Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.H dan An.

J
DENGAN HIPERTERMI DI RUANGAN ANAK RSUD ABEPURA

DISUSUN OLEH :

WILLERICK MENDROFA

NIM 144011.01.16.950

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III
AKADEMI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT MARTHEN INDEY
JAYAPURA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
TENTANG HIPERTERMI

A. DEFINISI HIPERTERMI
- Peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus
- Keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat di atas rentang normalnya
- Keadaan dimana seorang individu mengalami peningkatan suhu tubuh di atas 37,80C peroral
atau 38,80C perrektal karena factor eksternal (Carpenito, 1995)

B. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


1. Dehidrasi
2. Penyakit atau trauma
3. Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkering
4. Pakaian yang tidak layak
5. Kecepatan metabolisme meningkat
6. Pengobatan / anasthesia
7. Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang)
8. Aktivitas yang berlebihan
C. Tanda – tanda dan gejala dari hipertermia atau panas :
Panas, kulit kering adalah tanda khas hipertermia. Kulit bisa menjadi merah dan panas
sebagai pembuluh darah melebarkan dalam upaya untuk meningkatkan pembuangan panas,
kadang-kadang mengarah ke bibir bengkak. Sebuah ketidakmampuan untuk mendinginkan
tubuh melalui keringat menyebabkan kulit merasa kering.
Tanda-tanda lain dan gejala bervariasi tergantung pada penyebabnya. Dehidrasi yang
terkait dengan stroke panas dapat menghasilkan mual , muntah, sakit kepala , dan tekanan
darah rendah . Hal ini dapat menyebabkan pingsan atau pusing , terutama jika orang tersebut
berdiri tiba-tiba.
Dalam kasus serangan panas parah, orang tersebut mungkin menjadi bingung atau
bermusuhan, dan mungkin tampak mabuk. Denyut jantung dan laju respirasi akan meningkat
( takikardi dan takipnea ) sebagai penurunan tekanan darah dan jantung upaya untuk
memasok cukup oksigen ke dalam tubuh. Penurunan tekanan darah maka bisa menyebabkan
pembuluh darah berkontraksi, menghasilkan warna kulit pucat atau kebiru-biruan dalam
kasus-kasus lanjutan stroke panas. Beberapa korban, terutama anak-anak muda, mungkin
kejang . Akhirnya, sebagai organ tubuh mulai gagal, tidak sadarkan diri dan koma akan
terjadi.
A. Pathway
Infeksi atau cedera jaringan

Inflamasi

Akumulasi monosit makrofag,

sel-T, helper dan fiproblas

Pelepasan pirogen endogen (sitokin )

Interleukin-1, Interleukin-6

Merangsang saraf fagus Menembus sawar otak

Sinyal mencapai system saraf pusat

Pembentukan prostaglandin otak

Merangsang hipotalamus
meningkat titikan suhu (set poin)

Menggigil, meningkatkan suhu basal

HIPERTERMI
D. FISIOLOGIS
Banyak fungsi fisiologis lainnya fungsi tubuh mengenai batasan normal. Terdapat
beberapa pendapat. Umumnya berkisar antara 36,100 C atau lebih rendah sampai 37,400 C
pada sore hari atau 36,50 C ( benneth,et al, 1996). Lebih lanjut dijelaskan, suhu tubuh rata-
rata orang sehat 36,80 C.dengan titik terendah pada jam 6 pagi sampai dan titik tertinggi jam
16.00.
Suhu normal maksimum (oral) pada jam 06.00 adalh 37,200C dan suhu maksimum
pada jam 16.00 adalah 37,700 C. Dengan demikian suhu tubuh > 37,200 C pada pagi hari dan
> 37,700C pada sore hari disebut demam ( Gelfand,et al, 1998 ). Sebaliknya bennet dan plum
(1996) mengatakan demam atau hipertermi bila suhu >37,200 C. Walaupun tidak ada batasan
yang tegas, namun dikatakan apabila terdapat variasi suhu tubuh harian yang lebih 1-1,50 C
adalah abnormal. Suhu tubuh dapat diukur melalui rektal,oral atau aksila,dengan perbedaan
kurang lebih 0,5-0,600C, serta suhu rektal biasanya lebih tinggi ( Andreoli, et al,1993 ).
Peningkatan suhu tubuh secara abnormal dapat terjadi bentuk hipertermi dan demam.
Pada hipertermi, mekanisme pengaturan suhu gagal,sehingga produksi panas melebihi
pengeluaran panas.

E. FOKUS PENGKAJIAN
1. Riwayat keperawatan
Keluhan utama : Pasien mengatakan panas
2. Riwayat kesehatan sekarang
Apa yang di rasakan sekarang?
3. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah kemungkinan pernah panas atau pengalaman panas di masa lalu
4. Riwayat penyakit keluarga
Meliputi penyakit yang turum temurun atau tidak
F. POLA PEMENUHAN KDM MENURUT GORDON

a. Pola oksigen : keluhan sesak nafas,bersihan jalan nafas


b. Pola nutrisi : Asupan gizi,pola makanan,kecukupan gizi, pantangan makanan.
c. Pola eliminasi : Pola BAB dan BAK konsistensi fases,warna urin
d. Pola aktivitas : Meliputi gerakan ( mobilitas ) pasien
e. Pola istirahat : Meliputi kebiasaan tidur/ istirahat pasien bisa tidur ataun tidak.
f. Pola berpakaian : Meliputi baju yang sesuai berpakaian dan melepas pakaian.
g. Pola mempertahankan temperatur tubuh : Meliputi suhu tubuh
h. Pola personal hygiene : Meliputi kebiasaan menjaga kebersihan tubuh dari penampilan yang
baik serta melindungi kulit.
.
G. Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. TD
4. N
5. S
6. RR

H. Pemeriksaan fisik
1. Mata : bentuk simetris atau tidak,bagaimana konjungtivanya
2. Muka : Terlihat pucat,merah atau tidak
3. Hidung : Bentuk simetris/tidak
4. Mulut : mukosa bibir kering atau tidak,gigi agak kotor / bersih
5. Leher : Tidak/ada pembesaran kelenjar tyroid
6. Dada : Simetris atau tidak,
7. Ekstremitas Atas : akral hangat/ dingin, bisa bergerak dengan bebas atau tidak
Bawah : kedua kaki dapat bergerak dengan bebas atau tidak
I. . DIAGNOSA KEPERAWATAN :
- Hipertermi b.d Dehidrasi

J. FOKUS INTRVENSI

Intervensi Prioritas NIC


Pengobatan demam : Pengelolaan pasien dengan hipertermia yang disebabkan oleh faktor –
faktor yang bukan dari lingkungan.
Kewaspadaan hipertermia maligna : pencegahan atau penurunan respons hipermetabolik
terhadap obat – obat farmakologis yang digunakan selama pembedahan.
Regulasi suhu : Mencapai dan/atau mempertahankan suhu tubuh dalam rentan normal.
Regulasi suhu : Mencapai dan/atau mempertahankan suhu tubuh yang diinginkan selama
intraoperasi.
Pemantauan tanda vital : Pengumpulan dan analisis data kardiovaskular, respirasi, suhu tubuh
untuk menentukan serta mencegah komplikasi.

K. FOKUS INTERVENSI
1. Prioritas intervensi
a. pengobatan demam ; pengelolaan pasien dengan hipertermi yang di sebabkan oleh faktor-
faktor yag bukn dari lingkungan
b. kewaspadaan hipertermi kewaspadaan hipertermi maligna : pencegahan
atau penururnan respons hipermetabolik terhadap obat-obat farmakologis yang di gunakan
selama pembedahan
c.Regulasi suhu : mencapai/mempertahankan ushu tubuh dalam rentang normal
d.regulasi suhu ; intra operasi mencapai atau mempertahakan suhu tubuh yang di inginkan
selam interaoperasi
e.pemantauan tanda vital ; pengumpulan dan analisis data kardiovasular repirasi suhu tubu
utuk menentukan serta mencegah kompika
A. Pengkajian
1) Identitas Klien

Tabel 1.1 Identitas pasien dan penanggung jawab


IDENTITAS PASIEN KASUS 1 KASUS 2
Tanggal MRS 13 Agustus 2018 08 Agustus 2018
Tanggal Pengkajian 13 Agustus 2018 13 Agustus 2018
No.Reg 165879 425797
Nama An.H An. J
Jenis Kelamin Perempuan Laki – Laki
Tempat/Tgl. Lahir Dok 2/ 3 Oktober 2016 Jayapura/17 Agustus 2015
Status Perkawinan Belum kawin Belum kawin
Agama Kristen Protestan Kristen katolik
Suku/Bangsa Toraja Papua
Pendidikan Belum sekolah Belum sekolah
Pekerjaan Belum bekerja Belum bekerja
Alamat skyline BTN Kamkey

IDENTITAS
PENANGGUNG KASUS 1 KASUS 2
JAWAB
Nama Tn. E Tn.H
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki
Umur/Tgl. Lahir 38 Tahun 34 Tahun
Status Perkawinan Kawin Kawin
Agama Kristen Protestan Kristen Katolik
Suku/Bangsa Toraja Papua
Pendidikan SMA S1 Ekonomi
Pekerjaan Wiraswasta Wiraswasta
Hubungan Dengan Klien Orang tua klien Orang tua klien
Alamat Skyline BTN Kamkey

Dari tabel diatas didapatkan data pasien berbeda usia dan keduanya masih
Anak – anak
Hasil Anamnesa dan Riwayat Kesehatan
Tabel 1.2
HASIL ANAMNESA KASUS 1 KASUS 2
Saat masuk rumah sakit Klien masuk igd dengan keluhan Ibu klien mengatakan kejang
panas

Saat dikaji Panas suhu tubuh 39 °C Ibu klien mengatakan suhu masih
naik turun 38,9 °C

Riwayat keluhan utama Kira-kira 6 hari yang lalu dan Ibu klien mengatakan anaknya
berhenti 2 hari selain itu timbul lagi suhu tinggi,
,sering timbul pada waktu siang dan
malam hari.

Keluhan yang Muntah,klien tampak lemas dan Ibu klien mengatakan setelah
menyertai mual-mual kejang anaknya mencret berampas

Genogram Ibu klien mengatakan tidak ada Ibu klien mengatakan tidak ada
anggota keluarga yang menderita anggota keluarga yang menderita
penyakit turunan dalam keluarga penyakit turinan

Dari table diatas didapatkan data keduanya anak sama – sama mengalami panas suhu
tubuh diatas normal dan kedua pasien tidak ada yang mengalami penyakit turunan

2) Riwayat tumbuh kembang


Tabel 2.1

Observasi KASUS 1 KASUS 2


Pertumbuhan fisik
BB lahir 4,3 KG 3,8 KG
BB Sekarang 9 KG 16 KG
Tinggi badan 93 cm 121 cm
Waktu tumbuh gigi 10 bulan 2 minggu 8 Bulan

Perkembangan tiap tahap


usia anak saat 3 bulan
Berguling dada 5 Bulan 4 Bulan
Duduk pada usia 8 Bulan 6 Bulan
Merangkak pada usia 9 bulan 8 Bulan
Berdiri pada usia 12 Bulan 9 Bulan
Berjalan pada usia 13 Bulan 11 Bulan
Senyum pada orang lain 12 Bulan 6 Bulan
Berbicara pada uasia 15 Bulan 12 Bulan
Riwayat nutrisi
Pemberian asi
Pertama kali di susui Asi diberikan pertama 2 jam setelah lahiran
kali baru lahir
Cara pemberian susu Dengan cara anak di ASI
baringkan
Lama pemberian Untuk pemberian asi Sampai sekarang
tidak menentu
Pola pemberian nutrisi
tiap tahap usia

0-4 Bulan Asi + susu formula Asi


4-12 Bulan Susu formula + biscuit Asi
12-sebelum sakit Susu + bubur kasar Asi +Susu Formula
Saat ini Bubur kasar Asi +susu Formula

Nutrisi

Selera makan Selera makan klien Ada


kurang
Menu makan Susu formula Bubur,sayur,lauk
Frekuensi makan Pagi,siang,malam 3 kali sehari
Makanan disukai – Ayam goring
Makanan pantangan – –
Pembatasan pola – –
makan
Cara makan Duduk Disuap
Ritual makan - -

Cairan
Jenis minuman Susu ,air putih Air putih + susu
Frekuensi minuman Tidak menentu ±8 gelas/hari
Kebutuhan cairan – –
Cara pemenuhan - -

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum Klien tampak gelisah Sakit ringan
Kesadaraan CM (GCS 15,E4,V5,M6) CM(GCS 15,E4,V5,M6)
TTV
N 120 x/menit 94 x/menit
S 39°C 38,9°C
RR 27 x/menit 26 x/menit

Antropometri
Tinggi Badan 93 cm 120 cm
Berat badan 9 kg 16 kg
Lingkar lengan 19 cm 23 cm
Lingkar Kepala 30 cm 36 Cm
Lingkar dada 32 cm 38 cm
Lingkar Perut 36 cm 40 cm

Sistem integument Rambut tampak warna Rambut hitam dan tak


hitam,Warna kulit muda tercabut,Warna
coklat,lembab,suhu 39 sawo matang
°C ,temperature hangat
Kuku,warna dan lembab
putih,tidak mudah Kuku tampak
patah,tampak bersih bersih,wajah tampak
merah

Berdasarkan table diatas didapatkan data kedua pertumbuhan fisik anak berbeda mulai
dari usia,berat badan,antropometri,pemberian asi dan pola nutrisi klien

3 Pemeriksaan diagnostic

Tabel 3.1

Pemerikasaan diagnostic Kasus 1 Kasus 2


Hemoglobin 7,7 g/dl 15,7 g/dl
Hematokrit 46,3 % 44,3%
Leukosit 4,8 ( 10 ˄6 / ul ) 5,1 ( 10 ˄6 / ul )
Eritrosit 15,26 ( 10 ˄6 / ul ) 6,3 ( 10 ˄6 / ul )
6
Trombosit 491 ( 10 ˄ / ul ) 551 ( 10 ˄6 / ul )
DDR Malaria Tersiana Negatif
Dari tabel diatas didapatkan data pasien an H mengalami malaria dan an J untuk pemeriksaan
malaria negatif

4 Terapi

Tabel 4.1

KASUS 1 KASUS 2
1. IVFD DS ½ tetes : 36 Tpm 1. IVFD DS ½ NS 40 Tpm
2. Injeksi Ranitidine 2 x 6,9 mg 2. Injeksi Paeracetamol 160 /8j/drip
3. Injeksi Ondanceteron 3 x 0,9 mg 3. Injeksi Cefotaxime 500 ml/12 jam /iv
4. Artesuna 27 mg 4. Injeksi Diazepam 3 x 2 mg / iv
5. Paracetamol drip 100 mg – saat panas 5. Shesolid Supp 10 mg ( jika kejang )
diatas 38 °C 6. O2 3 Liter Kanul nassal

Dari tabel diatas didapatkan data terapi pasien keduanya berbeda sesuai dengan diagnosa
medisnya

5.Klasifikasi data
Tabel 5.1

Nama : anak H Nama : Anak J


Data Subjektif Data Objektif Data Subjektif Data Objektif
1. Ibu klien 1. Klien tampak 1. Ibu klien 1. Wajah klien
mengatakan gelisah mengatakan tampak merah
anaknya panas 2. Akral teraba anaknya suhu 2. Obs TTV
2. Ibu klien hangat tinggi N : 94 x / m
mengatakan 3. Pucat 2. Ibu klien R : 26 x /m
Cemas 4. Lemah mengatakan S : 38,9 °C
5. TTV : sebelujm 3. Anak tampak
SB : 39 °C kejang 1x di lemas
N : 120 rumah dan di
x/Menit UGD 1 x,dan
R : 27 x /Menit demam masih
naik turun
3. Ibu
mengatakan
setelah kejang
anaknya
menceret
berampas
Dari data diatas didapatkan kedua pasien sama – sama panas dan akral hangat

6.Analisa Data
Tabel 6.1

Nama : an H Nama : an J
Data Etiologi Masalah Data Etiologi Masalah
Ds : Tubuh Hipertermi Ds : Infeksi,bakteri,virus hipertermi
ibu -Klien terinfeksi Ibu klien dan parasite
mengatakan mengatakan
anaknya Reaksi anaknya suhu Reaksi inflamasi
panas inflamasi tinggi
DO : Do : Proses demam
Klien tampak Produksi Wajah klien
Suhu tubuh leukosit tampak
39°C,Nadi 120 merah Hipertermi
dpm Memfagosit TTV
Respirasi 27 mo N : 94 x / m
x/m l R : 26 x/m
Anak tampak Leukosit mati S : 38,9 °C
gelisah
Panas saat Melepaskan
dipalpasi pirogen
,interleukon

Hipotalamus

Meningkatnya
thermostat
sitpaint

hipertermi

Berdasarkan table diatas diketahui bahwa kedua pasien mengalami demam, pada pasien an . H suhu
badan 39°C dan an J suhu badan 38,9° C
PENUTUP
KESIMPULAN

Hipertermi adalah Peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus,


Keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat di atas rentang normalnya dan Keadaan
dimana seorang individu mengalami peningkatan suhu tubuh di atas 37,80C peroral atau
38,80C perrektal karena factor eksternal (Carpenito, 1995),adapun tanda dan gejalanya Panas,
kulit kering adalah tanda khas hipertermia. Kulit bisa menjadi merah dan panas sebagai
pembuluh darah melebarkan dalam upaya untuk meningkatkan pembuangan panas, kadang-
kadang mengarah ke bibir bengkak. Sebuah ketidakmampuan untuk mendinginkan tubuh
melalui keringat menyebabkan kulit merasa kering.
Tanda-tanda lain dan gejala bervariasi tergantung pada penyebabnya. Dehidrasi yang
terkait dengan stroke panas dapat menghasilkan mual , muntah, sakit kepala , dan tekanan
darah rendah . Hal ini dapat menyebabkan pingsan atau pusing , terutama jika orang tersebut
berdiri tiba-tiba.
Dari kedua kasus diatas pasien mengalami panas diatas normal dan mengalami demam
tinggi karena peninggkatan suhu tubuh pengobatan kedua pasien berbeda sesuai dengan diagnosa
medis yang dialami pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Wilkinson, j.2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Hidayat,A. Aziz Alimun . 2005 . kebutuhan Dasar Manusia . Jakarta : EGC.
Mubarak, Wahit chayatin, N. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi dalam
praktek. Jakarta: EGC.
NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika
Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3.
Salemba:Medika.

Anda mungkin juga menyukai