Oleh:
GURUH LEO WIBOWO
NPM .1826061024
A. Latar Belakang
Pemimpin dan kepemimpinan selalu menarik dibicarakan oleh berbagai lapisan
masyarakat. Seperti para guru/dosen, pelajar/mahasiswa, pengusaha, birokrat,
orang tua, pemuda, seniman, olahragawan, cendekiawan, politikus dan
sebagainya. Pada intinya semua yang terikat dengan orang lain atau dengan
perkumpulan, himpunan, asosiasi, lembaga dan organisasi. Semuanya tidak dapat
terlepas dari pembahasan tentang pemimpin dan kepemimpinan. Pemimpin, bukan
anak buah. Dialah yang bertanggung jawab dengan gaya kepemimpinannya. Gaya
kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam
mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan merupakan norma
perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain. Masing-masing gaya tersebut memiliki
keunggulan dan kelemahan. Seorang pemimpin akan menggunakan gaya
kepemimpinan sesuai kemampuan dan kepribadiannya. Setiap pimpinan dalam
memberikan perhatian untuk membina, menggerakkan dan mengarahkan semua
potensi bawahan di lingkungannya memiliki pola yang berbeda-beda antara satu
dengan yang lainnya . Perbedaan itu disebabkan oleh gaya kepemimpinan yang
berbedabeda pula dari setiap pemimpin. Kesesuaian antara gaya kepemimpinan,
norma-norma dan kultur organisasi dipandang sebagai suatu prasyarat kunci untuk
kesuksesan prestasi seorang pemimpin.
Dalam situasi yang sulit ia bukan sekedar pemangku jabatan, melainkan seseorang
yang menimbulkan gerakan dengan kekuatan pengaruhnya. Seorang pemimpin
pada dasarnya adalah orang yang menciptakan perubahan. Ia tidak terpaku dan
berselancar di atas pola yang dibuat oleh para pendahulunya, melainkan membuat
jalan-jalan baru yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kebutuhan. Ia bahkan
menawarkan tujuan-tujuan baru untuk dicapai bersama-sama. Kepemimpinan
adalah kemampuan untuk merealisasikan potensi yang ada pada “pengikutnya”
dan mengarahkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan dari kelompoknya
untuk menghasilkan “sesuatu”. Padahal pada saat ini anggota organisasi semakin
kritis, sehingga diperlukan pendekatan kepemimpinan baru, yang tidak dapat
mengandalkan pola-pola kepemimpinan yang lama. Organisasi membutuhkan
suatu pola kepemimpinan yang mampu menggerakkan anggotanya untuk
bersama-sama berjuang mencapai cita-cita yang telah disepakati bersama.
Organisasi yang memiliki kepemimpinan yang baik akan mudah dalam
meletakkan dasar kepercayaan terhadap anggota-anggotanya, sedangkan
organisasi yang tidak memiliki kepemimpinan yang baik akan sulit untuk
mendapatkan kepercayaan dari para anggotanya. Organisasi tersebut akan kacau
dan tujuan organisasinya tidak akan tercapai.
Maka tidak bisa dielakkan lagi kalau menjadi seorang pemimpin memiliki
tanggung jawab dan peran yang sangat berat. Tetapi itu semua bisa diatasi bila ia
memiliki cara dan strategi yang baik dan sesuai dengan kondisinya. Maka
penyusun mencoba menguraikan materi kepemimpinan dengan model
kepemimpinan quantum dan coba menggambarkannya terhadap mencapai visi
pemimpin itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pemimpin dan kepemimpinan ?
2. Apa fungsi kepemimpinan?
3. Apa saja teori-teori kepemipinan?
4. kepemimpinan yang efektif?
5. Apa pengertian pemimpin quantum?
6. Bagaimana konsep kepemimpinan quantum?
7. Penerapan model Kepemimpinan Quantum di sektor Publik dan sektor
Swasta yang efektif.
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari pemimpin dan kepemimpinan
2. Mengetahui fungsi-fungsi kepemimpinan
3. Mengetahui teori-teori kepemimpinan
4. Mengetahui pemimpin dan kepemimpinan yang Efektif
5. Mengetahui pengertian dan konsep pemimpin quantum
6. Mengetahui konsep kepemimpinan quantum
7. Mengetahui model Kepemimpinan Quantum di sektor Publik dan sektor
Swasta.
BAB II
PEMBAHASAN
Dari definisi diatas dapat disumpulkan bahwa pemimpin adalah orang yang
mempunyai kemampuan mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti apa yang
di inginkan dalam rangka mencapai suatu tujuan.
2. Pengertian Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting
dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang
akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk
mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123). Sedangkan menurut Robbins
(2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu
kelompok untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto
(1991:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan
sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai
sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh
semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
3. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi – fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi
organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan
organisasi.
b. Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu
mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan.
Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang
dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan
penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka
terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi
sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil
maupun yang besar.
c. Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga untuk para
pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai
kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam
pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan
kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan
menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
d. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti
kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan
– hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua
kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .
e. Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah
dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan
pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil
keputusan. Keputusan – keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab
masalahnya menyangkut perhitungan – perhitungan secara teknis agar diambil
dengan bantuan seorang ahli dalam bidang yang akan diambil keputusannya.
f. Fungsi memberi motivasi
Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak
buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati,
mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang
baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa
ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak
buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan
dihargai oleh pemimpinnya.
4. Teori-teori Kepemimpinan
a. Leader traits (sifat-sifat pemimpin)
Five treats and skill:
Capacity; intellegence, alertness, verbal pacility, originality, judgment.
1) Achievement; scholarship, knowledge, athletic accomplishments.
2) Responsibility, dependability, initiative, persistence, aggressiveness, self
confidence, desire to excel.
3) Participation; activity, sociability, cooperations, adaptability, humor.
4) Status; socioeconomic, popularity.
b. Kepemimpinan situasional
Model kepemimpinan situasional merupakan pengembangan model
watak kepemimpinan dengan fokus utama faktor situasi sebagai variabel penentu
kemampuan kepemimpinan. Studi-studi tentang kepemimpinan situasional
mencoba mengidentifikasi karakteristiik situasi atau keadaan sebagai faktor
penentu utama yang membuat seorang pemipin berhasil melaksanakan tugas-tugas
organisasi secara efektif dan efesien.
c. Pemimpin yang efektif
Model kajian kepemimpinan ini memberikan informasi tentang tipe-tipe tingkah
laku para pemimpin yang efektif. Tingkah laku para pemimpin dapat
dikategorikan menjadi dua dimensi, yaitu struktur kelembagaan dan konsiderasi.
d. Kepemimpinan kontigensi
Studi kepemimpinan jenis ini memfokuskan perhatiannya pada kecocokan antara
karakteristik watak pribadi pemimpin tingkah lakunya dan variabel-variabel
situasional. Terdapat 4 tingkah laku pada model kepemimpinan ini:
1) Supporive leadership (menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan
bawahan dan menciptakan iklim kerja yang bersahabat.
2) Directive leadership (mengarahkan bawahan untuk bekerja sesuai dengan
peraturan, prosedur dan petunjuk yang ada.
3) Participative leadership (konsultasi terhadap bawahan dalam pengambilan
keputusan
4) Achivement-oriented leadership (menentukan tujuan organisasi yang
menantang dan menekankan perlunya kinerja memuaskan.
e. Kepemimpinan transformasional
Pada hakekatnya model ini menekankan seorang pemimpin perlu memotivasi para
bawahannya untuk melakukan tanggung jawab merekan lebih dari yang
diharapkan.
5. Kepemimpinan Efektif
Kepemimpinan berlangsung dalam kehidupan manusia sehari-hari. Kepemim-
pinan sebagai suatu proses dapat berlangsung di dalam dan di luar suatu
organisasi. Kepemimpinan yang efektif merupakan proses yang dinamis, karena
berlangsung di lingkungan suatu organisasi sebagai sistem kerjasama sejumlah
manusia untuk mencapai tujuan tertentu, yang bersifat dinamis pula. 7 Tanda
Pemimpin Sukses Semua orang mungkin saja bisa menjadi pemimpin, tapi tak
semuanya bisa menjadi pemimpin yang sukses. Ada beberapa tanda yang bisa
dilihat apakah seseorang bisa menjadi pemimpin yang baik dan amanah.
Seorang pemimpin tentu saja memikul tanggung jawab yang berat. Jika ia gagal
menjadi seorang pemimpin yang baik, maka dampaknya bisa menjadi sangat
buruk bagi orang-orang yang dipimpinnya. Jika ia tidak mampu memimpin, tentu
saja hal ini akan berdampak pada kemajuan dan kelanggengan sebuah perusahaan.
Karena itulah, sebuah gaya kepemimpinan yang tepat sangat perlu dimiliki oleh
seorang atasan. Berikut beberapa tanda atau ciri pemimpin yang baik dan sukses,
seperti diungkapkan oleh Rebecca Hourston, Director of Programs Aspire, sebuah
perusahaan di bidang penelitian, seperti dikutip dari Womensmedia.
Jika misalnya seorang atasan pria harus banyak berinteraksi dengan karyawan
yang kebanyakan perempuan atau sebaliknya, gunakan pendekatan dengan
gaya kepemimpinan yang lembut dan penuh perhatian. Tapi di saat tertentu,
gunakan gaya kepemimpinan maskulin yang tegas. Untuk bisa memadukan
beberapa gaya kepemimpinan dengan tepat, identifikasi wilayah dan karyawan
yang ada di bawah atasan, kemudian carilah gaya kepemimpinan yang tepat
untuk dipadukan dengan gaya kepemimpinan yang menjadi ciri
khasnya. Setelah itu, lihat hasilnya dan lakukan evaluasi jika hasilnya belum
maksimal.
d) Ciptakan tujuan
Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, seseorang harus bisa
mengomunikasikan tujuan, visi, dan misi yang ingin dicapai oleh timnya.
Dengan mengomunikasikan, ini akan membuat bawahan merasa terpacu untuk
mencapai target, dan atasan sang pemimpin juga bisa melihat bahwa pemimpin
ini bisa membimbing anak buahnya.
Untuk bisa menemukan tujuan dan visi yang tepat, pelajarilah semua hal yang
terjadi di luar perusahaan. Setelah itu, tentukan tujuan, bangun kerja tim, dan
gerakkan mereka semua untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
e) Pemberi semangat
Pemimpin yang terbaik adalah manusia karena manusia bisa memberikan
semangat dan mampu memotivasi karyawannya. Pemimpin haruslah bisa
menempatkan dirinya sebagai seorang motivator saat karyawannya menemui
halangan.Seorang pemimpin harus bisa melihat potensi setiap karyawannya
hingga tiap karyawan bisa memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Karena
itulah, seorang pemimpin yang baik seharusnya selalu bertanya pada dirinya
sendiri, ”apa yang bisa saya berikan pada tim saya hari ini?”
f) Seimbang
Setiap pemimpin harus bisa mengukur risiko yang dihadapinya. Selain itu,
ciptakan waktu yang tepat untuk menikmati hidup di luar pekerjaan.
Selayaknya ada dua elemen dasar yang harus terkandung dalam sebuah visi, yaitu
sebuah kerangka kerja konseptual untuk memahami tujuan dan bagaimana
mencapainya, serta sisi emosionalnya untuk memacu motivasi. Mimpi yang
bernama visi itu, haruslah realistik, dipercaya, dan mempunyai daya tarik masa
depan. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menciptakan dan
mengartikulasikan sebuah visi yang realistis, kredibel, memacu semangat dan
akhirnya menggerakkan pengikutnya untuk mencapai tujuan. Konsep ini akan
berjalan lancar apabila terdapat lima kekuatan besar yang menjadi pendukung
penerapan konsep ini yaitu visi, strategi, komitmen, aksi, dan sensitivitas. Visi
berarti cita-cita ke depan, lamunan atas masa depan organisasi. Sebab seperti
sebuah pepatah menyatakan bahwa “kita tidak akan pernah mampu membangun
sebuah kastil di mana pun juga apabila kita tidak mampu membangunnya dalam
pikiran kita”. Visi ini kemudian dijabarkan menjadi misi dan diderivasi lebih
lanjut menjadi strategi. Strategi yang menjadi panduan bagi tiap anggota
organisasi dalam melakukan segala kegiatannya. Komitmen lebih kepada
berpegang terhadap apa yang telah ditetapkan bersama, yaitu visi, misi, tujuan
jangka panjang, sampai ke tahapan strategi.
Faktor selanjutnya adalah aksi. Aksi di sini adalah derivasi lanjutan dari strategi.
Jadi, lebih mengarah kepada taktik dari organisasi yang bersangkutan. Faktor
terakhir adalah sensitivitas. Yang dimaksud dengan sensitivitas di sini adalah
sensitivitas terhadap perubahan yang terjadi disadari atau tidak. Perubahan baik
dari dalam ataupun dari luar organisasi. Kelima hal ini membantu terlaksananya
tiga filosofi dasar quantum leadership. Pertama, filosofi yang berkaitan dengan
tugas seorang pemimpin untuk ‘melihat, bermimpi, dan melaksanakan’, yang
disebut sebagai architect approach. Seorang pemimpin diumpamakan sebagai
seorang arsitek pembangun masa depan organisasi. Dia diharapkan mampu
membuat bangunan imajinernya tentang bangunan masa depan organisasi, tetapi
tetap juga harus berpijak pada realitas, yang dapat kita sebut sebagai pendekatan
Creative Imagination Based on Reality (CIBOR).
A. KESIMPULAN
Dalam suatu organisasi tidak dapat dilepaskan dengan seorang pemimpin.
Seorang pemimpin pasti memiliki suatu hal yang istimewa dibandingkan dengan
anggota yang lain yang ada pada organisasi itu. Kelebihan-kelebihan inilah yang
kemudian menjadi suatu penilaian dari para anggotanya. Tidak semua orang
memiliki kelebihan-kelehihan itu karena ia tidak dapat dibeli melainkan dari
pendidikan dan pengalaman.Seorang pemimpin harus mampu menjalankan
tugasnya secara baik. Semua anggota merasa diperdayakan dan diberikan haknya
secara maksimal. Semua rencana dijalankan dengan prosedur yang baik. Itulah
beratnya menjadi seorang pemimpin dimana semua tumpuan dan harapan berada
di tanganya, dan dengan model Kepemimpinan Quantum terhadap terciptanya
Kepemimpinanan yang efektif secara umum mempunyai karakteristik-
karakteristik yang dapat dikelompokkan dan diidentifikasikan, dan pada
umumnya pembahasan tentang kepemimpinan yang efektif dan tidak efektif
adalah dua kutub yang berbeda dan saling bertolak belakang. Seorang pemimpin
seharusnya tidak hanya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia saja tapi
juga dengan Tuhan yang Maha Esa. Pemimpin harus mengetahui metode yang
digunakan dalam memimpin sebuah perusahaan, agar diharapkan kerjasama
antara karyawan dengan atasannya dapat berjalan dengan baik. Dan ia harus
faham apa tindakan yang harus diambil dalam situasi yang sulit. Seorang
pemimpin harus dituntut mempunyai EQ yang cukup baik dalam menujang
performa perusahaan, karena itu salah satu syarat pemimpin dan dapat dikatakan
efektif.
B. SARAN
Untuk menyempurnakan dan memperbaiki isi dan sistematis dalam penulisan dan
penyajian maka kami dari penyusun mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak yang menghasilkan perbaikan pada masa yang akan datang.
1. Pemimpin harus mengetahui apa yang diinginkan karyawan dalam
pekerjaannya, misalkan tambahan uang lembur.
2. Pemimpin juga harus banyak berkominikasi dengan bawahan agar terjadi relasi
hubungan yang baik yang akan menciptakan keharmonisan dan kemajuan
perusahaan tersebut.
3. Pemimpin harus berani di kritik demi menunjang karier nya agar ia mengetahui
apa-apa yang harus ia lakukan kedepannya.
4. Mengadakan meeting dan evaluasi kerja setiap akhir bulannya.
5. Memberikan penghargaan kepada karyawan yang mampu menghasilkan
kinerja yang baik dari ide-ide nya.
6. Menaikkan posisi yang lebih tinggi apabila dalam kurun waktu tertentu
karyawan mampu bekerja lebih dari target.
DAFTAR PUSTAKA