Sinopsis
Dan juga ketika Bunda Khadijah mulai disibukan dengan urusan dakwah
disisi lain beliau juga hampir tidak luput dari perhatian kehidupan duniawi.
Mengamati putr-putrinya yang telah berumah tangga, sibuk menyiapkan
pernikahan putri-putrinya yang telah bertunangan. Dan disisi lain juga
mengisi hari-hari Fatimah kecil, menyambut tamu, menyampaikan ajaran
agama pada mereka, perjalanan dagang, menghitung harta benda, mengusir
hama-hama yang sering muncul pada karung kurma, mengurus taman,
merawat unta, memberikan perhatian khusus pada Ali dan Zubair yang
mengalami pubertas serta tetap hadir dalam berbagai takziyah, akikah dan
perpisahan.
Khadijah terpaku. Mulutnya tak mampu mengucapkan kata itu. Sebuah kata
yang berawal huruf “mim” kata itu ternyata m,engandung makna yang
dalam. Sebuah kata yang diibaratkan sebagai kunci, rumus, dan juga sandi.
Khadijah ingin merahasiakannya. Merahasiakan dambaan hatinya, kasih
yang juga sepupunya. Khadijah tidak sendiri. Seluruh makhluk di jagat raya
ini seolah telah menjadi seperti dirinya. Merindu, haus akan air segar “mim”
dan saat khadijah berucap “mim”, ketika kedua bibirnya menutup rapat,
seakan akan udara yang ada dalam rongga mulutnya telah meniupkan cinta
ke dalam hatinya. Cintanya yang teguh kepada seorang laki laki yang telah
menjadi sang Nabi
Buku ini menceritakan gambaran cinta dan kasih sayang Siti Khadijah
kepada Rasulullah SAW. Mulai dari awal pertemuan dengan Rasulullah
sampai akhir hayat beliau. Bunda Khadijah senantiasa selalu setia menjadi
pendamping Rasulullah dalam keadaan apapun.
Dari cara penyampaian buku ini kita jadi bisa membayangkan bagaimana
rasa cinta bunda Khadijah yang begitu besar terhadap Rasulullah. Seperti
ketika Rasulullah harus melakukan perjalanan dagang berbulan-bulan dan
Bunda Khadijah sangat merindukan sekaligus menghawatirkan Rasulullah.
Oleh karena itu Rasulullah selalu memujinya , suatu hari, mata Rasulullah
SAW berkaca-kaca seraya bersabda kepada para sahabat disekitarnya :
Kekurangan
Dari segi bahasa banyak kalimat yang sulit di pahami jika hanya satu kali
membacanya. Hal ini mungkin disebabkan karena novel yang saya baca
merupakan novel terjemahan. Tokoh-tokoh didalamnya pun begitu banyak
sehingga membuat saya kebingungan. Disamping itu juga ada beberapa
bagian yang membuat saya bertanya-tanya, apakah memang begitu
kenyataannya? Terlebih karena buku ini adalah sebuah novel dengan Bunda
Khadijah sebagai tokoh utamanya, tentunya menjadi pertanyaan apakah ada
fiksinya atau bagaimana.
Kelebihan