Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

SECTIO SESAREA

DISUSUN
O
L
E
H
MUHAMMAD HIDAYAT
17.04.074

CI LAHAN CI INSTITUSI

_______________________

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR


PRODI NERS
2017/2018
LAPORAN PENDAHULUAN
SECTIO SESAREA

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Sectio sesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka
dinding perut dan dinding rahim. (Lastiko Bramantyo, 2003)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sectio sesaria adalah
pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding
uterus.
2. Jenis Sectio Sesarea Berdasarkan Teknik Penyayatan
a. Sectio sesarea klasik, yaitu insisi memanjang pada segmen uterus.
b. Sectio sesarea transperitonial profunda, yaitu insisi pada segmen bawah rahim,
teknik ini sering dilakukan memanjang atau melintang.
c. Sectio sesarea ekstraperitonial, yaitu rongga peritoneum tidak dibuka dulu,
dilakukan pada pasien dengan infeksi intera uterin yang berat.
3. Klasifikasi
a. Sectio Sesarea Primer
Dari semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan secara sectio
sesarea, tidak diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnya pada panggul sempit.
b. Sectio Sesarea Sekunder
Dalam hal ini kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa, bila tidak
ada kemajuan persalinan, baru dilakukan sectio sesarea.
c. Sectio Sesarea Ulang
Ibu pada kehamilan lalu mengalami sectio sesarea dan pada kehamilan
selanjutnya dilakukan sectio sesarea ulang.
d. Sectio Sesarea Postmortem
Sectio sesarea yang dilakukan segera pada ibu hamil cukup bulan yang
meninggal tiba-tiba sedangkan janin masih hidup.
4. Indikasi
a. Disproporsi chepalopelvik atau kelainan panggul.
b. Plasenta previa
c. Gawat janin
d. Pernah sectio sesarea sebelumnya
e. Kelainan letak janin
f. Hipertensi
g. Rupture uteri mengancam
h. Partus lama (prolonged labor)
i. Partus tak maju (obstructed labor)
j. Distosia serviks
k. Ketidakmampuan ibu mengejan
l. Malpresentasi janin
1) Letak lintang
a) Bila ada kesempitan panggul maka secsio sesarea adalah cara yang
terbaik dalam segala letak lintang dengan janin hidup dan besar biasa.
b) Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan secsio
sesarea walau tidak ada perkiraan panggul sempit.
c) Multipara dengan letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan cara-
cara lain.
2) Letak bokong
Secsio sesarea dianjurkan pada letak bokong bila ada :
a) Panggul sempit
b) Primigravida
c) Janin besar dan berharga
3) Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dan cara-cara lain
tidak berhasil.
4) Presentasi rangkap, bila reposisi tidak berhasil.
5) Gemelli, dianjurkan secsio sesarea bila
a) Janin pertama letak lintang atau presentasi bahu
b) Bila terjadi interlock
c) Distosia oleh karena tumor
d) Gawat janin
5. Komplikasi
a. Infeksi puerpuralis (nifas)
1) Ringan : Dengan kenaikan suhu beberapa hari saja
2) Sedang : Dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi atau
perut sedikit kembung
3) Berat : Dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Hal ini sering kita
jumpai pada partus terlantar dimana sebelumnya telah terjadi infeksi
intrapartal karena ketuban yang telah pecah terlalu lama.
b. Perdarahan, disebabkan karena :
1) Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
2) Atonia uteri
3) Perdarahan pada placenta bed
c. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
reperitonialisasi terlalu tinggi.
d. Kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang.
6. Nasihat Pasca Operasi
a. Dianjurkan jangan hamil selama kurang lebih satu tahun, dengan memakai
kontrasepsi.
b. Kehamila selanjutnya hendaknya diawasi dengan antenatal yang baik

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengkajian Pre Operatif
1) Sirkulasi
Hipertensi, perdarahan vagina mungkin ada.
2) Integritas ego
Dapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi dengan tanda kegagalan dan
atau refleksi negatif pada kemampuan sebagai wanita.
3) Makanan/ cairan
Nyeri epigastrik, gangguan penglihatan, edema (tanda-tanda hipertensi karena
kehamilan) (HKK).
4) Nyeri/ ketidaknyamanan
Distosia, persalinan lama/ fungsional, kegagalan induksi, nyeri tekan uterus
mungkin ada.
5) Keamanan
a) Penyakit hubungan seksual aktif (misal: herpes)
b) Inkompabilitas Rh yang berat
c) Adanya komplikasi ibu seperti HKK, diabetes, penyakit ginjal, jantung,
atau infeksi asenden = trauma abdomen pranatal.
d) Prolaps tali pusat, distres janin.
e) Ancaman kelahiran janin premature.
f) Presentasi bokong dengan versi sefalik eksternal yang tidak berhasil.
g) Ketuban telah pecah selama 24 jam atau lebih lama.
6) Seksualitas
a) Disporposi sefalopelvis (CPD)
b) Kehamilan multipel atau gestasi (uterus sangat distensi)
c) Melahirkan sesarea sebelumnya, bedah uterus atau serviks sebelumnya.
d) Tumor/ neoplasma yang menghambat pelvis/ jalan lahir.
7) Penyuluhan/ pembelajaran
Kalahiran sesarea dapat atau mungkin tidak direncanakan, mempengaruhi
kesepian dan pemahaman klien terhadap prosedur.
8) Pemeriksaan diagnostic
a) Hitung darah lengkap, yaitu olongan darah (ABO) dan pengocokan silang,
tes coombs.
b) Urinalisis untuk enentukan kadar albumin atau glukosa.
c) Kultur untuk mengidentifikasi adanya virus herpes simpleks tipe II.
d) Pelvimetri untuk menentukan CPD
e) Amniosentesis untuk mengkaji maturnitas paru janin
f) Ultrasonografi untuk melokalisasi plasenta, menentukan pertumbuhan,
kedudukan dan presentasi janin.
b. Pengkajian Post Operatif
1) Pengkajian dasar data klien
Tinjau ulang catatan prenatal dan intra operatif dan adanya indikasi untuk
kelahiran searea.
2) Sirkulasi
Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml.
3) Integritas ego
a) Dapat menunjukkan labilitas emosional, dari kegembiraan, sampai
ketakutan, marah atau menarik diri.
b) Klien/ pasangan dapat memiliki pertanyaan atau salah terima peran dalam
pengalaman kelahiran, mungkin mengekspresikan ketidakmampuan untuk
menghadapi situasi baru.
4) Eliminasi
a) Kateter urinaris indweiling mungkin terpasang: urine jernih pucat.
b) Bising usus tidak ada, samar atau jelas.
5) Makanan/ cairan
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal.
6) Neurosensasi
Kerusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anestesi spinal epidural.
7) Nyeri/ ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber. Misal: trauma
bedah/ insisi, nyeri penyerta, distensi kandung kemih/ abdomen, efek-efek
anestesia, mulut mungkin kering.
8) Pernafasan
Bunyi paru jelas dan vaskuler.
9) Keamanan
a) Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda kering dan utuh.
b) Jalur parental bila digunakan paten can sisi bebas eritema, bengkok, nyeri
tekan.
10) Seksualitas
a) Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus.
b) Aliran lokhia sedang dan bebas bekuan berlebihan/ banyak.
c. Pathway

2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri Akut b.d Diskontinuitas Jaringan (Post Kuretase)
2) Pola Napas Tidak Efektif b.d Supresi Pada Sistem Saraf Pusat Post Anastesi
3) Pemberian ASI Tidak Efektif b.d Terhambatnya Pengeluaran ASI
(Laktogenenesis II)
4) Resiko Kekurangan Volume Cairan
5) Resiko Infeksi
3. Intervensi

No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1. Domain 12 : Domain IV : Domain 1 : 1. Meningkatan pemecahan masalah,
Kenyamanan Perilaku & Pengetahuan Fisiologis : Dasar membantu mengurangi nyeri
Kelas 1 : Kesehatan Kelas E : berkenaan dengan ansietas dan
Kenyamanan Fisik Kelas Q : Promosi Kenyamanan Fisik ketakutan karena ketidaktahuan dan
Kode 00132 : Perilaku Kesehatan Intervensi : memberikan rasa control.
Nyeri Akut b.d Hasil : 1400 Manajemen Nyeri : 2. Pada banyak klien menyebabkan
Diskontinuitas Jaringan 1605 Kontrol Nyeri : 1. Berikan informasi dan petunjuk gelisah
(Post Kuretase) Setelah diberikan asuhan antisipasi mengenai penyebab 3. Merilekskan otot dan mengalihkan
keperawatan diharapkan ketidaknyamanan dan intervensi perhatian dari sensasi nyeri,
klien dapat mengontrol yang tepat meningkatkan kjetidaknyaman dan
nyeri yang dibuktikan 2. Evaluasi tekanan darah (TD) menurunkan distraksi tidak
dengan Criteria hasil : dan nadi. Perhatikan perubahan menyenangkan, meningkatkan rasa
- 160504 Klien mampu perilaku (bedakan antara ketidaksejahteraan.
menggunakan teknik kegelisahan karena nyeri atau 4. Analgesic merupakan golongan
pereda nyeri kehilangan darah akibat dari obat yang dapat menghilangkan
nonfarmakologis untuk proses pembedahan) atau meredakan nyeri
mengurangi nyeri 3. Ubah posisi klien, kurangi
- 160513 Klien mampu rangsangan yang berbahaya dan
menyatakan nyeri berikan gosokan punggung
hilang/ terkontrol anjurkan penggunaan teknik
pernafasan dan relaksasi dan
distraksi (rangsangan jaringan
kutan)
4. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat analgesik
2. Domain 4 : Domain II : Domain 1 : 1. Mencegah obstruksi jalan nafas
Aktivitas/Istirahat Kesehatan Fisiologis Fisiologis : Dasar 2. Dilakukan untuk memastikan
Kelas 4 : Kelas E : Kelas E : efektifitas pernafasan sehingga
Kardiovascular/Pulmonal Kardiopulmonal Promosi Kenyamanan Fisik upaya memperbaikinya dapat
Respon Hasil : Intervensi : segera dilakukan.
Kode 00094 : 0403 Status Pernapasan 0840 Pengaturan Posisi : 3. Meningkatkan pernfasan,
Pola Napas Tidak Efektif : Ventilasi : 1. Pertahankan jalan udara pasien takikardia/ brakikardia
b.d Supresi Pada Sistem Setelah diberikan asuhan dengan memiringkan kepala, menunjukkan kemungkinan
Saraf Pusat Post Anastesi keperawatan diharapkan hiperekstensi rahang, maupun terjadinya hipoksia.
Klien dapat bernafas meninggikan kepala, maupaun 4. Evaluasi kepala dan posisi miring
secara efektif yang memberikan posisi semifowler akan mencegah terjadinya aspirasi
dibuktikan dengan criteria 2. Observasi frekuensi dan dari muntah.
hasil : kedalaman pernafasan, 5. Ventilasi dalam yang aktif
- 040310 Frekuensi pemakaian otot-otot Bantu membuka alveolus, mengeluarkan
pernapasan 16- pernafasan sekresi, meningkatkan
20x/menit 3. Pantau tanda-tanda vital secara pengangkutan oksigen, membuang
- 040309 Klien nampak terus menerus gas anestesi.
tidak menggunakan 4. Letakkan pasien pada posisi
otot bantu pernapasan yang sesuai, tergantung pada
ketika inspirasi kekuatan pernafasan dan jenis
pembedahan.
5. Lakukan latihan gerakan
sesegera mungkin pada pasien
yang reaktif dan lanjutkan pada
pasca operasi.
3. Domain 2 : Domain II : Domain 5 : 1. Membantu dalam mengidentifikasi
Nutrisi Kesehatan Fisiologis Keluarga kebututhan sat ini dan
Kelas 1 : Kelas K : Kelas Z : mengembangkan rencana
Ingesti Nutrisi & Digesti Perawatan Anak keperawatan.
Kode 00104 : Hasil : Intervensi : 2. Mempunyai dukungan yang cukup
Pemberian ASI Tidak 1001 Pembentukan ASI 5244 Konsultasi ASI : meningkatkan untuk pengalaman
Efektif b.d Maternal : 1. Kaji pengetahuan dan menyusui dengan berhasil. Sikap
Terhambatnya Setelah dilakukan asuhan pengalaman klien tentang dan komentar negative
Pengeluaran ASI keperawatan diharapkan menyusui sebelumnya. mempengaruhi upaya-upaya dan
(Laktogenenesis II) adanya pembentukan ASI, 2. Tentukan system pendukung dapat menyebabkan klien menolak
dengan criteria : yang tersedia pada klien dan mencoba untuk menyusui.
- 100118 Klien dapat sikap pasangan atau keluarga 3. Membantu menjalin suplai susu
mengungkapkan 3. Berikan informasi, verbal dan adekuat, mencegah putting pecah
tingkat kepuasan tertulis, mengenai fisiologi dan dan luka,m memberikan
proses menyusui yang keuntungan menyusui, kenyamanan dan membantu peran
dibuktikan dengan perawatan putting dan oayudara, ibu menyusui. Pamphlet dan buku-
posisi menyusui bayi kebutuhan diet khusus dan buku menyediakan sumber yang
nyaman dan benar. factor-faktor yang memudahkan dapat dirujuk klien sesuai
atau mengganggu keberhasilan kebutuhan.
menyusui. 4. Posisi yang tepat biasanya
4. Demontrasikan dan tinjau ulang mencegah luka putting, tanpa
teknik-teknik menyusui. memperhatikan lamanya menyusui.
Perhatikan posisi bayi selama 5. Tindakan perawatan payudara yang
menyusui dan lama menyusui teratur dapat memperlancar
5. Demontrasikan dan tinjau ulang produksi ASI.
teknik-teknik perawatan 6. Pemajanan pada udara atau anas
payudara. membantu mengencangkan putting,
6. Anjurkan klien untuk sedangkan sabun dapat
mengeringkan putting dengan menyebabkan kering.
udara selama 20-30 menit Mempertahankan putting dalam
setelah menyusui dan media lembab meningkatkan
memberikan preparat lanolin pertumbuhan bakteri dan kerusakan
setelah menyusui, atau kulit.
menggunakan lampu pemanas 7. Ini telah diketahui menambah
dengan lampu 40 watt kegagalan laktasi. Pelindung
ditempatkan 18 inchi dari mencegah mulut bayi mengarah
payudara selama 20 menit. untuk kontak dengan outing ibu
Instruksikan klien menghindari yang mana perlu untuk melanjutkan
penggunaan sabun atau pelepasan prolaktin (meningkatkan
penggunaan bantalan bra produksi susu) dan dapat
berlapis plastic dan mengganti mengganggu atau mencegah
pembalut bila basah atau tersedianya suplai susu yang
lembab. adekuat.
7. Instruksikan klien untuk 8. Mangkuk laktasi atau pelindung
menghindari penggunaan payudara, latihan, dan kompres es
pelindung putting kecuali secara membantu membuat putting lebih
khusus diindikasikan. ereksi, teknik hoffman melepaskan
8. Berikan pelindung putting perlengketan yang menyebabkan
payudara khusus (missal: inverse putting.
pelindung eschman) untuk klien
menyusui dengan putting masuk
dan datar. Anjurkan penggunaan
kompres es sebelum menyusui
dan latihan putting dengan
memutar diantara ibu jari dan
jari tengah dan menggunakan
teknik Hoffman.
5. Domain 2 : Domain II : Domain 5 : 1. Dokumentasi yang akurat akan
Nutrisi Kesehatan Fisiologis Keluarga membantu dalam mengidentifikasi
Kelas 5 : Kelas G : Kelas Z : pengeluaran cairan/ kebutuhan
Hidrasi Cairan & elektrolit Perawatan Anak penggantian dan pilihan-pilihan
Kode 00028 : Hasil : Intervensi : yang mempengaruhi intervensi
Resiko Kekurangan 0601 Keseimbangan 5244 Konsultasi ASI : 2. Mungkin akan terjadi penurunan
Volume Cairan Cairan : 1. Ukur dan catat pemasukan dan ataupun penghilangan setelah
Setelah dilakukan asuhan pengeluaran (termasuk prosedur pada system
keperawatan diharapkan pengeluaran cairan genitourinarius dan/ atau struktur
kebutuhan cairan gastrointestinal). Tinjau ulang yang membedakan (misalnya:
terpenuhi yang catatan intraoperasi ureteroplasti, ureterolitotomi,
dibuktikan dengan criteria 2. Kaji pengeluaran urin, terutama histeroktomi abdominal ataupun
: untuk tipe prosedur operasi yang vaginal), mengindikasikan
- 060101 Tanda-tanda dilakukan malfungsi ataupun obstruksi system
vital dalam rentang 3. Berikan bantuan urinarius.
normal pengukuranberkemih sesuai 3. Meningkatkan relaksasi oto parineal
- 060107 Keseimbangan kebutuhan. Misalnya privasi, dan memudahkan upaya
asupan dan dan posisi duduk, air yang mengalir pengosongan.
keluaran cairan selama dalam BAK, mengalirkan air 4. Hipotensi, takikardi, peningkatan
24 jam hangat diatas perineum. pernafasan mengindikasikan
4. Pantau tanda-tanda vital kekurangan cairan, misal dehidrasi/
5. Catat munculnya mual muntah. hipovolemia.
Riwayat pasien mabuk 5. wanita pasien dengan obesitas dan
perjalanan mereka yang memiliki
6. Periksa pembalut pada alat drein kecenderungan mabuk perjalanan
pada interval regular. Kaji luka penyakit memiliki risiko mual/
untuk terjadinya pembengkakan muntah yang lebih tinggi pada masa
7. Pantau suhu kulit, palpasi denyut pascaoperasi. Selain itu semakin
perifer. lama durasi anestesi, semakin besar
8. Kolaborasi dengan dokter untuk resiko untuk mual.
pemberian cairan parenteral, 6. Perdarahan yang berlebihan dapat
produksi darah dan/ atau plasma mengacu kepada hipovolemia/
sekspander sesuai petunjuk. hemoragi. Pembengkakan local
Tingkatkan intravena jika mungkin mengindikasikan formasi
diperlukan hematoma/ perdarahan. Catatan
kedalam rongga (misalnya
retroperitoneal) mungkin
tersembunyi dan hanya terdiagnosa
melalui depresi tanda-tanda vital,
laporan pasien akan sensasi tekanan
pada daerah yang terpengaruh
7. Kulit dingin/ lembab, denyut yang
lemah mengindikasikan penurunan
sirkulasi perifer dan dibutuhkan
untuk penggantian cairan tambahan.
8. Gantikan kehilangan cairan yang
telah didokumentasikan. Catat
waktu penggantian volume sirkulasi
yang potensial bagi penurunan
komplikasi, misalkan
ketidakseimbangan elektrolit,
dehidrasi, pingsan kardiovaskuler.
Catatan : pada awalnya mungkin
dibutuhkan peningkatan volume
untuk mendukung volume sirkulasi/
mencegah hipotensi karena
penurunan tonus vasomotor akan
mengikuti pemberian fluothane.
Pemasukan oral bergantung kepada
pengembalian fungsi
gastrointestinal.
6. Domain 11 : Domain II : Domain 4 : 1. Membantu mencegah/ mengatasi
Keselamatan/Proteksi Kesehatan Fisiologis Keselamatan penyebaran infeksi
Kelas 1 : Kelas H : Kelas V : 2. Anemia, diabetes dan persalinan
Infeksi Respon Imun Manajemen Resiko yang lama (khususnya pada pecah
Kode 00004 : Hasil : Intervensi : ketuban) sebelum kelahiran sesarea
Resiko Infeksi 0703 Keparahan Infeksi 6540 Kontrol Infeksi : meningkatkan resiko infeksi dan
: 1. Anjurkan dan gunakan teknik pelambatan penyembuhan.
Setelah diberikan asuhan mencuci tangan dengan cermat 3. Balutan steril menutupi luka pada
keperawatan diharapkan dan pembuangan pangalas 24 jam pasca kelahiran sesarea
klien dapat menerapkan kotoran pembakut parineal dan membantu melindungi luka dari
teknik kontrol infeksi linen terkontaminasi dengan cidera/ kontaminasi, rembesan
yang dibuktikan dengan tepat dapat mendapatkan hemetoma,
criteria hasil: 2. Tinjau ulang Hb/Ht prenatal: gangguan penyatuan jahitan/
- 070330 Suhu tubuh perhatikan adanya kondisi yang dehisens luka memerlukan
dalam rentang normal mempredisposisikan klien pada intervensi lanjut.
- 070323 Luka bekas infeksi pasca operasi 4. Mencegah dehidrasi
dari drainase dengan 3. Infeksi balutan abdominal memaksimalkan volume sirkulasi
tanda awal terhadap eksudat/ rembesan. dan aliran urine. Protein dan
penyembuhan Lepaskan balutans sesuai vitamin C diperlukan untuk
- 070301 Tidak terdapat indikasi pembentukan kolagen, besi
kemerahan 4. Dorong dan masukan cairan oral diperlukan untuk sintesis HB
dan diet tinggi protein, Vit C dan 5. Dalam pasca operasi hari ke-3
besi leukositas dan takikardia
5. Kaji suhu, nadi, dan jumlah sel menunjukkan infeksi, peningkatan
darah putih suhu sampai 38C dalam 24 jam
6. Kaji lokasi dan kontraktivitas pertama sangat mengindikasikam
uterus, perhatikan perubahan infeksi.
involusi/ adanya nyeri tekan 6. Setelah kelahiran sesarea fundus
uterus yang ekstrim tetap pada ketinggian umbilicus
7. Kolaborasi dengan dokter untuk: selama sampai 5 hari, bila involusi
- Pemberian infuse antibiotic mulai disertai dengan peningkatan
profilaksi (detil pertama aliran lokia. Perlambatan involusi
biasanya diberikan segera meningkatkan resiko endometritis.
setelah pengekleman tali Perkembangan nyeri tekan ekstrim
pusat dan 2 dosis lagi masing- menandakan kemungkinan jaringan
masing berjarak 6 jam) plasenta tertahan/ infeksi
- Dapatkan kultur darah, 7. Bertujuan untuk :
vagina dan urin bila infeksi - Menurunkan kemungkinan
dicurigai endometritis pasca partum
- Berikan antibiotic khusus sesuai komplikasi seperti
untuk untuk proses infeksi obsess insisi/ tromboflekbitis
yang diidentifikasi. pelvis.
- Bakterinus lebih sering pada
klien yang mengalami pecah
ketuban selama 6 jam/ lebih
lama daripada klien yang
ketubannya tetap utuh sebelum
melahirkan sesarea
- Perlu untuk mematikan
organisme.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, GM, dkk,. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC). USA :


Elsevier

Doengoes, M. Rencana Perawatan Maternitas / Bayi, EGC : jakarta. 2001.


Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (2014). NANDA International Nursing Diagnoses
: Definitions & Classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell

Mansjoer, A. Dasar-dasar Keperwatan Maternitas, EGC : jakarta. 1995.


Mochtar, R. Sinopsis obstetri : obstetri operatif, obstetri sosial, jilid 2. EGC :
Jakarta. 2002.
Moorhead, S. dkk,. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC):
Measurement of Health Outcomes. USA : Elsevier
Syaifudin, Abdul Bari, Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo: Jakarta. 2002.
Suzanne C., S., Brenda G., B., Janice L., H., & Kerry H., C. (2010). Medical
Surgical Nursing Ed. 12.

Winkjosastro, H. Dkk. Ilmu kebidanan, Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:


Jakarta. 2002.
Winkjosastro, H. Dkk. Ilmu bedah kebidanan, Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta. 2000.

Anda mungkin juga menyukai