1. Pendahuluan
Gerak gaya pusat adala gerak dari suatu sistem yang terdiri dari dua benda dan bergerak di
bawah pengaruh suatu gaya yang berarah menuju garis penghubung antara pusat kedua benda
tersebut. Sebagai contoh adalah gerak benda-benda langit, gerak elektron terhadap inti, dan
sebagainya.
Untuk menjelaskan hal ini, tinjau gerak oleh gaya pusat π(π)πΜ . Andaikan terdapat dua
benda yang masing-masing bermassa m1 dan m2 dengan vektor posisi masing-masing πβ1 dan
πβ2
Kasus dua benda
π2 πΜ
πβ
π2
ββββ
π1
π1
ββββ
Dari gambar :
π2 + πβ = ββββ
ββββ π1 atau πβ = ββββ
π1 β ββββ
π2
Akan ditentukan persamaan gerak untuk kedua benda ini
Benda 1
π1Μ ) = π(π)πΜ β¦..(1)
π1 ( ββββ
Benda 2
π2Μ ) = π(π)πΜ
π2 (β ββββ atau β π2 (πββββ2Μ ) = π(π)πΜ β¦..(2)
1 1
Kalikan persamaan (1) dengan π dan persamaan (2) dengan π dan keduanya dijumlahkan.
1 2
Diperoleh
1
πββββ1Μ = π(π)πΜ
π1
1
π2Μ =
β ββββ π(π)πΜ
π2
1 1
πββββ1Μ β ββββ
π2Μ = (π + ) π(π)πΜ
1 π2
π +π
πββββ1Μ β ββββ
π2Μ = π2 π 1 π(π)πΜ
1 2
Selanjutnya diperoleh
π2 π1
(πββββ1Μ β ββββ
π2Μ ) = π(π)πΜ
π1 + π2
ΞΌπβΜ = π(π)πΜ
β¦. (*)
π π
Dalam hal ini ΞΌ = π 2+ π1 disebut sebagai masa reduksi.
1 2
Persamaan (*) menyatakan persamaan gerak satu benda dengan massa ΞΌ. Berarti permasalahan
dua benda direduksi menjadi permasalahan satu benda. Jadi, gerak gaya pusat dapat dijadikan
sebagai permaslahan satu benda.
Kasus satu benda
π(π)
πβ
π
Catatan :
Dalam hal gerak gaya pusat, penyelesaian permasalahan lebih mudah dilakukan dalam
koordinat polar. Selanjutnya akan ditinjau koordinat polar.
Dalam koordinat polar, posisi (x,y) dalam koordinat kartesian digantikan oleh (r,ΞΈ).
Selanjutnya akan ditentukan hubungan antara vektor satuan dalam koordinat polar dan vektor
satuan dalam koordinat kartesian.
Bagian πΜ Bagian πΜ
π₯ π₯
cos π = |πΜ | β π₯ = cos π sin π = |πΜ| β π₯ = sin π
π¦ π¦
sin π = |πΜ | β π¦ = sin π cos π = |πΜ| β π¦ = sin π
Maka diperoleh hubungan antara vektor satuan dengan koordinat polar dan vektor satuan
dengan koordinat kartesian yaitu
πΜ = cos π πΜ + sin π πΜ
πΜ = βsin π πΜ + cos π πΜ
a. Kinematika
Mekanika membahas gerakan benda-benda fisis. Kita akan memulai pembahasan dengan kine-
matika benda titik. Kinematika yaitu topik yang membahas deskripsi gerak benda-benda tanpa
memperhatikan penyebab gerak. Sedangkan benda titik adalah benda-benda yang ukuran, ben-
tuk, dan struktur internalnya diabaikan.
Vektor posisi
πβ = ππΜ
Bukti sederhana :
π₯ π¦
cos π = sin π =
π π
π₯ = π cos π π¦ = π sin π
berarti
πβ = ππΜ
πβ = π(cos ππΜ + sin ππΜ)
πβ = (r cos ππΜ + r sin ππΜ)
πβ = π₯πΜ + π¦πΜ
ini adalah ungkapan yang sama dalam koordinat kartesian.
Kecepatan
π(πβ) π(ππΜ ) ππ ππΜ
πβΜ = π£β = = = πΜ + π
ππ‘ ππ‘ ππ‘ ππ‘
ππΜ
πβΜ = π£β = πΜ πΜ + π
ππ‘
Dalam hal ini
ππΜ π
= (cos ππΜ + sin ππΜ)
ππ‘ ππ‘
ππ π
= (cos ππΜ + sin ππΜ)
ππ‘ ππ
ππ π
= (cos ππΜ + sin ππΜ)
ππ‘ ππ
= πΜ(β sin ππΜ + cos ππΜ)
= πΜ πΜ
ββΜ = πΜ πΜ + π π½Μ π½
Sebagai akibatnya, diperoleh : π Μ
Percepatan
ππβΜ π
πβΜ = πβ = = (πΜ πΜ + π πΜ πΜ)
ππ‘ ππ‘
ππΜ π πΜ ππ ππΜ ππΜ
πβΜ = ( πΜ + πΜ ) + ( πΜ πΜ + π πΜ + π πΜ )
ππ‘ ππ‘ ππ‘ ππ‘ ππ‘
ππΜ
= (πΜ πΜ + πΜ πΜ πΜ ) + (πΜ πΜ πΜ + π πΜ πΜ + π πΜ )
ππ‘
Dalam hal ini
ππΜ π
= (β sin ππΜ + cos ππΜ)
ππ‘ ππ‘
ππ π
= (β sin ππΜ + cos ππΜ)
ππ‘ ππ
= πΜ (β cos ππΜ β sin ππΜ)
= βπΜ (cos ππΜ + sin ππΜ)
= βπΜ πΜ
Sebgai akibatnya, diperoleh :
πβΜ = (πΜ πΜ + πΜ πΜ πΜ) + (πΜ πΜ πΜ + π πΜ πΜ β π πΜ 2 πΜ )
atau
Dari sini, persamaan gerak untuk gerak gaya pusat dapat dituliskan sebagai
π[(πΜ β π πΜ 2 )πΜ + (π πΜ + 2 πΜ πΜ ) πΜ] = π(π)πΜ
Atau
π(πΜ β π πΜ 2 ) = π(π)
π(π πΜ + 2 πΜ πΜ ) = 0
Jika π(π) diketahui maka solusi formal gerak gaya pusat dalam π(π‘), π(π‘) atau π(π) dapat
ditentukan.
3. Sifat Umum Gerak Gaya Pusat
a) Gerak Dibatasi Pada Bidang
Karena gaya π(π) πΜ bergerak sepanjang πβ, maka torka untuk kasus ini adalah nol,
ββ adalah konstan atau kekal. Ini berarti gerak dibatasi pada
sehingga momentum sudutnya πΏ
bidang (gerak dalam dua dimensi).
Dalam hal gerak dua dimensi, dapat dipilih dua dimensi dalam bidang x-y. Dalam
gerak gaya pusat, penyelesaian persoalan lebih mudah dilakukan dalam koordinat polar.
Dalam koordinat polar, bidang x-y pada koordinat kartesian digantikan oleh bidang r-ΞΈ.
Bila ini dilakukan, akan diperoleh persamaan gerak untuk benda bermassa π sebagai
Jika π(π) diketahui, maka persamaan-persamaan ini dapat diselesaikan dan solusi
formal gerak pusat dalam π(π‘), π(π‘) atau π(π) dapat diperoleh.
ο· Energi
Energi untuk benda bermassa π adalah
πΈ = πΎ +βͺ(π)
1
πΈ = ππ£ 2 + π(π)
2
1
πΈ = π(πΜ 2 + π 2 πΜ 2 ) +βͺ(π)
2
1 1
πΈ = ππΜ 2 + ππ 2 πΜ 2 +βͺ(π)
2 2
Di sini E bergantung pada r dan π. Untuk penyederhanaan, E dapat diubah hanya
bergantung pada r, dengan memasukkan pers. (1). Diperoleh
1 2 1 2 π2
πΈ = ππΜ + ππ ( 2 4 ) +βͺ(π)
2 2 π π
1 1 π2
πΈ = ππΜ 2 + + π(π)
2 2 ππ 2
Atau
1
πΈ = 2 ππΜ 2 +βͺπππ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ (2)
2
πΜ = β (πΈ β ππππ )
π
ππ 2
= β (πΈ β ππππ )
ππ‘ π
ππ
= ππ‘
2
β (πΈ β ππππ )
π
π π‘
ππ
β« = β« ππ‘
π0 2 π‘0
β (πΈ β ππππ )
π
atau
π
π
π
β« = π β ππ
ππ π
β (π¬ β πΌπππ )
π
atau
π
π
π½ β π½π = β« π
π
π
ππ π π
π
π
β« ππ = β« ππ
π0 2
ππ 2 βπ (πΈ β ππππ )
atau
π
π½ β π½π = β« π
π
π
ππ 2 β (π¬ β πΌπππ )
π
Hasil ini akan dipakai untuk menyelesaikan persoaalan gerak planet. Dari sini akan
diperoleh persamaan orbit.
Catatan :
Sekilas tampaknya solusi formal gerak gaya pusat tidak ditentukan dari persamaan
gerak, namun pada kenyataannya adalah melalui persamaan gerak, hanya bentuknya
yang tersamarkan.
ο· Dari Energi
1 2 1 2 2
πΈ= ππΜ + ππ πΜ +βͺ(π)
2 2
Diferensiasi kedua suku persamaan ini terhadap waktu memberikan
ππΈ π 1 1
= [ ππΜ 2 + ππ 2 πΜ 2 +βͺ(π) ]
ππ‘ ππ‘ 2 2
1 ππΜ 1 ππ 1 ππΜ π βͺ(π) π βͺ(π) ππ π
0 = [( π2πΜ ) + ( π2π πΜ 2 + ππ 2 2πΜ ) + ] ; = βͺ(π)
2 ππ‘ 2 ππ‘ 2 ππ‘ ππ‘ ππ‘ ππ‘ ππ
π
0 = π πΜ πΜ + πππΜ πΜ 2 + ππ 2 πΜπΜ + πΜ π(π)
ππ
Dari hasilyang telah diperoleh :
π(π πΜ + 2πΜ πΜ) = 0 β π πΜ + 2πΜ πΜ = 0
atau
π πΜ = β2πΜ πΜ
Maka akan diperoleh
π
0 = π πΜ πΜ + πππΜ πΜ 2 β 2πππΜ πΜ 2 + πΜ βͺ(π)
ππ
π
0 = π πΜ πΜ β πππΜ πΜ 2 + πΜ βͺ(π)
ππ
atau
π
π πΜ β ππ πΜ 2 + π(π) = 0
ππ
selanjutnya diperoleh
π
π (πΜ β π πΜ 2 ) = β ππ π(π)
atau
Gerak planet didasarkan pada interaksi gravitasi. Dalam hal interaksi gravitasi, energi
potensial mengambil bentuk
βπΊ ππ
βͺ(π) =
π
dalam hal ini G adalah konstanta gravitasi, M adalah massa matahari, m adalah massa planet,
dan r adalah jarak antara matahari dengan planet.
Untuk penyederhanaan, energi potensial gravitasi dapat dituliskan sebagai
πΆ
βͺ= β
π
di sini C = G Mm
Dari sini energi potensial efektif adalah
1 π2
βͺπππ = + π(π)
2 ππ 2
1 π2 πΆ
βͺπππ = 2 ππ 2 β π
Dari hasil sebelumnya, telah diperoleh solusi formal untuk gerak gaya pusat dalam π(π) yaitu
π
π β π0 = β« 2
ππ
ππ 2 β (πΈβππππ )
π
Maka diperoleh
π
π β π0 = β« 2 1 π2 πΆ
ππ
ππ 2 β (πΈβ + )
π 2ππ2 π
atau
ππ
π β π0 = π β«
πβ2ππΈπ 2 +2ππΆπβπ2
.....................(*)
Suku integral pada sebelah kanan pers. (*) dapat diselesaikan dengan bantuan integral
khusus pada tabel integral (sebagai contoh : lihat buku βPenuntun Matematikaβ oleh M.O.
Tjia dan Murray Spiegel atau Mathematical Handbooks oleh Murray Spiegel). Dari tabel
π
π π ππ+ππ
β« = π¬π’π§βπ
πβπππ +ππ+π ββπ |π|βππ βπππ
1 2 ππΆπβπ2
= π sinβ1 2 ( )
πβπ 2 πΆ 2 +2ππΈπ2
1 ππΆπβπ2
= π sinβ1 ( )
πβπ 2 πΆ 2 +2ππΈπ2
ππΆπβπ2
sin π β π0 =
πβπ 2 πΆ 2 +2ππΈπ2
Selanjutnya diperoleh
ππΆπ β π 2 = πβπ 2 πΆ 2 + 2ππΈπ 2 sin π β π0
π2
π= 2πΈπ2
ππΆ[1ββ1+ sin(πβπ0 )]
ππΆ2
atau
π2β
ππΆ
π= 2πΈπ2
[1ββ1+ sin(πβπ0 )]
ππΆ2
atau
0 π
π = 1ββcos π
2πΈπ2
β= β1 + ππΆ 2
π2
π0 =
ππΆ
Konstanta tak berdimensi β disebut sebagai eksentrisitas dan dapat dipergunakan untuk
mengkarakterisasi bentuk-bentuk orbit. Dengan macam-macam nilai β, maka akan diperoleh
macam-macam bentuk orbit yaitu hiperbola, parabola, elips, dan lingkaran. [bentuk-bentuk
ini dalam matematika dikenal sebagai irisan kerucut (conic section)].
Untuk menentukan bentuk orbit lebih mudah dilakukan dalam koordinat kartesian. Dalam
halini
π0
π=
1ββ cos π
selanjutnya : π0 = πββ π cos π
βπ₯ 2 + π¦ 2 ββ π₯ = π0
βπ₯ 2 + π¦ 2 = π0 +β π₯
π₯ 2 + π¦ 2 =β2 π₯ 2 + 2 β π0 π₯ + π0 2
π₯ 2 + π¦ 2 ββ2 π₯ 2 β 2 β π0 π₯ = π0 2
(1 ββ2 )π₯ 2 β 2 β π0 π₯ + π¦ 2 = π0 2
Ini adalah persamaan orbit dalam koordinat kartesian. Dalam hal ini dapat ditentukan bentuk-
bentuk orbit.
a) β> 1 β πΈ > 0
Diperoleh
βπ΄π₯ 2 β π΅π₯ + π¦ 2 = π0 2
atau
ππ β π¨ππ β π©π = ππ π
b) β= 1 β πΈ = 0
Diperoleh
β2π0 π₯ + π¦ 2 = π0 2
2
π¦ 2 π0
π₯= β
2π0 2
ππΆ 2
c) 0 <β< 1 β πΈ βΆ β <πΈ<0
2π2
Diperoleh
π΄π₯ 2 β π΅π₯ + π¦ 2 = π0 2
atau
ππ + π¨ππ β π©π = ππ π
ππΆ 2
d) β= 0 β πΈ = β 2π2
Diperoleh
ππ + ππ = ππ π
0π
Dari hasil sebelumnya telah diperoleh persamaan orbit : π = [1ββcos π]
5. Hukum-Hukum Kepler
Di dalam astronomi, tiga hukum Kepler tentang gerak planet adalah: (1) Setiap
planet bergerak dengan lintasan ellips dan matahari berada di salah satu fokusnya,
(2) Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama dan (3)
Periode kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari
matahari.
Ketiga hukum di atas dikemukakan oleh seorang ahli matematika dan astronomi dari
Jerman bernama Johanes Kepler (1571-1630) yang menjelaskan gerak planet di dalam
tatasurya. Hukum di atas menjabarkan gerakan dua benda yang saling mengorbit. Karya
Kepler sebagian dihasilkan dari data hasil pengamatan yang dikumpulkan oleh Ticho
Brahe mengenai posisi planet-planet dalam geraknya di luar angkasa. Hukum ini telah
tentang gerak dan gravitasi universal. Sekitar tahun 1605 Kepler menyimpulkan bahwa
data posisi planet hasil observasi Brahe mengikuti rumusan matematika yang cukup
sederhana.
zaman Aristoteles dan Ptolomeus. Ungkapan Kepler bahwa bumi beredar sekeliling
berbentuk ellips dan bukan epycile dan membuktikan bahwa kecepatan gerak planet
bervariasi, mengubah astronomi dan fisika. Hampir seabad kemudian Isaac Newton
mendeduksi hukum Kepler dari rumusan hukum karyanya, hukum gerak dan
Pada era modern, hukum Kepler digunakan untuk aproksimasi orbit satelit
dan benda-benda yang mengorbit matahari (contoh: planet luar dan asteroid).
Hukum-hukum ini menjabarkan gerakan dua benda yang mengorbit satu sama
lainnya. Massa dari kedua benda ini hampir sama, sebagai contoh Charon-Pluto
(~1:10)sebagai proporsi yang kecil, Bulan-Matahari (~1:100), sebagai proporsi yang
Dalam semua contoh di atas kedua benda mengorbit mengelilingi satu pusat
massa( barycenter ) dan tidak satupun berdiri secara sepenuhnya di atas fokus ellips.
Namun kedua orbit itu adalah ellips dengan satu titik fokus di barycenter. Jika rasio
Konstanta tak berdimensi β disebut sebagai eksentrisitas dan dapat dipergunakan untuk
mengkarakterisasi bentuk-bentuk orbit. Sesuai dengan hukum keppler (hukum keppler I),
maka bentuk orbit yang menarik adalah elips. Berikut adalah gambar sederhana dari suatu
elips.
Dengan demikian
π0 2 π0 β 2
π = β( ) β( )
(1 ββ2 ) (1 ββ2 )
π0 2) =
π0
π= β(1 ββ
(1 ββ2 ) β(1 ββ2 )
Dalam ungkapan E, π, π, dan C adalah
π2
π=
2πΈπ 2
ππΆββ
ππΆ 2
π2
π=
2πΈπ 2 πΆ 2
πββ
ππΆ 2
Atau
π
π=
ββππ¬π
g) Sumbu minor
Sumbu minor adalah
π΅ =2π
maka
π0
π΅=2
β(1 ββ2 )
atau
ππ
π©=
ββππ¬π
9 Hukum-hukum Kepler
Kepler mendapatkan tiga hukum berikut
I. Masing-masing planet mengelilingi matahari dengan orbit elips dan matahari terletak
pada salah satu titik fukusnya
II. Vektor jari-jari dari matahari ke planet akan menyapu luas yang sama dalam waktu yang
sama
III. Periode revolusi T planet mengelilingi matahari berhubungan dengan sumbu mayor A
dalam bentuk
π 2 = π π΄3
Dalam hal ini k adalah konstanta yangbernilai sama untuk semua planet.
Catatan :
(i) Hukum Kepler pertama adalah konsekuensi dari gerak oleh gaya yang berbanding
terbalik dengan jarak pangkat dua.
(ii) Hukum Kepler kedua adalah kunsekuensi dari gerak oleh gaya pusat (gerak gaya
pusat)
(iii) Hukum Kepler ketiga dapat diturunkan dengan cukup mudah.
Untuk melakukan hal ini, mulai dari besar momentum sudut
π = π π2 π
Maka
ππ
π = π π2
ππ‘
π
ππ‘ = π 2 ππ
π
atau
π 1
ππ‘ = π 2 ππ
2π 2
β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ .. (β)
Suku kanan pers. *
πΌ
sin ππ = β untuk ππ βͺ sin ππ = ππ
π
berarti
πΌ
ππ = β πΌ = π ππ
π
Di sisi lain
πΏπ’ππ β = 1β2 Γ ππππ Γ π‘πππππ
1
= π( π ππ)
2
1 2
= 2
π ππ
1
Berarti suku 2 π 2 ππ adalah elemen diferensial dari luas dalam koordinat polar.
2
4 π 2 π 2 π2 π 2
π =
π2
πΆ π
Dari hasil sebelumnya telah diketahui π = β2β, π= , maka
ββ2πΈπ
πΆ 2 π2
24π 2 π 2
4 β2 β2πΈπ
π2 =
π2
π π2πΆ2
=
2(βπΈ 3 )
atau
2
π π 2 π΄3
π =
2 πΆ
ππ
Mengingat bahwa π = π+π dan πΆ = πΊππ
maka
ππ
π + π π 2 π΄3
2
π =
2 πΊππ
atau
2
π2
π = π΄3
2πΊ(π + π)
π2
π=
2πΊ(π + π)
Dari hasil ini jelas bahwa konstanta k adalah tidak eksak karena masih bergantung
π 1
pada massa planet. Namun untuk planet yang paling besar (yupiter) sekalipun π β 100