Anda di halaman 1dari 10

Materi Kuliah Teknik Tenaga Air

Pertemuan I
1. Sejarah Perkembangan Mikrohidro

Perkembangan mikrohidro bermula dari permasalahan sebuah daerah yang


terpencil yang memiliki banyak aliran sungai dan tidak mendapat pasokan listrik
karena daerah tersebut tidak dapat dijangkau untuk menyalurkan jaringan listrik dari
pembangkit listrik pusat. Daerah tersebut memiliki potensi untuk didirikan
pembangkit listrik tenaga air dengan daya yang dihasilkan dalam skala mikro,
kurang dari 100 KW, sehingga penggunaan pembangkit dengan prinsip mikrohidro
sesuai untuk daerah tersebut. Pembangkit listrik ini menggunakan tenaga air seperti
sistem irigasi,sungai yang dibendung atau air terjun.

Di Nepal, sejarah mikrohidro berawal dari sebuah pabrik air tradisonal (ghatta)
yang digunakan untuk menggiling tepung yang dimodifikasi dengan menggunakan
turbin sehingga dapat menghasilkan listrik. Ghatta ini memiliki tujuan utama untuk
menghasilkan listrik yang mendukung kegiatan pengolahan hasil pertanian dan
memiliki fungsi sekunder yaitu sebagai pembangkit dengan prinsip mikrohidro.
Topografi Nepal yang memiliki 6000 sungai dan memiliki bukit-bukit yang tinggi
memiliki potensi untuk menghasilkan daya hingga 42 MW. Di Indonesia, pendirian
PLTMH (Pembangkit Listrik Mikro Hidro) sangat berpotensi karena Indonesia
merupakan negara yang memiliki banyak sungai dan potensi perairan yang besar.
Salah satunya pendirian PLTMH di desa Tenganan, Bali, mampu menghasilkan
12.500 Watt yang digunakan untuk menggerakkan mesin penggiling beras sehingga
mampu menghasilkan 500 ton beras setiap kali panen. PLTMH ini memanfaatkan
aliran sungai Bahu yang melintasi desa dengan debit air sekitar 350 liter/detik. Saat
ini, banyak negara yang memakai prinsip mikrohidro untuk menghasilkan listrik
diantaranya adalah cina. Negara Cina sedang mengembangkan industri tenaga air
yang dapat menghasilkan daya hingga 19 GW dan listrik keluaran tahunan hingga
64 TWh sehingga dapat menyalurkan listrik ke 300 juta orang.
Materi Kuliah Teknik Tenaga Air

2. Prinsip Kerja Umum dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

PLT Mikrohidro pada prinsipnya memanfaatkan perbedaan ketinggian dan jumlah


debit air per detik yang ada pada aliran air saluran irigasi, sungai atau air terjun.
Aliran air ini akan memutar poros turbin sehingga menghasilkan energi mekanik.
Energi ini selanjutnya menggerakkan generator dan menghasilkan listrik.

PLTMH pada umumnya memiliki bendungan untuk mengatur aliran air yang akan
dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak PLTMH. Di dekat bendungan terdapat
bangunan pengambilan air (intake). Kemudian terdapat pula saluran penghantar
yang berfungsi mengalirkan air dari intake. Saluran ini dilengkapi dengan saluran
pelimpah pada setiap jarak tertentu untuk mengeluarkan air yang berlebih.

Selain itu, PLTMH memiliki kolam penenang (forebay) untuk menenangkan aliran
air yang akan masuk ke turbin dan mengarahkannya masuk ke pipa pesat
(penstok). Pipa pesat berfungsi mengalirkan air sebelum masuk ke turbin. Dalam
pipa ini, energi potensial air di kolam penenang diubah menjadi energi kinetik yang
akan memutar roda.

Setelah keluar dari pipa pesat, air akan memasuki turbin pada bagian inlet. Di
dalamnya terdapat guided vane untuk mengatur pembukaan dan penutupan turbin
serta mengatur jumlah air yang masuk ke runner/blade (komponen utama turbin).
Runner terbuat dari baja dengan kekuatan tarik tinggi yang dilas pada dua buah
piringan sejajar.

Aliran air akan memutar runner dan menghasilkan energi kinetik yang akan
memutar poros turbin. Energi yang timbul akibat putaran poros kemudian
ditransmisikan ke generator. Daya poros dari turbin ini harus ditransmisikan ke
generator agar dapat diubah menjadi energi listrik.
Materi Kuliah Teknik Tenaga Air

Sistem transmisi daya poros pada generator dapat berupa sistem transmisi
langsung (daya poros langsung dihubungkan dengan poros generator dengan
bantuan kopling), atau sistem transmisi daya tidak langsung, yaitu menggunakan
sabuk atau belt untuk memindahkan daya antara dua poros sejajar. Keuntungan
sistem transmisi langsung adalah lebih kompak, mudah dirawat, dan efisiensinya
lebih tinggi. Gearbox dapat digunakan untuk mengoreksi rasio kecepatan putaran.

Sistem transmisi tidak langsung memungkinkan adanya variasi dalam penggunaan


generator secara lebih luas karena kecepatan putar poros generator tidak perlu
sama dengan kecepatan putar poros turbin. Jenis sabuk yang biasa digunakan
untuk PLTMH skala besar adalah jenis flat belt, sedang V-belt digunakan untuk
skala di bawah 20 kW. Listrik yang dihasilkan oleh generator dapat langsung
ditransmisikan lewat kabel pada tiang-tiang listrik menuju rumah konsumen.

3. Spesifikasi Platform Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

1. Dam/Bendungan Pengalih (intake). Dam pengalih berfungsi untuk mengalihkan


air melalui sebuah pembuka di bagian sisi sungai ke dalam sebuah bak pengendap.

2. Bak Pengendap (Settling Basin). Bak pengendap digunakan untuk memindahkan


partikel-partikel pasir dari air. Fungsi dari bak pengendap adalah sangat penting
untuk melindungi komponen-komponen berikutnya dari dampak pasir.

3. Saluran Pembawa (Headrace). Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit
untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan.

4. Pipa Pesat (Penstock). Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih
rendah ke sebuah roda air, dikenal sebagai sebuah turbin
Materi Kuliah Teknik Tenaga Air

.5. Turbin. Turbin berfungsi untuk mengkonversi energi aliran air menjadi energi
putaran mekanis.6. Pipa Hisap. Pipa hisap berfungsi untuk menghisap air,
mengembalikan tekanan aliran yang masih tinggi ke tekanan atmosfer.

7. Generator. Generator berfungsi untuk menghasilkan listrik dari putaran mekanis.

8. Panel kontrol. Panel kontrol berfungsi untuk menstabilkan tegangan.

9. Pengalih Beban (Ballast load). Pengalih beban berfungsi sebagai beban


sekunder (dummy) ketika beban konsumen mengalami penurunan. Kinerja pengalih
beban ini diatur oleh panel kontrol.

4. Perkembangan Teknologi

1.Bucket Hydro .
Bucket Hydro dikembangkan dari 5 galon sebagai bucket generator agar didapatkan
sistem hidro elektrik yang murah. Sistem ini menggunakan generator, aki mobil
standard, solar dump-load regulator, dan inverter 100 watt. Nantinya sistem ini
dapat di aplikasikan ke skala yang lebih besar. Namun dalam skala kecilnya
(Mikrohidro) sistem ini dapat digunakan untuk pengisian ulang (charging) baterai
handphone. Baterai handphone tidak mengalami fluktuasi yang sangat besar dan
tidak terkuras habis dengan cepat.

Pada percobannya, dipilih galon-galon yang cocok untuk dipakai menghadapi arus
yang ada dan menjadi trash rack. Kemudian pipa pesat (penstock) dengan diameter
2 inch dihubungkan dari galon(trash rack) ke bawah gunung dengan tinggi sekitar
98 kaki. Ketika turbin dipasang didapatkan daya sebesar 60 watt yang dapat
melakukan pengisian ulang 10 handphone sekaligus. Komponen yang digunakan
menghabiskan sekitar $400 yang mana 90%-nya habis digunakan untuk membeli
Materi Kuliah Teknik Tenaga Air

generator. Desain dari bucket hydro ini dibuat dengan tujuan komponen didalamnya
dapat di eksplorasi dan di cari bahan yang lebih efisien.
2. energi hydro vortex
VIVACE converter menggunakan arus sungai dan arus laut untuk menambah energi
kinetik. Converter ini tidak seperti turbin air yang menggunakan baling-baling untuk
mengkonversikan energi. VIVACE menggunakan fenomena fisik dari induksi
getaran vortex dimana arus air menginduksi disekitar silinder dengan gerak . Energi
yang terdapat pada silinder kemudian di ubah menjadi listrik.
VIVACE converter adalah teknologi yang baru. Converter ini menggunakan sumber
tanpa polusi dan terbarukan. Converter ini hanya membutuhkan arus air dengan
kecepatan 2 sampai 4knot, berbeda dengan turbin konvensional yang

membutuhkan kecepatan lebih dari 4 knot.

5. Potensi Mikrohidro di Indonesia dan Dunia


Indonesia dinilai memiliki potensi yang besar untuk mengurangi penggunaan bahan
bakar fosil dengan pemanfaatan sumber energi air sebagai pembangkit tenaga
litstrik tenaga mikrohidro. Dengan semakin menipisnya cadangan minyak dan gas di
Indonesia serta fluktuasi harga minyak juga membuat Indonesia harus memikirkan
alternatif-alternatif lain agar ketahanan energi nasional dapat terjaga. Mengapa
Indonesia memiliki potensi mikrohidro yang besar? Hal ini dikarenakan banyak
potensi-potensi yang belum dimanfaatkan seperti potensi air yang ada pada saluran
irigasi air. Potensi mikrohidro Indonesia sendiri diperkirakan sebesar 10% dari
potensi mikrohidro di dunia. Potensi tenaga air di Indonesia pada beberapa periode
tahun tertentu dapat dilihat di bawah ini.

Tahun Potensi
1960-an 25.000 MW
1970-an 30.000 MW
1980-an 70.000 MW
2005 100.000 MW
Materi Kuliah Teknik Tenaga Air

Dari potensi yang ada, hanya beberapa persen saja yang baru bisa dimanfaatkan
oleh Negara Indonesia. Sementara untuk mikrohidro sendiri di Indonesia
diperkirakan memiliki potensi sebesar 500 MW. Dari jumlah ini kembali hanya
beberapa persen yang dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Salah satu
penyebab dari masalah ini adalah cukup mahalnya biaya untuk membangun
instalasi pembangkit mikrohidro bagi sebagian masyarakat di Indonesia. Rata-rata
biaya yang diperlukan adalah sekitar 10 juta rupiah per 1 KW-nya. Hal ini
menyebabkan masyarakat lebih memilih untuk membangun pembangkit listrik yang
menggunakan batu bara ketimbang mikrohidro. Padahal teknologinya sendiri sangat
mudah sehingga seharusnya masyarakat kecil pun dapat memanfaatkannya untuk
memberdayakan ekonominya. Untuk itu pembangunan tersistem haruslah dimulai
dari pedesaan karena dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk pedesaan.
Dengan memanfaatkan pembangkit mikrohidro penduduk pedesaan dapat
mengembangkan industri di desa-desa seperti industri pertanian, industri
pengolahan, atau bisa juga untuk mendukung operasional lainnya seperti
penerangan. Selain itu apabila produksi listriknya berlebih, dapat dijual kepada PLN
sehingga dapat meningkatkan pendapatkan bagi masyarakat itu sendiri.

Untuk potensi di seluruh dunia sendiri diperkirakan sebesar 5000MW mengingat


tidaklah sulit untuk menemukan sumber yang bisa dimanfaatkan untuk pembangkit
jenis ini. Karena saluran air pun bisa dimanfaatkan untuk pembangkit ini. Terdapat
beberapa keuntungan mikrohidro yang dapat dimanfaatkan oleh dunia. Berikut
dalah pemaparannya:

Sumber energi yang efisien


Hanya diperlukan besar aliran yang cukup kecil, hanya beberapa galon per menit
untuk bisa menghasilkan listrik

Suplai energi yang berkelanjutan


Air merupakan sumber daya yang terbarukan sehingga dapat dimanfaatkan terus
Materi Kuliah Teknik Tenaga Air

menerus. Kesulitan untuk hal ini mungkin hanyalah ketersediaan air yang
dipengaruhi oleh musim, terutama untuk negara-negara subtropis.

Memiliki dampak yang relatif kecil terhadap ekologi air


Karena air yang digunakan untuk memutar turbin langsung dikembalikan ke aliran
sungai sehingga dampaknya terhadap ekologi air relatif kecil.

6. Potensi Peluang Implementasi di Indonesia

Indonesia memiliki potensi yang besar dalam implementasi mikrohidro. jumlah


sungai-sungai di indonesia sangatlah banyak. Berdasarkan data Kementerian
ESDM, kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga air baik skala besar/kecil baru
mencapai 4200 MW atau sekitar 5,5% dari total potensi yang ada. Sementara untuk
yang skala mini/mikro mencapai 215 MW atau sekitar 37,5% dari total potensi. dan
menurut Rencana Induk Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (RIPEBAT)
potensi energi mikrohidro (PLTMH) tersebut diperkirakan 458,75 MW.

Mikrohidro dalam perencanaan energi nasional, khususnya dalam lingkup energi


baru terbarukan, perkembangannya sangat menggembirakan mulai dari aspek
keteknikan, teknologi, fabrikasi, sumber daya manusia, pengelolaan dan juga
kebijakan pemerintah. Sasaran mikrohidro adalah untuk industri menengah
contohnya adalah daerah pertanian.

Jaringan irigasi yang banyak dibangun di daerah pedesaan untuk menunjang


pembangunan pertanian menyimpan potensi tenaga air yang cukup besar untuk
dimanfaatkan bagi PLTM. Penerapan pembangkit li?rik tenaga mikrohidro di
jaringan irigasi adalah untuk mengembangkan potensi tenaga air yang terdapat
pada jaringan irigasi menjadi potensi tenaga li?rik, dengan membuat pembangkit
li?rik tenaga mikrohidro pada bagian-bagian dari jaringan irigasi yang mempunyai
potensi, dan menyalurkan tenaga li?rik yang dihasilkan kepada masyarakat
pemakai untuk dimanfaatkan bagi pengembangan potensi sosial-ekonomi desa
Materi Kuliah Teknik Tenaga Air

7. Teknik Pengukuran, Instrumentasi dan Kontrol

1. Pengukuran laju aliran (debit) sungai

Pengukuran debit aliran sungai dilakukan dengan menggunakan alat Current Meter
Counter dengan memakai Kincir No. 4-92.02. Mengingat terjadi kerusakan
penunjuk/display waktu pada peralatan Current Meter Counter maka digunakan
Stop Watch untuk menghitung waktu pengukuran. Pengukuran dilakukan di
sepanjang penampang melintang sungai dengan interval pengukuran setiap 1 (satu)
meter lebar sungai

Untuk keakuratan data pengukuran maka pengukuran laju aliran (debit) ini
dilakukan di 2 (dua) lokasi yang berlainan. Pengukuran dilakukan oleh 3 orang
petugas, yaitu 1 orang mengoperasikan Current Meter Counter, 1 orang
mengoperasikan kincir dengan stik pemegangnya, dan 1 orang sebagai pengukur
jarak dan kedalaman ukur sekaligus sebagai pencatat hasil pengukuran. Hasil
pengukuran disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pengukuran di atas maka dapat dibuat gambar profil melintang
sungai yang sedang diukur seperti yang ditunjukkan dalam gambar dibawah ini:

3. Pengukuran tinggi jatuh (head)

Pengukuran beda ketinggian (head) dilakukan dengan menggunakan Theodolite


merk TOPCON tipe TL-20 DP. Pengukuran dilakukan di sepanjang sungai dari hulu
Materi Kuliah Teknik Tenaga Air

sungai, yang diperkirakan merupakan lokasi dam, sampai hilir, yang diperkirakan
tempat instalasi mesin pembangkit. Jalur pengukuran digambarkan sebagai berikut:

8. Contoh Perhitungan
9. Analisis Harga Satuan 10. Potensi Pasar di Indonesia11. Potensi Hambatan
Pengembangan dan Aplikasi di Indonesia

Pemanfaatan Mikrohidro mempunyai beberapa hambatan. Salah satunya adalah


kurangnya subsidi pemerintah untuk energi terbarukan. salah satu contohnya
adalah penjualan listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik ramah lingkungan ini
ke PLN masih dihargai relatif murah sehingga tidak pernah menguntungkan bagi
setiap pengelolanya, sehingga masyarakat kurang berminat dalam
mengembangkan PLTM tersebut.
kurangnya SDM yang dapat merawat dan mengelola mikrohidro juga merupakan
salah satu hambatan yang menyebabkan beberapa mikrohidro tidak dapat berfungsi
dengan baik.
Materi Kuliah Teknik Tenaga Air

Anda mungkin juga menyukai