Anda di halaman 1dari 7

Nama : Annisa Nur Rahmawati

NPM : 140310170005

PHASE SHIFT OSCILLATOR

1. Pembangkit Sinyal Sinus dengan Perbedaan Fasa

Osilator adalah suatu alat gabungan dari elemen aktif dan pasif untuk
menghasilkan bentuk gelombang sinusoidal atau bentuk gelombang periodik
lainnya. Suatu osilator memberikan tegangan keluaran dari suatu bentuk gelombang
yang diketahui tanpa penggunaan sinyal masukan dari luar. (Chattopadyay, D.
1984: 256)
Untuk membuat sebuah osilator sinusoidal, membutuhkan penguat
tegangan umpan balik positif. Gagasannya ialah menggunakan sinyal umpan-balik
sebagai sinyal masuk. Dengan perkataan lain, sebuah osilator adalah sebuah
penguat yang telah diubah dengan umpan-balik positif sehingga dapat
dimanfaatkan untuk memberikan sinyal masuk. Rangkaian ini hanya mengubah
energi DC dan catu daya menjadi energi AC. (Barmawi, Malvino. 1985: 217)
Osilator ialah rangkaian yang dapat menghasilkan sinyal output tanpa
adanya sebuah sinyal input yang diberikan. Keluaran osilator bisa berupa bentuk
sinusoida, persegi, dan segitiga. Osilator berbeda dengan penguat, karena penguat
memerlukan syarat untuk menghasilkan syarat keluaran, dalam osilator tidak ada
syarat masukan melainkan ada syarat keluaran saja. (Susanti, Eka. 2014: 48)
Jika dua atau lebih sinyal gelombang sinus mempunyai frekuensi sama dan
amplitudo ditambahkan, didapatkan hasil sinyal yang memiliki frekuensi sama dan
amplitudo tergantung hubungan fasa dari sinyal aslinya. Jika terdapat beda fasa
120°, menghasilkan amplitudo yang sama seperti salah satu dari sinyal aslinya. Jika
dikombinasikan dalam fasa yang sama menghasilkan dua kali dari amplitudo dari
salah satu sinyal asli. Untuk perbedaan fasa antara 120° dan 240° menghasilkan
sinyal yang selalu memiliki amplitudo kurang dari salah satu dari sinyal aslinya.
Jika kedua sinyal memiliki beda fasa pasti 180° akan menghasilkan total nol.
Gambar 1. Kombinasi Dua Gelombang Sinus Beda Fasa

Dalam rangkaian listrik sulit mempertahankan hubungan fasa yang identik


untuk semua komponen gelombang sinus dari sinyal yang lebih kompleks, kecuali
untuk kasus-kasus tertentu dimana sinyal dikombinasikan dengan hubungan fasa 0°
atau 180°. Rangkaian yang mempertahankan hubungan fasa khusus (misal 45°)
diluar lebar cakupan frekuensi jelas kompleks. Cakupan lebar demikian, semua fasa
yang dilewatkan menggeser jaringan yang digunakan dalam pemrosesan sinyal
akustik. Bila berkaitan dengan sinyal kompleks seperti musik atau pembicaraan,
satu hal yang harus dimengerti yaitu konsep koherensi. Sinyal listrik diumpankan
melalui penguat berkualitas tinggi. Sebagian kecil sinyal mengalami distorsi, sinyal
keluaran merupakan replika sinyal masukan, kecuali untuk amplitudo. Kedua sinyal
meski tidak identik, dikatakan memiliki koheren (terpadu) tinggi. Jika sinyal
dilewatkan melalui sebuah amplifier yang kurang baik, maka akan didapatkan
substansi perbedaan antara masukan dan keluaran, dan koherensi tidak akan sebesar
dengan penguat yang baik. Jika diperbandingkan perbedaan sinyal secara total,
terdapat keserupaan secara acak dan keduanya dapat dikatakan tidak koheren.
Gambar 1. Kombinasi Dua Pembangkit Noise

Acak Bila dua sinyal yang tidak koheren ditambahkan, harga rms sinyal
yang dihasilkan dapat dihitung dengan menambahkan daya relatip dari kedua
sinyal, lebih baik dari pada tegangannya. Misal jika mengkombinasikan keluaran
dari pembangkit noise yang terpisah, masing-masing menghasilkan keluaran 1 volt
rms, pengukuran akan menghasilkan 1,414 volt rms ditunjukkan pada gambar
diatas. Kombinasi Gelombang Sinus Tertunda Jika dua sinyal cakupan lebar
koheren dikombinasi dengan spesifikasi perbedaan waktu antara keduanya ini lebih
baik dari pada hubungan fasa yang tetap. Beberapa frekuensi akan ditambahkan dan
yang lain akan ditunda. Satu sinyal yang sampai ditunda dan dikombinasi dengan
sinyal original menghasilkan bentuk filter comb, yang memasuki respon frekuensi
sinyal sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dibawah. Penundaan dapat dicapai
secara elektrikal melalui penggunaan jaringan tunda yang melewatkan semua sinyal
atau dengan pemroses digital. Berkaitan dengan sinyal akustik di udara, tidak ada
cara untuk menghindari pengaruh penundaan dikarenakan kecepatan suara relatif
lambat.

Gambar 3. Kombinasi Sinyal Tertunda

2. Desain Arsitektur Rangkaian ( Penurunan Komponen )


Gambar 4. Bagian-bagian utama oscillator balikan

Gambar 5. Rangkaian tangki LC dalam proses pengisian: a) Rangkaian dasar,


b) Pengisian dan c) Kapasitor terisi.

Gambar 6. Rangkaian Oscillator


3. Impementasi

Salah satu implementasi osilator geseran-fase yang paling sederhana adalah


dengan menggunakan penguat oprasi, tiga kondensator dan empat resistor seperti
pada diagram. Perhitungan frekuensi osilasi untuk sirkuit ini ternyata sangat rumit
karena setiap tingkat R-C membebani tingkat sebelumnya. Perhitungan dapat
disederhanakan dengan menggunakan kondensator dan resistor dengan harga yang
sama, kecuali untuk resistor umpan balik negatif.

Gambar 7. Contoh sederhana osilator geseran-fasa

Pada diagram diatas jika :

R1=R2=R3=R dan C1=C2=C3=C

Maka :

Dan persyaratan osilasi adalah :

Tanpa menjadikan semua resistor dan kondensator berharga sama,


perhitungan menjadi sangat rumit :

Persyaratan osilasi :
Sumber :

1. http://g-mez.stietrianandra.web.id/ind/2475-2370/Osilator-Geseran-
Fasa_97129_trianandra_g-mez-stietrianandra.html
2. http://elektronika-dasar.web.id/kombinasi-gelombang-sinus/
3. http://eprints.polsri.ac.id/2065/3/3. BAB II.pdf

Anda mungkin juga menyukai