Anda di halaman 1dari 49

KARAKTERISTIK TEGANGAN TEMBUS PADA ISOLASI SILICONE

RUBBER YANG DIBERI PERLAKUAN PLASMA

TUGAS AKHIR
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Teknik
Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya

Oleh:
RACHMAD FAUZAN
NIM. 03111404031

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

i
LEMBAR PENGESAHAN

KARAKTERISTIK TEGANGAN TEMBUS PADA ISOLASI SILICONE


RUBBER YANG DIBERI PERLAKUAN PLASMA

TUGAS AKHIR

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Teknik


Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya

Oleh
RACHMAD FAUZAN
NIM. 03111404031

Palembang, 23 Desember 2015


Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,

Prof. Ir. Zainuddin Nawawi, Ph.D. Rizda Fitri Kurnia,ST, M.Eng


NIP. 195903031985031004 NIP. 198705312008122001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro

Ir. Sariman, MS
NIP. 195807071987031004

ii
DEKLARASI

Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul :


“Karakteristik Tegangan Tembus Pada Isolasi Silicone Rubber Yang Diberi Perlakuan
Plasma” adalah hasil karya saya sendiri selain hal – hal yang saya kutip dari referensi. Skripsi
ini tidak/belum pernah diajukan sebagai persyaratan akademik untuk mendapatkan gelar
kesarjanaan di Institusi yang lain. Skripsi ini saya gunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Teknik Elektro di Universitas Sriwijaya.

TandaTangan :

Nama : Rachmad Fauzan

Nim : 03111404031

iii
“Saya menyatakan bahwa saya telah membaca skripsi ini dan menurut pendapat saya skripsi
ini memenuhi persyaratan untuk diajukan dalam sidang sarjana guna mendapatkan gelar
Sarjana Teknik Elektro”

TandaTangan : _______________________

Nama Pembimbing : Prof. Ir. Zainuddin Nawawi, Ph.D

Tanggal : 23 Desember 2015

iv
“Saya menyatakan bahwa saya telah membaca skripsi ini dan menurut pendapat saya skripsi
ini memenuhi persyaratan untuk diajukan dalam sidang sarjana guna mendapatkan gelar
Sarjana Teknik Elektro”

TandaTangan : ____________________

Nama Pembimbing : Rizda Fitri Kurnia, ST, M.Eng

Tanggal : 23 Desember 2015

v
Motto :

If you want something you’ve never had,


you must be willing to do something you’ve never done.
Success is a journey, not a destination.

Skripsi ini kupersembahkan kepada :


 Kedua Orang Tuaku yang selalu memberikan doa dan dukungan setiap saat.
 Kakakku Gusti Rahma Dini, Adikku Muhammad Farhan dan Mutiara Ayu
Renata, semoga kita menjadi orang yang sukses dan selalu berbakti kepada
kedua orang tua.
 Sahabat-sahabatku, kita harus menjadi lebih baik.
 Almamaterku.

vi
KARAKTERISTIK TEGANGAN TEMBUS PADA ISOLASI SILICONE
RUBBER YANG DIBERI PERLAKUAN PLASMA

Fauzan, Rachmad. 2015. Karakteristik Tegangan Tembus Pada Isolasi Silicone Rubber
Yang Diberi Perlakuan Plasma. Palembang: Universitas Sriwijaya.

ABSTRAK

Dalam penyaluran energi listrik terdapat beberapa jenis gangguan yang


diantaranya berhubungan dengan fungsi dan kondisi dari sistim isolasi. Keandalan
isolasi sangat tergantung pada bahan material yang digunakan dan proses
pembuatannya. Material polimer merupakan bahan isolasi yang paling banyak
digunakan, dikarenakan isolasi polimer memiliki kekuatan dielektrik yang tinggi dan
sifat isolasinya yang sangat baik, salah satu contohnya adalah material polimer jenis
silicone rubber. Material silicone rubber dikenal sebagai isolasi yang memiliki
ketahanan yang baik dalam pengoperasian untuk berbagai rentang temperatur,
ketahanan terhadap berbagai bahan kimia, minyak, dan pengaruh cuaca. Penurunan
kekuatan tembus dari suatu isolasi, dapat bermula dari kondisi permukaan isolasi itu
sendiri. Kekasaran permukaan akan berpengaruh terhadap performance dari isolasi.
Salah satu upaya untuk meningkatkan unjuk kerja dari material isolasi polimer adalah
dengan memberikan perlakuan plasma, karena teknologi plasma dapat digunakan
didalam memperbaiki kekasaran permukaan material. Tugas akhir ini melaporkan
hasil investigasi yang dilakukan terhadap perubahan kekuatan tembus bahan isolasi
dari jenis silicone rubber yang diberi paparan plasma dengan variasi lama waktu
paparan mulai dari 20 detik sampai dengan 120 detik. Pengujian tembus dilakukan
dengan menerapkan tegangan tinggi searah (HVDC) yang pada elektroda jarum-
bidang dengan laju kenaikkan 1000 Volt per detik sampai terjadi tembus sempurna
(breakdown). Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan memberikan paparan
plasma pada permukaan sampel telah meningkatkan kekuatan tembus material.
Peningkatan kekuatan tembus dapat mencapai 11 % atau sekitar 19 kV, setelah sampel
diberi paparan plasma selama 120 detik.. Nilai tembus ini lebih tinggi jika
dibandingkan dengan kekuatan tembus material sebelum diberi perlakukan yaitu
sekitar 16 kV.

Kata kunci: Silicone Rubber, Plasma, Tegangan Tembus (HVDC)

vii
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir mengenai “Karakteristik
Tegangan Tembus Pada Isolasi Silicone Rubber Yang Diberi Perlakuan Plasma”.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. Dengan selesainya
Tugas Akhir ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Ir. Zainuddin Nawawi, Ph.D selaku dosen pembimbing tugas akhir
yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, ilmu, serta pengalamannya dalam
memberikan bimbingan dan saran-saran yang sangat berguna dalam penulisan
tugas akhir ini.
2. Kedua orang tua dan saudara-saudara saya tercinta yang selalu sabar memberikan
dukungan, doa, masukan dan fasilitasnya.
3. Rektor Universitas Sriwijaya.
4. Pimpinan Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya,
beserta seluruh staf.
5. Seluruh dosen di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
terima kasih atas ilmu, arahan, serta bantuan yang telah diberikan kepada saya.
6. Pimpinan dan staf Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi dan Pengukuran
Besaran Listrik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
7. Tim suka dan duka selama Tugas Akhir, Prima Oktapiansyah.
8. Teman-teman angkatan 2011 yang telah membantu selama kuliah maupun saat
penulisan tugas akhir ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas segala bantuan yang
telah diberikan kepada saya.

viii
Karena sempurna itu milik Allah SWT, saya berbesar hati menerima kritik dan
saran yang dapat menjadikan tulisan ini lebih baik. Akhir kata, saya berharap Tugas
Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Semoga Allah SWT
melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua.

Wassalammualaikum Wr Wb

Palembang, 23 Desember 2015

Rachmad Fauzan

ix
DAFTAR ISI

BAB JUDUL Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................ ii
HALAMAN DEKLARASI ................................................... iii
MOTTO ................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .............................................................. xii
DAFTAR TABEL ................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................... xiv

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................... I-1
1.2 Tujuan Penulisan ............................................................. I-2
1.3 Manfaat Penelitian .......................................................... I-2
1.4 Perumusan Masalah ........................................................ I-2
1.5 Pembatasan Masalah ........................................................ I-3
1.6 Sistematika Penulisan ..................................................... I-3

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum ............................................................................ II-1
2.2 Bahan Polimer ................................................................ II-1
2.3 Silicone Rubber ............................................................... II-2
2.3.1 Karakteristik Silicone Rubber RTV ..................... II-3
2.4 Mekanisme Kegagalan Material Isolasi Padat ................ II-5
2.4.1 Kegagalan Asasi (Intrinsik) ................................ II-5
x
2.4.2 Kegagalan Elektromekanik ................................ II-6
2.4.3 Kegagalan Streamer ............................................ II-6
2.4.4 Kegagalan Erosi .................................................. II-6
2.4.5 Kegagalan Termal .............................................. II-7
2.5 Kuat Dielektrik ............................................................... II-7
2.6 Plasma ............................................................................. II-8
2.6.1 Plasma Panas (Termal) ........................................ II-10
2.6.2 Plasma Dingin (non Termal) ............................... II-11

III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Peralatan Pengujian Tegangan Tembus dan
Bahan Sampel ................................................................ III-1
3.2 Alat Pembangkit Plasma ................................................. III-1
3.3 Proses Pembuatan Sampel ............................................. III-3
3.4 Pengkondisian sampel ................................................... III-4
3.5 Prosedur Pengujian Tegangan Tembus ......................... III-5
3.6 Bagan Alir Pengujian ..................................................... III-6

IV HASIL DAN DISKUSI


4.1 Umum .......................................................................... IV-1
4.2 Tegangan Keluaran Pada Pembangkit Plasma ............. IV-1
4.3 Hasil Pengujian Sampel ............................................... IV-2
4.4 Diskusi .......................................................................... IV-3

V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan .................................................................. V-1
5.2 Saran ............................................................................ V-1

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Reaksi Polimerisasi Silicone Rubber .................................. II-2


2.2 Kegagalan Isolasi Padat ...................................................... II-5
2.3 Skema Plasma Wujud Ke Empat ........................................ II-8
2.4 Komposisi Plasma ............................................................... II-9
2.5 Plasma Jet ............................................................................ II-10
2.6 Plasma Non Termal ............................................................. II-11
3.1 (a) Rangkaian Power Supply 12V dan 15V DC
Serta 100V AC .............................................................. III-1
3.1 (b) Rangkaian Pembangkit Pulsa Frekuensi Tinggi (HF) .... III-2
3.1 (c) Rangkaian Pembangkit Tegangan Tinggi (HV) ............ III-2
3.2 Plasma Sprayer ................................................................... III-3
3.3 (a) Pencampuran Silicone Rubber dengan Red Catalys ...... III-4
(b) Cetakan yang Terbuat dari Lembaran Kaca .................. III-4
3.4 Pengkondisian Sampel Menggunakan Plasma Sprayer ....... III-5
3.5 Diagram Pengujian Tegangan Tembus ............................... III-5
3.6 Bagan Alir Pengujian .......................................................... III-6
4.1 Pengukuran Tegangan Keluaran Pembangkit Plasma ........ IV-1
4.2 Nilai Rata-Rata Tegangan Tembus Sebagai Fungsi
Waktu Paparan Plasma (detik) ............................................ IV-3

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Klasifikasi Plasma ............................................................... II-9


4.1 Nilai Rata-Rata Pengujian Tegangan Tembus Pada
Sampel.................................................................................. IV-2

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

A Spesifikasi Sampel ............................................................ L-1


B Gambar Alat ..................................................................... L-3
C Data Pengukuran................................................................ L-6

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring dengan kemajuan teknologi tegangan tinggi, energi listrik semakin
memegang peranan yang penting dalam kehidupan. Energi listrik disalurkan dari
pembangkit ke pusat beban, melalui media transmisi dan distribusi. Proses
penyaluran energi listrik ini diharapkan dapat berjalan secara terus-menerus, aman
dan efisien.

Umumnya, dalam penyaluran energi listrik tidak terlepas dari gangguan-


gangguan, diantaranya adalah gangguan yang berhubungan dengan fungsi dan
kondisi dari komponen isolasi. Isolasi merupakan elemen penting pada sistem
kelistrikan yang berfungsi sebagai penyekat agar arus yang timbul hanya akan
mengalir pada lintasan yang semestinya. Keandalan isolasi tersebut sangat
tergantung pada bahan material yang digunakan dalam pembuatannya.
Saat ini, material polimer merupakan bahan isolasi yang paling banyak
digunakan, hal ini dikarenakan, isolasi polimer memiliki kekuatan dielektrik yang
tinggi dan sifat isolasinya yang sangat baik. Salah satu contoh isolasi jenis polimer
adalah Silicone Rubber. Silicone Rubber adalah polimer yang terbentuk dari hasil
kondensasi dari suatu monomer dimethylsiloxane. Pada umumnya silicone rubber
memiliki sifat fisik yang buruk karena sangat sukar dalam proses pembuatannya,
tetapi memiliki ketahanan yang tinggi dalam pengoperasian diberbagai rentang
temperatur, tahan terhadap berbagai bahan kimia, minyak, dan pengaruh cuaca.
Tetapi kemampuan bahan isolasi ini dapat menurun dalam menahan energi listrik,
yang diakibatkan oleh berbagai faktor diantaranya pengaruh lingkungan, cuaca dan
iklim.
Penurunan kekuatan tembus dari suatu isolasi, dapat bermula dari kondisi
permukaan isolasi itu sendiri. Pada permukaan yang kasar jika terdapat tonjolan-
tonjolan yang halus, yang membentuk ujung runcing seperti ujung jarum (Needle

I-1
I- 2

BAB I Pendahuluan

Tip) akan membentuk susunan medan elektrik dengan kerapatan medan yang tinggi
dan tidak homogen.
Dari beberapa referensi diketahui bahwa teknologi plasma telah digunakan
sebagai salah satu teknologi didalam memperbaiki kekasaran permukaan material
seperti product textile. Teknologi plasma diduga juga dapat digunakan untuk
memodifikasi permukaan isolasi yang terbuat dari material silicone rubber, dengan
memanfaatkan teknologi plasma didalam pekerjaan “finishing" diharapkan akan
dapat meningkatkan nilai tegangan tembus isolasi silicone rubber. Oleh sebab itu
studi tentang karekteristik tegangan tembus isolasi polimer silicone rubber yang
diberi perlakuan berupa paparan plasma pada bagian permukaan sangat diperlukan.

1.2. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik tegangan
tembus dari material isolator jenis silicone rubber setelah diberi perlakuan paparan
plasma.

1.3. Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih
jelas mengenai pengaruh perlakuan paparan plasma terhadap karakteristik tembus
tegangan pada bahan isolasi polimer jenis silicone rubber.

1.4. Perumusan Masalah


Mengingat isolator merupakan komponen yang vital pada sistem transmisi
dan distribusi tenaga listrik. Pada sisi yang lain kekasaran permukaan akan
berpengaruh terhadap performance dari isolasi dan keandalan sistem secara
keseluruhan. Oleh karena itu upaya meningkatkan performance material isolator
dengan cara memperbaiki permukaan menggunakan perlakuan plasma perlu untuk
dilakukan.

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


I- 3

BAB I Pendahuluan

1.5. Pembatasan Masalah


Pada penelitian ini sampel yang digunakan berupa material isolator jenis
silicone rubber yang dicetak dalam bentuk lembaran dengan ketebalan 2 mm.
Lembaran sampel tersebut dikondisikan dengan cara memberikan perlakuan plasma
pada bagian permukaannya dalam beberapa tingkatan waktu paparan.

1.6. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bab yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, perumusan masalah, pembatasan masalah, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Menjelaskan secara ringkas mengenai teori-teori yang berhubungan
dengan materi penelitian dan hasil-hasil penelitian terdahulu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Berisikan rancangan pembuatan sampel atau objek uji,
pengkondisian, prosedur pengujian, bagan alir pengujian dan
rangkaian pengujian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Memaparkan hasil penelitian berupa data-data pengukuran dan data-
data pengujian nilai karakteristik tegangan tembus.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Berisikan kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan dan
saran mengenai pembahasan tersebut agar lebih baik lagi.

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Umum
Material isolasi merupakan bagian yang terpenting didalam penyaluran energi
listrik. Isolasi memiliki sifat-sifat mekanis, kimiawi, dan ketahanan terhadap panas.
Bahan isolasi digunakan untuk komponen isolator pada sistem kelistrikan dan harus
memiliki nilai karakteristik tembus tegangan yang tinggi.

2.2. Bahan Polimer [2,3,8]


Polimer banyak digunakan sebagai isolator listrik. Polimer mempunyai
beberapa banyak kelebihan. Bahan tersebut dapat bersifat kaku atau fleksibel, dapat
dibentuk sebagai selaput, dapat berbentuk cairan yang terpolimerisasi setempat,
antara lain sebagai selubung kawat atau sebagai senyawa pembungkus setelah alat
dirakit. Salah satu fakta utama ialah bahwa ikatan kovalen polimer biasanya
membatasi konduksi listrik.
Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh isolator polimer :
1. Ringan, kepadatan material polimer lebih rendah dibandingkan keramik
maupun gelas, hal ini menyebabkan isolator polimer ringan, sehingga mudah
dalam penanganan maupun instalasi.
2. Tahan terhadap polusi, karena bahan polimer mempunyai sifat hidrophobik
(menolak air) yang baik. Sehingga air atau kotoran lainnya akan sukar
menempel pada permukaannya meskipun dioperasikan pada kondisi
lingkungan yang berpolusi maka isolator polimer mempunyai ketahanan
tegangan lewat-denyar yang baik.
3. Waktu pembuatan lebih singkat dibandingkan dengan isolator porselin, namun
tidak mengurangi performansinya.

Sedangkan kekurangan yang dimiliki oleh isolator polimer :


1. Penuaan/degradasi pada permukaannya (surface ageing), stress yang
disebabkan antara lain karena korona, radiasi UV atau zat kimia dapat
menyebabkan reaksi kimia pada permukaan polimer. Sehingga dapat merusak
permukaan polimer (penuaan) yang dapat menghilangkan sifat hidrofobiknya.

II-1
II-2

BAB II Tinjauan Pustaka

2. Mahal, bahan penyusun polimer lebih mahal dibandingkan dengan porselin


maupun gelas.
3. Kekuatan mekaniknya rendah, isolasi polimer biasanya tidak mampu untuk
menyokong dirinya sendiri. Oleh karenanya dalam instalasi dibutuhkan
peralatan lain seperti jacket sebagai penyokongnya.

2.3. Silicone Rubber [7,11,14]


Silicone rubber yang secara ilmiah lebih dikenal sebagai polysiloxane
merupakan salah satu jenis polimer yang paling berguna pada saat ini. Silicone
rubber berbeda dari polimer yang lain dimana struktur utamanya terdiri dari unit
Si-O-Si yang tidak sama dengan polimer lainnya yang berstrukturkan carbon. Oleh
karena itu, silicone rubber diaplikasikan dalam jumlah besar dan diproduksi dalam
jumlah besar. Polysiloxane mempunyai struktur utama yang sangat berbeda dari
struktur utama polyethylene.
Silicone rubber terbentuk dari hasil kondensasi dari suatu monomer
dimethylsiloxane. Pada mulanya, dimethyldichlorosilane dihidrolisis dengan
menggunakan H2O menjadi dimethylsilanol, yang kemudian dikondensasikan
menjadi dimethylsiloxane, pada kondensasi selanjutnya dihasilkan reaksi
polimerisasi dimethylsiloxane menjadi dimethylpolysiloxane.
Berbagai tipe silicone rubber dibuat dengan menggantikan grup metil didalam
polimer dengan grup lain seperti phenil atau vinyl. Penggantian ini akan
menghasilkan produk lain yang memiliki karakteristik yang lebih baik. Sebagai
contoh kehadiran grup phenil didalam rantai polimer meningkatkan
karakteristiknya dalam temperatur rendah, kehadiran grup fluorine meningkatkan
ketahanan kimianya.

CH3 CH3 CH3 CH3

OH . . . Si O Si O Si O Si O . .. H

CH3 CH3 CH3 CH3

Gambar 2.1. Reaksi Polimerisasi Silicone Rubber

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


II-3

BAB II Tinjauan Pustaka

Meskipun silicone rubber standar tidak dapat diperkuat dengan karbon hitam
seperti pada karet konfensional lainnya. Kemampuan fisik masih dapat ditingkatkan
dengan bahan pengisih anorganik, seperti titanium oksida, zinc oksida, besi oksida
dan silica. Sifat fisik, kimia, dan elektrik dapat diubah dengan variasi tipe dan
jumlah dari bahan pengisi tersebut.
Pada umumnya, silicone rubber memiliki sifat fisik yang buruk dan sangat
sukar dalam proses pembuatannya. Tetapi silicone rubber memiliki ketahanan yang
tinggi dalam pengoperasian di berbagai range temperatur (-90°C sampai 316°C),
tahan terhadap berbagai bahan kimia, minyak, dan pengaruh cuaca.
Silicone rubber merupakan polimer sintesis yang masih relatife baru
penggunaannya sebagai material isolasi polimer pada isolator listrik tegangan
tinggi/ekstra tinggi pasangan luar (outdoor). Pada umumnya ada dua tipe dari
silicone rubber yang biasa digunakan untuk isolasi listrik tegangan tinggi/ekstra
tinggi pasangan luar yaitu Silicone Rubber RTV (Room Temperature Vulcanized)
dan Silicone Rubber HTV (High Temperature Vulcanized).
Silicone Rubber RTV banyak digunakan sebagai jaket pelindung bagi isolator
porselen. Silicone Rubber HTV mempunyai struktur kekuatan mekanik lebih baik
dari pada Silicone Rubber RTV, biasa dipakai dalam konstruksi dari campuran
isolator pasangan luar. Dua jenis silicone rubber ini tersusun dari PDMS
(Polydimethylsiloxane) yang merupakan polimer dasar dari silicone rubber.

2.3.1. Karakteristik Silicone Rubber RTV [11]

Silicone Rubber RTV adalah suatu produk termoset dari suatu larutan
dimethylsiloxane dengan suatu bahan pematangan (curing Agent) dibenzoyl
perokside. Perbandingan secara stokiometrik antara agen pematangan dengan
larutan dimethyl siloxane adalah 1 gr : 100 gr. Proses Polimerisasi silicone rubber
dilakukan dengan bantuan dari oksigen dengan waktu pematangan sekitar 12 jam
pada temperatur ruangan.
Data Produk :
Systematic name : Poly (dimethylsiloxane)
Trade name : Dimethicone

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


II-4

BAB II Tinjauan Pustaka

Product Name : Silicone Rubber RTV-586


Chemical formula : (𝐶2 𝐻6 𝑂𝑆𝑖)2
Density : 965 kg 𝑚−3
CAS number : 63148-62-9
Electrical Properties :
𝐸𝐵 (60 Hz) : 552 V/mil
𝜀(100 Hz) : 3,6
Tan 𝛿 : 0,00025
𝑇𝑔 (transition glass temp.) : 150°K
Mechanical Properties :
Tensile strength : 1500 psi
Elongation at break : 490 %
Maximum temp. : + 316°C
Minimun temp. : - 90°C
Typical Properties :
Dynamic properties : Poor
Permanent set : High
Tear resistance : Poor
Abration resistance : Poor
Adhesion : Poor
Electrical properties : Excellent
Weather resistance : Excellent
Ozone resistance : Excellent
Oil resistance : Fair
Gasoline resistance : Poor
Water swelling : Excellent
Adhesion to metal : Excellent

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


II-5

BAB II Tinjauan Pustaka

2.4. Mekanisme Kegagalan Material Isolasi Padat [4,5]


Mekanisme kegagalan bahan isolasi padat terdiri dari beberapa jenis sesuai
fungsi waktu penerapan tegangannya. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut :

Kegagalan (kV)

Kegagalan intrinsik, elektromekanik

Kegagalan Streamer

Kegagalan Termal

Kegagalan Erosi

log t (detik)

Gambar 2.2. Kegagalan Isolasi padat [4]

Berikut ini merupakan klasifikasi kegagalan isolasi pada mekanisme tembus


sempurna antara lain :
1. Kegagalan Asasi (Intrinsik)
2. Kegagalan Elektromagnetik
3. Kegagalan Streamer
4. Kegagalan Thermal
5. Kegagalan Erosi

2.4.1. Kegagalan Asasi (Intrinsik) [4]


Kegagalan asasi (intrinsik) adalah kegagalan yang disebabkan oleh jenis dan
suhu bahan ( dengan menghilangkan pengaruh luar seperti tekanan, bahan
elektroda, ketidakmurnian, rongga udara). Kegagalan ini dapat terjadi jika tegangan
yang dikenakan pada bahan tersebut dinaikkan sehingga tekanan listriknya
mencapai nilai tertentu yaitu 106 volt/cm dalam waktu yang sangat singkat yaitu 10-
8
detik.

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


II-6

BAB II Tinjauan Pustaka

2.4.2. Kegagalan Elektromekanik [4]


Kegagalan elektromekanik adalah kegagalan isolasi yang disebabkan oleh
adanya perbedaan polaritas antara elektroda yang mengapit zat isolasi padat
sehingga timbul tekanan listrik pada bahan tersebut. Tekanan listrik yang terjadi
menimbulkan tekanan mekanik yang menyebabkan timbulnya tarik menarik antara
kedua elektroda tersebut. Pada tegangan 106 volt/cm menimbulkan tekanan
mekanik 2 s.d 6 kg/cm2. Tekanan atau tarikan mekanis ini berupa gaya yang bekerja
pada zat padat berhubungan dengan modulus young.

2.4.3. Kegagalan Streamer [4]


Kegagalan streamer adalah kegagalan yang terjadi sesudah suatu banjiran
(avalance). Sebuah elektron yang memasuki konduksi ikatan (bond conduction) di
katoda akan bergerak menuju anoda dibawah pengaruh medan, memperoleh energi
antara benturan dan kehilangan energi pada waktu membentur. Jika lintasan bebas
cukup panjang maka tambahan energi yang diperoleh melebihi pengionisasi latis
(latice). Akibatnya dihasilkan tambahan elektron pada saat terjadi benturan. Jika
suatu tegangan V dikenakan terhadap elektroda bola, maka pada media yang
berdekatan (gas atau udara) timbul tegangan. Karena gas mempunyai permitivitas
lebih rendah dari zat padat sehingga gas akan mengalami tekanan listrik yang besar.
Akibatnya gas tersebut akan mengalami kegagalan sebelum zat padat mencapai
kekuatan asasinya. Karena kegagalan tersebut maka akan jatuh sebuah muatan pada
permukaan zat padat sehingga medan yang tadinya seragam akan terganggu.
Bentuk muatan pada ujung pelepasan ini dalam keadaan tertentu dapat
menimbulkan medan lokal yang cukup tinggi (sekitar 10 MV/cm). Karena medan
ini melebihi kekuatan intrinsik maka akan terjadi kegagalan pada zat padat. Proses
kegagalan ini terjadi sedikit demi sedikit yang dapat menyebabkan kegagalan total.

2.4.4. Kegagalan Erosi [4]


Kegagalan Erosi adalah kegagalan yang disebabkan zat isolasi padat tidak
sempurna, karena adanya lubang atau rongga dalam bahan isolasi padat tersebut.
Lubang atau rongga akan terisi oleh gas atau cairan yang kekuatan gagalnya lebih

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


II-7

BAB II Tinjauan Pustaka

kecil dari kekuatan zat padat. Erosi mengakibatkan permukaan isolasi menjadi
kasar dan cepat menyimpan kotoran yang akhirnya mengakibatkan bertambahanya
arus mengalir sehingga dapat terjadi kegagalan dari isolasi tersebut.

2.4.5. Kegagalan Termal [4]


Kegagalan termal, adalah kegagalan yang terjadi jika kecepatan
pembangkitan panas di suatu titik dalam bahan melebihi laju kecepatan
pembuangan panas keluar. Akibatnya terjadi keadaan tidak stabil sehingga pada
suatu saat bahan mengalami kegagalan.

2.5. Kuat Dielektrik [1,5]


Kekuatan dielektrik dari material isolasi dapat didefinisikan sebagai
kekuatan dielektrik maksimum yang masih dapat ditahan oleh bahan tersebut. Juga
dapat didefinisikan sebagai harga tegangan dimana arus mulai mengalir dengan
cepat dan mencapai nilai arus yang tinggi. Suatu isolasi tidak dapat menahan
tegangan yang melampaui batas kemampuan isolasi tersebut. Bila kita menaikkan
nilai tegangan yang diaplikasikan pada isolator, maka pada titik nilai tertentu dari
tegangan akan terjadi flash over atau breakdown pada material isolasi. Bila ini
terjadi, maka nilai tahanan isolasi akan turun dari nilai tahanan yang semula tinggi,
dan ini akan diikuti dengan hubung singkat antara bagian-bagian yang memiliki
beda potensial, dimana bagian-bagian tersebut pada mulanya diisolir antara titik
bagian dengan bagian yang lainnya.
Setiap bahan dielektrik memiliki ketahanan yang berbeda terhadap medan
yang diberikan. Besarnya medan listrik maksimum yang dapat ditahan oleh bahan
dielektrik tanpa mengalami kerusakan yang disebut kekuatan dielektrik. Kekuatan
dielektrik ini tergantung pada sifat atom dan molekul cairan itu sendiri. Namun
demikian ini dalam prakteknya kekuatan dielektrik tergantung pada material dari
elektroda, suhu dan jenis tegangan yang diberikan, gas yang terdapat dalam cairan
dan sebagainya yang dapat mengubah sifat molekul cairan. Dalam isolasi cair
kekuatan dielektrik serta dengan tegangan kegagalan yang terjadi. Semakin kuat
dielektrik maka semakin bagus material isolasi.

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


II-8

BAB II Tinjauan Pustaka

2.6. Plasma [9,10,12,13]


Plasma sudah diketahui keberadaannya sejak tahun 1879 oleh seorang ahli
fisika dari Inggris Sir William Crookes, dia menyebutnya radiant matter. Sifat-
sifat dari materi sinar katode pada tabung Crookes kemudian diidentifikasi oleh
fisikawan Inggris J. J. Thomson pada tahun 1897, dan disebut sebagai "plasma"
oleh Irving Langmuir pada tahun 1928. Plasma merupakan substansi yang mirip
dengan gas dengan bagian tertentu dari partikel terionisasi. Adanya pembawa
muatan yang cukup banyak membuat plasma bersifat konduktor listrik sehingga
bereaksi dengan kuat terhadap medan elektromagnet. Oleh karena itu, plasma
memiliki sifat-sifat unik yang berbeda dengan padatan, cairan maupun gas dan
dianggap merupakan wujud zat yang berbeda yaitu sebagai zat keempat. Mirip
dengan gas, plasma tidak memiliki bentuk atau volume yang tetap kecuali jika
terdapat dalam wadah, tetapi berbeda denga gas, plasma membentuk struktur
seperti filamen, pancaran dan lapisan-lapisan jika dipengaruhi medan
elektrommagnet. Plasma yang umum ditemui antara lain adalah bintang dan lampu
pendar. Plasma disebut sebagai benda keempat dapat dilihat dilihat dari skemanya
dari gambar sebagai berikut:
Padat  dipanaskan  cair  dipanaskan  embun/ gas  dipanaskan  Plasma

Gambar 2.3. Skema Plasma Wujud Ke Empat [12]


Dapat disimpulkan bahwa plasma tidak termasuk dalam padat, cair, gas oleh karena
itu plasma dianggap sebagai wujud ke empat. Dari gambar ini juga kita dapat
mengetahui komposisi plasma itu sendiri terdiri dari

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


II-9

BAB II Tinjauan Pustaka

PLASMA

Ion Positif Ion Negatif Elektron Metastables Atom Radikal bebas Photon

Gambar 2.4. Komposisi Plasma [12]

Dan untuk klasifikasi plasma dapat dilihat dari tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1 Klasifikasi Plasma [12]

Plasma Keadaan Kesetimbangan Contoh

Plasma Temperatur Te ≈ Ti ≈ Tg , Tp = 106 – 108


Tinggi (Kesetimbangan K Plasma Laser Fusi
Plasma) ne ≥ 1010 m-3

Plasma Dengan Temperatur Rendah

Plasma Panas ( Plasma Te ≈ Ti ≈ Tg ≤ Tp 2 x 104 K Busur Plasma,


Kesetimbangan Semu ) ne ≥ 1020 m-3 Plasma Obor

Pijar, Korona,
Atmospheric
Pressure Plasma Jet ,
Dielectric Barrier
Plasma Dingin ( Plasma Te > Ti ≈ Tg = 300…103 K
Discharges, Micro
Tanpa Kesetimbangan) ne ≈ 1010 m-3
Hollow Cathode
Discharges, Gas
Discharge Plasma,
Plasma Jarum, DLL.

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


II-10

BAB II Tinjauan Pustaka

Dimana :
Te = Temperatur Elektron
Ti = Temperatur Ion
Tn = Temperatur Netral
Tg = Temperatur Gas
Tp = Temperatur Plasma
ne = Rapat Elektron
≈/~ = Kesetimbangan
K = Kelvin (Suhu Dalam Candela)
Jadi dari tabel diatas dapat diketahui ada dua jenis plasma yakni plasma
panas (termal) dan plasma dingin (non termal).

2.6.1 Plasma panas (Termal) [9]


Plasma panas (termal) adalah partikel yang terionisasi dengan suhu tinggi
yaitu diatas 10.000o K atau dalam celcius sebesar 9726,85 oC.
Berdasarkan temperaturnya suhu elektron dan gas berada dalam keadaan
kesetimbangan (quasi-equilibrium) akibat pemanasan. Contoh dari plasma panas
adalah plasma matahari, Termal plasma jet dengan suhu yang sangat tinggi seperti
gambar .

Gambar 2.5. Plasma Jet [6]

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


II-11

BAB II Tinjauan Pustaka

2.6.2 Plasma Dingin (Non Termal) [9]


Plasma dingin atau plasma non termal adalah partikel yang terionisasi medan
listrik yang menghasilkan elektron energik dengan tidak menimbulkan suhu yang
tinggi, dimana temperatur ion dan komponen netral lainnya tetap atau sama berada
pada suhu ruang yang ditunjukkan pada tabel 2.1. Dengan kata lain ion dan
komponen netral lainnya relative dingin, sifat ini memungkinkan plasma non termal
dapat dimanfaatkan pada temperatur rendah yang akan digunakan untuk
kepentingan kimia seperti halnya pendisiosasian (pemisahan molekul) gas. Gambar
berikut menunjukkan terjadinya lucutan pijar korona plasma dingin.

Gambar 2.6. Plasma Non Termal [6]

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Peralatan Pengujian Tegangan Tembus dan Bahan Sampel


Berikut ini adalah peralatan yang digunakan dalam pengujian tegangan
tembus dan bahan sampel :
A. Peralatan :
1. Alat pembangkit plasma
2. Trafo pembangkit tegangan tinggi
3. Elektroda jarum dan elektroda bidang
B. Bahan :
1. Silicone rubber (RTV 586)
2. Red Catalyst / Hardener

3.2. Alat Pembangkit Plasma


1. Rangkaian Power Supply
Berfungsi sebagai sumber tegangan yang berasal dari listrik 220 V, lalu
akan masuk melalui transformator 5 A yang akan dikonversikan menjadi tegangan
DC untuk mensuplai IC 7812.

+ 15 V
0 15 V
IN 5392
LM 7812
220 V 110 0V IN OUT
+ 12 V
AC 1 3
 3300F 2 GD
220 15 V
 50 V GD
TR 3A
IN 5392

100 V AC

Gambar 3.1. (a) Rangkaian Power Supply 12V dan 15V DC Serta 100V AC

III-1
III-2

BAB III Metodologi Penelitian

2. Rangkaian Pembangkit Pulsa


Pembangkit pulsa ini memanfaatkan IC555, karena menghasilkan pulsa
hingga 30 kHz yang sesuai dengan kebutuhan transformer flyback. Sehingga
rangkaian pembangkit tegangan tinggi mudah untuk membuat tegangan yang stabil.
47 
+ 12 V

 470F
100 pF GD
50 K 
 50 V

HF
4
50 K  7
6

47  10 pF
5 3
IC 555
8
FET
1 2 IRF840

10 pF 10 pF

Gambar 3.1. (b) Rangkaian Pembangkit Pulsa Frekuensi Tinggi (HF)

3. Rangkaian Pembangkit Tegangan Tinggi


Berfungsi sebagai saklar pulsa (frekuensi) yang memanfaatkan saklar FET
(Field Effect Transistor), FET dipilih karena memiliki kerja yang lebih baik
dibanding transistor. FET yang digunakan pada alat pembangkit plasma adalah
IRF840.
100 V AC
D 3A  100F
 160 V

HIGH VOLTAGE
+ 15 V
25 KV

TS
GD D2499
TR FLYBACK
BSC25.T1010A
NO. ISR11.05.10
HF
TR DRIVE
JS 080B

Gambar 3.1. (c) Rangkaian Pembangkit Tegangan Tinggi (HV)

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


III-3

BAB III Metodologi Penelitian

Udara masuk

Silica Gel

Filter
kelembaban
Kipas elektrik

Elektroda
Celah
Tegangan Tinggi
Discharge
Elektroda
ARC Plasma grounding

Gambar 3.2. Plasma Sprayer

3.3. Proses Pembuatan Sampel


Sebelum pembuatan sampel, terlebih dahulu disiapkan bahan-bahan utama
dan bahan pendukung untuk proses pembuatan. Siapkan cetakan yang terbuat dari
kaca, lapisan yang terbuat dari bahan plastik bening berukuran sama dengan
cetakan, wadah untuk tempat pengadukan sampel, serta bahan-bahan lain yang
diperlukan. Siapkan juga lapisan yang terbuat dari bahan plastik bening untuk di
letakan di atas cetakan agar sampel tidak menempel dikaca.
Silicone rubber dan hardener dicampur pada sebuah wadah dengan komposisi
perbandingan 100 : 1. Setelah dicampur, kedua bahan tersebut diaduk perlahan
sampai merata. Kemudian tuangkan campuran silicone rubber yang telah dibuat ke
dalam lapisan yang diletakkan diatas cetakan kaca. Setelah itu ratakan bahan
tersebut sehingga memenuhi setiap bagian cetakan. Kemudian campuran akan
ditekan dengan kaca berukuran sama agar seluruh permukaan siliconer rubber rata.
Setelah kurang atau lebih dari 24 jam silicone rubber sudah mengeras, kemudian
masukkan sampel yang sudah jadi ke dalam kotak penyimpanan untuk menghindari
kontaminasi.

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


III-4

BAB III Metodologi Penelitian

Silicone rubber yang telah dicetak, dan telah mengering dapat dipotong
menjadi beberapa bagian yang disesuaikan dengan ukuran elektroda bidang dimana
sampel akan ditempatkan. Sebelum diberi perlakuan terhadap sampel, terlebih
dahulu dilakukan pemilihan sampel dengan pengukuran tebal setiap sampel agar
dapat memperoleh sampel dengan rata-rata ketebalan yang sama.

Kaca

SiR

Kaca

Kaca
Catalys
Red
Kaca

5 cm
5 cm

(a) (b)
Gambar 3.3.(a). Pencampuran silicone rubber dengan red catalys.
(b). Cetakan yang terbuat dari lembaran kaca.

3.4. Pengkondisian Sampel


Proses pengkondisian dengan pengaplikasian plasma ini dilakukan di
Laboratorium High Field Phenomena and Materials Insulation Jurusan Teknik
Elektro Universitas Sriwijaya. Sebelum dilakukan pengujian, masing-masing
sampel silicone rubber itu ditempatkan dalam tempat terpisah sehingga tidak
terkontaminasi udara luar. Selanjutnya sampel silicone rubber akan dikondisikan
dengan cara memberikan perlakuan plasma pada bagian permukaannya dalam
beberapa tingkatan waktu paparan.

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


III-5

BAB III Metodologi Penelitian

Kipas elektrik

ARC Plasma
5 mm

Sampel 2 mm

5 cm

Gambar 3.4. Pengkondisian Sampel Menggunakan Plasma Sprayer

3.5. Prosedur Pengujian Tegangan Tembus


Cara pengukuran yang dilakukan pada pengujian ini adalah dengan metode
pengukuran langsung permukaan isolasi silicone rubber dimodifikasi dengan
plasma pada waktu yg telah ditentukan, lalu diuji tegangan tembus dengan
rangkaian pengujian seperti pada gambar 3.5. Objek uji dihubungkan pada tegangan
tinggi searah. Dalam pengujian ini, tegangan dinaikkan dalam waktu yang singkat
dengan kecepatan konstan sampai kondisi tembus pada material isolasi. Cara
pengujian ini disebut pengujian singkat (Short-Time Test).
Rangkaian pengujian karakteristik tegangan tembus permukaan material
isolasi silicone rubber dapat dilihat pada gambar :
RM

Spesim en R1
HVDC

R2 V

Gambar 3.5. Diagram Pengujian Tegangan Tembus

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


III-6

BAB III Metodologi Penelitian

3.6. Bagan Alir Pengujian

Mulai

Pembuatan Alat Pembangkit Plasma

Pembuatan Objek Uji Silicone Rubber

Pengaplikasian Paparan Plasma terhadap Objek Uji

Pengukuran Tegangan Tembus

Proses berjalan
Ganti
lancar dan data
Objek Uji
yang didapat normal
Gagal

Berhasil

Pencatatan dan
Pengolahan Data Hasil
Pengukuran

Selesai

Gambar 3.6. Bagan Alir Pengujian

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


BAB IV
HASIL DAN DISKUSI

4.1. Umum
Dalam penelitian ini sampel yang telah dibuat, sebelum diuji kekuatan
tembus diberi perlakuan berupa paparan plasma. Pembangkit plasma yang dibuat,
sebelum digunakan untuk perlakuan terhadap sampel, pembangkit plasma
diverifikasi spesifikasi teknisnya. Pengujian kekuatan tembus terhadap sampel
silicone rubber menggunakan sistem elektroda jarum bidang yang disuplai dengan
tegangan tinggi searah (HVDC). Sampel yang dibuat berbentuk lembaran dengan
ukuran 5cm×5cm dan ketebalan 2mm. Sampel dikondisikan pada temperatur ruang,
dimana permukaannya diberi paparan plasma.
Tegangan tembus pada sampel isolasi silicone rubber diawali mulai
terjadinya bunyi desis yang muncul dari elektroda sampai terjadi tembus sempurna
yang ditunjukan dengan terjadinya pijar kecil diantara elektroda dan bagian
permukaan sampel. Besarnya nilai tegangan tembus terukur dan dapat dibaca pada
voltmeter yang terdapat pada panel kontrol dari pembangkit tegangan tinggi searah.
Secara teori, tahapan verifikasi pembangkit plasma dan pengukuran kekuatan
tembus dari sampel dijelaskan pada bab ini.

4.2. Tegangan Keluaran Pada Pembangkit Plasma


Untuk mendapatkan nilai tegangan keluaran dari pembangkit plasma,
pengukuran dilakukan menggunakan instrument voltmeter tegangan tinggi “Mark-
I seri 1038”. Alat ukur tegangan ini mempunyai range pengukuran tegangan sampai
dengan 15 kV.
Dengan konsep pengukuran tegangan yang diparalel seperti pada gambar,
hasil kalibrasi pengukuran tegangan keluaran dari pembangkit plasma yang terbaca
pada alat ukur instrument voltmeter tegangan tinggi “Mark-I seri 1038” yaitu
sebesar 6,5 kV.

IV-1
IV-2

BAB IV Hasil dan Diskusi

HF HV

V ARC PLASMA

Flyback Transformer

Gambar 4.1. Pengukuran tegangan keluaran pembangkit plasma

4.3. Hasil Pengujian Sampel


Pengujian Tegangan Tembus
Pengujian kekuatan tembus terhadap sampel silicone rubber menggunakan
sistem elektroda jarum bidang yang disuplai dengan tegangan tinggi searah
(HVDC). Tegangan tinggi searah yang diaplikasikan pada elektroda, arus dinaikkan
secara perlahan dengan laju kenaikan 1000 Volt/second sampai terjadinya tembus
sempurna pada isolasi. Besarnya nilai tegangan tembus dapat dibaca pada voltmeter
yang terdapat pada panel kontrol dari pembangkit tegangan tinggi searah. Hasil
pengujian seperti pada tabel 4.1 dibawah ini adalah nilai rata-rata dari 3 kali
pengukuran.

Tabel 4.1. Nilai rata-rata pengujian tegangan tembus pada sampel

Nilai Rata-Rata
Waktu Paparan
No. Tegangan Tembus
(detik)
(kV)
1 0 16,33

2 3 17

3 15 17,83

4 30 18,16

5 45 18,33

6 60 18,5

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


IV-3

BAB IV Hasil dan Diskusi

7 75 18,5

8 90 18,5

9 105 18,83

10 120 19

19.5

19
Tegangan Tembus (kV)

18.5

18

17.5

17

16.5

16
0 20 40 60 80 100 120 140
Waktu Paparan Plasma (detik)

Gambar 4.2. Nilai rata-rata tegangan tembus sebagai fungsi waktu paparan plasma
(detik)

4.4. Diskusi
Hasil pengukuran tegangan tembus memperlihatkan bahwa untuk sampel
isolasi silicone rubber yang tidak diberi perlakuan paparan plasma, nilai tegangan
tembus rata-ratanya mencapai 16,33 kV. Setelah isolasi silicone rubber mengalami
perlakuan paparan plasma untuk waktu selama 3 detik, tembus isolasi terjadi pada
tegangan 17 kV. Nilai tegangan tembus yang terjadi meningkat secara tajam sampai
dengan perlakuan untuk waktu 30 detik. Setelah itu kenaikkan nilai tegangan
tembus cenderung landai. Untuk paparan yang diberikan selama 120 detik tembus
mencapai 19 kV. Jika dilihat tingkat kenaikkan, pengaruh paparan plasma pada
permukaan sampel terhadap nilai tembus yang terjadi, nilai kenaikkan terbesar
terjadi pada fase awal, dimana waktu lama paparan dimulai 3 detik sampai dengan

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


IV-4

BAB IV Hasil dan Diskusi

30 detik, dimana kenaikkan tegangan mencapai 11 % atau total kenaikkan sebesar


1.83 kV. Sedangankan fase kedua, yaitu fase kenaikkan yang cenderung landai,
besar kenaikan hanya sebesar 4 % atau total 0,8 kV. Perlu diingat bahwa plasma
yang dipaparkan pada permukaan isolasi diduga telah membuat perubahan pada
lapisan permukaan dan bagian dalam dari lembaran sampel, dimana pori-pori
material menjadi tertutup dan permukaan sampel menjadi lebih halus dan tonjolan-
tonjolan yang membentuk “cone” seperti ujung jarum yang runcing (needle tip)
menjadi berkurang atau hilang sama sekali. Berkurang atau hilangnya lobang pori-
pori dan “cone” pada permukaan sample telah merubah susunan medan listrik yang
terbentuk apabila permukaan sampel diberikan tekanan atau “stress” listrik. Hal ini
akan berakibat kepada meningkatnya tekanan listrik yang diperlukan dan dapat juga
dikatakan terjadi perpanjangan waktu (time-lag), yaitu waktu yang diperlukan
untuk terjadinya suatu tembus sempurna yang dihitung sejak tegangan
diaplikasikan pada isolasi melalui elektroda jarum. Hal ini dapat dibuktikan adanya
dari korelasi antara kenaikkan lama waktu paparan sebagai fungsi nilai tegangan
tembus, yang memberikan arti bahwa untuk mendapatkan kehalusan permukaan
sampel sampai tingkat tertentu sehingga tonjolan pada permukaan sampel menjadi
semakin kecil (mungkin dapat dikatakan permukaan halus, tidak terdapat pori-pori
dan tonjolan) memerlukan paparan plasma dengan waktu yang lebih lama.

Teknik Elektro Universitas Sriwijaya


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan studi dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab terdahulu
dapat dibuat kesimpulan sementara berikut:
Hasil pengukuran tegangan tembus yang dilakukan terhadap sampel
menunjukkan bahwa nilai tegangan tembus meningkat dengan bertambahnya waktu
lama paparan yang diberikan. Perubahan nilai tegangan tembus isolasi untuk
sampel dengan lama waktu paparan sampai dengan 30 detik meningkat cukup tajam
jika dibandingkan dengan peningkatan nilai tembus pada sampel yang mengalami
paparan 30 – 120 detik.
Hasil ini memberikan pemahaman bahwa paparan plasma terhadap
permukaan sampel telah memberikan pengaruh terhadap kekuatan tembus isolasi
melalui perubahan struktur permukaan isolasi silicone rubber dari kondisi semula
yang berpori dan kemungkinan adanya tonjolan kecil dalam orde mikro menjadi
lebih halus.

5.2. Saran
Dari studi yang telah dilakukan, dan untuk lebih mendalami pemahaman
mengenai pengaruh plasma terhadap kekuatan material isolasi didalam menahan
stess tegangan akibat diterapkannya tegangan yang tinggi, maka pengaruh plasma
terhadap perubahan nilai tahanan pada permukaan sampel perlu diukur secara teliti.
Hal ini diperlukan untuk melihat sejauh mana pengaruh “bombardemen” elektron
yang dilepaskan pada saat permukaan isolasi diberikan perlakuan paparan plasma
dan dihubungkan dengan sifat-sifat dari silicone rubber yang digunakan sebagai
bahan isolasi.

V-1
DAFTAR PUSTAKA

[1] Arismunandar Artono. 1994. Teknik Tegangan Tinggi. Cetakan ketujuh.


Jakarta: Penerbit PT. Pradnya Paramita jalan bunga 8-8A Jakarta
13140.

[2] Aspiansyah. 2013. Pengelompokan Polimer. [online].


http://www.academia.edu/9857648/Polimer. Diakses 10 Maret
2015.

[3] Chen. C. Ku. 1987. Electrical Properties of Polymer. Hanser Publisher: New
York.

[4] Elektro Indonesia. 2009. Partial Discharge dan Kegagalan Bahan Isolasi.
[online]. http://www.elektroindonesia.com/elektro/ener13a.html.
Diakses 15 Maret 2015.

[5] Goodfellow. 2003. Copper Technical Information. [online].


http://www.goodfellow.com. Diakses 15 Maret 2015.

[6] Google, Images Plasma. [online]. https://www.google.com/plasma. Diakses


23 Maret 2015.

[7] G. P. Chalotra. 1980. Electrical Engineering Material. Khanna Publishers:


Delhi.

[8] Ku, C. C, and Liepens, R. 1987. Electrical Properties of Polymers. Hanser.

[9] Nehra Vijay, dkk, 2006. “Atmospheric Non-Thermal Plasma Sources”.


International Journal of Engineering, Volume 02 : issue 1. India.
[10] Rachmansyah, Rully. 2001. Ketahanan 19 Jenis Kayu Tropis yang Diberi
Perlakuan Plasma Terhadap Rayap Kayu Kering. Institut Pertanian
Bogor : Bogor.

[11] Wikipedia. 2008. Silicone Rubber. [online].


http://en.wikipedia.org/wiki/SiR. Diakses 10 Maret 2015.

[12] Wikipedia. 2015. Plasma. [online]. http://id.wikipedia.org/wiki/


Plasma(wujudzat). Diakses 23 Maret 2015.

[13] Wordpress. 2011. Tentang Plasma. [online]. http://masdiisya.wordpress.


com/2011/04/25/tentang-plasma/.html. Diakses 23 Maret 2015.

[14] Yuniarti, Nurhening, A. N. Afandi. Tinjauan Sifat Hidrofobik Bahan Isolasi


Silicone Rubber. TEKNO Journal, 2007, UM.
L- 1

LAMPIRAN A

Spesifikasi sampel

Gambar.L.A.1. Silicone Rubber dan Red Catalis

Gambar.L.A.2. Cetakan kaca ukuran 6cm×6cm dengan ketebalan 2mm


L- 2

Gambar.L.A.3. Silicone Rubber yang telah di campur dengan Red Catalis

Gambar.L.A.4. Silicone Rubber yang telah dimasukan ke cetakan

Gambar.L.A.5. Silicone Rubber yang telah di potong ukuran 5cm×5cm dan siap diuji
L- 3

LAMPIRAN B

Gambar Alat

Gambar.L.B.1. Bejana Vakum

Gambar.L.B.2. Alat Pembangkit Plasma


L- 4

Gambar.L.B.3. Stick Voltmeter Model Mark-I Serial 1038

Gambar.L.B.4. Tahanan Muka (Rm) pembatas arus ke spesimen


L- 5

Gambar.L.B.5. Panel Instrumen untuk transformator pembangkit tegangan tinggi

Gambar.L.B.6. Panel Hygrometer, Pressure dan Thermometer


L- 6

LAMPIRAN C

Data Pengukuran

Pengukuran tegangan tembus terhadap isolasi Silicone Rubber

Hari : Kamis

Tanggal : 26 November 2015

Pukul : 10.00 sampai 15.00

Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Pembangkit Listrik Kampus Indralaya

Temperatur : 85°F

Kelembaban : 88%

Tekanan : 986 Psi

Waktu Paparan Plasma Tegangan Tembus Arus Tegangan


No.
(detik) (kV) (mA) (V)
1 16 10 51
2 0 16 8 51
3 17 8 58
Rata-rata 16,33 8,66 53,33

4 17 11 59
5 3 17 10 58
6 17 10 58
Rata-rata 17 10,33 58,33

7 18 11 58
8 15 17,5 11 55
9 18 10 57
Rata-rata 17,83 10,66 56,66

10 18 11 58
11 30 17,5 11 54
12 19 11 61
Rata-rata 18,16 11 57,66

13 19 11 62
14 45 17 11 56
15 19 10 61
Rata-rata 18,33 10,66 59,66
L- 7

16 18,5 12 53
17 60 18,5 10 58
18 18,5 12 59
Rata-rata 18,5 11,33 56,66

19 19 12 61
20 75 19,5 12 62
21 17 10 58
Rata-rata 18,5 11,33 60,33

22 18 10 59
23 90 19,5 13 62
24 18 13 59
Rata-rata 18,5 12 60

25 19 10 60
26 105 19,5 11 64
27 18 12 61
Rata-rata 18,83 11 61,66

28 19 14 62
29 120 19 12 62
30 19 12 62
Rata-rata 19 12,66 62
KEMENTERIANPENDIDIKANDAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK KAMPUS PALEMBANG
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
Jln. SrijayaNegaraBukit BesarPalembang
KodePos: 30139Telp.( 071l) 370178,352870
Fax.(071l) 352870

BERITAACARAUJIANSIDANGSARJANA
JURUSANTEKNIKELEKTROFAKULTAS TEKNIKUNSRIKAMPUSPALEMBANG
PERIODESEMESTER GANJIL201512016,
TANGGAL14 JANUARI
2016

Nama PA| H4AD FAU?arr


Nlm 07ilr1o4o3t
JudulTugasAkhir AARA|TE pt sr t t, T EqeNoaN TEl.t& () s P'+at+
I soLA,t st Lt coNE RucBER. yAua or RERt
pEPLAhu*N pt*trq.A
PembimbingUtama ProF. Tr. 7 atnualelra Navaui , P/,.D
PembimbingPembantu R,;zala"Filr; kurnsq sl,, h..€ng.

No Perbaikan Dosen TandaTangan

1. T\doh o& Prop. Ir. fuinu&;,


lVqua.v' . Plr. D

2.

3.
€os.bor

!tc..t\i5os A"+fr^- tr s\o.\q


p;" t;t Anr; tI"H

Rizolo F;6r;
V{
/9d,
Rurn;e 9T,,lYl.Ene

4.

5.
'\ido,F
"Jo
Ir. HJ. 0Wtnye
I , MT
YUN|AP'\ fr*
Pembimbing Utama

ftcq. lc. 1?e.trx$tc.. Pct^ncrr\ ; q^


NIP

Anda mungkin juga menyukai