e. Karakteristik Laut
Mendapatkan informasi mengenai karakteristik wilayah perairan.
Contoh form wawancara/kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1
2.2.3. Survey Lapangan
a. Survey Topografi
Pengukuran Topografi seluas ±10,0 Ha (atau disesuaikan dengan
kondisi pelabuhan) dilakukan pada lokasi dan sekitar rencana
pelabuhan serta bertujuan untuk mendapatkan peta situasi
wilayah daratan pada lokasi rencana pembangunan pelabuhan.
Topografi mencakup batas-batas luar wilayah pelabuhan dan
pemetaan terhadap fasilitas-fasilitas eksisting di dalam wilayah
pelabuhan.
b. Survey Bathimetri
Pengukuran Bathimetri seluas ±30,0 Ha (atau disesuaikan dengan
kondisi pelabuhan) dilakukan pada lokasi dan sekitar pelabuhan
dan bertujuan untuk mendapatkan peta situasi wilayah perairan
pada lokasi rencana pembangunan pelabuhan. Survey bathimetri
mencakup kerapatan, kedalaman yang diukur sampai batas dari
alur pelayaran masuk.
c. Survey Hidrooseanografi
1) Pengamatan pasang surut
a) Maksud pengamatan pergerakan pasang surut adalah
untuk menentukan kedudukan air tertinggi, duduk tengah
dan air terendah yang dicapai maupun kedudukan LWS;
b) Pengamatan/pencatatan pergerakan muka air dilakukan
minimum selama 15 hari terus menerus menggunakan alat
pencatat otomatis.
2) Pengukuran Arus
Pengalaman kecepatan dan arah arus dilakukan minimal pada
2 (dua) lokasi;
d. Survey Permintaan Jasa Angkutan Laut
Survey lapangan untuk permintaan jasa angkutan laut dilakukan
bila tidak tersedia data operasional yang memadai untuk dijadikan
bahan analisis kebutuhan pembangunan/pengembangan fasilitas
pelabuhan. Survey ini berupa pengumpulan data yang meliputi:
1) Jumlah kunjungan kapal (ship call);
2) Jumlah pergerakan penumpang;
3) Volume pergerakan barang;
4) Rute/jaringan dan status pelayaran;
5) Tipe/jenis kapal yang beroperasi.
a. Analisis Teknis
1) Kajian hidro-oseanografi dalam pembuatan dan penetapan
arah arus dan gelombang di lokasi rencana pelabuhan untuk
penetapan arah/posisi dermaga;
2) Kajian alur dan kawasan keselamatan pelayaran (turning
basin area);
3) Evaluasi jenis fasilitas pelabuhan yang dibutuhkan sampai
dengan rencana pembangunan tahap akhir (ultimate phase);
4) Analisis prakiraan kebutuhan lahan sampai dengan
rencana pembangunan pelabuhan tahap akhir;
5) Evaluasi kondisi fisik dan daya dukung lahan di lokasi rencana
pelabuhan;
6) Ketersediaan utilitas;
7) Evaluasi topografis permukaan lahan rencana lokasi
pelabuhan;
8) Keterpaduan rencana pengembangan/pembangunan
pelabuhan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan
Kabupaten/Kota setempat;
9) Kondisi dan ketersediaan lahan;
10) Potensi pendangkalan;
11) Kendala pelaksanaan konstruksi;
12) Ketersediaan akses/jalan masuk;
13) Kajian terhadap kendala kondisi alam yang menjadi batasan
dalam pengembangan pelabuhan.
b. Analisis Operasional
1) kajian jenis dan ukuran kapal yang diperkirakan akan
beroperasi di pelabuhan;
2) kajian pengaruh gelombang terhadap operasi pelabuhan;
3) kajian alur dan kawasan pelabuhan bila ada pelabuhan lain
disekitarnya;
4) kajian pengaturan operasi pelabuhan;
5) kajian dukungan peralatan SBNP.