan :
1. Pra Rencana pabrik pembuatan Epichlorohydrin kapasitas 80.000 ton/tahun
direncanakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
2. Dilihat dari faktor bahan baku, transportasi, pemasaran dan lingkungan,
pabrik Pabrik Epichlorohydrin didirikan di daerah Cikampek, Jawa Barat.
3. Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas dengan struktur organisasi line
and staff, dimana pelaksana harian dipimpin oleh direktur utama dengan
karyawan pabrik sebanyak 159 orang.
4. Berdasarkan hasil analisa ekonomi, maka pabrik Pabrik Epichlorohydrin
dinyatakan layak untuk didirikan. Dengan berdasarkan analisa ekonomi
berikut :
Investasi = US $ 12.968.675,05
Hasil penjualan per tahun = US $ 144.000.000,00
Biaya produksi per tahun = US $ 99.500.948,97
Laba bersih per tahun = US $ 25.988.747,32
Pay Out time = 2 tahun
Rate of return on investment = 78,14 %
Discounted Cash Flow = 93,60 %.
Break Even Point = 29,14 %
Service Life = 11 tahun
111
BAB V
UTILITAS
37
38
Drift Loss
Merupakan jumlah air pendingin yang hilang karena terbawa aliran udara
keluar cooling tower. Kehilangan karena drift loss ini berkisar antara 0,1 –
0,2% (Perry’s Chemical Engineering, hal 12.29).
Wd = 0,2% x Wc
= 0,2% x 524.711,179 kg/jam = 1049,422 kg/jam
Blow down
Blow down merupakan kehilangan air pendingin yang sengaja dilakukan
demi menjaga konsentrasi padatan terlarut dalam air pendingin yang
meningkat karena evaporative loss. Jumlah blowdown yang dilakukan
dihitung berdasarkan siklus konsentrasi yang dijaga agar tidak terbentuk
scale pada peralatan ataupun pempipaan. Siklus konsentrasi adalah
perbandingan kandungan padatan pada air pendingin yang disirkulasi
dengan kandungan padatan pada air make-up. Biasanya digunakan siklus
konsentrasi antara 3 – 5.
Jumlah air yang di blowdown dihitung dengan persamaan :
We
Wb = = 8.028,081 kg/jam
(cycle 1)
(pers. 12.12 Perry’s Chemical Engineering)
5.3. Refrigerant
Refrigerant yang digunakan dalam pendingin adalah refrigerant amoniak
Kebutuhan refrigerant meliputi :
1) Cooler-01 (C-01) = 1.327,934 kg/jam
41
Illuminance Example
80 lux Hallway/Toilet
100 lux House lighting
320–500 lux Office lighting
400 lux Factory lighting.
1,000 lux Overcast day; typical TV studio
lighting
1) Penerangan pabrik :
Luas area pabrik = 4,5 Ha
= 45.000 m2
Intensitas Penerangan = 400 lux
= 400 lumen/m2
Kebutuhan Penerangan = 45.000 m2 x 400 lumen/m2
= 18.000.000 lumen
44
3) Penerangan perumahan :
Luas area perumahan = 1,5 Ha
= 15.000 m2
Intensitas Penerangan = 100 lux
= 100 lumen/m2
Kebutuhan Penerangan = 15.000 m2 x 100 lumen/m2
= 1.500.000 lumen
Digunakan kategori penerangan fluorescent dengan tipe 24 W compact
fluorescent, 1 Watt = 50 lumen
1 Watt
Daya untuk penerangan = 1.500.000 lumen x
50 lumen
45
= 30.000 Watt/jam
= 30,000 kW/jam
= 2.048 kJ/kg
Panas yang dibutuhkan untuk menghasilkan steam (kapasitas steam)
Q = msteam x λ
= 49.803,013 kg/jam x 2.048 kJ/kg
= 101.996.570,768 kJ/jam
0,947817 Btu
= 101.996.570,768 kJ/jam x
1 kJ
= 96.674.093,934 Btu/jam
Bahan bakar yang digunakan adalah industrial diesel oil dengan :
Nilai kalor bahan bakar (LHV) = 19.800 Btu/lb
Efisiensi boiler, η = 80 %
Kebutuhan bahan bakar :
Q
mbahan bakar =
LHV
96.674.093,934 Btu/jam
=
80% x 19.800 Btu/lb
= 6.103,162 lb/jam
0,454 kg
= 6.103,162 lb/jam x
1 lb
= 2.768.348 kg/jam
2) Bahan bakar keperluan generator
Daya Generator = 745,699 kW
= 2.546.698,638 Btu/hr
Nilai kalor bahan bakar = 19.800 Btu/lb
Efisiensi generator = 55 % (tabel. 29-9, Perry)
Bahan bakar yang diperlukan untuk penghasil steam untuk generator :
2.546.698,638 Btu / jam
=
55% x 19.800 Btu / lb
= 233,856 lb/jam
= 106,075 kg/jam
47
IDENTIFIKASI
Nama Alat Accumulator
Kode Alat ACC-01
Jumlah 1 Unit
Tempat menampung kondensat yang berasal dari
Fungsi
kondensor-01 (CD-01)
DATA DESAIN
Silinder Horizontal dengan penutup ellipsoidal
Tipe
penutup elipsoidal
Kapasitas 4,999 m3
Tekanan 1,00 atm
o
Temperatur 37,30 C
Diameter 0,99 m
Panjang 3,979 m
Tebal Dinding 4,0 x 10-3 m
Waktu Tinggal 5 menit
Bahan Konstruksi Carbon steel
48
49
IDENTIFIKASI
Nama Alat Kondenser
Kode Alat CD – 01
Jumlah 1 buah
Operasi Kontinyu
Fungsi Mengkondensasikan top produk Kolom
Destilasi (KD-01)
DATA DESAIN
Tipe Shell and Tube Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carbon steel
Rd Calculated 0.0001
UC 131.8733
UD 129.8366
IDENTIFIKASI
Nama Alat Kondenser
Kode Alat CD – 02
Jumlah 1 buah
Operasi Kontinyu
Fungsi Mengkondensasikan top produk
Kolom Destilasi (KD-02)
DATA DESAIN
Tipe Shell and Tube Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carbon steel
Rd Calculated 0.0001
UC 120,0863
UD 119,8566
IDENTIFIKASI
Nama Alat Kondenser
Kode Alat CD – 03
Jumlah 1 buah
Operasi Kontinyu
Fungsi Mengkondensasikan top produk
Kolom Destilasi (KD-03)
DATA DESAIN
Tipe Shell and Tube Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carbon steel
Rd Calculated 0.0001
UC 145,0520
UD 144,5608
DATA DESAIN
Top Bottom
Tekanan 1,20 atm 1,40 atm
o o
Temperatur 106,8 C 118,5 C
KOLOM
Top Bottom
PLATE
Top Bottom
Downcomer area 0,539 m2 0,546 m2
Active area 3,412 m2 3,461 m2
Hole Diameter 5 mm 5 mm
Hole area 0,1706 m2 0,173 m2
Tinggi weir 70 mm 70 mm
Panjang weir 1,8425 m 1,8545 m
Tebal pelat 5 mm 5 mm
Pressure drop per tray 102,305 mm liquid 101,835 mm liquid
Tipe aliran cairan Single pass Single pass
Desain % flooding 85 % 85 %
Jumlah hole 8693 buah 8817 buah
64
Top Bottom
Tekanan 1,10 atm 1,30 atm
o o
Temperatur 53,60 C 57,40 C
KOLOM
Top Bottom
PLATE
Top Bottom
Downcomer area 0,8108 m2 1,11 m2
Active area 5,1352 m2 7,06 m2
Hole Diameter 5 mm 5 mm
Hole area 0,2568 m2 0,70 m2
Tinggi weir 75 mm 70 mm
Panjang weir 1,84 m 1,85 m
Tebal pelat 5 mm 5 mm
Pressure drop per tray 101,90 mm liquid 110,22 mm liquid
Tipe aliran cairan Single pass Single pass
Desain % flooding 85 % 85 %
Jumlah hole 13083 buah 13176 buah
66
Top Bottom
Top Bottom
PLATE
Top Bottom
Downcomer area 0,114 m2 0,116 m2
Active area 0,719 m2 0,732 m2
Hole Diameter 5 mm 5 mm
Hole area 0,00002 m2 0,00019 m2
Tinggi weir 55 mm 50 mm
Panjang weir 0,857 m 0,864 m
Tebal pelat 5 mm 5 mm
Pressure drop per tray 102,887 mm liquid 159,634 mm liquid
Tipe aliran cairan Single pass Single pass
Desain % flooding 85 % 85 %
Jumlah hole 3666 buah 2554 buah
68
IDENTIFIKASI
Nama Alat Pompa
Kode Alat P – 01
Jumlah 2 (1 buah cadangan)
Fungsi Mengalirkan Allyl Chlorida dari T-01
ke R-01
Tipe Centrifugal pump
Temperatur, oC 30
Densitas, kg/m3 918,90
Laju alir massa, kg/jam 18603,081
Viskositas, cp 0,303
Tekanan uap, mmHg 436,612
Kapasitas pompa, gal/min 75,798
Volumetric Flowrate, ft3/det 0,2184
Suction Discharge
IPS, in 3 2,5
SN 5S 5S
ID, in 3,334 2,709
OD, in 3,5 2,875
L, m 4 10
Velocity,ft/s 3,603 5,457
Total friction loss, ft. lbf/lb 0,205 2,599
Tekanan operasi, psi 15,921 22,810
NPSH, ft. lbf/lb 18,773
Required motor driver, hp 1
Bahan Carbon Steel
70
IDENTIFIKASI
Nama Alat Pompa
Kode Alat P – 02
Jumlah 2 (1 buah cadangan)
Fungsi Mengalirkan Metanol dari T-02 ke MT-
01
IDENTIFIKASI
Nama Alat Pompa
Kode Alat P – 03
Jumlah 2 (1 buah cadangan)
Fungsi Mengalirkan Hidrogen Peroksida dari
T-03 ke MT-01
IDENTIFIKASI
Nama Alat Pompa
Kode Alat P – 04
Jumlah 2 (1 buah cadangan)
Fungsi Mengalirkan keluaran MT-01 ke R-01
IDENTIFIKASI
Nama Alat Pompa
Kode Alat P – 05
Jumlah 2 (1 buah cadangan)
Fungsi Mengalirkan keluaran R-01 ke KD-01
IDENTIFIKASI
Nama Alat Pompa
Kode Alat P – 06
Jumlah 2 (1 buah cadangan)
Fungsi Mengalirkan Epichlorohydrin dari RB-
01 ke T-04
IDENTIFIKASI
Nama Alat Pompa
Kode Alat P – 07
Jumlah 2 (1 buah cadangan)
Fungsi Mengalirkan keluaran ACC-01 ke KD-
01
IDENTIFIKASI
Nama Alat Pompa
Kode Alat P – 08
Jumlah 2 (1 buah cadangan)
Fungsi Mengalirkan recycle Allyl Chlorida dari
ACC-02 ke MP-01
IDENTIFIKASI
Nama Alat Pompa
Kode Alat P – 09
Jumlah 2 (1 buah cadangan)
Fungsi Mengalirkan bottom produk RB-02 ke
KD-03
IDENTIFIKASI
Nama Alat Pompa
Kode Alat P – 10
Jumlah 2 (1 buah cadangan)
Fungsi Mengalirkan recycle Metanol dari ACC-
01 ke MP-02
IDENTIFIKASI
Nama Alat Pompa
Kode Alat P – 11
Jumlah 2 (1 buah cadangan)
Fungsi Mengalirkan air sisa proses ke utilitas
IDENTIFIKASI
Nama Alat Tangki
Kode Alat T-01
Jumlah 18 Unit
Fungsi Tempat menampung bahan baku Allyl Chlorida
DATA DESAIN
Tipe silinder vertical dengan head type ellipsoidal
Kapasitas 561,190 m3
Tekanan 1 atm
o
Temperatur 30 C
Diameter 8,494 m
OD 8,511 m
Tinggi 10,617 m
Tebal Dinding 0.009 m
Bahan Konstruksi Carbon steel
85
IDENTIFIKASI
Nama Alat Tangki
Kode Alat T-02
Jumlah 12 Unit
Fungsi Tempat menampung bahan baku Metanol
DATA DESAIN
Tipe silinder vertical dengan head type ellipsoidal
Kapasitas 807,478 m3
Tekanan 1 atm
o
Temperatur 30 C
Diameter 9,589 m
OD 9,607 m
Tinggi 11,986 m
Tebal Dinding 0.009 m
Bahan Konstruksi Carbon steel
86
IDENTIFIKASI
Nama Alat Tangki
Kode Alat T-03
Jumlah 4 Unit
Fungsi Tempat menampung Hidrogen Peroksida
DATA DESAIN
Tipe silinder vertical dengan head type ellipsoidal
Kapasitas 526,104 m3
Tekanan 1 atm
o
Temperatur 30 C
Diameter 8,313 m
OD 8,330 m
Tinggi 10,391 m
Tebal Dinding 0.008 m
Bahan Konstruksi Carbon steel
87
IDENTIFIKASI
Nama Alat Tangki
Kode Alat T-04
Jumlah 3 Unit
Fungsi Untuk menampung produk Etil Klorida
DATA DESAIN
Tipe silinder vertical dengan head type ellipsoidal
Kapasitas 252,320 m3
Tekanan 1 atm
o
Temperatur 30 C
Diameter 5,778 m
OD 5,790 m
Tinggi 7,222 m
Tebal Dinding 0.006 m
Bahan Konstruksi Carbon steel
BAB VII
ORGANISASI PERUSAHAAN
7.1 Bentuk Perusahaan
88
89
7.3.8. Operator/Karyawan
Operator/karyawan merupakan tenaga pelaksana yang secara langsung
bertugas melaksanakan pekerjaan di lapangan sesuai dengan bidang dan
keahliannya maing-masing. Semua pekerjaan operasional lapangan adalah tugas
dan tanggung jawab operator.
Pembagian jadwal shift untuk pekerja shift dapat dilihat tabel 7.1 dimana
pergantian antara shift dilakukan berdasarkan standar prosedur operasional yang
diberlakukan oleh pihak perusahaan.
ini dapat dikategorikan untuk buruh pada bidang teknik, produksi, dan
utilitas.
2) Indirect Operating Labor
Indirect Operating Labor adalah pekerja atau buruh yang tidak
berhubungan dengan jalannya operasi pabrik. Jenis pekerja ini dapat
dikategorikan untuk buruh pada bidang perbengkelan/pemeliharaan,
bidang puslitbang, bagian umum dan bagian pemasaran serta keuangan.
d. Mixing
e. Reaction
f. Distilation
Pekerja shift bekerja selama 8 jam per hari sesuai dengan jadwal shift
yang ditentukan, maka:
75 man . hours / day
M = x 12 processing steps
8 hours / day
= 54,25 man ≈ 55 man
Jadi jumlah pekerja bagian proses yang dibutuhkan adalah 55 orang yang
terbagi pada berbagai posisi / jabatan bagian teknik dan produksi serta
utilitas.
7.5.2.2. Indirect Operating Labor
Diperkirakan jumlah buruh pada kelompok ini didasarkan pada
kondisi rata-rata kebutuhan pabrik terhadap buruh untuk bagian teknik
dan produksi (bidang seksi pemeliharaan, perbengkelan, dan litbang),
bagian umum, bagian pemasaran dan keuangan.
Untuk lebih jelasnya struktur organisasi perusahaan industri
Polypropylene dapat dilihat pada Gambar. 7.1, sedangkan pembagian
jumlah karyawan dapat dilihat pada Tabel 7.2.
DIREKTUR
UTAMA
100
101
i 1 i n
= P
1 i 1
n
0,24 1 0,244
= US$ 22.698.435,63
1 0,24 1
4
= US$ 9.440.858,39
Tahun
Pinjaman Bunga Total Hutang Angsuran Sisa Hutang
ke-
0 22.698.435,63 0,00 22.698.435,63 0,00 22.698.435,63
Dari tabel di atas terlihat bahwa modal akan dapat dilunasi dalam jangka
waktu 4 tahun. Pada waktu pengembalian modal yang kurang dari separuh umur
pabrik (n < 5 tahun), menunjukkan bahwa pabrik Epichlorohydrin layak untuk
didirikan.
8.2.2. Pay Out Time (POT)
Dari buku Plant Design and Economic for Chemical Engineers karangan
Peter hal 310, Pay Out Time dapat ditentukan menurut persamaan berikut :
25.724,893,71 15.064.997.93
POT = 1,57 = 2 tahun
25.988.747,32
Pay Out Time (POT) yang diperoleh adalah 2 tahun, yaitu kurang dari
setengah umur pabrik (11 tahun), dengan demikian pabrik ini layak untuk
didirikan.
NPOTLP = CCP + CR
Keterangan :
CCP = Cummulative cash Position
CR = Capital Recovery
dalam bentuk uang tunai (termasuk uang tunai untuk membayar bunga modal)
selama service life.
Harga CCP ini ditentukan dengan persamaan :
CCP = n . ACF - TCI
Keterangan :
n (umur pabrik) = 11 tahun
ACF (Annual Cash Flow) = US $ 25.988.747,32
TCI (Total Capital Investment) = US $ 30.264.580,84
b. Capital Recovery
Capital Recovery (CR) adalah modal yang ada pada akhir umur pabrik.
Capital Recovery terdiri dari modal kerja (Working Capital), Salvage Value (Vs)
dan tanah (land). Harga CR dapat ditentukan dengan persamaan :
CR = WC + Vs + L
Keterangan :
WC (Working Capital) = US$ 4.539.687,13
Vs (Salvage Value) = US $ 0
Land (L) = US $ 4.320.987,65
CR = US$ 4.539.687,13 + US $ 0 + US $ 4.320.987,65
= US $ 8.860.674,78
Dengan memasukan nilai CCP dan CR diatas, besarnya NPOTLP dapat
dihitung sebagai berikut :
NPOTLP = CCP + CR
NPOTLP = US $ 255,611,639.68 + US $ 8.860.674,78
= US $ 264.472.314,46
106
1 1 1 WC Vs
TCI = ACF ... … Peters hal 302
(1 i) (1 i) (1 i) n (1 i) n
1 2
Keterangan :
TCI (Total Capital Investment) = US $ 30.264.580,84
ACF (Annual Cash Flow) = US $ 25.988.747,32
WC (Working Capital) = US$ 4.539.687,13
Vs (Salvage Value) = US $ 0
n (Service Life) = 11 tahun
i (Discounted Cash Flow Rate of Return)
1
(Discount Factor)
1 i n
108
Dari hasil trial and error, didapatkan nilai Discounted Cash Flow Rate of Return
(i) sebesar 0,936. Jadi, Discounted Cash Flow Rate of Return (DCF-ROR), i =
93,60 %. Nilai Discounted Cash Flow Rate of Return ini lebih besar dari bunga
bank yakni 24 % maka pabrik ini layak untuk didirikan.
Jadi Break Even Point (BEP) yang diperoleh = 29,14 %. Di mana nilai
BEP yang memenuhi syarat adalah dalam range 20 % - 40 %.
Dari grafik BEP berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan sebelumya,
diperoleh data bahwa selama produksi berjalan, fixed cost konstan untuk
mengimbangi ongkos produksi yang terus meningkat secara signifikan. Titik
impas akan tercapai bila pabrik beroperasi sebesar 29,14 % dari kapasitas desain.
Hal ini cukup memenuhi syarat, sehingga pabrik layak untuk didirikan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 8.1.
112
113
Pada operasi batch, umpan dimasukkan kedalam kolom secara batch, yaitu
kolom diisi kemudian baru dilakukan destilasi. Ketika proses yang dinginkan
telah dicapai, umpan berikutnya baru dimasukkan lagi.
2) Kolom Kontinyu
Kolom kontinyu memproses laju umpan yang kontinyu. Tidak ada
penghentian kecuali jika terjadi masalah pada kolom atau unit prosesnya. Tipe
ini yang paling umum dipakai. Destilasi kontinyu dapat dibedakan menjadi:
- Flash Distillation
Flash distillation atau dikenal dengan destilasi kilat merupakan destilasi
kontinyu (steady state) satu tahap tanpa adanya refluks yang kembali ke
bejana didih. Pada destilasi ini, penguapan sebagian liquid terjadi
sedemikian rupa sehingga uap yang dihasilkan berada dalam
kesetimbangan dengan liquid yang tersisa, kemudian uap tersebut
dipisahkan dari liquid dan dikondensasikan. Destilasi kilat digunakan
terutama untuk memisahkan komponen-komponen yang memiliki titik
didih yang berbeda jauh. Destilasi ini tidak efektif untuk memisahkan
komponen-komponen yang nilai volatilitasnya hampir sama, karena
proses yang terjadi berlangsung secara cepat.
- Destilasi Kontinyu dengan Refluks
Destilasi kontinyu dengan refluks adalah proses destilasi yang lebih
banyak digunakan pada industri, proses ini pada bagian top kolom
dilengkapi dengan aliran balik uap yang telah terkondensasi menuju
bejana didih kembali berupa refluks.
Ditinjau dari tekanan kerjanya, kolom destilasi dibagi menjadi tiga bagian
yaitu :
1) Kolom Destilasi Atmosferik
Kolom ini beroperasi pada tekanan atmosfer atau sedikitnya diatas tekanan
tersebut. Kisaran suhu yang dihasilkan 500OC. Unit ini banyak ditemukan
114
Operasi destilasi pada Pra Rencana Pabrik Pembuatan Propilen Oksida ini
adalah termasuk jenis destilasi multi-component. Komponen yang akan dipisahkan
adalah methanol, hidrogen peroksida, propilen, propilen oksida, propane, dan air.
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi operasi kolom distilasi
Kinerja kolom destilasi ditentukan oleh banyak factor, sebagi contoh :
115
1) Kondisi umpan yaitu keadaan umpan, komposisi umpan, dan trace elements yang
dapat mempengaruhi kesetimbangan uap liquid dari campuran liquid.
2) Liquid internal dan kondisi aliran liquid
3) Keadaan tray (packing)
4) Kondisi cuaca
Kondisi campuran umpan dan komposisinya mempengaruhi operating line
dan juga jumlah tahap diperlukan untuk pemisahan.Ini juga mempengaruhi lokasi
tray umpan. Selama operasi, jika penyimpangan dari spesifikasi desain besar, maka
kolom tidak dapat lagi digunakan. Untuk mengatasi masalah akibat umpan, beberapa
kolom dirancang untuk memiliki umpan yang mengandung jumlah komponen-
komponen yang bervariasi.
Ketika reflux ratio ditingkatkan, gradien operating line untuk rectification
menuju nilai maksimum 1. Secara fisik, ini berarti bahwa lebih banyak liquid yang
kaya akan komponen volatile yang di-recycle kembali menuju kolom. Pemisahan
menjadi lebih baik dan jumlah tray yang dibutuhkan lebih sedikit. Jumlah tray
minimum diperlukan pada kondisi total reflux dimana tidak ada pengambilan
destilat.
Disisi lain, ketika reflux dikurangi, operating line rectification bergerak
menuju garis kesetimbangan. Jarak antara garis operasi dan garis kesetimbangan
menjadi lebih besar dan tray yang diperlukan berkurang. Kondisi pembatas terjadi
pada refluks ratio minimum, ketika serangkaian tray diperlukan untuk mempengaruhi
pemisahan. Sebagian besar kolom didesain untuk beroperasi antara 1,2 hingga 1,5
kali minimum reflux ratio karena ini adalah daerah dengan biaya operasi minimum
(reflux lebih banyak berarti tugas tambahan bagi reboiler). Kondisi aliran uap yang
merugikan dapat menyebabkan :
1) Foaming
Mengacu pada ekspansi liquid melewati uap atau gas. Walaupun
menghasilkan kontak antar fase liquid-uap yang tingggi, foaming berlebihan
116
sering mengarah pada terbentuknya liquid pada tray. Pada beberapa kasus,
foaming dapat menyebabkan buih bercampur dengan liquid pada tray.
Foaming dapat terjadi utamanya karena sifat fisik campuran liquid, tetapi
kadangkala disebabkan desain tray dan kondisi. Apapun penyebabnya,
efisiensi pemisahan selalu berkurang.
2) Entrainment
Mengacu pada liquid yang terbawa uap menuju tray diatasnya dan disebabkan
laju alir uap yang tinggi menyebabkan efisiensi tray berkurang. Bahan yang
sukar menguap terbawa menuju plate yang menahan liquid dengan bahan
yang mudah menguap. Dapat mengganggu kemurnian destilat. Enterainment
berlebihan dapat menyebabkan flooding.
3) Weeping / Dumping
Fenomena ini disebabkan aliran uap yang rendah. Tekanan uap yang
dihasilkan uap tidak cukup untuk menahan liquid pada tray. Karena itu liquid
mulai merembes melalui perforasi. Rembesan berlebihan dapat menyebabkan
liquid pada seluruh tray jatuh dan kolom harus dihidupkan ulang. Rembesan
ditandai dengan penurunan tekanan yang tajam pada kolom serta mengurangi
efisiensi pemisahan.
4) Flooding
Terjadi karena aliran uap berlebihan menyebabkan liquid terjebak pada uap
diatas kolom. Peningkatan tekanan dan uap berlebih menyebabkan kenaikan
liquid yang tertahan pada plate diatasnya. Flooding ditandai dengan adanya
penurunan tekanan diferensial dalam kolom dan penurunan yang signifikan
pada efisiensi pemisahan.
Kebanyakan factor-faktor diatas mempengaruhi operasi kolom yang
disebabkan karena kondisi aliran fluida yang berlebihan atau terlalu rendah.
Kecepatan aliran uap tergantung pada diameter kolom. Weeping menentukan aliran
uap minimum yang diperlukan. Sedangkan flooding menentukan aliran uap
117
maksimum yang diperbolehkan Jika diameter kolom tak diukur sesuai, kolom tidak
berfungsi baik. Bukan hanya persoalan operasional muncul, proses pemisahan dapat
saja tidak terjadi.
Kebanyakan kolom destilasi terbuka terhadap lingkungan atmosfer. Walaupun
banyak kolom diselubungi, perubahan kondisi cuaca tetap dapat mempengaruhi
operasi kolom. Reboiler harus dapat diukur secara tetap untuk memastikan bahwa
dihasilkan uap yang cukup selama musim dingin dan dapat dimatikan selama musim
panas.
Pressure drop dari plate dapat menjadi pertimbangan utama terutama dalam kolom
vakum. Plate pressure drop tergantung dari desain detail dari plate tetapi pada
umumnnya sieve tray memberikan pressure terendah lalu diikuti oleh valve, dengan
bubble cap merupakan yang tertinggi.
Dari semua faktor dalam pemilihan tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
Sieve plates merupakan plates termurah dan lebih menguntungkan untuk
berbagai aplikasi.
Valve plates harus dipertimbangkan jika turn over ratio tidak bisa dipenuhi oleh
sieve plates
Bubble plates hanya digunakan jika laju uap yang akan ditangani sangat rendah.
Setiap tray mempunyai dua sisi bersebelahan pada setiap sisinya yang disebut
“downcomers”. Liquid jatuh melalui downcomer oleh gaya gravitasi dari satu tray
kebagian bawahnya. Aliran sepanjang tiap plate diperlihatkan pada diagram.
Sebuah weir pada tray didesain agar selalu ada sebagian liquid yang tertahan
pada tray dengan tinggi yang masih diperbolehkan, seperti bubble cap yang ditutupi
oleh liquid.
Desain Tray
Besarnya pemisahan yang terjadi bergantung pada desain tray. Tray didesain
untuk memaksimalkan kontak vapour liquid berdasarkan distribusi vapour dan
distribusi liquid pada tray. Ini terjadi karena kontak vapour liquid yang lebih baik
maka pemisahan terjadi setiap tray lebih baik juga. Pengurangan tray akan diperlukan
untuk pencapaian kondisi pemisahan dan juga pengurangan penggunaan energi dan
rendahnya biaya konstruksi.
Packing
Packing adalah perlengkapan pasif yang didesain untuk meningkatkan area
interfasial untuk kontak vapour liquid. Bentuk potongan keras dihaluskan untuk
memberikan kontak vapour liquid yang baik ketika sebuah tipe khusus ditempatkan
bersamaan berdasar number,tanpa terjadi pressure drop sepanjang pack. Hal ini
124
penting karena pressure drop yang tinggi akan memerlukan energi yang lebih baik
untuk menggerakkan uap ke atas kolom destilasi.
Tabel Perbandingan Kinerja Plate Column dan Packed Column
NO PERBANDINGAN PLATE COLUMN PACKED COLUMN
1 Peralatan utama Plate Packing
2 Prinsip kerja Keseimbangan Kontak langsung konti-
nyu dan kesetimbangan
tidak tercapai
3 Pressure drop Lebih besar Lebih kecil
4 Beban cairan Lebih besar Lebih kecil
5 Berat kolom Lebih ringan Lebih berat
6 Pembersihan Lebih mudah Lebih sukar
7 Distribusi cairan Lebih merata untuk Kurang merata
diameter kolom yang
besar
8 Cairan yang tertahan Lebih banyak Lebih sedikit
saat beroperasi (liquid
hold up)
9 Pemasangan Lebih sukar Lebih mudah
g. Kolom distilasi Sieve Tray Tower
Sieve Tray Tower adalah plate metal sederhana dengan lubang diantaranya.
Penggunaan sieve tray lebih sering dipilih dibandingkan dengan tipe tray yang lain
dengan alasan yaitu
- Memiliki berat yang lebih ringan, lebih murah harganya, serta lebih mudah dan
murah dalam instalasi.
- Efisiensi lebih besar.
125
- Pressure drop lebih rendah dibandingkan pada bubble cap tray, karena pada sieve
tray dan valve tray ketinggian liquid biasanya diabaikan.
- Biaya perawatan lebih sedikit, karena konstruksi sieve tray atau valve tray yang
sederhana menyebabkan pembersihan dapat dilakukan secara lebih mudah.
Sieve tray dirancang untuk membuat uap hasil yang mengalir naik mengalami
kontak dengan liquid yang mengalir ke bawah. Liquid ini mengalir melintasi tray dan
melewati tanggul (weir) ke saluran limpah (downcomer) menuju ke tray dibawahnya.
Oleh karena itu pola aliran pada setiap tray adalah aliran silang (cross flow).
Pengoperasian kolom sieve tray pada umumnya sama dengan operasi jenis
platecolumn lain.
Downcomer merupakan bagian yang berbentuk segmen antara dinding kolom
yang lengkung dengan tanggul yang merupakan tali busur lurus. Setiap downcomer
mengambil 10–15% dari luas penampang kolom, sehingga tinggal 70–80% saja luas
kolom yang digunakan untuk penggelembungan atau pengontakkan. Pada kolom
berukuran kecil, downcomer mungkin hanya berupa pipa yang dihubungkankan ke
tray yang menjulur ke atas sehingga membentuk tanggul bundar. Pada kolom yang
besar sekali, diperlukan downcomer tambahan di tengah–tengah tray untuk
mengurangi panjang lintasan zat cair. Pada keadaan tertentu, dipasang pula suatu
tanggul aliran bawah atau tanggul masuk tray yang berfungsi mencegah masuknya
gelembung uap ke dalam downcomer itu.
Uap mengalir melalui lubang–lubang sieve tray mengisi sebagian besar ruang
yang terdapat di antara dua downcomer. Lubang–lubang itu biasanya berukuran 3/16
–½ in dan disusun dalam pola segitiga. Di dekat tanggul downcomer atas, disediakan
beberapa baris ruang tanpa lubang untuk memungkinkan zat cair melepaskan semua
gasnya sebelum turun melewati tanggul. Beberapa lubang juga ditiadakan didekat
tempat masuk zat cair. Ini dimaksudkan agar tidak ada uap yang lewat melalui
downcomer. Pada kondisi normal, kecepatan uap itu cukup tinggi sehingga uap
126
membentuk campuran zat cair dan membuih (froth) yang mempunyai luas permukaan
yang besar. Ini dimanfaatkan untuk terjadinya perpindahan massa.
Aliran uap melalui lubang–lubang sieve dan zat cair di atas tray memerlukan
adanya perbedaan tekanan. Penurunan tekanan melintas satu tray biasanya berkisar
50–70 mmH2O. Tekanan yang diperlukan itu diperlukan untuk pendidihan ulang
(reboiler) yang membangkitkan uap pada tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi
penurunan tekanan di dalam kolom dan condensor. Penurunan tekanan menyeluruh
dihitung untuk menentukan tekanan dan temperatur di dalam reboiler. Penurunan
tekanan per tray harus diperiksa untuk memastikan bahwa tray itu beroperasi
sebagaimana mestinya, tanpa tiris (weeping) atau banjir (flooding).
Tinggi froth di atas tanggul sebenarnya lebih besar dari hOW, karena uap hanya
terpisah sebagian dari zat cair, sehingga laju alir volumetrik pada tanggul itu lebih
besar daripada laju aliran zat cair saja. Namun, tinggi aktual di atas tanggul itu tidak
diperlukan untuk menaksir hL, karena pengaruh densitas buih sudah termasuk dalam
faktor korelasi.
Top
P = 1,2 atm = 912 mmHg
T = 106,8 oC = 397,95 K
Komposisi :
Komponen n (kmol) Yi Ki = Pi / P Yi=Xi . Ki
Allyl Chlorida 120,612 0,116 0,284 0,410
Metanol 638,970 0,612 2,627 0,235
Air 283,751 0,272 0,744 0,355
Hidrogen Peroksida 0,000 0,000 0,116 0,000
Epichlorohydrin 0,001 0,000 0,271 0,000
Total 1035,367 1,0000 7,630 1,000
Bottom
P = 1,7 atm = 1292 mmHg
T = 118,5 oC = 391,55 K
Komposisi :
Komponen n (kmol) Xi Ki = Pi / P Yi=Xi . Ki
Allyl Chlorida 0,001 0,000 7,806 0,000
Metanol 0,006 0,000 8,846 0,000
Air 0,003 0,000 3,029 0,000
Hidrogen Peroksida 0,241 0,001 0,650 0,000
Epichlorohydrin 120,131 0,998 1,001 0,999
Total 120,382 0,999 29,681 1,000
130
αB = KLK / KHK
= 3,0288 / 1,0008
= 3,026424126
= 2,884752226
N M 21,73
θ = 0,450
(L/D)m = 1,264 – 1
= 0,264
(L/D) = 1,2 x (L/D)m
= 1,2 x 0,264
= 0,3168
d) Theoritical Tray pada Actual Reflux – Metode Gilliland
Diketahui : R = L/D
= 0,3168
(L/D)m = 0,2664
Nm = 21,73
Dari grafik 5.18 hal hal. 243 Van Winkle (Gilland Corelation) diperoleh
L / D ( L / D) m 0,3197 0,2664
L/ D 1 0,3197 1
N N m N 21,7340
N 1 N 1
N = 54,44874233
N teori = 55 stage
132
b. Diameter kolom
Liquid –Vapour Flow Factor (FLV)
LW V
FLV = (Coulson. Eq.11.82)
VW L
0, 2
K1* = K1
20
134
0, 2
0,11
= 0,061
20
= 0,0172
Kecepatan Flooding (uf )
L V
uf = K1 * (Coulson. Eq.11.81)
V
= 0,0619 m/s
Desain untuk 85 % flooding pada maksimum flow rate ( u )
u = 0,85 . uf (Coulson. p.472)
= 0,85 x 0,103 m/s
= 0,0526 m/s
3,9510 m 2
= = 4,4897 m2
1 0.12
Diameter kolom (Dc)
4 Ac
Dc = (Coulson. p.472)
3.14
= 2,3915
c. Desain plate
Diameter kolom (Dc) = 2,3915 m
Luas area kolom (Ac)
Dc 2 .x3.14
Ac = (Coulson. p.473)
4
= 4,4897 m2
Downcomer area (Ad)
Ad = persen downcomer x Ac (Coulson. p.473)
= 0,12 (4,4897 m2)
= 0,5388 m2
Net area (An)
An = Ac – Ad
= 4,4897 m2 – 0,5388 m2
= 3,9510 m2
Active area (Aa)
Aa = Ac – 2 Ad (Coulson. p.473)
= 4,4897 m2 – 2 (0,5388 m2)
= 3,4122 m2
Hole area (Ah) ditetapkan 5 % dari Aa berdasarkan rekomendasi pada
buku Chemical Engineering, vol. 6, Coulson, p. 568
Ah = 5 % . Aa
136
d. Pengecekan
Check weeping
Maximum liquid rate (Lm,max)
L
Lm,max = (Coulson. p.473)
3600
= 3,0890 kg/det
Minimum liqiud rate (Lm,min)
Minimum liquid rate pada 70 % liquid turn down ratio
137
2
Lm, maks 3
how,maks = 750
l Iw
= 11,7374 mm liquid
2
Lm, min 3
how,min = 750
l Iw
= 9,2535 mm liquid
Pada rate minimum
hw + how = 70 mm + 9,2535 mm
= 79,2535 mm
Dari figure 11.30 Coulson ed 6
K2 = 30,49
Minimum design vapour velocity (ŭh)
Ŭh =
K 2 0.90 25.4 dh (Coulson. Eq.11.84)
V 2
1
= 0,0715 m/s
Actual minimum vapour velocity (Uv,min actual)
min imum vapour rate
Uv,min actual = (Couldson..Eq.11.84)
Ah
= 0,8523 m/s
138
Jadi minimum operating rate harus berada di atas nilai weep point.
Ah Ah
= = 0,05
Ap Aa
Ah
x 100 = 5
Ap
Sehingga didapat nilai Orifice coeficient (Co) = 0,8
Dry plate drop (hd)
2
Uh
hd = 51 V (Coulson..Eq.11.88)
Co L
= 8,4633 mm liquid
Residual head (hr)
12.5 x 10 3
hr = (Coulson..Eq.11.89)
L
= 14,589 mm liqiud
Total pressure drop (ht)
ht = hd + (hw + how) + hr (Couldson..p.474)
= 8,4633 + (79,2535) + 14,589
ht = 102,3055 mm liquid
139
Ketentuan bahwa nilai ht harus lebih besar dari 100 mm liquid telah
terpenuhi. (Coulson, p.474)
Check Entrainment
Persen flooding actual.
Uv maks
uv = (Coulson..p.474)
An
= 0,0526 m/s
uv
% flooding = x100 (Coulson..p.474)
uf
= 85 %
Untuk nilai FLV = 0,0648 dari figure 11.29 Coulson ed 6
Didapat nilai ψ = 0,053
Ketentuan bahwa nilai ψ harus lebih kecil dari1, telah terpenuhi.
(Coulson..p.475)
0,1706
Jumlah holes =
1,96 x 10 - 5
= 8693,4699
= 8693 holes
Keterangan :
t = tebal dinding,
P = tekanan desain,
= 1 atm
D = diameter,
= 1,062 m
r = jari-jari, m
= 0,531 m
S = tekanan kerja yang diizinkan,
= 932,226 atm (untuk material carbon steel suhu -20 hingga 650 oF)
E = efisiensi pengelasan
= 0,85 (spot examined)
Cc = korosi yang diizinkan, m
= 3,0 x 10-3 m
143
Sehingga :
OD = ID + 2tsilinder
= 1,062m + 2 (3,68 x 10-3 m)
= 2,4012 m
L = 339,5804 kg/jam
V = 1382,9154 kg/jam
q =1
q =
L ' L (Treyball, Eq.9.126)
F
V’ = V ( q 1 ) F (Treyball, Eq.9.127)
L’ =F + L
= 1382,9154 kg/jam + 339,5804 kg/jam
144
= 1503,2975 kg/jam
= 0,4176 kg/det
V’ =V
= 1382,9154 kg/jam
= 0,3841 kg/det
b. Diameter kolom
Liquid –Vapour Flow Factor (FLV)
LW V
FLV = (Couldson. Eq.11.82)
VW L
= 0,0648
Ditentukan tray spacing = 0.4 m (asumsi dipilih sesuai dengan
rekomendasi pada buku Chemical Engineering, vol. 6, Coulson, p. 556
sebagai initial estimate)
Dari figure 11.27 buku Chemical Engineering, vol. 6, Coulson didapat
nilai konstanta K1 = 0,065
Koreksi untuk tegangan permukaan
0, 2
K1* = K1
20
0, 2
0,096
= 0,065
20
145
= 0,01425
Kecepatan Flooding (uf )
L V
uf = K1 * (Coulson. Eq.11.81)
V
= 1,1605 m/s
Desain untuk 85 % flooding pada maksimum flow rate ( u )
u = 0,85 . uf (Coulson. p.472)
= 0,85 x 1,1605 m/s
= 0,9864 m/s
Maksimum volumetric flow rate (Uv maks)
V
Uv maks = (Coulson. p.472)
V . 3600
= 3,9528 m3/s
Net area yang dibutuhkan (An)
U V maks
An =
(Coulson. p.472)
u
3,9528 3 / s
=
0,9864 m / s
= 4,0071 m2
Cross section area dengan 12 % downcormer area (Ac)
Asumsi diambil sebesar 12 % berdasarkan rekomendasi pada buku
Chemical Engineering, vol. 6, Coulson, p. 568
An
Ac = (Coulson. p.472)
1 0.12
3,9510 m 2
=
1 0.12
= 4,4897 m2
146
4 Ac
Dc = (J M.Couldson. p.472)
3.14
4 (4,4897 m 2 )
=
3.14
= 2,4085 m
c. Desain plate
Diameter kolom (Dc) = 2,4085 m
Luas area kolom (Ac)
Dc 2 .x3.14
Ac = (Coulson. p.473)
4
(2,4085 ) 2 .x3.14
=
4
= 4,5536 m2
Downcomer area (Ad)
Ad = persen downcomer x Ac (Coulson. p.473)
= 0.12 (0,795 m2)
= 0,5464 m2
Net area (An)
An = Ac – Ad
= 4,5536 m2 – 0,5464 m2
= 4,0071 m2
Active area (Aa)
Aa = Ac – 2 Ad (Coulson. p.473)
= 4,5536 m2 – 2 (0,5464 m2)
= 3,4607 m2
147
d. Pengecekan
Check weeping
Maximum liquid rate (Lm,max)
L
Lm,max = (Coulson. p.473)
3600
= 0,092 kg/det
Minimum liqiud rate (Lm,min)
Minimum liquid rate pada 70 % liquid turn down ratio
Lm,min = 0.7 Lm, max (Coulson. p.473)
148
Ŭh =
K 2 0.90 25.4 dh (Coulson. Eq.11.84)
V 2
1
= 1,8184 m/s
Actual minimum vapour velocity (Uv,min actual)
min imum vapour rate
Uv,min actual = (Coulson..Eq.11.84)
Ah
= 15,9906 m/s
Jadi minimum operating rate harus berada di atas nilai weep point.
149
Ah Ah
= = 0,05
Ap Aa
Ah
x 100 = 5
Ap
Sehingga didapat nilai Orifice coeficient (Co) = 0,81
Check Entrainment
Persen flooding actual.
Uv maks
uv = (Coulson..p.474)
An
= 0,9864 m/s
uv
% flooding = x 100 (Coulson..p.474)
uf
= 85
0,060
=
1,9 x 10 - 5
= 8817,0766
= 8817 holes
Keterangan :
t = tebal dinding, m
P = tekanan desain, atm
= 1,97 atm
D = diameter, m
= 1,006 m
r = jari-jari, m
= 0,503 m
S = tekanan kerja yang diizinkan, psi
= 932,23 atm (untuk material carbon steel suhu -20 hingga 650 oF)
E = efisiensi pengelasan
= 0,85 (spot examined)
Cc = korosi yang diizinkan, in
= 3,0 x 10-3 m
154
Sehingga :
OD = ID + 2tsilinder
= 1,006 m + 2 (6,00 x 10-3 m)
= 2,4197 m
SUMMARY
Nama Alat Kolom destilasi
Alat Kode KD-01
Jenis Sieve Tray Tower
Jumlah 1 buah
Operasi Kontinyu
Memurnikan Epichlorohydrin sebagai produk
Fungsi
utama dari komponen lain
DATA DISAIN
Top Bottom
Tekanan 1,2 atm 1,4 atm
o o
Temperatur 106,8 C 118,5 C
KOLOM
Top Bottom
Diameter 2,3915 m 2,4085 m
Tray spacing 0,4 m 0,4 m
Jumlah tray 38 buah 17 buah
Tebal 2,4012 m 2,4197 m
Material Carbon steel
157
PELAT
Top Bottom
Downcomer area 0,539 m2 0,546 m2
Active area 3,412 m2 3,461 m2
Hole Diameter 5 mm 5 mm
Hole area 0,1706 m2 0,173 m2
Tinggi weir 70 mm 70 mm
Panjang weir 1,8415 m 1,8545 m
Tebal pelat 5 mm 5 mm
Pressure drop per tray 102,305 mm liquid 101,835 mm liquid
Tipe aliran cairan Single pass Single pass
Desain % flooding 85 % 85 %
Jumlah hole 8693 Buah 8817 buah
DAFTAR PUSTAKA
______. 2009. Data Ekspor dan Impor Bahan Industri Kimia. Jakarta: BPS,
Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI.
______. 2010. Data Ekspor dan Impor Bahan Industri Kimia. Jakarta: BPS,
Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI.
______. 2011. Data Ekspor dan Impor Bahan Industri Kimia. Jakarta: BPS,
Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI.
______. 2012. Data Ekspor dan Impor Bahan Industri Kimia. Jakarta: BPS,
Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI.
______. 2013. Data Ekspor dan Impor Bahan Industri Kimia. Jakarta: BPS,
Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI.
Coulson dan Richardson. 2005. Chemical Engineering Volume 6 4th Edition.
Elsevier : Buttenworth - Heinemann.
McCabe, Warren L dan Smith, JC. 1999. Operasi Teknik Kimia. Alih Bahasa
Jasiji, E. Ir. Edisi ke-4. Penerbit Erlangga : Jakarta.
167
168
Perry, R.H. dan Green, D. 1997. Perry’s Chemical Engineers’ Hdanbook, 8th
Edition. McGraw-Hill Book Company : New York.
Reid, R.C. dan Sherwood T.K. 1987. The Properties of Gases dan Liquid, 4th
Edition. Mcgraw Hill inc : USA.
Smith, J.M. Ness, Van H.C. dan Abbott, M.M. ____. Introduction to Chemical
Engineering Thermodynamics, 5th Edition. McGraw-Hill Book
Company : New York.
Treybal, R.E. ____. Mass Transfer Operations, 3rd Edition. McGraw-Hill Book
Co : Rhode Isldan.
US Patent No. 8,481,765 B2. Hofen et al. 2011. Method For The Production
Epichlorohydrin. Diakses pada 1 Oktober 2014 dari www.google
corm.com/patens
Vilbrant, Frank C dan Charles E. Dryden. 1959. Chemical Engineering Plant
Design, 4 th Edition. McGraw-Hill International Edition : New York.
www. Alibaba.Com. Product and Reactan Price. Diakses pada tanggal 23 Maret
2015.
T-01
MP-01
Allyl Chlorida P-01
1 1
30 30
C-02
Recycle Metanol
SCV-02 1
T-02 MP-02 40,3
T-03 CD-01 1
45,5
P-03 1,3 P-08
Hidrogen 1 CD-03
Peroksida 30 MT-01 57,3
R-01
R-01
5
65 ACC -01
H-04 KD-02
ACC -03
1,4
P-07
112,3 1,3
1,5
P-04 H-03 78,2 P-10
KD-01 62,2
H-05
P-05
KD-03
1
RB-02 P-09
30
1,7
1,4
120,5
C-01 111,7
T-04
Utilitas
Epichlorohydrin
RB-01 P-06
RB-03 P-11
21
T-01 C-02
P-01
H-02
T-02
C-03
P-02
H-01
CD-02
T-03
R-01
ACC-02
CD-01
P-08
P-03
KD-02 CD-03
ACC-01 H-04
P-07 ACC-03
MT-01 P-05
H-03 KD-01 P-10
P-09
P-04
RB-01
C-01 RB-03
P-06
T-04 P-11 Utilitas
21