Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Variabel Penelitian
1. Definisi
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014).
Variabel adalah suatu sifat yang akan diukur atau diamati yang nilainya
bervariasi antara satu objek ke objek lainnya dan terukur. Misalnya kita akan
mengamati ibu hamil, maka variabel yang akan diamati atau di ukur adalah umur
ibu, jumlah anak, sosial ekonomi, tentu saja nilai ini akan bervariasi antara satu
ibu hami dengan ibu hamil lainnya (Riyanto, 2011).
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.
Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai
ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
sesuatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan,
status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dan sebagainya.
Variabel juga dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai bermacam-macam
nilai. Misalnya, badan sosial, ekonomi, mahasiswa, kinerja dan sebagainya adalah
konsep (Notoatmodjo,2010).
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa variabel adalah
sesuatu yang akan digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang nantinya akan
diukur atau diamati dan ditarik kesimpulannya pada suatu penelitian yang nilainya
bervariasi antara satu objek ke objek lainnya.
2. Jenis – Jenis variabel
a. Jenis variabel menurut sifatnya:
1) Variabel kategorik (kualitatif), merupakan variabel hasil dari
pengklasifikasian atau penggolongan suatu data. Ciri: data berupa kata-
kata. Misalnya; jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dll. Variabel
kategorik pada umumnya berisi variabel yang berskala nominal dan
ordinal.
2) Variabel numerik (kuantitatif), merupakan variabel hasil dari
perhitungan dan pengukuran. Ciri: datanya berbentuk angka-angka.
Variabel numerik dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Diskrit merupakan variabel yang datanya hasil dari penghitungan.
Misalnya jumlah pasien, jumlah perawat.
b) Kontinu merupakan variabel yang datanya hasil dari pengukuran,
misalnya berat badan, tinggi badan, dll.

Variabel kategorik pada umumnya berisi variabel yang berskala nominal dan
ordinal, sedangkan variabel numerik berisi variabel yang berskala interval dan
rasio.
Dalam analisis statistik, seringkali data numerik diubah kedalam data
kategorik dengan cara dilakukan pengelompokan atau pengklasifikasian.
Misalnya, variabel umur aslinya merupakan data numerik, namun bila
dikelompokan menjadi resiko rendah (20-35 tahun) dan resiko tinggi (<20 & >35
tahun), maka jenis variabelnya sudah menjadi kategorik.

b. Jenis variabel menurut skala pengukuran


Jenis variabel menurut skala pengukuran dibagi menjadi empat yaitu skala
nominal, skala ordinal, skala interval dan skala ratio. Maksud dari skala
pengukuran ini adalah untuk mengklasifikasikan variabel yang akan diukur
supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan penelitian
selanjutnya.
1) Skala nominal
Skala nominal yaitu skala yang paling sederhana disusun menurut jenis
(kategorinya) atau fungsi bilangan hanya sebagai symbol untuk
membedakan sebuah karakteristik lainya. Adapun ciri-ciri skala nominal
antara lain: hasil penghitungan dan tidak dijumpai bilangan pecahan,
angka yang tertera hanya lebel saja, tidak mempunyai urutan (ranking),
sederajat, tidak mempunyai ukuran baru dan tidak mempunyai nol mutlak.
Tes statistik yang digunakan ialah statistic non parametric.
Contoh:
a) Jenis kelamin: laki-laki (1), perempuan (2), angka 1,2 hanya sebagai
label saja.
b) Golongan darah: golongan darah (A) (1), golongan darah (B) (2),
golongan darah (O) (3), golongan darah (AB) (4).
c) Agama yang dianut: Islam (1), Kristen (2), Hindu (3), Budha (4) dan
lain-lainnya.

2) Skala ordinal
Skala ordinal adalah skala yang didasarkan pada ranking diurutkan dari
jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya.
Analisis statistik yang digunakan ialah statistic non parametric.
Contoh:
a) Kepangkatan militer, misalnya: jendral (4), letnan jendral (3), mayor
jendral (2) dan brigadier jendral (1).
b) Status social: kaya (1), sederhana (2) dan miskin (3).
c) Tingkat pendidikan; SD (1), SMP (2), SMA (3) PT (4).
3) Skala interval
Skala interval adalah skala yang menunjukan jarak antara satu data
dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Analisis statistik
yang digunakan ialah uji statistic parametric.
Contoh :
a) Skor IQ
b) Temperature atau suhu badan
c) Tekanan darah
d) Skala ratio
Skala rasio adalah skala ukuran yang mempunyai nilai nol
mutlak dan mempunyai jarak yang sama. Misalnya umur manusia dan
ukuran timbangan keduanya tidak memiliki angka nol negatif. Artinya
seseorang tidak dapat berumur dibawah nol tahun dan seseorang harus
memiliki timbangan diatas nol pula. Kalau data rasio kita dapat
mengatakan bahwa orang yang berumur 50 tahun adalah umurnya dua
kali dari pemuda yang berumur 25 tahun, demikian pula seseorang
yang berumur 20 tahun adalah setengah dari umur 40 tahun (soewarno,
2004).
Contoh lain:
 Berat badan
 Tinggi badan
c. Jenis Variabel Menurut Hubungan Antara Variabel
1) Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
lain, artinya apabila variabel independen berubah maka akan
mengakibatkan perubahan variabel lain. Nama lain variabel independen
adalah variabel bebas, risiko, prediktor dan kausa.
Contoh :
a) Hubungan antara berat badan dengan tekanan darah, maka variabel
berat badan merupakan variabel independen, karena berat badan
mempengaruhi tekanan darah.
b) Hubungan merokok dengan penyakit TBC paru, maka variabel
merokok merupakan variabel independen, karena merokok
mempengaruhi kejadian penyakit TBC paru.
2) Variabel dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lain, artinya variabel dependen berubah akibat perubahan pada variabel
bebas. Nama lain variabel dependen adalah variabel terikat, efek, hasil,
outcame, respon atau event.
Contoh :
a) Hubungan antara berat badan dengan tekanan darah, maka variabel
tekanan darah merupakan variabel dependen karena tekanan darah
dipengaruhi oleh berat badan.
b) Hubungan perilaku merokok dengan kejadian peyakit TBC paru, maka
variabel kejadian penyakit TBC paru merupakan variabel dependen,
karena kejadian penyakit TBC paru dipengaruhi oleh perilaku
merokok.
Perlu dipahami bahwa didalam hubungan antara variabel, satu
jenis variabel dapat berfungsi berbeda tergantung kepada koteks
penelitiannya. Misalnya penelitian hubungan antara merokok dengan
hipertensi, maka hipertensi sebagai variabel dependen. Tetapi dalam
penelitian hubungan hipertensi dengan kejadian stroke, maka
hipertensi merupakan variabel independen. Walaupun namanya bebas-
tergantung, tetapi hubungan antara variabel independen dengan
dependen tidak selalu merupakan hubungan sebab-akibat.
3) Variabel perancu
Variabel perancu merupakan variabel yang berhubungan dengan
variabel independen dan juga berhubungan dengan variabel dependen,
tetapi bukan merupakan variabel antara. Bila penelitian ingin mengetahui
hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen,
maka variabel perancu harus diidentifikasi supaya tidak salah dalam
menyimpulkan suatu hasil penelitian.

Variabel Variabel Variabel


Independen antara Dependen

Variabel
Perancu

Gambar 2.2 Variabel Perancu

Misalnya dalam suatu penelitian ditemukan terdapat hubungan antara


satu variabel independen dengan satu variabel dependen, padahal
sebenernya tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut atau
sebaliknya tidak terdapat hubungan antara satu variabel independen
dengan satu variabel dependen, padahal sebenarnya ada hubungan antara
kedua variabel tersebut.

Contoh penelitian: “Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian


Perdarahan Post Partum”
Anemia Ibu Hamil Perdarahan Post Partum

Perkerjaan Ibu Hamil

Gambar 2.3 Kerangka konsep penelitian hubungan anemia pada ibu hamil dengan
kejadian perdarahan post partum

Dalam contoh penelitian diatas yang menjadi variabel independen adalah


anemia pada ibu hamil dan variabel dependennya adalah kejadian perdarahan
post partum, sedangkan pekerjaan ibu dapat menjadi variabel perancu, karena :
a) Anemia pada ibu hamil berhubungan dengan pekerjaan ibu hamil,
artinya ibu hamil yang bekerja berat sering mengalami anemia dari pada
ibu hamil yang bekerja ringan.
b) Kemudian pekerjaan ibu berhubungan dengan kejadian perdarahan post
partum.
Berdasarkan keterangan diatas karena pekerjaan ibu berhubungan dengan
kejadian anemia dan berhubungan dengan perdarahan post partum, maka
pekerjaan ibu hamil memenuhi syarat menjadi perancu. Apabila pekerjaan ibu
tidak diidentifikasi, mungkin akan ditemukan hubungan yang positif antara
anemia ibu hamil dengan kejadian perdarahan post partum, misalnya
ditemukan bahwa ibu yang mengalami anemia pada saat hamil lebih banyak
yang mengalami perdarahan post partum daripada ibu yang tidak mengalami
anemia pada data hamil. Hasil penelitian ini bisa benar, tetapi bisa juga tidak
benar. Mungkin saja sebenarnya yang terjadi adalah tidak ada hubungan antara
anemia ibu hamil dengan kejadian perdarahan post partum, tetapi ada
hubungan antara pekerjaan ibu dengan kejadian perdarahan post partum. Hal
ini terjadi karena banyak ibu yang bekerja berat mengalami anemia, sehingga
seperti terlihat ada hubungan antara anemia dengan kejadian post partum.
Pada penelitian-penelitian tertentu bisa terjadi sebaliknya, artinya tidak
ditemukan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen,
padahal sebenarnya ada hubungan antara kedua variabel tersebut.
Contoh penelitian “ Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI ”

Pekerjaan ibu Pemberian ASI

Sikap

Gambar 2.4 Kerangka konsep penelitian hubungan pekerjaan ibu dengan


pemberian ASI

Berdasarkan contoh diatas penelitian ingin mengetahui hubungan


antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI. Apabila ibu yang bekerja banyak
yang mempunyai sikap baik daripada ibu yang tidak bekerja maka
kemungkinan tidak ada perbedaan yang bermakna pemberian ASI antara ibu
yang bekerja dan ibu yang tidak bekerja padahal perbedaan tersebut
sebenarnya ada. Hal ini terjadi karena sikap ibu merupakan faktor perancu
yang berhubungan negatif dengan pemberian ASI, sehingga menyembunyikan
hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI.

B. Kerangka Konsep
1. Definisi
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau
kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati atau diukur
melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo,2012).
Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep
yang akan diukur atau diamati melalui penelitian yang akan dilakukan. Karena
konsep tidak dapat langsung diamati maka konsep dapat diukur melalui variabel.
Diagram dalam kerangka konsep harus menunjukkan hubungan antara variabel-
variabel yang akan diteliti, kerangka konsep yang baik dapat memberikan
informasi yang jelas kepada peneliti dalam memilih desain penelitian (Riyanto,
2011).
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang
satu dengan variabel lainnya yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kerangka
konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep atau variabel-variabel
yang akan diteliti yang apabila kerangka konsep itu baik maka dapat memberikan
informasi yang jelas kepada peneliti dalam memilih desain penelitian.

C. Macam-Macam Hipotesis
1. Pengertian hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani dimana kata “hypo” yang artinya di
bawah, dan “thesis” yang artinya pendirian, pendapat yang ditegakkan. Dari
keterangan tersebut dapat disimpulkan mengenai definisi hipotesis secara bahasa
adalah suatu pernyataan ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah
yang sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian dimana kebenarannya masih belum
terbukti atau dikatakan masih perlu diuji kebenarannya. Pengertian hipotesis
menurut beberapa ahli yaitu Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan masalah
dimana seringkali peneliti tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya
dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan
cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari
jawaban melalui penelitian yang dilakukan.
Selain itu, Sugiyono (2013: 96) menyatakan bahwa hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan
masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hal tersebut juga didukung
oleh pernyataan Kerlinger (2006: 30), hipotesis adalah pernyataan dugaan
(conjectural) tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis selalu
mengambil bentuk kalimat pernyataan (declarative) dan menghubungkan secara
umum maupun khusus-variabel yang satu dengan variabel yang lain.

2. Menurut bentuknya hipotesis dibagi menjadi dua yaitu:


a. Hipotesis penelitian/hipotesis kerja
Hipotesis penelitian/kerja: Hipotesis penelitian merupakan anggapan
dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji. Dalam hipotesis ini
peneliti mengaggap benar hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara
empiris melalui pengujian hipotesis dengan mempergunakan data yang
diperolehnya selama melakukan penelitian.
b. Hipotesis statistic
Hipotesis statistik merupakan jenis hipotesis yang dirumuskan dalam
bentuk notasi statistik. Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan
peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif). Misalnya:
H0: r = 0; atau H0: p = 0.
D. Definisi Operasional
1. Definisi
Definisi Operasional variabel adalah uraian tentang batasan variabel yang
diteliti, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2012).
Definisi operasional merupakan definisi variabel-variabel yang akan diteliti
secara operasional di lapangan. Definisi operasional bermanfaat untuk
mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel
yang akan diteliti serta untuk pengembangan instrumen. Dengan definisi
operasional yang tepat maka ruangan lingkup atau pengertian variabel-variabel
yang diteliti menjadi terbatas dan penelitian akan lebih fokus (Riyanto, 2011).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa operasional adalah
uraian variabel yang akan diteliti atau diukur oleh variabel yang bersangkutan.
Dalam pembuatan definisi operasional sebaiknya sekalian diidentifikasi hasil
ukur dan skala pengukuran dari setiap variabel yang akan diteliti. Kemudian untuk
mendapatkan nilai OR yang benar, maka kode harus konsisten antara variabel
independen dengan dependen, varibel dependen yang menjadi pokok bahasan atau
kasus sebaiknya di kode 1 sedangkan bagian sebaliknya diberi kode 0,
selanjutnya variabel independen harus konsisten kodenya mengikuti varibel
dependen, kelompok expose atau penyebab kasus diberi kode 1, kelompok non
expose atau non penyebab diberi kode 0.

Contoh: variabel dependennya kanker paru : ya (diberi kode 1) dan tidak


(diberi kode 0), maka variabel indepedennya merokok: ya (diberi kode 1) dan
tidak (diberi kode 0), kemudian jika ada variabel independen yang lain misalnya
perilaku;baik (diberi kode 0), buruk (diberi kode 1). Contoh definisi operasional :
Definisi Operasional Hubungan Gaya Hidup dan Kepribadian dengan Kejadian
Hipertensi

Definisi Cara Alat Skala


No Variabel Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur Ukur
1 Gaya Pola hidup Angket Kuisioner0 = Berisiko, jika Ordinal
hidup seseorang di memiliki
dunia yang kebiasaan
diekspresikan merokok/
dalam aktifitas, minum
minat dan beralkohol/
opininya minum kopi/
kurang olah raga
1 = Tidak berisiko,
jika tidak
memiliki
kebiasaan
merokok,
minum
beralkohol,
minum kopi dan
kebiasaan olah
raga teratur

2 Kepriba Karakteristik Angket Kuisioner0 = Kepribadian Nominal


dian seseorang yang introvert
menyebabkan 1 = Kepribadian
munculnya ekstrovert
konsistensi
perasaan,
pemikiran, dan
perilaku
3 Kejadia Keadaan Angket Kuisioner0 = Hipertensi, jika Ordinal
n responden tekanan darah >
Hiperten dengan tekanan 140/90 mmHg
si darah > 140/90 1 = Tidak
mmHg hipertensi, jika
tekanan darah <
140/90 mmHg

Anda mungkin juga menyukai