Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
KELOMPOK 5
PURWOKERTO
2018
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN............................................................................................. 2
3.1. Kesimpulan............................................................................................... 18
1
I. PENDAHULUAN
Pakan yang baik harus memiliki komposisi zat gizi yang lengkap seperti
2
baik dalam pemilihan jenis, jumlah, jadwal dan cara pemberian pakan
pada ikan yang dibesarkan harus dilakukan secara tepat, jumlah, ukuran
yang baik dan kontinyu, ketersediaan pakan tentunya menjadi salah satu
dibudidayakan. Pakan yang diberikan pada ikan dinilai baik tidak hanya
3
dalam usaha budidaya, agar biaya produksi yang dikeluarkan untuk
1.2. Tujuan
pembudidaya.
4
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
gurame yang sudah berdiri sejak tahun 1993 dengan kelompok tani ikan
5
benih dan konsumsi. Di akhir kegiatan, praktikan meninjau langsung
2.2. Pemeliharaan
digunakan berupa kolam tanah sebanyak + 194 unit yang tersebar di area
Pengangkatan lumpur
sente dan ciplukan. Hal ini sesuai dengan penyataan Romansyah (2015)
6
yang menyebutkan bahwa pakan dibedakan menjadi dua yaitu pakan
alami dan pakan buatan. Pakan alami adalah pakan yang berasal dari
alam, dan pakan buatan adalah pakan yang dibuat oleh manusia. Pakan
alami yang digunakan antara lain daun sente (Alocasia macrorrhiza (L),
ketela pohon (Manihot utililissima Bohl), genjer (Limnocharis flava (L) Buch
ubi jalar (Ipomea batatas Lamk), ketimun (Cucumis sativus L), labu
pada tiap fase pertumbuhannya yaitu karnivora pada fase satu bulan
yang melayang di dalam air. Selain itu, pada umur 1 bulan ikan gurame
hidup dan pertumbuhn ikan gurami (Thaiin, 2016). Pada umur 2 bulan ke
Selain itu, kadar protein yang digunakan petani untuk ikan gurame
7
Pemberian pakan yang dilakukan biasanya pada pagi hari pukul 07.00
dan sore hari pukul 16.00. Frekuensi pakan yang diberikan pun sebanyak
3-4 kali dalam sehari. Hal ini sesuai dengan pernyataan Romansyah
(2015), bahwa pemberian pakan pada budidaya ikan gurame yang intensif
sampai 3-5 kali sehari sehingga dapat memacu pertumbuhan ikan gurame
secara optimal. Pakan yang baik juga biasanya mengandung protein yang
komposisi pakan yang baik untuk ikan gurame yaitu protein 30-32% dan
karbohidrat 20-30%.
perlu diperhatikan pada saat memberikan pakan pada ikan yang sedang
dipelihara, diantaranya:
senyawa toksik.
8
Berikut ini adalah tabel jumlah nutrisi umum dalam pakan untuk
9
tembaga, mangan, seng, yodium
dan selenium.
Vitamin: Ini adalah zat anorganik
yang dibutuhkan dalam jumlah
yang dapat dibagi menjadi 1.0-2.5% (diberi makan sebagai
fatsoluble (vitamin A, D, E dan K) multi-vitamin premix; vitamin
dan larut dalam air (vitamin B- kolin dan C ditambahkan terpisah
kompleks, yaitu, tiamin, riboflavin, dari premix karena jika keduanya
pyridoxine, asam pantotenat, dicampurkan menimbulkan
cyanocobalamin, niacin, biotin, ketidakstabilan kimia)
kolin asam folat dan myoinositol;
dan vitamin C).
Persyaratan
Parameter Ukuran Ikan 3-5 Ukuran Ikan 5- Ukuran Ikan
cm 15 cm >15 cm
Kadar air
12% 12% 12%
(maksimal)
Kadar abu
12% 12% 13%
(maksimal)
Kadar protein
38% 32% 28%
(minimal)
Kadar lemak
7% 6% 5%
(minimal)
Kadar serat kasar
5% 6% 8%
(maksimal)
Diameter pakan 1-2 mm 2-3 mm 3-6 mm
Sumber: Badan Standarisasi Nasional (2009) dalam Thaiin (2016).
10
Berdasarkan praktikum, juga diperoleh data bahwa jumlah total
pakan yang diberikan sebanyak 2 kg, ini dihitung 2% dari bobot pakan
yang ada. Misalnya, pakan yang ada adalah 1 kwintal maka 2% x 100 kg =
adalah 4 jt. Hal ini tentu berhubungan dengan rasio konversi pakan atau
FCR (Feed Convertion Ratio), dimana semakin tinggi FCR maka semakin
mengalami stress dan adanya luka pada tubuh ikan yang bisa
budidaya ikan gurame selalu bisa tertangani oleh para petani ikan.
bersumber dari faktor lingkungan fisika dan kimia air dan makanan.
11
mikroorganisme lainnya. Berdasarkan letak penyerangannya parasit
bagian luar tubuh ikan dan endoparasit yang berada dalam tubuh ikan.
1. Aeromonas hdyrophyla
adalah adanya luka pada bagian tubuh dan siripnya, pendarahan pada
luar tubuh dan organ dalam, kadang-kadang disertai oleh mata menonjol.
Produksi lendir ikan juga banyak tapi kemudian akan berkurang sehingga
ikan kalau diraba terasa kesat dan ikan sering berada pada bagian
2. Mycobacterium fortuitum
infeksi terjadi apabila ikan mengalami stres oleh suatu sebab. Gejala awal
kulit, mata menonjol, lesu, dan borok. Apabila ikan dibedah biasanya
terdapatu pada daging dan organ dalam seperti hati, limpha, dan ginjal
(Hambali, 2010).
12
kolam yang terjangkit penyakit selama beberapa hari agar parasit mati.
Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset.
Selain itu, pencegahan juga bisa dilakukan dengan cara vaksinasi untuk
pada ikan dapat ditangani dengan cara diberi desinfektan. Ikan yang
setelah diberi desinfektan. Bak atau kolam bekas ikan yang terinfeksi
terhadap antibakteria pada dosis standar. Oleh karena itu, dosis 10.000
13
mg/L klorin diperlukan untuk dapat membunuh bakteri tersebut
lebih 50 kg) untuk luas tanah 25 m2. Penggunaan daun ini adalah 1 untuk
1 masa tanam.
kerugian yang cukup besar karena adanya kematian massal ikan gurame
dalam kolam budidaya. Gejala yang dapat dilihat adalah sisik ikan yang
luka, ekornya yang berwarna putih, dan organ dalamnya yang busuk. Hal
ini tentu menimbulkan keresahan bagi para petani ikan gurame. Pasalnya,
ikan yang tadinya bisa di panen sebanyak 150 kg hanya bisa sebanyak 20
kg. Dinas Kabupaten Banyumas, pihak pabrik, dan Pusat juga sudah
bahwa ikan gurame tersebut tidak bisa diobati karena harga obatnya lebih
mahal dari harga ikannya. Tentu ini menimbulkan kekecewaan bagi para
14
2.3. Produksi dan Pemanenan
hingga mencapai bobot +75-250 gram, dengan target panen sekitar 300 kg
dari biomassa awal tebar sebesar 100 kg. Pemberian pakan dilakukan
sebanyak 2-3 kali setiap hari disesuaikan dengan kondisi cuaca, sebanyak
2% dari bobot tubuh ikan. Total jumlah pakan yang dibutuhkan dalam
produksi yang diinginkan. Adapun, kualitas pakan dapat diukur dari nilai
FCR, nilai efisiensi pakan, yang bergantung pada tingkat feeding rate dan
15
konversi pakan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama kualitas
dan kuantitas pakan, spesies ikan dan ukuran ikan (Khalil, 2015).
diperoleh secara kasar, dengan target panen 300 kg dari biomassa benih
𝐹 400
FCR = (𝑊𝑡−𝑊0) = (300−100) = 2
spesies, jenis pakan, kualitas pakan, teknik pemberian pakan dan kualitas
16
pakan merupakan sejumlah pakan yang diberikan setiap harinya yang
al.,, 2010).
Nilai efisiensi pakan pada kolam budidaya kelompok Mulya Sari dapat
𝑊𝑡−𝑊0 (300−100)
EP = × 100% = × 100% = 50%
𝐹 400
Mulya Sari :
Biaya Produksi :
17
Sewa Kolam : Rp 150.000
Tenaga kerja : Rp 180.000
Kapur : Rp 10.000
Probiotik : Rp 20.000
Pakan (300 kg × Rp 10.500) : Rp 4.150.000
Ikan (100 kg × Rp 40.000) : Rp 4.000.000 +
Total biaya produksi : Rp 7.480.000
Asumsi mortalitas 10%, panen sebanyak 290 kg, harga jual Rp 37.500/kg.
Pendapatan : 290 kg × Rp 37.500 = Rp 10.875.000
Keuntungan : Rp 10.875.000 – Rp 7.480.000 = Rp 3.395.000
3.1. Kesimpulan
efisiensi pakan sebesar 50% dari total pemberian pakan sebesar 400 kg.
3.2. Saran
18
penerapan teknologi fermentasi dengan probiotik agar meningkatkan
19
DAFTAR PUSTAKA
20
Nurulita, F., Putri E., Uswatun K., Nailul F. A., Intan Y., Septiana P.,
Ismaul F. 2010. Manajemen Pemberian Pakan Lele.
https://www.academia.edu/19877786/Manajemen_Pemberian_Pak
an_Lele_Bab_I_. Diakses pada 2 Desember 2018.
21
LAMPIRAN
22