Pendahuluan
salah satu penyebab paling umum dari obstruksi usus neonatal (bayi berumur 0-28 hari).15
Penyakit Hirschsprung merupakan penyakit dari usus besar (kolon) berupa gangguan
perkembangan dari sistem saraf enterik. Pergerakan dalam usus besar didorong oleh otot.
Otot ini dikendalikan oleh sel-sel saraf khusus yang disebut sel ganglion. Pada bayi yang
lahir dengan penyakit Hirschsprung tidak ditemui adanya sel ganglion yang berfungsi
mengontrol kontraksi dan relaksasi dari otot polos dalam usus distal. Tanpa adanya sel-sel
ganglion (aganglionosis) otot-otot di bagian usus besar tidak dapat melakukan gerak
Usus besar atau kolon berbentuk tabung muskular berongga dengan panjang sekitar
1,5 m yang terbentang dari sekum hingga kanalis ani. Diameter usus besar lebih besar
daripada usus kecil yaitu sekitar 6,5 cm (2,5 inci), namun semakin dekat dengan anus
diameternya pun semakin kecil. Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon, dan rektum. Pada
sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. Sekum
menempati sekitar dua atau tiga inci pertama dari usus besar. Katup ileosekal
mengendalikan aliran kimus dari ileum ke dalam sekum dan mencegah terjadinya aliran
Kolon terbagi atas kolon asenden, tranversum, desenden, dan sigmoid. Kolon
membentuk kelokan tajam pada abdomen kanan dan kiri atas berturut-turut disebut dengan
fleksura hepatika dan fleksura lienalis. Kolon sigmoid mulai setinggi krista iliaka dan
membentuk lekukan berbentuk-S. Lekukan bagian bawah membelok ke kiri sewaktu kolon
sigmoid bersatu dengan rektum. Bagian utama usus yang terakhir disebut sebagai rektum
dan membentang dari kolon sigmoid hingga anus (muara ke bagian luar tubuh). Satu inci
terakhir dari rektum disebut sebagai kanalis ani dan dilindungi oleh otot sfingter ani
eksternus dan internus. Panjang rektum dan kanalis ani adalah sekitar 15 cm (5,9 inci).
Usus besar memiliki berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir
isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah absorpsi air dan elektrolit. Kolon
sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung massa feses yang sudah terdehidrasi
sampai berlangsungnya defekasi. Kolon mengabsorpsi sekitar 800 ml air per hari dengan
berat akhir feses yang dikeluarkan adalah 200 gram dan 80%-90% diantaranya adalah air.
Sisanya terdiri dari residu makanan yang tidak terabsorpsi, bakteri, sel epitel yang terlepas,
Sekitar 12% dari kasus penyakit Hirschsprung terjadi sebagai bagian dari sindrom
yang disebabkan oleh kelainan kromosom. Kelainan kromosom yang paling umum
beresiko menyebabkan terjadinya penyakit Hirshsprung adalah Sindrom Down. 2-10% dari
Down adalah kelainan kromosom di mana ada tambahan salinan kromosom 21. Hal ini
terkait dengan karakteristik fitur wajah, cacat jantung bawaan, dan keterlambatan
perkembangan anak.
Faktor Ibu
Umur
Umur ibu yang semakin tua (> 35 tahun) dalam waktu hamil dapat meningkatkan
risiko terjadinya kelainan kongenital pada bayinya. Bayi dengan Sindrom Down lebih
sering ditemukan pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mendekati masa
menopause.
Ras/Etnis
(sedarah) seperti suku Batak Toba (pariban) dan Batak Karo (impal). Perkawinan pariban
dapat disebut sebagai perkawinan hubungan darah atau incest. Perkawinan incest
membawa akibat pada kesehatan fisik yang sangat berat dan memperbesar kemungkinan
Etiologi
Sel neuroblas bermigrasi dari krista neuralis saluran gastrointestinal bagian atas dan
Hirschsprung terjadi bila migrasi sel neuroblas terhenti di suatu tempat dan tidak mencapai
rektum. Sel-sel neuroblas tersebut gagal bermigrasi ke dalam dinding usus dan berkembang
Mutasi pada Ret proto-onkogen telah dikaitkan dengan neoplasia endokrin 2A atau 2B
pada penyakit Hirschsprung. Gen lain yang berhubungan dengan penyakit Hirschsprung
termasuk sel neurotrofik glial yang diturunkan dari faktor gen yaitu gen endhotelin-B dan
Patofisiologi
tidak adanya sel-sel ganglion parasimpatik otonom pada pleksus submukosa (Meissner)
dan myenterik (Auerbach) pada satu segmen kolon atau lebih. Ketidakadaan ini
dengan kerusakan (megakolon). Selain itu, kegagalan sfingter anus internal untuk
berelaksasi berkontribusi terhadap gejala klinis adanya obstruksi, karena dapat mempersulit
Persarafan parasimpatik yang tidak sempurna pada bagian usus yang aganglionik
proksimal dari daerah transisi terjadi penebalan dan pelebaran dinding usus dengan
Penyakit Hirschsprung disebabkan dari kegagalan migrasi kraniokaudal pada prekursor sel
ganglion sepanjang saluran gastrointestinal antara usia kehamilan minggu ke-5 dan ke-12.
Distensi dan iskemia pada usus bisa terjadi sebagai akibat distensi pada dinding usus, yang
berkontribusi menyebabkan enterokolitis (inflamasi pada usus halus dan kolon), yang
Anamnesis
Adapun tanda-tanda yang dapat dilihat pada saat melakukan anamnesis adalah
adanya keterlambatan pengeluaran mekonium pertama yang pada umumnya keluar > 24
jam, muntah berwarna hijau, adanya obstipasi masa neonatus. Jika terjadi pada anak yang
lebih besar obstipasi semakin sering, perut kembung, dan pertumbuhan terhambat. Selain
itu perlu diketahui adanya riwayat keluarga sebelumnya yang pernah menderita keluhan
serupa, misalnya anak laki-laki terdahulu meninggal sebelum usia dua minggu dengan
Pemeriksaan Fisik
Pada neonatus biasa ditemukan perut kembung karena mengalami obstipasi. Bila
dilakukan colok dubur maka sewaktu jari ditarik keluar maka feses akan menyemprot
keluar dalam jumlah yang banyak dan tampak perut anak sudah kembali normal.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui bau dari feses, kotoran yang menumpuk dan
Pemeriksaan Radiologi
Hirschsprung. Pemeriksaan foto polos abdomen dan khususnya pemeriksaan enema barium
secara dini pada neonatus. Pada foto polos abdomen dapat dijumpai gambaran obstruksi
usus letak rendah, meski pada bayi masih sulit untuk membedakan usus halus dan usus
besar.
Hirschsprung adalah enema barium, dimana akan dijumpai tiga tanda khas yaitu adanya
daerah transisi, terlihat di proksimal daerah penyempitan ke arah daerah dilatasi, serta
Apabila dari foto barium enema tidak terlihat tanda-tanda khas penyakit
Hirschsprung, maka dapat dilanjutkan dengan foto retensi barium, yakni foto setelah 24-48
jam barium dibiarkan membaur dengan feses. Gambaran khasnya adalah terlihatnya barium
yang membaur dengan feses ke arah proksimal kolon. Sedangkan pada penderita yang
tidak mengalami Hirschsprung namun disertai dengan obstipasi kronis, maka barium
biopsi yang didasarkan atas tidak adanya sel ganglion pada pleksus myenterik (Auerbach)
dan pleksus sub-mukosa (Meissner). Di samping itu akan terlihat dalam jumlah banyak
penebalan serabut saraf (parasimpatik). Akurasi pemeriksaan akan semakin tinggi apabila
Biasanya biopsi hisap dilakukan pada tiga tempat yaitu dua, tiga, dan lima
sentimeter proksimal dari anal verge. Apabila hasil biopsi hisap meragukan, maka
dilakukan biopsi eksisi otot rektum untuk menilai pleksus Auerbach. Dalam laporannya,
Polley (1986) melakukan 309 kasus biopsi hisap rektum tanpa ada hasil negatif palsu dan
komplikasi.
Manometri Anorektal
mempelajari fungsi fisiologi defekasi pada penyakit yang melibatkan sfingter anorektal.
radiologis, dan histologis meragukan. Pada dasarnya, alat ini memiliki dua komponen
dasar yaitu transuder yang sensitif terhadap tekanan seperti balon mikro dan kateter mikro,
adalah hiperaktivitas pada segmen dilatasi, tidak adanya kontraksi peristaltik yang
terkoordinasi pada segmen usus aganglionik, sampling reflex tidak berkembang yang
artinya tidak dijumpainya relaksasi sfingter interna setelah distensi rektum akibat desakan
Ada trias gejala klinis yang sering dijumpai yakni pengeluaran mekonium yang
terlambat, muntah hijau dan distensi abdomen. Pengeluaran mekonium yang terlambat
(lebih dari 24 jam pertama) merupakan tanda klinis yang signifikan. Swenson (1973)
mencatat angka 94% dari pengamatan terhadap 501 kasus, sedangkan Kartono mencatat
angka 93,5% untuk waktu 24 jam dan 72,4% untuk waktu 48 jam setelah lahir. Muntah
hijau dan distensi abdomen biasanya dapat berkurang ketika mekonium dapat dikeluarkan
segera.
Distensi abdomen merupakan manifestasi obstruksi usus dan dapat disebabkan oleh
kelainan lain seperti atresia ileum. Muntah yang berwarna hijau disebabkan oleh obstruksi
usus, yang dapat pula terjadi pada kelainan lain dengan gangguan pasase usus, seperti pada
merupakan ancaman komplikasi yang serius bagi penderita penyakit Hirschsprung yang
dapat menyerang pada usia berapa saja namun yang paling tinggi saat usia dua-empat
minggu, meskipun sudah dapat dijumpai pada usia satu minggu. Gejalanya berupa diare,
Penatalaksanaan
Sampai pada saat ini, penyembuhan penyakit Hirschsprung hanya dapat dilakukan
distensi abdomen dengan pemasangan pipa anus atau pemasangan pipa lambung dan irigasi
enterokolitis dan mencegah terjadinya sepsis. Cairan infus dapat diberikan untuk menjaga
pembuatan kolostomi dan tahap kedua dengan melakukan operasi definitif. Tahap pertama
dimaksudkan sebagai tindakan darurat untuk mencegah komplikasi dan kematian. Pada
tahapan ini dilakukan kolostomi, sehingga akan menghilangkan distensi abdomen dan akan
memperbaiki kondisi pasien. Tahapan kedua adalah dengan melakukan operasi definitif
harus dikerjakan terlebih dahulu. Apabila penderita dalam keadaan dehidrasi atau sepsis
maka harus dilakukan stabilisasi dan resusitasi dengan pemberian cairan intravena,
antibiotik, dan pemasangan pipa lambung. Apabila sebelum operasi ternyata telah
mengalami enterokolitis maka cairan resusitasi cairan dilakukan secara agresif, pemberian
antibiotik broad spektrum secara ketat kemudian segera dilakukan tindakan dekompresi
usus.
Komplikasi
telah dilaporkan sampai 58% kasus pada penderita penyakit Hirschsprung yang diakibatkan
oleh karena iskemia mukosa dengan invasi bakteri dan translokasi. Perubahan-perubahan
pada komponen musin dan sel neuroendokrin, kenaikan aktivitas prostaglandin E1, infeksi
ditandai dengan demam, muntah hijau, diare hebat, distensi abdomen, dehidrasi dan syok.
Terjadinya ulserasi nekrosis akibat iskemia mukosa diatas segmen aganglionik akan
Infeksi pada penyakit Hirschsprung bersumber pada kondisi obstruksi usus letak
rendah. Distensi usus mengakibatkan hambatan sirkulasi darah pada dinding usus, sehingga
dinding usus mengalami iskemia dan anoksia. Jaringan iskemik mudah terinfeksi oleh
kuman, dan kuman menjadi lebih virulen. Terjadi invasi kuman dari lumen usus, ke mukosa,
sub mukosa, lapisan muscular, dan akhirnya ke rongga peritoneal atau terjadi sepsis.
Keadaan iskemia dinding usus dapat berlanjut yang akhirnya menyebabkan nekrosis
dan perforasi. Proses kerusakan dinding usus mulai dari mukosa, dan dapat menyebabkan
enterokilitis.
Hirschsprung ini, yang dapat menyerang pada usia kapan saja, namun paling tinggi saat
usia 2-4 minggu, meskipun sudah dapat dijumpai pada usia 1 minggu. Gejalanya berupa
diare, distensi abdomen, feces berbau busuk dan disertai demam. Swenson mencatat
hampir 1/3 kasus Hirschsprung datang dengan manifestasi klinis enterokolitis, bahkan
dapat pula terjadi meski telah dilakukan kolostomi. Kejadian enterokolitis berdasarkan
prosedur operasi yang dipergunakan Swenson sebesar 16,9%, Boley-Soave sebesar 14,8%,
Duhamel sebesar 15,4% dan sebesar Lester Martin 20%. Gambaran klinis distensi
abdomen ada sebanyak 29 orang, diare sebanyak 38 orang, darah pada feses sebanyak 2
Prognosis
penyembuhan dan hanya sekitar 10% pasien yang masih mempunyai masalah dengan
Pencegahan
Pencegahan Primer
a. Health Promotion
yang tidak terlepas dari pola konsumsi serta asupan gizi dari ibu hamil sehingga ibu
hamil hingga kandungan menginjak usia tiga bulan disarankan berhati- hati terhadap
obat-obatan, makanan awetan dan alcohol yang dapat memberikan pengaruh terhadap
kelainan tersebut. Pada tahap health promotion ini, sebagai pencegahan tingkat
b. Spesific Protection
Pada tahap ini pencegahan dilakukan walaupun belum dapat diketahui adanya
misalnya melakukan akses pelayanan Antenatal Care (ANC) terutama pada skrining
ibu hamil beresiko tinggi, imunisasi ibu hamil, pemberian tablet tambah darah dan
usus, dan sepsis. Pada tahun 1946 Ehrenpreis menekankan bahwa diagnosa penyakit
Dengan melakukan anamnesis yang cermat, pemeriksaan fisik yang teliti, pemeriksaan
radiografik, serta pemeriksaan patologi anatomi biopsi isap rektum, diagnosis penyakit