Anda di halaman 1dari 4

Bupati Bekasi Minta Aparat ASN Sensus Aset Daerah

Minggu, 23 September 2018 — 9:20 WIB

BEKASI – Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin minta semua aparat ASN
dilingkungan Pemkab Bekasi melaksanakan sensus aset milik daerah agar tertib
administrasi.

“Saya meminta kepada seluruh kepala OPD untuk bisa mengawal sensus aset ini,” kata
Neneng kemarin.

Neneng Hasanah Yasin mengatakan, sensus barang milik daerah merupakan bagian
dari penatausahaan barang milik daerah. Tujuannya untuk memperoleh data yang
akurat mengenai aset yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Bekasi.

Nantinya,kata Nenang, dalam tataran pelaksanaan kepala OPD harus terlibat aktif
dalam menyukseskan pelaksanaan sensus aset. Termasuk dengan membentuk tim
pelaksanaan sensus di tingkat OPD.

Neneng berharap agar pelaksanaan sensus barang milik daerah bisa menjadi sarana
untuk penertiban aset di lingkungan Pemkab Bekasi.

“Ini sekaligus sebagai bentuk penertiban aset. Sehingga pemanfaatan aset bisa lebih
optimal demi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bekasi,” katanya.

“Jadi saya minta dengan sosialisasi ini kita optimalkan betul-betul supaya kita tahu
asetnya ada di mana. Termasuk inventarisasi barang yang tidak layak pakai. Bila perlu
dimusnahkan ya harus dimusnahkan sehingga pemanfaatan bisa lebih optimal,”
lanjutnya.

Neneng berharap sosialisasi ini agar membawa kebaikan dan kemaslahatan bagi
Pemkab Bekasi. Tujuannya dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan yang
lebih baik, bersih, transparan dan akuntabel di masa mendatang.

“Akuntabilitas dan tranparansi harus menjadi pedoman untuk meningkatkan kinerja


kebijakan publik terkait keuangan dan aset daerah,” katanya.

“Pengelolaan keuangan dan aset daerah dituntut agar mengarah kepada model
manajemen aset yang efektif dalam pengadaan dan pengelolaan. Serta efisien dalam
pemanfaatan dan pemeliharaan dan transparan serta dapat
dipertanggungjawabkan,”tutupnya. (lina/tri)
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan
apresiasinya atas laporan keuangan kementerian/lembaga atau pemerintah daerah yang
memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (WTP). Meski demikian, masih ada beberapa catatan
yang perlu diperbaiki. Sri mengungkapkan, salah satu catatan tersebut adalah penatausahaan
barang milik negara belum tertib. Selain itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) termasuk
piutang dan hibah belum dicatat dengan baik. "Penerimaan negara bukan pajak, piutang, hibah
belum dicatat sesuai ketentuan, baik dalam bentuk uang atau barang," jelas Sri di Jakarta, Kamis
(14/9/2017). Catatan lain adalah penganggaran pelaksanaan pertanggungjawaban belanja modal,
belanja barang, tidak taat pada standar yang berlaku. Selain itu, realisasi belanja kerap tidak sesuai
dengan peruntukannya. Terkait hal itu, Sri berharap kementerian/lembaga dan pemerintah daerah
dapat membenahi segala hal terkait kinerja mereka. Apalagi, masyarakat semakin cerdas dalam
menilai laporan kinerja pemerintah. "Pencatatan aset tetap belum tertib, rajin minta uang lalu dapat
aset tapi tidak dicatat, tolong dicatat dengan baik," ujar Sri. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia
tersebut juga mengharapkan adanya komitmen untuk memperbaiki kinerja dan laporan keuangan
oleh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Dengan demikian, Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) dapat digunakan sesuai prioritas. Sri mengungkapkan, dengan kinerja yang
baik, maka kesejahteraan dan keadilan masyarakat dapat tercapai. Oleh sebab itu, kualitas laporan
keuangan perlu ditingkatkan. Pun perencanaan, pelaksanaan, dan penggunaan anggaran serta
pelaporan dari sisi akuntabilitas juga perlu ditingkatkan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sri Mulyani: Penatausahaan Barang Milik
Negara Belum Tertib", https://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/14/211533526/sri-mulyani-
penatausahaan-barang-milik-negara-belum-tertib.
Penulis : Sakina Rakhma Diah Setiawan
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan
apresiasinya atas laporan keuangan kementerian/lembaga atau pemerintah daerah yang
memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (WTP). Meski demikian, masih ada beberapa catatan
yang perlu diperbaiki. Sri mengungkapkan, salah satu catatan tersebut adalah penatausahaan
barang milik negara belum tertib. Selain itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) termasuk
piutang dan hibah belum dicatat dengan baik. "Penerimaan negara bukan pajak, piutang, hibah
belum dicatat sesuai ketentuan, baik dalam bentuk uang atau barang," jelas Sri di Jakarta, Kamis
(14/9/2017). Catatan lain adalah penganggaran pelaksanaan pertanggungjawaban belanja modal,
belanja barang, tidak taat pada standar yang berlaku. Selain itu, realisasi belanja kerap tidak sesuai
dengan peruntukannya. Terkait hal itu, Sri berharap kementerian/lembaga dan pemerintah daerah
dapat membenahi segala hal terkait kinerja mereka. Apalagi, masyarakat semakin cerdas dalam
menilai laporan kinerja pemerintah. "Pencatatan aset tetap belum tertib, rajin minta uang lalu dapat
aset tapi tidak dicatat, tolong dicatat dengan baik," ujar Sri. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia
tersebut juga mengharapkan adanya komitmen untuk memperbaiki kinerja dan laporan keuangan
oleh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Dengan demikian, Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) dapat digunakan sesuai prioritas. Sri mengungkapkan, dengan kinerja yang
baik, maka kesejahteraan dan keadilan masyarakat dapat tercapai. Oleh sebab itu, kualitas laporan
keuangan perlu ditingkatkan. Pun perencanaan, pelaksanaan, dan penggunaan anggaran serta
pelaporan dari sisi akuntabilitas juga perlu ditingkatkan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sri Mulyani: Penatausahaan Barang Milik
Negara Belum Tertib", https://ekonomi.kompas.com/read/2017/09/14/211533526/sri-mulyani-
penatausahaan-barang-milik-negara-belum-tertib.
Penulis : Sakina Rakhma Diah Setiawan

Selasa, 14 Agt 2018 16:19 WIB • Dilihat 220 kali • http://www.mdn.biz.id/o/47708/


Sekda Minta Pensiunan Pejabat Legowo Kembalikan
Mobil Dinas

Medanbisnisdaily.com-Medan. Untuk penataan aset termasuk kendaraan mobil dinas,


Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) akan “menarik” mobil dinas dari para
pensiunan pejabat Pemprovsu yang sebelumnya pernah diberikan saat mengemban
amanah jabatan.

“Saya sudah instruksikan untuk penataan aset ini karena berada di mana-mana dan mohon
maaf saya kepada senior yag sudah pensiun kalau ada aset yang dibawa, kami mohon
dikembalikan,” ujar Sekdaprovsu R Sabrina kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa
(14/8/218).

Menurutnya, secara keseluruhan, penatausahaan aset ini sebagai upaya membereskan


aset-aset daerah milik Pemprovsu agar tidak berantakan. Apalagi diketahuinya, persoalan
kendaraan dinas pada organisasi perangkat daerah (OPD) belum diakomodir secara
maksimal. "Seperti kemarin pernah disampaikan Binsar Situmorang (Kepala Dinas
Lingkungan Hidup), bahwa tiga kepala bidangnya ada yang belum mendapat mobil dinas.
Sementara di OPD lain ada kita dengar mobil dinasnya berlebih. Inilah yang mau kita tata
lagi. Jadi harus dikembalikan dulu semua setelah itu akan kita distribusikan sesuai
kebutuhan," terangnya.

Ke depan, sambung Sabrina, distribusi mobil dinas tidak berdasarkan permintaan tapi
sesuai kebutuhan. Mengingat Pemprovsu sudah memasang target memperoleh opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) untuk laporan neraca aset dari Badan Pemeriksa Keuangan.
"Selama ini aset-aset kita belum terangkum dengan baik. Makanya ke depan neraca aset
kita ini diharapkan bisa mendapat WTP, sebagaimana catatan dari BPK. Begitupun saat ini
saya mau persuasif dulu. Yang paling gampang caranya saya mau gelar apel mobil dinas.
Biar kelihatan nanti di situ tiap OPD punya kendaraan berapa," papar Sabrina.

Adapun alasan pejabat aktif dan pensiunan enggan mengembalikan fasilitas tersebut,
menurutnya, lantaran sudah familiar kendaraan itu dipakai selama bertahun-tahun.
Disamping itu ada kekhawatiran pejabat lama yang belum tentu diberi fasilitas serupa ketika
bertugas di tempat yang baru. "Jadi sekarang ini saya sudah menginstruksikan tentang
penatausahaan aset, salah satunya aset kendaraan. Dimana dikembalikan dulu ke dinas
masing-masing, setelah itu kita distribusikan sesuai kebutuhannya. Termasuk kendaraan
yang sebelumnya kita tarik dari anggota dewan," katanya.

Kesempatan itu dirinya juga mengungkapkan, Pemprovsu bakal melakukan pengadaan


kendaraan dinas baru bagi gubernur dan wakil gubernur Sumut terpilih. Hal ini diakui
Sabrina sesuai ketentuan berlaku dimana setiap kepala daerah yang baru berhak atas
fasilitas tersebut.

“Pastinya memang akan kita berikan untuk gubernur dan wakil gubernur baru. Akan kita
adakan lagi dengan cara lelang untuk kebutuhan ini. Karena memang setiap gubernur baru
berhak atas fasilitas tersebut," tuturnya.

Sementara Kadishub Sumut, Anthony Siahaan mengakui pihaknya belum mendapat surat
tugas terkait penertiban mobil dinas.

“Yang ada surat edaran dari Sekda kepada setiap OPD. Dan kita sudah berupaya untuk
menertibkan ini di Dinas Perhubungan sesuai dengan surat kuasa kepemilikan kendaraan,”
tuturnya.

Anda mungkin juga menyukai