Anda di halaman 1dari 103

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Realisasi Jadwal Kegiatan Kerja Praktik .............................................. 10

Tabel 3.1 Urutan Proses Kerja Rear Axle Housing .............................................. 33

Tabel 3.2 Lima Model Rear Axle Housing PT. Mitsubishi Krama Yudha .......... 58

1
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing .............. 15

Gambar 2.2 Logo PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing

.......................................................... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.3 Jarak PT. Mitsubishi Krama Yudha ke Monumen Nasional ............. 18

Gambar 2.4 Layout PT. Mitsubishi Krama Yudha 1 dan PT. Mitsubishi Krama

Yudha 2 ............................................................................................ 19

Gambar 2.5 Layout Stamping Plant PT. Mitsubishi Krama Yudha ...................... 19

Gambar 2.6 Struktur Organisasi PT. Mitsubishi Krama Yudha ........................... 20

Gambar 2.7 Produksi PT. Mitsubishi Krama YudhaError! Bookmark not

defined.

Gambar 3.1 Gambaran Umum Robot Pengelasan Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.2 Klasifikasi Sabuk (belt) ..................................................................... 33

Gambar 3.3 Rear Axle Housing Part ................................................................... 47

Gambar 3.4 Manipulator Lengan Robot .............................................................. 50

Gambar 3.5 Teach Pendant .................................................................................. 55

Gambar 3.6 Hasil Pengelasan Reinforcement Patch dan Assy ............................. 84

2
ANALISIS PROGRAM ARC WELDING ROBOT OTC DAIHEN ALMEGA
AX V6 UNTUK PENGELASAN REINFORCEMENT PATCH DAN ASSY
DALAM PEMBUATAN REAR AXLE HOUSING MOBIL MITSUBISHI
COLT DIESEL

INTISARI

Pembangunan Indonesia mengalami kemajuan di segala bidang khususnya


pada bidang industri. Tingginya kebutuhan terhadap tenaga kerja yang terampil
dan dapat bekerja sesuai bidang nya membuat lembaga pendidikan meningkatkan
performa mengajar tidak hanya dengan memperluas teori namun juga praktik di
lapangan. Namun, dalam dunia industri tidak semua perkerjaan dilakukan oleh
tenaga manusia untuk meningkatkan hasil produksi agar tercapai sesuai dengan
target perusahaan. Kerja praktik yang dilakukan merupakan pengelasan yang
dilakukan oleh arc welding robot untuk efesiensi dan membantu atau
menggantikan tenaga kerja manusia. Arc welding robot juga berfungsi untuk
melakukan pengelasan secara cepat dan presisi agar mendapatkan hasil lasan baik.
Pengelasan yang dilakukan pada reinforcement patch dan assy pada rear axle
housing mobil Mitsubishi Colt Diesel. Program di analisi untuk mengetahui
perintah yang diberikan sesuai dengan gerak pengelasan robot.

Kata kunci: Pengelasan, Robot Almega AX V6, Reinforcement Patch dan Assy,
Program T8.

3
ANALYSIS OF ARC WELDING OTC DAIHEN ALMEGA AX V6 ROBOT
PROGRAM FOR WELDING REINFORCEMENT PATCH AND ASSY IN
MAKING REAR AXLE HOUSING CAR MITSUBISHI COLT DIESEL

ABSTRACT

Indonesia's development has progressed in all fields, especially in the


industrial sector. The high demand for skilled workers and can work in their fields
makes educational institutions improve teaching performance not only by
expanding the theory but also practice in the field. However, in the industrial
world not all work is done by human resources to increase production output to
be achieved in accordance with the company's target. Practical work carried out
is welding carried out by robot arc welding for efficiency and assisting or
replacing human labor. Arc welding robots also function to make welding quickly
and precisely to get good weld results. Welding is done on the reinforcement
patch and assy on the rear axle housing of the Mitsubishi Colt Diesel car. The
program is analyzed to find out the commands given in accordance with the
motion of welding robots.

Keywords: Welding, Robot Almega AX V6, Reinforcement Patch and Assy, T8


Program.

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kerja Praktik

Pembangunan di Indonesia mengalami kemajuan di segala bidang hal ini

di dukung oleh sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang

berkualitas. Seperti pembangunan yang merupakan proses perubahan yang

direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik

pembangunan dalam bidang pendidikan maupun industri. Dunia industri

membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan dapat bekerja sesuai pada

bidangnya. Untuk itu perguruan tinggi berperan sebagai lembaga pendidikan yang

menyiapkan tenaga kerja yang diharapkan oleh dunia industri perlu ditingkatkan

agar mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Salah satu bentuk strategi untuk menghadapi tantangan tersebut, maka

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (STTN-

BATAN) membekali mahasiswanya dengan pengalaman terjun ke industri atau

mengadakan program berupa Kerja Praktek ke Industri.

Kerja Praktik merupakan kewajiban setiap mahasiswa Sekolah Tinggi

Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional Yogyakarta yang secara umum

bertujuan untuk mengetahui secara langsung pekerjaan dan kegiatan yang ada

pada industri sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan dan memperoleh

teknologi baru dari dunia industri. Kerja Praktik diharapkan dapat memberikan

gambaran kepada mahasiswa dan mahasiswi saat bekerja disuatu perusahaan

maupun lembaga instansi serta meningkatkan rasa tanggung jawab, keterampilan,

5
memperluas pengetahuan, pengalaman dan etos kerja yang tinggi. Pengalaman

dan ilmu pengetahuan yang didapatkan selama Kerja Praktik menjadi tambahan

pengetahuan dan bekal mahasiswa di kemudian hari.

Kerja Praktik adalah mata kuliah yang mempunyai bobot tiga satuan kredit

studi (sks) yang wajib ditempuh sebagai syarat kelulusan mahasiswa program D-

IV program studi Teknofisika Nuklir yang mempunyai dua prodi yaitu Elektro

Instrumentasi dan Elektro Mekanika untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Terapan. Elektro Mekanika disebut sebagai bidang ilmu pengetahuan bersifat

multi-disiplin yang mengintegrasikan bidan mesin, listrik, elektronik dan kontrol

serta mempunyai kemampuan dalam desain, instalasi, kalibrasi, monitoring,

merawat bermacam-macam produk dan proses engineering. Ilmu dalam Elektro

Mekanika dapat diterapkan pada saat Kerja Praktik yang akan dilaksanakan di PT

Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing karena berkaitan dengan

bidang yang penulis pelajari dalam perkuliahan.

Realisasi dari tuntutan pemenuhan tenaga kerja yang berkualitas bagi

industri dan memenuhi syarat wajib kelulusan, maka kami telah memilih PT

Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing sebagai tempat untuk

melaksanakan Kerja Praktik.

Melaksanakan Kerja Praktik pada PT Mitsubishi Krama Yudha Motors

and Manufacturing akan sangat besar manfaatnya bagi pengembangan wawasan.

Diharapkan penulis bisa menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi baru dari

tempat industri yang belum kami dapatkan sebelumnya di lembaga pendidikan.

6
1.2. Tujuan Kerja Praktik

Tujuan kerja praktik mendapatkan pengalaman kerja yang sesuai dengan

dunia kerja yang akan dimasuki, membandingkan dan menerapkan pengetahuan

akademis yang telah didapatkan, seta memahami konsep-konsep non-akademis

dan non-teknis di dunia kerja nyata, sekaligus mengetahui dan mempelajari

teknologi baru dari dunia industri.

Disamping itu tujuan kerja praktik ini adalah untuk memenuhi persyaratan

kurikulum program studi Teknofisika Nuklir Jurusan Teknofisika Nuklir di

STTN-BATAN. Penulis memilih di PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and

Manufacturing dengan harapan :

1. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan khususnya bidang

welding process yang dikembangkan oleh PT. Mitsubishi Krama

Yudha Motors and Manufacturing, serta teknologi baru di industri

yang belum pernah didapatkan sebelumnya di lembaga pendidikan;

2. Mempelajari manajemen perusahaan, struktur organisasi serta

proses kerja dalam perusahaan tersebut;

3. Membantu melaksanakan tugas-tugas dan kegiatan proses produksi

di dalam suatu industri;

4. Membuat laporan Kerja Praktik industri untuk memenuhi syarat

wajib setelah Kerja Praktik industri selesai.

7
1.3. Manfaat Kerja Praktik

Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan Kerja Praktik

di PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing ini adalah:

1. Bagi Mahasiswa:

a. Memperoleh pengalaman nyata yang berguna untuk

meningkatkan kemampuan keterampilan keteknikan yang

relevan sesuai jurusan yang diambil;

b. Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

sesuai dengan tuntutan perkembangan industri;

c. Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam

tentang kenyataan yang ada di dalam dunia industri,

sehingga nantinya mahasiswa mampu menerapkan ilmu

yang telah didapat dalam bidang industri;

d. Dapat menjalin hubungan dan kerjasama yang baik dengan

perusahaan sehingga memungkinkan untuk dapat bekerja di

industri tempat pelaksanaan Kerja Praktik setelah lulus

nanti.

2. Bagi Lembaga Pendidikan:

a. Terjalinnya hubungan baik antara STTN-BATAN

Yogyakarta dengan PT Mitsubhisi Krama Yudha Motors

and Manufacturing, yang nantinya memungkinkan kerja

sama ketenagakerjaan dan kerjasama lainnya;

b. Mendapat umpan balik untuk meningkatkan kualitas

8
pendidikan sehingga selalu sesuai dengan perkembangan di

dunia industri.

3. Bagi Perusahaan :

a. Memperoleh masukan-masukan baru dari lembaga

pendidikan melalui mahasiswa yang sedang melakukan

Kerja Praktik;

b. Hasil penelitian yang dilakukan selama Kerja Praktik dapat

menjadi bahan masukan bagi perusahaan untuk menentukan

kebijaksanaan perusahaan dimasa yang akan datang;

c. Dapat menjalin hubungan yang baik dengan lembaga

pendidikan khususnya STTN-BATAN Yogyakarta.

1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik

Untuk menjaga agar pelaksanaan Kerja Praktik dan proses perkuliahan

dapat berjalan dengan baik, maka kami merencanakan pelaksanaan Kerja Praktik

sesuai dengan jadwal perkuliahan di STTN-BATAN Yogyakarta yaitu

dilaksanakan pada rentang waktu:

Mulai : 23 Juli 2017

Selesai : 31 Agustus 2017

Atau berdasarkan kesepakatan di PT Mitsubishi Krama

Yudha Motors and Manufacturing

Tempat : PT Mitsubishi KramaYudha Motors and Manufacturing

9
Pekan ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Orientasi
2 Pengenalan Manajemen Perusahaan
Kerja Praktik (sesuai dengan bidang
3
mahasiswa)
Pencatatan data-data kegiatan
4
Praktik Industri
5 Penyusunan Laporan Kerja Praktik
6 Penyusunan Laporan Kerja Praktik

Tabel 1.1 Realisasi Jadwal Kegiatan Kerja Praktik

Keterangan :

Kegiatan yang dilakukan

1.5. Metode Kerja Praktik

Pada penyusunan laporan kerja praktik, diperoleh dengan beberapa cara,

yaitu :

1. Metode Wawancara (Interview)

Bertanya secara langsung baik dalam bentuk wawancara atau tanya

jawab dengan pembimbing atau karyawan yang berwenang pada

bagiannya untuk memperoleh informasi.

2. Metode Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan cara dengan membaca laporan

laporan kerja praktik terdahulu maupun dengan membaca artikel di

internet tentang bagian yang diambil dan proses yang dilakukan.

10
3. Metode Observasi dan Dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan melihat, mengamati, dan

mempelajari secara langsung mengenai suatu instrumen di

lapangan secara langsung dengan didampingi pembimbing guna

mendapatkan data secara lengkap.

1.6. Sistematika Penulisan

Penulisan dalam laporan kerja praktik ini dibagi menjadi beberapa bab dan

dibahas lebih rinci dalam sub bab. Dalam sub bab berisi penjelasan dari masing

masing bab.

Bab I : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang, tujuan kerja praktik, manfaat

kerja praktik, waktu dan tempat pelaksanaan, metode yang

digunakan dan sistematika penulisan.

Bab II : GAMBARAN UMUM INSTANSI

Bab ini menjelaskan secara umum tentang sejarah dan struktur PT.

Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing.

Bab III : TUGAS KHUSUS

Bab ini menjelaskan tentang proses kerja Rear Axle Housing dan

analisi program robot welding Almega AX V6 pada pengelasan

patch dan assy yang digunakan dalam pembuatan Rear Axle

Housing mobil Mitsubishi Colt Diesel.

Bab IV : PENANGANAN PRODUK

11
Pada bab ini menjelaskan tentang proses penanganan hasil

produksi yang dilakukan di PT Mitsubishi Krama Yudha Motors

and Manufacturing.

Bab V : PENUTUP

Pada bab ini berisi kritik dan saran terkait dengan kerja praktik.

12
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah dan Perkembangan PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and

Manufacturing

Persetujuan usaha patungan (Joint Venture) terjadi pada tanggal 18 Januari

1973 antara PT. Krama Yudha (KY), Mitsubishi Coorporation (MC), dan

Mitsubishi Motors and Manufacturing yang kemudian pada tanggal 19 Mei 1973

didirikan PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manfacturing yang

mempunyai modal dasar sebesar $ 42.866.250 dan modal disetor sebesar $

42.866.250. PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing (MKM)

bertempat di Jakarta dan didirikan berdasarkan Akta Notaris Eliza Pondang

tanggal 3 Agustus 1973 No. 17. Akte pendirian beserta perubahan-perubahannya

telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan surat keputusan No. Y.A.5/362/19

tanggal 11 Juni 1981 dan dimuat dalam tambahan berita Negara No. 13 tanggal 26

Desember 1981, tambahan No.1029/1981.

Adapun PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing ini

merupakan perusahaan dengan penanaman modal asing dalam hal ini bekerja

sama dengan Jepang, pemegang sahamnya terdiri dari:

1. PT Krama Yudha, Indonesia sebesar 18,22%.

2. PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors, Indonesia sebesar 17,22 %.

3. Mitsubishi Coorporation, Jepang sebesar 32,28 %.

4. Mitsubishi Fuso Truck and Bus Coorporation, Jepang sebesar

32,28 %.
13
Tahap-tahap pembangunan diawali dengan pembangunan mesin pabrik

dimulai pada tanggal 14 Januari 1974 dan selesai dalam waktu empat bulan yang

dilanjutkan dengan pemasukkan mesin-mesin dan peralatan dalam bulan Mei.

Produksi percobaan dimulai pada pertengahan bulan Oktober 1974 yang

berlangsung untuk beberapa bulan, sedangkan produksi secara komersial dimulai

pada tanggal 6 Januari 1975.

PT. Colt Engine and Manufacturing (CEM) didirikan pada bulan

Desember 1982, dimana perusahaan ini merupakan usaha patungan juga antara

Indonesia dan Jepang yaitu PT. Mitsubishi Coorporation dan Mitsubishi Motors

Coorporation. Pada bulan Maret 1983, PT. Colt Engine and Manufacturing

(CEM) ini mulai produksi secara komersial dimulai tahun 1985. Pada tanggal 1

Januari 1988 PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing melakukan

merger (bergabung) dengan PT. Colt Engine and Manufacturing (CEM) yang saat

ini dikenal dengan MKM I (Stamping Plant) dan MKM II (Engine Plant). Alasan

dilakukan merger antara lain untuk efisiensi pada saat merger perbandingan

saham antara pihak Indonesia dan Jepang adalah sebesar 35,4 % dan 64,6 %.

MKM I (Stamping Plant) memiliki luas tanah sebesar 63.400 m2 dengan luas

bangunan sebesar 20.750 m2 yang aktifitas setiap harinya yaitu memproduksi

komponen badan kendaraan, sedangkan MKM II (Engine Plant) memiliki luas

tanah sebesar 86.460 m2 dengan luas bangunan sebesar 13.608 m2 yang aktifitas

setiap harinya yaitu memproduksi komponen mesin kendaraan. Sampai pada

tahun 1997, PT. MKM sudah dapat memproduksi komponen mesin seperti Crank

Shaft, Connecting Rod, Cylinder Head, dan Cam Shaft sendiri dan pada tahun itu

14
juga mulai dibuat komponen mesin yang lain yaitu Transmission Case dan

Extension Housing untuk jenis kendaraan Colt L300 dan Kuda.

Pada tahun 1998 dimulai eksport komponen mesin yaitu Cylinder Head,

Crank Shaft, dan Connecting Rod ke Jepang (MMC Kyoto). Kemudian tahun

1999 mengeksport komponen body ke Philipina (MMPC), dan pada tahun 2000

ekspor dilakukan untuk transmisi ke Philipina. Setiap perusahaan memiliki visi

dan misi sehingga keinginan perusahaan tersebut dalam menjalankan kegiatan

sehari-harinya dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya. Berikut ini adalah foto

dari PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing.

Gambar 2.1 PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing

15
2.2. Visi, Misi, Kebijakan Mutu dan Logo PT. Mitsubishi Krama Yudha

Motor and Manufacturing

Visi

1. Menjadikan perusahaan yang global dengan memproduksi dan

tetap bertahan dalam persaingan yang keras dan muncul di dalam

pasar Asia yang pertumbuhannya sangat baik sekali

2. Mengelola pabrik yang aman dan maju dengan melaksanakan

Control QCD (Quality, Cost, Delivery) dengan mempunyai

tanggung jawab terhadap lingkungan dan menempatkan prioritas

utama untuk mendapatkan kepercayaan konsumen

3. Meningkatkan kepuasan kepada Pemilik Saham, Pemegang Saham,

Pemerintah, Direktur, dan seluruh Karyawan.

Misi

1. Penurunan biaya

2. Peningkatan kualitas

3. Pengawasan terhadap jadwal pengiriman

4. Mengadakan persiapan yang lancar dan baik untuk produk modal

baru

5. Peningkatan dalam bidang manajemen, keselamatan, dan

lingkungan.

16
Logo PT. Mitsubishi Krama Yudha Motor and Manufacturing

Gambar 2.2 Logo Mitsubishi

2.3. Tata Letak PT. Mitsubishi Krama Yudha Motor and Manufacturing

PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing terletak diJalan

Raya Bekasi km. 21, Kelurahan Rawaterate, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur,

Provinsi DKI Jakarta. Letak ini sangat strategis karena hanya berjarak beberapa

kilometer dari kawasan industri Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) dan

berjarak 20 km dari Monumen Nasional (Monas).

17
Gambar 2.3 Jarak PT. Mitsubishi Krama Yudha ke Monumen Nasional

PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing mempunyai dua

plant yang masing-masing plant terletak tidak jauh dan saling berdekatan dengan

PT. Mitsubishi Krama Yudha Ratu Motors (KRM) dan PT. Krama Yudha Tiga

Berlian Motors (KTB), lihat gambar 2.3. Pertama MKM 1 (Stamping Plant).

18
Gambar 2.4 Layout PT. MKM 1 dan PT MKM 2

Gambar 2.5 Layout Stamping Plant PT. MKM


19
2.4. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan bentuk kerja sama manusia untuk mencapai tujuan

bersama, agar organisasi berjalan dengan baik, maka diperlukan suatu struktur

organisasi untuk menegaskan pembagian wewenang (Authorized) dan tanggung

jawab (Responcibility) antara masing-masing bagian, antar atasan dan bawahan

yang sesuai dengan keahlian dan kecakapannya. Bentuk organisasi Departemen

Produksi Welding Factory B PT. Mitsubishi Kramayudha Motors and

Manufacturing merupakan organisasi lini dalam bentuk ini lalu lintas tugas dan

tanggungjawab secara langsung berada pada puncak pimpinan kepada karyawan

yang berada dalam lingkungan Departemen Produksi Welding Factory B.


Welding Factory B
Adi Prasetio

SAP. Input/Back Flush Input Produksi


Hartoyo Asep Oktapia
Stock Keeper
Nia Indriawati

1
Agus Suharyanto Badrujalal Sobirin Izul Zulkarnaen Heri Sukmawan

Ngadirin Setyo
Jule M P Didit Mulyadi Khoironi Wiwit Sabdo W M Rofiki Arif
H

Asrori Latif 1 Widodo 1 Wibowo 1 Mulyadi 1 Eko Purwanto 1 Marisi H. 1 Arif Suryadi 1

Rajiman 1 Ario Pratomo 1 Mulyaman 1 Andreas Wisnu 1 Syaiful Anwari 1 Wawan s 1 A. Effendi 1

Sastio Asyhadi 1 Sunarto 1 Andrian Kurniawan 1 Nano Probo Susanto1 Didik Widiyanto 1 Gatot Supriyanto 1 Mohamad Isnor 1

Sarikun 1 Eko Teguh 1 M. Lukman D 1 Toshin H 1 Harber Rival 1 M Rofiki 1 Jefri Sunito 1

Rizky Pratama 1 Triyono 1 M. Luqmanul Hakim 1 Rustendi Firmansyah1 Sastio Ashasim 1 Aan Maulana 1 Sarip Purnama H 1

Darmawan 1 Wakhit Budianto 1 Tubagus Shendy 1 A. Rofiudin 1 Yoga Pipala 1 Dadan Septiawan 1

Nanda 1 Alfian Dwi H 1 Tri Waskito 1 Doni Muhammad 1 Wahyu S 1 Dwi Kristianto 1

Yudha Richard. A 1 Budiarto 1 M Iqbal Hafid 1 M. Abduh Al Abror 1 Nasrudin Sptr 1 Muchrofin 1

Sutisna 1 Asep Ridwan 1 M. Fahri Maulana 1 Giwantoro 1 Jhontravolta 1 Priyadi 1

Nanang Kosim 1 Dwi Andri Murdianto 1 Adam Muhamad 1 Nur Alamsyah 1 Hospi F 1

Budi Pranoto 1 Joko Yudo 1 Abdul Rozak 1

Keken Hidayatulloh 1 M. Akhsinudin 1

Yudhi Ardiansyah 1 Sigit Tri Astori 1

Achmad Fauzi 1 Ahmad Fahrudin Akbar


1

Djoni Haryanto 1 M Iqbal 1

Hendri Cahya 1 Arief 1

Ari Santoso 1 Syariful Alam 1

M. Andhika M 1 Ambar 1

Bagus 1 Setyo Budi P. 1

Syamsuri 1 Suratmin 1

Tri Cahyadi 1

Gambar 2.6 Struktur Organisasi di PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and
Manufacturing
20
2.5. K3 PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing

Seragam Kerja :

1. Seragam

2. Sepatu Safety

3. Topi

4. APD (Sesuai area kerja ).

Perusahaan:

1. Melaksanakan peraturan K3 dan Lingkungan yang berlaku

2. Mengembangkan sistem K3 dan Lingkungan perusahaan

3. Menyediakan alat pelindung diri yang sesuai jenis dan lokasi kerja

4. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian karyawan terhadap K3

dan SMK3.

Karyawan:

1. Karyawan wajib secara mutlak menaati peraturan K3  SMK3,

kebersihan, dan kesehatan, serta keamanan perusahaan

2. Karyawan pada waktu mulai, selama, dan selesai melakukan

pekerjaan diwajibkan menaati norma-norma K3  SMK3

3. Karyawan wajib melaporkan penyimpangan atas norma-norma K3

kepada atasan atau P2K3.

21
2.6. Kegiatan Perusahaan

PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing merupakan

perusahaan yang memproduksi komponen-komponen untuk kendaraan, baik itu

komponen untuk badan kendaraan maupun komponen untuk mesin kendaraan.

Oleh karena itu, dalam kegiatannya terbagi menjadi dua bagian yang masing-

masing menghasilkan produk yang berlainan. Adapun bagian-bagian tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Stamping Factory

Pabrik ini memproduksi komponen-komponen untuk badan dan

rangka kendaraan, dimana kegiatannya adalah mengelola

lempengan logam dari pemotongan, pengepresan, sampai perakitan

untuk menghasilkan kendaraan yang berkualitas tinggi. Adapun

komponen yang dihasilkan antara lain:

1) Body kendaraan

2) Chassis

3) Steering

4) Fuel Tank

5) Exhaust Pipe

6) Muffler.

2. Engine Factory

Pabrik ini memproduksi berbagai macam komponen untuk mesin

kendaraan. Selain itu, pabrik ini merakit komponen-komponen

22
mesin baik itu komponen lokal maupun dari luar menjadi satu

mesin yang siap pakai dengan kualitas tinggi. Adapun komponen

yang dihasilkan antara lain:

1) Cylinder Head

2) Crank Shaft

3) Cylinder Back

4) Connecting Rod

5) Cam Shaft

6) Transmission Case

7) Extension Housing.

PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing memproduksi

komponen-komponen tersebut berdasarkan jumlah pesanan yang diterima dari

distributor tunggal kendaraan Mitsubishi di Indonesia, yang dipegang oleh PT.

Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) yang didirikan pada tanggal 27 April 1973.

Produksi yang dihasilkan oleh PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and

Manufacturing didistribusikan ke PT. Krama Yudha Ratu Motor (KRM) untuk

jenis T120SS, L300, dan truk. PT. KRM didirikan pada tanggal 2 Juni 1973,

sedangkan untuk jenis Galant, Lancer, dan Kuda diproduksi di luar negeri dengan

anggapan bahwa, di Indonesia banyak sekali perusahaan otomotif yang

memproduksi mobil komersial, sehingga pihak Mitsubishi lebih memfokuskan

kepada produksi mobil niaga. Ketiga perusahaan tersebut tergabung dalam Krama

Yudha Group, yang dalam menjalankan usaha dan kegiatannya saling berkaitan

dan saling membantu antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lain.

23
2.7. Tenaga Kerja

Dalam menjalankan operasionalnya, Departemen Produksi PT. Mitsubishi

Krama Yudha Motors and Manufacturing memiliki tenaga kerja yang dibedakan

menjadi :

1. Karyawan tetap

Karyawan ini berhak untuk mendapatkan gaji pokok, tunjangan

kesehatan, transportasi, uang makan, tunjangan keluarga, asuransi

keluarga, dan THR (Tunjangan Hari Raya).

2. Karyawan kontrak

Karyawan ini berhak untuk mendapatkan gaji pokok, tunjangan

kesehatan, asuransi karyawan, transportasi, uang makan, dan THR

(Tunjangan Hari Raya).

Tahapan peneriman karyawan untuk menjadi karyawan tetap, adalah

sebagai berikut :

1. Lulus tes awal

2. Melalui masa uji coba beberapa bulan, kemudian menjadi

karyawan

kontrak

3. Jika dinilai mempunyai prestasi yang bagus, maka dapat diangkat

menjadi karyawan tetap.

Sistem kerja Departemen Produksi PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors

and Manufacturing dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Shift

24
Karyawan shift setiap harinya dibagi menjadi 2 shift

Shift I pukul 22.00 – 06.15 WIB

Shift II pukul 07.30 – 16.20 WIB

2. Jam Istirahat

Shift I pukul 00.30-01.00 WIB dan 04.30-05.00

Shift II pukul 09.40-09.50 WIB dan 11.50-12.30 dan 14.20-14.30

WIB

Hari jumat pukul 11.45-13.00 WIB.

Fasilitas perusahaan yang selama ini didapatkan oleh karyawan adalah

sebagai berikut:

1. Sarana Ibadah

2. Kantin

3. Pelayanan Kesehatan

a. Karyawan

b. Keluarga

4. Rekreasi

5. Kesejahteraan Dana Pensiun

6. Koperasi

7. Jaminan sosial.

25
2.8. Kebijakan Mutu dan Lingkungan

Penyempurnaan terus menerus dan berkesinambungan pada produk dan

pelayanan, untuk mencapai perusahaan kelas satu dengan standar internasional.

Memelihara setinggi-tingginya prinsip kelestarian lingkungan dalam

menjalankan bisnis perusahaan dan memastikan bahwa bisnis perusahaan

dilaksanakan dengan cara yang ramah lingkungan dengan memperhatikan hukum

dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan lingkungan.

1. Patuh pada perjanjian, hukum, dan peraturan yang berkaitan

dengan lingkungan dan menjaga kesehatan manusia dan

lingkungan sekitar

2. Membina prinsip pembangunan yang berorientasi kelestarian

lingkungan hidup dan ekosistem

3. Menggunakan sumber daya alam dan energi dengan efisien dan

mengurangi timbulnya limbah, serta mendaur ulang limbah dan

menggunakannya secara efektif.

26
2.9. Produk PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing

Colt Diesel Fuso Truck

Colt T 120 SS Colt L-300

Outlander Sport ( RVR)

Gambar 2.7 Produk PT. Mitsubishi Krama Yudha

27
Dari tahun ke tahun jumlah produksi di PT. Mitsubishi Krama Yudha

Motors and Manufacturing mengalami kenaikan dan penurunan. Hal ini

dipengaruhi oleh keadaan perekonomian negara dan juga perekonomian dunia.

Dibawah ini merupakan jumlah produksi tahunan PT. MKM dari tahun 1995

sampai tahun 2015.

Gambar 2.8 Annual Production PT. MKM

28
BAB III

TUGAS KHUSUS

ANALISIS PROGRAM ARC WELDING ROBOT OTC DAIHEN ALMEGA


AX V6 UNTUK PENGELASAN REINFORCEMENT PATCH DAN ASSY
DALAM PEMBUATAN REAR AXLE HOUSING MOBIL MITSUBISHI
COLT DIESEL

3.1. Dasar Teori

Pengertian Pengelasan

Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang

didasarkan pada prinsip-prinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan bagian

bahan yang disambung.

Posisi Pengelasan

1. Posisi dibawah tangan

Pada posisi ini benda kerja yang akan dilas berada dibagian bawah

tangan welder

2. Posisi sejajar tangan

Pada posisi ini benda kerja yang akan dilas berada sejajar tangan

welder, dimana terdapat dua arah pengelasan yaitu horizontal dan

vertikal

3. Posisi diatas kepala

Pada posisi ini benda kerja yang akan dilas berada diatas kepala

welder.

29
Otomasi Pengelasan

Secara prinsip pengelasan digunakan untuk :

1. Konstruksi (gedung, jembatan, dll)

2. Perpipaan, pressure vessels (ketel uap), boiler, tangki

penampungan

3. Bangunan kapal

4. Pesawat udara & pesawat ruang angkasa

5. Otomotif.

Upaya untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas maka di

kembangkanlah berbagai variasi mekanisasi otomasi pengelasan, yg terbagi

menjadi :

1. Machine Welding (mesin las) : Operator (manusia) secara terus-

menerus mengawasi proses dan mengendalikan operasi

2. Automatic Welding (las otomatis) : Peralatan yg memungkinkan

untuk melakukan proses tanpa pengaturan kendali oleh operator

(manusia), misalnya peralatan untuk mengatur posisi benda kerja

(fixture) saat akan dilas

3. Robotic Welding (robot las) : Robot industri atau manipulator

terprogram digunakan untuk mengendalikan proses secara otomatis

misalnya pergerakan relatif kepala las (welding head) ke benda

kerja.

30
Pengertian Robot

Robot adalah sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik

menggunakan pengawasan dan kontrol manusia ataupun menggunakan program

yang telah didefinisikan terlebih dahulu kecerdasan buatan. Penggunaan robot

industri dalam operasi produksi merupakan teknik baru untuk rekayasa

manufaktur. Penggunaan teknologi robot yang maksimal pada pengerjaan

pengelasan di posisi sulit seperti pengelasan pada reinceforcement patch dan assy

pada rear axle housing mobil mitsubishi colt diesel dari segi ekonomi

membutuhkan modal awal yang cukup tinggi. Namun, dari segi penggunaan dapat

digunakan secara berkelanjutan dan menghasilkan kualitas pengelasan yang lebih

bagus membuat perusahaan-perusahaan memilih robot welding untuk pengerjaan

pengelasan yang membutuhkan tingkat akurasi yang tinggi. Diharapkan

penggunaan robot pengelasan dalam proses produksi di Indonesia dapat

mengurangi biaya yang di keluarkan untuk menggaji welder sehingga biaya

produksi lebih murah.

Gambar 3.1 Gambaran umum robot pengelasan

31
Konfigurasi Robot

Konfigurasi merupakan cara yang digunakan untuk mengklasifikasikan

robot-robot industri. Konfigurasi merujuk pada bentuk geometri dari manipulator

robot, yaitu bagaimana cara hubungan dari manipulator pada setiap joint.

Manipulator sendiri dapat didefenisikan sebagai bagian mekanik yang dapat

difungsikan untuk memindah, mengangkat dan memanipulasi benda kerja.

Poros

Poros adalah bagian yang berputar. Pada poros terpasang elemen-elemen

seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah

lainnya. Poros juga berfungsi untuk penerus tenaga melalui putaran mesin.

Pulley

Pulley dapat digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros satu ke

poros yang lain melalui sistem transmisi penggerak berupa flat belt, V-belt atau

circular belt.

Sabuk (belt)

Biasanya sabuk dipakai untuk memindahkan daya antara 2 buah poros

yang sejajar dan dengan jarak minimum antar poros yang tertentu.

Secara umum, sabuk dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis :

1. Flat belt

2. V-belt

32
3. Circular belt.

Gambar 3.2 Klasifikasi Sabuk (belt)

3.2. Batasan Masalah

Penyusunan laporan Kerja Praktik ini, pembahasan ditekankan pada :

1. Pembahasan proses kerja Rear Axle Housing

2. Pembahasan mengenai robot welding Almega AX V6

3. Pembahasan program T8 untuk pengelasan reinforcement patch

dan

assy.

3.3. Metode Penelitian

Penyusunan Laporan Kerja Praktik, diperoleh dengan beberapa cara, yaitu:

1. Metode Wawancara

2. Metode Studi Literatur

3. Metode Observasi dan Dokumentasi.

3.4. Hasil dan Pembahasan

3.4.1. Urutan Proses Kerja Rear Axle Housing

PROSES REAR AXLE HOUSING

33
No Nama Proses Proses
1. Proses #10 Reinforcement and upper housing
assy welding
2. Proses #20 Plug and lower housing assy welding
3. Proses #30 Corner plate tack welding
4. Proses #40, Corner plate assy welding
#45
5. Proses #50 Corner plate inner welding
6. Proses #60 Milling
7. Proses #70 Ring tack welding
8. Proses #80 Ring welding
9. Proses #90 Corner nut spot
10. Proses #100 Cover welding
11. Proses #110 Cooling
12. Proses #120 Check welding
13. Proses #130 Straightening
14. Proses #140 Bracket tack welding
15. Proses #150 Manual welding
16. Proses #155 Manual welding
17. Proses #160 Bracket welding
18. Proses #165 Bracket welding
19. Proses #170 Cooling
20. Proses #180 KAIZAKI MACHINE 1
21. Proses #185 KAIZAKI MACHINE 2
22. Proses #190 Spindle welding
23. Proses #195 Spindle press
24. Proses #200 Machining center No.1
25. Proses #210 Machining center No.2

34
26. Proses #220 Machining center No.3
27. Proses #230 Finishing station
28. Proses #240 MC washing final
29. Proses #250 MC leak tester
30. Proses QC gate Quality gate
dan palleting

Tabel 3.1 Urutan Proses Kerja Rear Axle Housing

Urutan proses kerja Rear Axle Housing

1. Proses #10 (Reinforcement and upper housing assy welding)

Proses #10 A Reinforcement Patch Welding

a. Atur material TDRA 18 di jig

b. Gabungkan dengan material TDRA 19 di jig

c. Clamping (tekan tombol)

d. Cycle start ( tekan tombol)

e. Robot running

f. Ambil material dari robot.

Proses #10 B Reinforcement Assy Welding

a. Atur Housing Upper ke jig

b. Atur material housing upper TDRA 17 Upper T8 ke jig

c. Atur cover air breater

d. Clamping (tekan tombol)

e. Cycle start ( tekan tombol)

f. Robot running

g. Tip maintenance
35
h. Palleting

i. Pengecekan.

2. Proses # 20 (Plug and lower housing assy welding)

a. Ambil lower housing TDRA 21 Low T8 dan cleanning

b. Atur lower housing TDRA 21 Low T8 ke jig

c. Ambil seat plug dan atur ke jig

d. Oles cairan anti spatter

e. Clamping (tekan tombol)

f. Cycle start ( tekan tombol)

g. Welding process

h. Periksa hasil pengelasan

i. Ambil material dari jig dan palleting

j. Bersihkan jig.

3. Proses # 30 (Corner plate tack welding)

a. Ambil dan atur lower housing dan upper ke jig

b. Lifter down

c. Tekan equalize 1 dan 2

d. Tekan clamp dan pressing

e. Ambil hand jig dan pembersih

f. Atur corner plate L/R ke hand jig

g. Atur hand jig ke housing upper / lower

h. Periksa gap

i. Beri cairan anti spatter pada housing

36
j. Proses pengelasan cantum 8 posisi

k. Tekan unpress dan unclamp

l. Tekan equalizer 1 dan 2 unclamp

m. Lifter up

n. Kembalikan housing ke posisi rear

o. Lifter down

p. Tekan equalizer 1 dan 2 clamp

q. Tekan clamp dan pressing

r. Atur corner plate L/R ke hand jig

s. Atur hand jig ke housing upper atau down

t. Periksa gab

u. Proses pengelasan cantum 8 posisi

v. Tekan unpress danun clamp

w. Lifter up

x. Beri cairan anti spatter di housing

y. Ambil dan set plug dan gasket.

4. Proses # 40 # 45 (Corner plate assy welding)

a. Ambil housing part dari proses # 30

b. Atur housing part di jig proses # 40

c. Tekan tombol clamp (auto clamp)

d. Cycle start

e. Robot running posisi cover

f. Balik housing past posisi ring

37
g. Tekan tombol clamp (auto clamp)

h. Cycle start

i. Robot running posisi ring

j. Tip maintenance.

5. Proses # 50 (Corner plate inner welding)

a. Atur housing part pada posisis # 50

b. Lifter down

c. Proses inner welding 4 posisi 4 X 50 mm

d. Beri marking dan periksa inner welding

e. Periksa dan tambah hasil pengelasan jika ada yang kurang

f. Lifter up

g. Kembalikan housing ke posisi rear

h. Lifter down

i. Proses inner welding 4 posisi 4X 50 mm

j. Beri marking dan periksa inner welding

k. Check dan tambah hasil pengelasan jika ada yang kurang.

6. Proses # 60 (Milling)

a. Atur housing part pada jig proses # 60

b. Putar handle posisi stoper clamp advance

c. Putar handle posisi member clamp advance

d. Putar handle posisi pintu turun tertutup

e. Cycle start (auto milling 4 posisi)

f. Putar handle posisi pintu naik terbuka

38
g. Putar handle posisi member clamp retrack

h. Putar handle posisi stoper clamp retrack

i. Kembalikan housing ke posisi rear

j. Lakukan hal yang sama pada sisi yang berbeda

k. Keluarkan housing part dari MC milling.

7. Proses # 70 #75 (Ring tack welding)

a. Atur housing part di jig posisi center

b. Lifter down

c. Ambil CKD ring part

d. Atur CKD ring di jig posisi center

e. Putar handle di posisi equalizer 1 dan 2 clamp

f. Putar handle di posisi equalizer 3 dan 4 clamp

g. Putar handle pressure clamp dan periksa gab

h. Pengelasan CO2 cantum 6 posisi

i. Putar handle posisi pressure unclamp

j. Putar handle posisi equalizer 3 dan 4 unclamp

k. Putar handle posisi equalizer 1 dan 2 unclamp

l. Lifter up

m. Periksa hasil proses.

8. Proses # 80 (Ring welding)

a. Ambil housing part dari proses # 70

b. Atur housing part di jig posisi # 80

c. Clamp (auto clamp)

39
d. Cycle start

e. Robot running posisi ring sampai finish

f. Tip maintenance

g. Cycle start (robot home post)

h. Periksa hasil pengelasan robot

i. Kembalikan housing part pada posisi cover

9. Proses # 100 (Cover welding )

a. Atur housing part di jig posisi #100

b. Lifter down

c. Ambil cover part, cleanning part dan atur di jig

d. Ambil lock pin lalu atur di hole cover

e. Clamp (clamp cover)

f. Cycle start

g. Robot running posisi cover sampai finish

h. Tip maintenance

i. Cycle start (robot home post)

j. Ambil lock pin dari cover

k. Tekan tombol reset (jig home post)

10. Proses # 110 ( MC cooling)

a. Ambil part dari proses # 100

b. Atur part diatas lifter cooling

c. Tekan tombol start (proses auto cooling)

d. Tiriskan air yang tersisa

40
11. Proses # 120 (Welding Check)

a. Ambil part dari proses # 110

b. Periksa blow hole posisi rear (grinding)

c. Tambah las apabila ada yang kurang

d. Pengelasan cantum area corner plate 4 posisi

e. Kembalikan benda kerja pada posisi front

f. Lakukan proses seperti diatas pada bagian sebaliknya

12. Proses # 130 (Straightening)

a. Ambil part dari proses # 120

b. Atur part ke jig # 130

c. Lifter up (balancing process)

d. Lifter down

e. Start (periksa straightening)

f. Lifter up

g. Kembalikan housing part ke posisi rear

h. Lifter down

i. Tekan tombol press straightening

j. Lifter up

k. Kembalikan houisng part ke posisi front ( ring diatas)

l. Lifter down

m. Start (periksa straightening)

n. Marking nilai hasil pemeriksaan straightening

13. Proses # 140 # 145 (Bracket tack welding)

41
a. Atur plate lower Lh/Rh

b. Atur bracket assy

c. Atur housing part ke jig

d. Clamp

e. Atur bracket plate side front dan rear

f. Atur bracket upper Lh dan Rh

g. Clamp

h. Periksa gab semua bracket

i. Pengelasan cantum

j. Tekan tombol unclamp

k. Pengelasan posisi pin absorber

14. Proses # 150 # 155 (manual welding)

15. Proses # 160 # 165 (bracket welding)

a. Atur housing part ke jig

b. Tekan tombol clamp

c. Cycle start

d. Robot running (welding process)

e. Tip maintenance

f. Tekan tombol cycle start (robot home post)

16. Proses # 170 # 175 (Cooling)

a. Atur part di atas lifter cooling

b. Start (auto cooling)

c. Periksa U bolt gauge 4 posisi

42
d. Beri tanda marking setelah di periksa

17. Proses # 180 # 185 (KAIZAKI MACHINE 1)

a. Atur housing part ke jig

b. Adjust equalizer centering part

c. Tekan tombol clamp

d. Periksa gab clamp part

e. Cycle start

f. Running MC (kaisaki process)

g. Bersihkan sisa chips (scrubs)

18. Proses # 190 (Spindle welding)

a. Atur houisng part ke jig

b. Pasang cover spindle Lh/Rh

c. Tekan tombol clamp

d. Cycle start (auto clamp process)

e. Cycle start ( auto inching process)

f. Periksa center kawat robot Lh/Rh (inching)

g. Cycle start (robot running)

h. Ambil cover spindle Lh/Rh

i. Tip maintenance

j. Cycle start (robot home post)

19. Proses # 195 ( Spindle press)

a. Atur housing part ke jig

b. Ambil CKD spindle Lh/Rh dan bersihkan

43
c. Periksa spindle Lh/Rh lalu atur ke jig

d. Tekan tombol clamp (press spinlde process)

e. Periksa gab spindle dan housing

f. Tekan tombol unclamp (press unclamp)

20. Proses # 200 # 210 # 220 (Machining center No.1)

a. Atur hook hoist pada housing dari pallet transfer # 190

b. Angkat housing part lalu tempatkan di daisha

c. Kembalikan hook hoist pada tempatnya

d. Bersihkan spatter housing part area clamp

e. Bersihkan lokasi mesin jig

f. Atur hook hoist pada housing

g. Angkat houisng part ke dalam jig machining

h. Kembalikan hook hoist pada tempatnya

i. Periksa posisi housing di dalam jig

j. Cycle start (machine running) auto machining process

sampai selesai

k. Ambil scrub dan coolant

l. Atur hook hoist di housing dari dalam MC

m. Angkat housing part dari dalam mesin lalu ditempatkan

di daisha pentirisan

n. Periksa diameter cover dan ring

o. Periksa diameter dowel pin

p. Masukkan data hasil periksa di check sheet

44
q. Angkat housing part setelah diperiksa ke daisha

transfer

r. Kirim housing part ke proses # 230

s. Ambil daisha transfer lalu atur di cross line

t. Atur hook hoist pada housing dari daisha transfer

u. Angkat lalu atur housing diatas daisha

v. Semprot angin bagian dalam housing

21. Proses # 230 (Nut and bracket weld)

a. Periksa U bolt gauge 4 posisi

b. Kencangkan torsi plug cover dan plug drain

c. Bersihkan spatter semua area

d. Periksa dan marking semua nut dan bracket

e. Ambil dan atur hook hoist di housing

f. Transfer ke proses # 240 MC washing

g. Ambil daisha transfer dan tempatkan di atas rel

h. Input data hasil check

22. Proses # 240 (washing machine)

a. Atur housing part di atas area jig

b. Tekan tombol clamp bersamaan (proses auto washing

sampai selesai)

c. Ambil dan atur hook hoist pada housing part

d. Kirim housing part ke daisha transfer # 250

23. Proses # 250 (leak tester)

45
a. Ambil housing part dari daisha transfer # 240 dan

tempatkan di atas jig leak tester

b. Semprot dan bersihkan base rubber

c. Atur center part di atas base rubber

d. Periksa dan putar ring spindle L/R

e. Tekan tombol clamp bersamaan (proses auto leak

tester)

f. Periksa pressure

g. Periksa visual leak tester

h. Stamp number OK

i. Input data produksi

j. Angkat housing part dari MC leak tester

k. Semprot dan bersihkan housing dari sisa air dan

transfer

ke proses palleting.

24. Proses QC gate dan Palleting (Quality Gate)

a. Antirust benda kerja

b. Lap cover dan bersihkan spatter area cover

c. Periksa ulir pin Lh dan Rh

d. Putar benda kerja

e. Periksa ulir spindle Lh dan Rh

f. Periksa hole spindle 4 posisi Lh dan Rh dengan bolt

gauge hole.

46
g. Periksa hole drill tap M12 dari chip yang menempel

h. Lap dan bersihkan bagian dalam

i. Palleting

j. Input data hasil pemeriksaan kualitas dan part number

per satu unit.

Dibawah ini adalah gambar Rear Axle Housing T8.

Gambar 3.3 Rear Axle Housing T8

3.4.2. Analisis Robot ALMEGA AX V6

47
Robot adalah perlengkapan yang berfungsi untuk menggantikan atau

membantu pekerjaan manusia yang berat dan teliti. Perkembangan robot tidak

lepas dari perkembangan pada bidang lain, misalnya teknologi computer

media online, servo mekanisme, dll. Dari buku “Robotic An Introduction”

karya Douglas R. Malcolm Jr. Telah dijelaskan bahwa robot industri dapat

dibagi menjadi tiga tingkatan, yang masing-masing memiliki karakteristik unik,

yaitu :

1. Low-Technology Robots

2. Medium-Technology Robots

3. High Technology Robots

Dalam perancangan robot industri harus memenuhi beberapa syarat.

Persyaratan robot industri menurut Isaac Asimov yaitu :

1. Robot tidak boleh melukai makhluk

2. Robot harus patuh pada perintah

3. Robot harus dapat melindungi diri sendiri

PT Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing merupakan

perusahaan besar yang mempekerjakan ratusan karyawan serta menggunakan

teknologi modern dalam produksi. Perusahaan ini menggunakan Arc Welding

Robot untuk meningkatkan hasil produksi dan efisiensi kerja sehingga

pengelasan tidak sepenuhnya dilakukan oleh tenaga manusia. Berdasarkan

apliksinya di industri yaitu:

1. Penanganan Material

48
Penanganan material atau biasa disebut material handling

merupakan proses perpindahan suatu material dari satu lokasi ke

lokasi yang lain dengan posisi dan waktu yang tepat.

2. Palletizing

Memindahkan material tanpa menggunakan robot, dimana posisi

base tertanam di lantai tanpa bergerak.

3. Line Tracking

Line Tracking berbeda dengan palletizing, robot material

handling dengan tipe line tracking memiliki base manipulator yang

dapat bergerak. Pergerakan manipulator tersebut bisa

menggunakan mekanisme rel atapun roda.

4. Pengelasan

Robot pengelasan menggunakan koordinat artikulasi yang

memiliki 6 sumbu. Robot ini dibagi menjadi jenis yaitu las busur

dan las titik.

5. Pengecatan

PT. Mitsubishi Krama Yudha menggunakan pengecatan secara

otomatis dengan operator manusia.

6. Perakitan

Proses perakitan menggunakan baut, mur, sekrup ataupun keling.

Dalam rangka melaksankan tugas perakitan, komponen yang akan

dirakit harus lokasikan pada sekitar robot.

49
Komponen utama Arc Robot Welding Almega AX V6

1. Manipulator

Lengan robot yang mempunyai 6 derajat kebebasan yang membuat

gerakan robot memutar, melipat, menjangkau objek. Manipulator

terdiri dari beberapa segmen dan sambungan (joint).

Bagian – bagian manipulator :

1) Motor Axis 1 s/d 6

Gambar 3.4 Manipulator Lengan Arc Robot Welding

Arc Welding Robot seri Almega AX V6 merupakan vertical

articulated robot yang memiliki 6 derajat kebebasan pada

masing-masing axis / joint. Berikut ini akan dijabarkan

interval maximum dari gerakan masing-masing axis / joint

dan ukuran dari dari masing-masing appendage (panjang

lengan yang digerakkan oleh axis / joint) yaitu :

a. Axis 1 (sweep / waist / revolving)

memiliki ukuran tinggi lengan 430 mm dan

50
jangkauan gerakan maksimum ± 170º dan diameter

waist 320 mm

b. Axis 2 (lower arm / shoulder)

memliki panjang lengan 300 mm dan jangkauan

sudut gerakan maksimum sebesar -155º / +90º

c. Axis 3 (upper arm / elbow)

memiliki ukuran tinggi lengan 580 mm dan

jangkauan gerakan maksimum -170º /+165º

d. Axis 4 (wrist roll / swing)

memiliki panjang 650 mm ( merupakan gabungan

panjang elbow upper arm dengan lengan wrist roll

ini ) dan jangkauan gerakan maksimum ± 180º

e. Axis 5 (pitch / yaw / bending)

memiliki ukuran panjang 100 dan jangkauan

gerakan maksimum -50º / +230º

f. Axis 6 (Wrist twist / end effector)

memliki ukuran tinggi 70 mm, diameter wrist 56

mm dan jangkauan gerakan maksimum ± 360º.

2) Limit Switch

Limit switch digunakan sebagai pembatas working

area untuk axis.

3) Inner Cable Assy

Inner cable assy terdapat di dalam lengan manipulator

51
dengan rute dari bagian bawah sampai ke bagian atas

manipulator. Inner cable assy terdiri dari kabel daya dan

kabel data.

4) Wire Feeder

Wire feeder merupakan bagian yang berfungsi sebagai

pengumpan wire dari wire drum sampai ke benda yang

akan dilas. Wire feeder dinlengkapi dengan satu rol dengan

ukuran yang disesuaikan dengan diameter wire.

2. Kontroler

Suatu peralatan yang bertugas sebagai pengendali dari gerakan

robot. Kontroler membentuk sistem kontrol yang akan menentukan

input dan output suatu robot.

Bagian – bagian Control Unit

1) Mainboard dan PLC

Berfungsi untuk mengontrol seluruh sistem dalam

robot control unit, mengontrol kerja manipulator dan

mengontrol sinyal I/O antara robot control unit dan bagian

lainnya. Merk PLC (Programmable Logic Controller) yang

digunakan berbeda-beda sesuai dengan mesin yang

bersangkutan. Pada beberapa jenis mesin tertentu seperti

dari maker OTC-Daihen tidak menggunakan PLC sebagai

unit kontrolnya akan tetapi menggunakan PCB card yang

dilengkapi oleh piranti input-output. Bahasa

52
pemrograman yang digunakan secara keseluruhan

menggunakan ladder (diagram anak tangga). Dilengkapi

dengan Operation Status Indicator dan Switch Setting of

Main Board.

2) Servo Driver Unit

Berfungsi untuk membagi daya listrik ke tiap-tiap servo

motor. Besar daya yang dibagi disesuaikan dengan rating

motor. Servo driver unit motor yang ada pada robot AX-

V6 ini dinamakan inverter servo motor. Tidak lagi seperti

robot keluaran terdahulu (8700, alpha, DR400) yang

drivernya masih dibedakan berdasarkan blok-blok

tersendiri. Sehingga dapat dikatakan sistem servo untuk tipe

robot EX dan AX sudah berupa modul compact. Namun

tetap dilengkapi Operation Status Indicator dan Fuse of

Servo Driver.

3) Servo Power Unit

Berfungsi untuk mensuplai daya listrik berupa tegangan

listrik bolak-balik (AC) ke tiap-tiap servo motor setelah

melalui servo driver unit.

4) Mother Board

Berfungsi sebagai pusat seluruh sinyal yang ada di masing-

masing part PCB dalam control unit maupun perangkat

yang ada diluar control unit misalnya Teach Pendant,

53
Personal Computer dan Welding Interface. Dilengkapi

dengan switch setting.

5) Sequence Board

Berfungsi sebagai interface dengan bagian output

device misalnya Operating Box, Starting Box dan I/O

untuk operasi robot. Dilengkapi dengan status indicator,

setting switch, connector, test pin, fuses, relay.

6) Power Unit

Berfungsi sebagai power supply ke sebagian besar PCB

dalam control unit, servo power dan external memory

unit. Rating output voltage bervariasi sesuai dengan

kebutuhan masing-masing unit PCB. Dilengkapi fuses dan

connector.

7) Absolute Encorder Batteries

Berfungsi sebagai baterai untuk backup data absolute

encoder manipulator. Baterai ini akan mengisi ulang

selama control robot ON dan menjadi backup power

supply saat control robot OFF. Untuk kondisi baterai baru

bisa membackup data selama 10 hari. Spesifikai baterai

nominal 3.0V x 3 unit, charging voltage 3.8V – 4V dan

jenisnya charged batery. Periode penggantian sekurang-

kurangnya sekali dalam 3 tahun.

8) Auxiliary Transformer

54
Trafo ini berfungsi sebagai sumber tegangan untuk

absolute encoder batt, releasing brake dan welding

interface.

9) Terminal Block/Relay Unit

Berfungsi sebagai communication interface I/O dengan

perangkat luar (relay, sensor, push button, solenoid valve

dll). Satu unit terminal block/relay unit terdiri dari 20

input dan 20 output. Jumlah I/O bisa ditambah dengan

cara menambah satu unit terminal block/relay unit lagi.

Bagian – bagian External Unit

1) Teach Pendant

Merupakan bagian yang sangat penting untuk memasukan

perintah-perintah ke dalam robot. Terdiri atas Bagian

LCD (Liquid Crystal Display), Sheet keys, tombol Push

Button, Emergency dan Lampu.

Gambar 3.11 Teach Pendant

55
Keterangan :

1. Tombol F1-F12 adalah multifungsi, untuk

mengakses pilihan yang ada disekitar layar

2. Layar LCD yang digunakan untuk interface

terhadap robot

3. Tombol Emergency, digunakan untuk

menghentikan proses pada saat terjadi masalah

ketika robot dalam kondisi kerja

4. Switch untuk mode Auto dan Manual

5. Tombol Enable yang mulifungsi untuk

mengakses tombol-tombol lain yang memiliki

kode hijau (penggunaannya adalah bersamaan)

6. Tombol untuk menjalankan robot pada kondisi

teaching

7. Tombol Untuk mengatur jenis gerakan maupun

jenis pengelasan

8. Tombol REC yang digunakan untuk merekam

suatu setting koordinat

9. Enam pasang tombol yang digunakan untuk

menggerakan posisi manipulator

10. Tombol-tombol inputan numerik, shortcut, dan

mengedit program.

2) Operating Box

56
Berfungsi sebagai tombol operasional robot (start, stop,

emergency, clamp on, clamp off)

3) Panel Listrik

Panel listrik ini merupakan pusat pengaturan sumber

listrik utama bagi mesin. Terdapat main switch yang

berfungsi untuk memutus atau mengalirkan listrik ke

mesin. Listrik yang diatur disini merupakan arus listrik

380 VAC

4) Welding Power Supply

Welding power supply (WPS) atau mesin las merupakan

bagian yang berfungsi menghasilkan pengelasan seperti

yang diinginkan operator/programer. Mesin yang

digunakan disesuaikan dengan kapasitas maupun sistem

pengelasan tertentu, misalnya kapasitas 350 atau 500

Ampere dan sistem pengelasan misalnya CO2, MAG, MIG

dll.

5) Welding Interface Unit

Unit ini berfungsi sebagai penghubung atau interface antara

robot an welding machine. Peran utamanya adalah untuk

mengontrol kecepatan motor wire feeder yang disesuaikan

dengan besar arus pengelasan. Komunikasi antara control

unit dengan interface menggunakan fibre optic cable.

6) Interface dengan Jig

57
Fasilitas Programmable Logic Control (PLC) sebagai

alat/interface untuk melakukan komunikasi dengan

perangkat liar seperti Jig dapat digunakan dengan robot ini.

Adanya Jig pada bagian Welding digunakan sebagai alat

Clamp untuk bagian yang akan di lakukan pengelasan. Pada

Jig ini terdapat beberapa pneumatik sebagai aktuator untuk

penggerak clamp itu sendiri juga digunakan sensor

proximity yang juga diletakan di dinding luar selubung

pneumatik.

3.4.3. Analisis Program T8 untuk Reinforcemaent Patch and Assy

Mobil Mitsubishi Colt Diesel

Rear Axle Housing pada PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and

Manufacturing mempunyai 5 model yaitu :

T6 T6 Long T7 D033HD T8

Tebal Tebal Tebal Tebal Tebal

Upper/Lower Upper/Lower Upper/Lower Upper/Lower Upper/Lower

6 mm 6 mm 7 mm 7 mm 8 mm

Truck kecil Truck kecil Truck sedang Truck sedang Truck besar

(ban satu) (ban satu), (ban dua) (ban dua),

berbeda berbeda pada

bracket nya bracket dan

58
dengan T6 cover dengan

T7

Tidak Tidak Tidak Tidak Menggunakan

menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan Patch

Patch Patch Patch Patch

Tabel 3.2 Lima Model Rear Axle Housing PT. Mitsubishi Krama

Yudha

Program reinforcement patch welding (untuk 2 patch)

Program : 101

Manual speed : 3

0. [START]

1. REM[“REINFORCE ASSY”] FN99: Comment

2. 100% JOINT A8 T1

3. 100% JOINT A8 T1

4. 100% JOINT A8 T1

5. 100% JOINT A8 T1

6. AS[W1,OFF,0,230A,24.0V,80cm/m,DC->]

7. DELAY[0.5] FN50: Timer

8. AE[W1,OFF,200A,21.0V,0.5s,0.0s,DC->]

9. 100% JOINT A8 T1

10. 100% JOINT A8 T1


59
11. 100% JOINT A8 T1

12. 100% JOINT A8 T1

13. 100% JOINT A8 T1

14. 100% JOINT A8 T1

15. 100% JOINT A8 T1

16. AS[W1,OFF,0,230A,24.0V,80cm/m,DC->]

17. DELAY[0.5] FN50: Timer

18. AE[W1,OFF,200A,21.0V,0.5s,0.0s,DC->]

19. 100% JOINT A8 T1

20. 100% JOINT A8 T1

21. 100% JOINT A8 T1

22. 100% JOINT A8 T1

23. 100% JOINT A8 T1

24. AS[W1,001,0,230A,24.0V,80cm/m,DC->]

25. DELAY[0.5] FN50: Timer

26. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]

27. 100% JOINT A8 T1

28. 100% JOINT A8 T1

29. 100% JOINT A8 T1

30. 100% JOINT A8 T1

31. 100% JOINT A8 T1

32. 100% JOINT A8 T1

33. AS[W1,001,0,230A,24.0V,80cm/m,DC->]

60
34. DELAY[0.5] FN50: Timer

35. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]

36. 100% JOINT A8 T1

37. 100% JOINT A8 T1

38. 100% JOINT A8 T1

39. SET[017](#1JIG I/L) FN32: Output

40. WAIT1[117](#1JIG I/L) FN525: Wait

41. RESET[017](#1JIG I/L) FN34: Output

42. 100% JOINT A8 T1

43. 100% JOINT A8 T1

44. 100% JOINT A8 T1

45. 300 cm/m LIN A8 T1

46. AS[W1,OFF,0,240A,26.0V,60cm/m,DC->]

47. 300 cm/m LIN A8 T1

48. AE[W1,OFF,150A,19.0V,1.0s,0.0s,DC->]

49. 100% JOINT A8 T1

50. 100% JOINT A8 T1

51. 100% JOINT A8 T1

52. 100% JOINT A8 T1

53. 100% JOINT A8 T1

54. 300 cm/m LIN A8 T1

55. AS[W1,OFF,0,240A,26.0V,60cm/m,DC->]

56. 300 cm/m LIN A8 T1

61
57. AE[W1,OFF,150A,19.0V,1.0s,0.0s,DC->]

58. 100% JOINT A8 T1

59. 300 cm/m LIN A8 T1

60. AS[W1,OFF,0,240A,26.0V,60cm/m,DC->]

61. 300 cm/m LIN A8 T1

62. AE[W1,OFF,150A,19.0V,1.0s,0.0s,DC->]

63. 100% JOINT A8 T1

64. 100% JOINT A8 T1

65. 100% JOINT A8 T1

66. 300 cm/m LIN A8 T1

67. AS[W1,OFF,0,240A,26.0V,60cm/m,DC->]

68. 300 cm/m LIN A8 T1

69. AE[W1,OFF,150A,19.0V,1.0s,0.0s,DC->]

70. 100% JOINT A8 T1

71. 300 cm/m LIN A8 T1

72. AS[W1,OFF,0,240A,26.0V,60cm/m,DC->]

73. 300 cm/m LIN A8 T1

74. AE[W1,OFF,150A,19.0V,1.0s,0.0s,DC->]

75. 100% JOINT A8 T1

76. 100% JOINT A8 T1

77. 300 cm/m LIN A8 T1

78. AS[W1,002,0,130A,18.6V,60cm/m,DC->]

79. 300 cm/m LIN A8 T1

62
80. AE[W1,002,130A,19.0V,1.0s,0.0s,DC->]

81. 100% JOINT A8 T1

82. 100% JOINT A8 T1

83. 100% JOINT A8 T1

84. 300 cm/m LIN A8 T1

85. AS[W1,002,0,130A,18.6V,60cm/m,DC->]

86. 300 cm/m LIN A8 T1

87. 300 cm/m LIN A8 T1

88. AE[W1,002,100A,18.0V,0.2s,0.0s,DC->]

89. 100% JOINT A8 T1

90. 100% JOINT A8 T1

91. 100% JOINT A8 T1

92. 100% JOINT A8 T1

93. 100% JOINT A8 T1

94. 300 cm/m LIN A8 T1

95. AS[W1,OFF,0,240A,26.0V,60cm/m,DC->]

96. 300 cm/m LIN A8 T1

97. AE[W1,OFF,150A,19.0V,1.0s,0.0s,DC->]

98. 100% JOINT A8 T1

99. 100% JOINT A8 T1

100. 100% JOINT A8 T1

101. 300 cm/m LIN A8 T1

102. AS[W1,002,0,130A,18.6V,60cm/m,DC->]

63
103. 300 cm/m LIN A8 T1

104. 300 cm/m LIN A8 T1

105. AE[W1,002,100A,18.0V,0.2s,0.0s,DC->]

106. 100% JOINT A8 T1

107. 100% JOINT A8 T1

108. 100% JOINT A8 T1

109. END

Program reinforcement Assy welding

Program : 111

Manual speed : 3

0. [START]

1. REM[“REINFORCE”] FN99: Comment

2. 100% JOINT A8 T1

3. 100% JOINT A8 T1

64
4. 100% JOINT A8 T1

5. 100% JOINT A8 T1

6. AS[W1,OFF,0,270A,27.5V,115cm/m,DC->]

7. 300 cm/m LIN A8 T1

8. 300 cm/m LIN A8 T1

9. 300 cm/m LIN A8 T1

10. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]

11. 100% JOINT A8 T1

12. 100% JOINT A8 T1

13. 100% JOINT A8 T1

14. 100% JOINT A8 T1

15. 100% JOINT A8 T1

16. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,115cm/m,DC->]

17. 300 cm/m LIN A8 T1

18. 300 cm/m LIN A8 T1

19. AE[W1,003,170A,19.8V,0.5s,0.0s,DC->]

20. 100% JOINT A8 T1

21. 100% JOINT A8 T1

22. 100% JOINT A8 T1

23. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,115cm/m,DC->]

24. 300 cm/m LIN A8 T1

25. 300 cm/m LIN A8 T1

26. 300 cm/m LIN A8 T1

65
27. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,115cm/m,DC->]

28. 300 cm/m LIN A8 T1

29. 300 cm/m LIN A8 T1

30. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

31. 100% JOINT A8 T1

32. 100% JOINT A8 T1

33. 300 cm/m LIN A8 T1

34. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,115cm/m,DC->]

35. 300 cm/m LIN A8 T1

36. 300 cm/m LIN A8 T1

37. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,115cm/m,DC->]

38. 300 cm/m LIN A8 T1

39. 300 cm/m LIN A8 T1

40. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

41. 100% JOINT A8 T1

42. 100% JOINT A8 T1

43. 100% JOINT A8 T1

44. 100% JOINT A8 T1

45. 100% JOINT A8 T1

46. 100% JOINT A8 T1

47. 300 cm/m LIN A8 T1

48. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,115cm/m,DC->]

49. 300 cm/m LIN A8 T1

66
50. 300 cm/m LIN A8 T1

51. 300 cm/m LIN A8 T1

52. 300 cm/m LIN A8 T1

53. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

54. 100% JOINT A8 T1

55. 100% JOINT A8 T1

56. 100% JOINT A8 T1

57. 100% JOINT A8 T1

58. 300 cm/m LIN A8 T1

59. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,115cm/m,DC->]

60. 300 cm/m LIN A8 T1

61. 300 cm/m LIN A8 T1

62. 300 cm/m LIN A8 T1

63. 300 cm/m LIN A8 T1

64. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

65. 100% JOINT A8 T1

66. 100% JOINT A8 T1

67. 100% JOINT A8 T1

68. 100% JOINT A8 T1

69. 300 cm/m LIN A8 T1

70. AS[W1,OFF,0,270A,27.5V,115cm/m,DC->]

71. 300 cm/m LIN A8 T1

72. 300 cm/m LIN A8 T1

67
73. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]

74. 100% JOINT A8 T1

75. 100% JOINT A8 T1

76. 100% JOINT A8 T1

77. 300 cm/m LIN A8 T1

78. AS[W1,OFF,0,280A,29.0V,115cm/m,DC->]

79. 300 cm/m LIN A8 T1

80. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

81. 100% JOINT A8 T1

82. 100% JOINT A8 T1

83. 300 cm/m LIN A8 T1

84. AS[W1,OFF,0,280A,29.0V,115cm/m,DC->]

85. 300 cm/m LIN A8 T1

86. WFP[OFF,3.0Hz->] FN440:FIX

87. 300 cm/m LIN A8 T1

88. AS[W1,OFF,0,280A,29.0V,115cm/m,DC->]

89. 300 cm/m LIN A8 T1

90. WE FN443: Weav

91. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

92. 100% JOINT A8 T1

93. 100% JOINT A8 T1

94. 100% JOINT A8 T1

95. 100% JOINT A8 T1

68
96. 300 cm/m LIN A8 T1

97. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,115cm/m,DC->]

98. 300 cm/m LIN A8 T1

99. 300 cm/m LIN A8 T1

100. 300 cm/m LIN A8 T1

101. 300 cm/m LIN A8 T1

102. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

103. 100% JOINT A8 T1

104. 100% JOINT A8 T1

105. 100% JOINT A8 T1

106. 300 cm/m LIN A8 T1

107. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,115cm/m,DC->]

108. 300 cm/m LIN A8 T1

109. 300 cm/m LIN A8 T1

110. 300 cm/m LIN A8 T1

111. 300 cm/m LIN A8 T1

112. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

113. 100% JOINT A8 T1

114. 100% JOINT A8 T1

115. 50.0% JOINT A8 T1

116. 50.0% JOINT A8 T1

117. 300 cm/m LIN A8 T1

118. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,115cm/m,DC->]

69
119. 300 cm/m LIN A8 T1

120. 300 cm/m LIN A8 T1

121. 300 cm/m LIN A8 T1

122. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

123. 100% JOINT A8 T1

124. 100% JOINT A8 T1

125. 100% JOINT A8 T1

126. 100% JOINT A8 T1

127. 100% JOINT A8 T1

128. 300 cm/m LIN A8 T1

129. AS[W1,OFF,0,160A,19.4V,70cm/m,DC->]

130. DELAY[0.7] FN50:Timer

131. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]

132. 100% JOINT A8 T1

133. 100% JOINT A8 T1

134. 300 cm/m LIN A8 T1

135. AS[W1,OFF,0,160A,19.4V,70cm/m,DC->]

136. DELAY[0.5] FN50:Timer

137. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]

138. 100% JOINT A8 T1

139. 100% JOINT A8 T1

140. SET[018](#2JIG I/L) FN32:Output

141. WAIT1[118](#2JIG I/L) FN525:Wait

70
142. RESET[018](#2JIG I/L) FN34:Output

143. 100% JOINT A8 T1

144. 100% JOINT A8 T1

145. 300 cm/m LIN A8 T1

146. AS[W1,OFF,0,230A,24.0V,70cm/m,DC->]

147. 300 cm/m LIN A8 T1

148. 300 cm/m LIN A8 T1

149. 300 cm/m LIN A8 T1

150. 300 cm/m LIN A8 T1

151. AE[W1,OFF,150A,21.0V,0.6s,0.4s,DC->]

152. 100% JOINT A8 T1

153. 100% JOINT A8 T1

154. 100% JOINT A8 T1

155. END FN92:End

156. REW[“REINFORCE”] FN99:Comment

157. 100% JOINT A8 T1

158. 100% JOINT A8 T1

159. 100% JOINT A8 T1

160. 100% JOINT A8 T1

161. AS[W1,OFF,0,270A,27.5V,90cm/m,DC->]

162. 300 cm/m LIN A8 T1

163. 300 cm/m LIN A8 T1

164. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]

71
165. 100% JOINT A8 T1

166. 100% JOINT A8 T1

167. 100% JOINT A8 T1

168. 100% JOINT A8 T1

169. 100% JOINT A8 T1

170. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

171. 300 cm/m LIN A8 T1

172. 300 cm/m LIN A8 T1

173. AE[W1,003,170A,19.8V,0.5s,0.0s,DC->]

174. 100% JOINT A8 T1

175. 100% JOINT A8 T1

176. 100% JOINT A8 T1

177. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

178. 300 cm/m LIN A8 T1

179. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

180. 300 cm/m LIN A8 T1

181. 300 cm/m LIN A8 T1

182. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

183. 100% JOINT A8 T1

184. 100% JOINT A8 T1

185. 300 cm/m LIN A8 T1

186. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

187. 300 cm/m LIN A8 T1

72
188. 300 cm/m LIN A8 T1

189. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

190. 300 cm/m LIN A8 T1

191. 300 cm/m LIN A8 T1

192. 300 cm/m LIN A8 T1

193. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

194. 100% JOINT A8 T1

195. 100% JOINT A8 T1

196. 100% JOINT A8 T1

197. 100% JOINT A8 T1

198. 100% JOINT A8 T1

199. 100% JOINT A8 T1

200. 300 cm/m LIN A8 T1

201. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

202. 300 cm/m LIN A8 T1

203. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

204. 300 cm/m LIN A8 T1

205. 300 cm/m LIN A8 T1

206. 300 cm/m LIN A8 T1

207. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

208. 100% JOINT A8 T1

209. 100% JOINT A8 T1

210. 100% JOINT A8 T1

73
211. 100% JOINT A8 T1

212. 300 cm/m LIN A8 T1

213. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

214. 300 cm/m LIN A8 T1

215. 300 cm/m LIN A8 T1

216. 300 cm/m LIN A8 T1

217. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

218. 100% JOINT A8 T1

219. 100% JOINT A8 T1

220. 100% JOINT A8 T1

221. 100% JOINT A8 T1

222. 300 cm/m LIN A8 T1

223. AS[W1,OFF,0,270A,27.5V,90cm/m,DC->]

224. 300 cm/m LIN A8 T1

225. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]

226. 100% JOINT A8 T1

227. 100% JOINT A8 T1

228. 100% JOINT A8 T1

229. 300 cm/m LIN A8 T1

230. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

231. 300 cm/m LIN A8 T1

232. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

233. 100% JOINT A8 T1

74
234. 100% JOINT A8 T1

235. 300 cm/m LIN A8 T1

236. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

237. 300 cm/m LIN A8 T1

238. 300 cm/m LIN A8 T1

239. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

240. 300 cm/m LIN A8 T1

241. 300 cm/m LIN A8 T1

242. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

243. 100% JOINT A8 T1

244. 100% JOINT A8 T1

245. 100% JOINT A8 T1

246. 100% JOINT A8 T1

247. 300 cm/m LIN A8 T1

248. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

249. 300 cm/m LIN A8 T1

250. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

251. 300 cm/m LIN A8 T1

252. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

253. 100% JOINT A8 T1

254. 100% JOINT A8 T1

255. 100% JOINT A8 T1

256. 300 cm/m LIN A8 T1

75
257. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

258. 300 cm/m LIN A8 T1

259. 300 cm/m LIN A8 T1

260. 300 cm/m LIN A8 T1

261. 300 cm/m LIN A8 T1

262. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

263. 100% JOINT A8 T1

264. 100% JOINT A8 T1

265. 50.0% JOINT A8 T1

266. 50.0% JOINT A8 T1

267. 300 cm/m LIN A8 T1

268. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

269. 300 cm/m LIN A8 T1

270. WFP[001,3.0Hz->] FN440: FIX

271. 300 cm/m LIN A8 T1

272. 300 cm/m LIN A8 T1

273. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

274. 100% JOINT A8 T1

275. 100% JOINT A8 T1

276. 100% JOINT A8 T1

277. 100% JOINT A8 T1

278. 300 cm/m LIN A8 T1

279. AS[W1,OFF,0,160A,19.4V,60cm/m,DC->]

76
280. DELAY[0.5] FN50: Timer

281. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]

282. 100% JOINT A8 T1

283. 100% JOINT A8 T1

284. 300 cm/m LIN A8 T1

285. AS[W1,OFF,0,160A,19.4V,60cm/m,DC->]

286. DELAY[0.5] FN50: Timer

287. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]

288. 100% JOINT A8 T1

289. 100% JOINT A8 T1

290. SET[018](#2JIG I/L) FN32: Output

291. WAIT1[118](#2JIG I/L) FN525:Wait

292. RESET[018](#2JIG I/L) FN34: Output

293. 100% JOINT A8 T1

294. 100% JOINT A8 T1

295. 300 cm/m LIN A8 T1

296. AS[W1,OFF,0,230A,24.0V,60cm/m,DC->]

297. 300 cm/m LIN A8 T1

298. 300 cm/m LIN A8 T1

299. 300 cm/m LIN A8 T1

300. 300 cm/m LIN A8 T1

301. 300 cm/m LIN A8 T1

302. AE[W1,OFF,150A,21.0V,0.6s,0.4s,DC->]

77
303. 100% JOINT A8 T1

304. 100% JOINT A8 T1

305. 100% JOINT A8 T1

306. END FN92: End

307. REW[“REINFORCE”] FN99: Comment

308. 100% JOINT A8 T1

309. 100% JOINT A8 T1

310. 100% JOINT A8 T1

311. 100% JOINT A8 T1

312. AS[W1,OFF,0,270A,27.5V,90cm/m,DC->]

313. 300 cm/m LIN A8 T1

314. 300 cm/m LIN A8 T1

315. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]

316. 100% JOINT A8 T1

317. 100% JOINT A8 T1

318. 100% JOINT A8 T1

319. 100% JOINT A8 T1

320. 100% JOINT A8 T1

321. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

322. 300 cm/m LIN A8 T1

323. 300 cm/m LIN A8 T1

324. AE[W1,003,170A,19.8V,0.5s,0.0s,DC->]

325. 100% JOINT A8 T1

78
326. 100% JOINT A8 T1

327. 100% JOINT A8 T1

328. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

329. 300 cm/m LIN A8 T1

330. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

331. 300 cm/m LIN A8 T1

332. 300 cm/m LIN A8 T1

333. AE[W1,OFF,170A,28.0V,1.0s,0.0s,DC->]

334. 100% JOINT A8 T1

335. 100% JOINT A8 T1

336. 300 cm/m LIN A8 T1

337. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

338. 300 cm/m LIN A8 T1

339. 300 cm/m LIN A8 T1

340. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

341. 300 cm/m LIN A8 T1

342. 300 cm/m LIN A8 T1

343. 300 cm/m LIN A8 T1

344. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

345. 100% JOINT A8 T1

346. 100% JOINT A8 T1

347. 100% JOINT A8 T1

348. 100% JOINT A8 T1

79
349. 100% JOINT A8 T1

350. 100% JOINT A8 T1

351. 300 cm/m LIN A8 T1

352. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

353. 300 cm/m LIN A8 T1

354. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

355. 300 cm/m LIN A8 T1

356. 300 cm/m LIN A8 T1

357. 300 cm/m LIN A8 T1

358. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

359. 100% JOINT A8 T1

360. 100% JOINT A8 T1

361. 100% JOINT A8 T1

362. 100% JOINT A8 T1

363. 300 cm/m LIN A8 T1

364. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

365. 300 cm/m LIN A8 T1

366. 300 cm/m LIN A8 T1

367. 300 cm/m LIN A8 T1

368. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

369. 100% JOINT A8 T1

370. 100% JOINT A8 T1

371. 100% JOINT A8 T1

80
372. 100% JOINT A8 T1

373. 300 cm/m LIN A8 T1

374. AS[W1,OFF,0,270A,27.5V,90cm/m,DC->]

375. 300 cm/m LIN A8 T1

376. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]

377. 100% JOINT A8 T1

378. 100% JOINT A8 T1

379. 100% JOINT A8 T1

380. 300 cm/m LIN A8 T1

381. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

382. 300 cm/m LIN A8 T1

383. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

384. 100% JOINT A8 T1

385. 100% JOINT A8 T1

386. 300 cm/m LIN A8 T1

387. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

388. 300 cm/m LIN A8 T1

389. 300 cm/m LIN A8 T1

390. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

391. 300 cm/m LIN A8 T1

392. 300 cm/m LIN A8 T1

393. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

394. 100% JOINT A8 T1

81
395. 100% JOINT A8 T1

396. 100% JOINT A8 T1

397. 100% JOINT A8 T1

398. 300 cm/m LIN A8 T1

399. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

400. 300 cm/m LIN A8 T1

401. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

402. 300 cm/m LIN A8 T1

403. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

404. 100% JOINT A8 T1

405. 100% JOINT A8 T1

406. 100% JOINT A8 T1

407. 300 cm/m LIN A8 T1

408. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

409. 300 cm/m LIN A8 T1

410. 300 cm/m LIN A8 T1

411. 300 cm/m LIN A8 T1

412. 300 cm/m LIN A8 T1

413. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

414. 100% JOINT A8 T1

415. 100% JOINT A8 T1

416. 50.0% JOINT A8 T1

417. 50.0% JOINT A8 T1

82
418. 300 cm/m LIN A8 T1

419. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]

420. 300 cm/m LIN A8 T1

421. WFP[001,3.0Hz->] FN440: FIX

422. 300 cm/m LIN A8 T1

423. 300 cm/m LIN A8 T1

424. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]

425. 100% JOINT A8 T1

426. 100% JOINT A8 T1

427. 100% JOINT A8 T1

428. 100% JOINT A8 T1

429. 300 cm/m LIN A8 T1

430. AS[W1,OFF,0,160A,19.4V,60cm/m,DC->]

431. DELAY[0.5] FN50:Timer

432. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]

433. 100% JOINT A8 T1

434. 100% JOINT A8 T1

435. 300 cm/m LIN A8 T1

436. AS[W1,OFF,0,160A,19.4V,60cm/m,DC->]

437. DELAY[0.5] FN50:Timer

438. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]

439. 100% JOINT A8 T1

440. 100% JOINT A8 T1

83
441. SET[018](#2JIG I/L) FN32: Output

442. WAIT1[118](#2JIG I/L) FN525: Wait

443. RESET[018](#2JIG I/L) FN34: Output

444. 100% JOINT A8 T1

445. 100% JOINT A8 T1

446. 300 cm/m LIN A8 T1

447. AS[W1,OFF,0,230A,24.0V,60cm/m,DC->]

448. 300 cm/m LIN A8 T1

449. 300 cm/m LIN A8 T1

450. 300 cm/m LIN A8 T1

451. 300 cm/m LIN A8 T1

452. 300 cm/m LIN A8 T1

453. AE[W1,OFF,150A,21.0V,0.6s,0.4s,DC->]

454. 100% JOINT A8 T1

455. 100% JOINT A8 T1

456. 100% JOINT A8 T1

457. END FN92:End

Dibawah ini adalah hasil proses pengelasan menggunakan arc robot

welding pada reinforcement patch dan assy. Gambar menunjukkan bagian kiri dan

kanan penggabungan pengelasan Patch dan Assy.

84
Gambar 3.6 Hasil Pengelasan Reinforcement Patch dan Assy

Program dimulai dengan nomor nol yang menunjukkan awal mulainya dari

sebuah program yang akan dijalankan. Selanjutnya pada nomor satu berisikan

command untuk menamai program yang dibuat. Program 100% JOINT A8 T1

akan berjalan saat axis robot welding bergerak, sedangkan perintah Arc Start (AS)

untuk awal mulai bergeraknya robot yang berisi parameter-parameter pengelasan

seperti tegangan, arus, kawat yang keluar dalam satuan cm per menit. W1 OFF

karena pengelasan yang akan dilakukan oleh program selanjutnya tidak

bergelombang dan dapat diubah sesuai kebutuhan pengelasan. Delay adalah waktu

dalam detik yang diperlukan hingga pergerakan robot berhenti/Arc End (AE). Arc

End juga berisikan parameter seperti arus dan tegangan serta waktu yang akan

berubah nilainya secara otomatis jika parameter pada Arc Start diubah. 300 cm/m

LIN A8 T1 merupakan program yang digunakan ketika pengelasan linier

berlangsung. FN dengan nomor yang ditunjukkan dalam program tersedia dalam

teaching pendant untuk memudahkan operator untuk memasukkan perintah yang

diinginkan.

85
Perintah untuk pengoperasian Program

1. Teacing Motion

Ada 3 jenis perintah gerakan robot yaitu: Positioing (P), Linear

(L/LO/LIN) dan Circular (C1, C2, CO1, CO2).

2. Teaching Task

Beberapa perintah Task yang biasa digunakan adalah :

a. Arc Start (AS) digunakan untuk kondisi parameter

pengelasan

b. Arc End (AE) berfungsi untuk akhir pengelasan

c. Weaving Start (WFP/WAX) untuk metode jig-jag

d. Weaving End (WE) untuk akhir metode jig-jag

e. External Control Input/Output digunakan untuk megontrol

perintah komunikasi input/output dengan external

device

f. Inching/Retracting (ICH/RTC) digunakan menjalankan

wire valve gas

g. Gas On/Off (GS/GE) digunakan untuk kontrol on/off

h. Record Step (REC)

i. SET (S)

j. RESET (R)

k. Wait Input ON (N) Wait Input OFF (F)

l. Set an external control pulse (PLS)


86
m. Reset an external control pulse (PLR).

3. Block Operation

Block Operation digunakan untuk mengecek gerakan robot

yang sudah diprogram.

Pada umumnya, Arc Welding Robot sebelum dioperasikan untuk

tujuan pengelasan suatu material, harus di teaching terlebih dahulu

agar memastikan bahwa robot berfungsi dengan baik.

4. Maintenance

Maintenance atau perawatan mesin bertujuan untuk menjaga

kualitas mesin sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan

produk yang berkualitas dan produktif. Maintenance robot dibagi

atas 2 bagian besar yaitu Maintenance Control Unit dan

Maintenance Manipulator/Mechanical. Selain itu ada juga

maintenance untuk pendukung seperti Maintenance Mesin Las dan

unit-unit lainnya. Periode maintenance yang dilakukan dibagi

berdasarkan periode waktu (harian, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, 3

tahun, 6 tahun) atau berdasarkan jam operasi robot (500 jam, 1000

jam, 5000 jam).

Jenis maintenance yang dilakukan terdiri atas :

a. Pembersihan unit mesin (cleaning)

b. Pemeriksaan kelonggaran baut

c. Pemeriksaan kebocoran grease

87
d. Pemeriksaan kabel-kabel

e. Pemeriksaan cooling fan

f. Pemeriksaan kondisi getaran motor/gear.

88
BAB IV
PENGENDALIAN KUALITAS

Pengendalian kualitas (Quality Control) atau QC adalah suatu proses yang

pada intinya adalah meninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat dalam

kegiatan produksi. Terdapat 3 aspek yang ditekankan pada pendekatan ini, yaitu :

1. Unsur-unsur, seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses-proses

yang terdefinisi dan telah terkelola dengan baik, kriteria integritas

dan kinerja dan identifikasi catatan

2. Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan

kualifikasi

3. Elemen lunak, seperti kepegawaian, integritas, kepercayaan,

budaya

organisasi, motivasi, semangat tim dan hubungan yang berkualitas.

Lingkup kontrol termasuk pada inspeksi produk, di mana setiap produk

diperiksa secara visual sebelum produk tersebut dijual ke pasar ekternal.

Seseorang yang bertugas untuk mengawasi akan diberikan daftar deskripsi

kecacatan-kecacatan dari produk cacat yang tidak dapat diterima, comtohknya

seperti keretakan atau kecacatan permukaan. Kualitas dari output akan beresiko

mengalami kecacatan jika salah satu dari tiga aspek tersebut tidak tercukupi.

Penekanan QC terletak pada pengujian produk untuk mendapatkan produk

yang cacat. Dalam pemilihan produk yang akan diuji, biasanya dilakukan

pemilihan produk secara acak. Setelah menguji produk yang cacat, hal tersebut

89
akan dilaporkan kepada manajemen pembuat keputusan apakah produk dapat

dirilis atau ditolak. Hal ini dilakukan guna menjamin kualitas dan merupakan

upaya untuk meningkatkan dan menstabilkan proses produksi untuk menghindari

atau setidaknya meminimalkan isu-isu yang mengarah pada kecacatan-kecacatan

di pabrik.

PT. MKM mempunyai kebijakan kualitas di dalam kegiatan internal

maupun eksternal yang harus memberikan jaminan kualitas terhadap produk,

proses dan sistem manajemen kualitas, mengingat industri komponen atau part di

Indonesia telah melakukan ekspor ke mancanegara dan kendaraan untuk niaga

telah menjadi suatu alat transportasi yang sangat diperlukan dalam kehidupan

manusia saat ini.

Adanya kecenderungan dari keinginan pelanggan yang selalu berubah dan

meningkatkan tuntutan nilai mutunya, seperti harga produk yang kompetitif,

penghematan pemakaian energi, keandalan produk, kelancaran transportasi dan

ramah lingkungan sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama pemenuhan

terhadap undang-undang dan peraturan pemerintah menjadi suatu kebutuhan yang

mendesak.

PT. MKM menanggapi keadaan tuntutan sosial tersebut dengan

meletakkan kepuasan pelanggan sebagai prioritas utama dan dicapai dari hasil

usaha keras pada pencapaian hasil proses produksi yang sempurna serta dengan

mematuhi prosedur yang dibuat oleh semua karyawan.

Kegagalan produksi yang mengalir sampai ke pelanggan dapat bersumber

dari proses produksi PT. MKM atau dari proses produksi vendor dan di pemasok,

90
oleh karena itu diperlukan kegiatan pengendalian kualitas yang berkelanjutan dan

secara terus menerus sehingga mampu meningkatkan perbaikan pada sistem

manajemen kualitas proses dan kualtas produk sehingga dicapai kepercayaan

pelanggan akhir kepada keandalan dan keunggulan produk.

Manajemen Kualitas Pabrik

Prosedur kualitas di departemen Quality Control terdiri dari 7 poin, yaitu :

1. Pengendalian produk yang tidak zesuai

Bertujuan menjamin produk yang tidak sesuai dengan standar

dapat teridentifikasi dan dikontrol untuk mencegah agar tidak

digunakan atau terkirim

2. Tindakan perbaikan dan pencegahan

Bertujuan untuk menemukan permasalahan sampai dengan

tindakan perbaikan dengan hasil efektif yang berlaku pada problem

internal.

3. Pemeriksaan terhadap produk yang dibeli

Bertujuan menjamin dan memastikan kualitas produk yang

diterima memenuhi persyaratan serta memberikan status terhadap

seluruh komponen yang berasal dari vendor.

4. Customer claim

Bertujuan untuk memastikan bahwa klaim dari customer yang

diterima dapat diproses secara baik, benar dan cepat.

5. Analisa data

91
Bertujuan untuk menetapkan kesesuaian dari sistem manajemen

kualitas dan untuk mengevaluasi improvement terhadap keefektifan

dalam melakukan analisa terhadap mutu produk.

6. Pengendalian output

Bertujuan untuk menjamin semua output yang dihasilkan tidak ada

yang mengalami kecacatan sebelum sampai ke tangan konsumen.

7. Prosedur mutu pengendalian alat ukur

Bertujuan menjamin dan mempertahankan keakurasian serta

validasi semua alat inspeksi, uji dan ukur yang digunakan dalam

realisasi produk.

Mekanisme Pengendalian Kualitas Produk

Dalam menjamin atau memvalidasi hasil proses yang memenuhi standar

kualitas yang telah ditetapkan maka kegiatan pengendalian kualitas di line

produksi dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.

Berdasarkan lembar check point maka operator memeriksa setiap titik pada

produk untuk dilihat bagaimana kualitas produk dengan cara visual atau dengan

menggunakan peralatan seperti rol meter, caliper, penggaris dan thickness gauge

untuk mengecek hasil kerja. Hasil setiap pengecekan dicatat pada lembar data

pengendalian kualitas dan dilakukan otorisasi oleh foreman sampai dengan staff

dengan sistem interval check awal, tengah dan akhir.

Apabila produk kualitas kelas A (Apperance yang terlihat langsung secara

visual dan menyangkut masalah keselamatan seperti: Outer Panel, Front Axle)

92
ditemukan menyimpang dari standar, maka foreman / penanggung jawab shop

harus membuat Non Conforming Report yang ditujukan kepada Quality Control

Department dan menempatkan part di Part Pending Area yang diberi label warna

putih. Jika penyimpangan terjadi pada produk kualitas kelas B (Inner part yang

tidak langsung terlihat secara visual seperti: Inner Door) sebagai contoh Minus

Part, Spot, Las dan yang lainnya, operator dapat langsung memperbaiki atau

mengerjakan ulang part tersebut.

Untuk kualitas A jika terjadi penyimpangan harus diklarifikasikan oleh

Departemen QC apakah harus di Rework atau Scrap. Jika dilakukan Rework maka

produk akan diberi label kuning dan akan diserahkan kembali kepada departemen

produksi untuk rework kemudian departemen QC akan menyatakan hasil rework

OK atau tidak. Apabila hasil OK maka akan menjadi Part Finish dan bila hasilnya

NG (Not Good) akan menjadi Part Reject yang penempatannya pada Part Reject

Area dan diberi label merah.

93
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat dibuat kesimpulan sebagai

berikut :

1. Penulis telah mempelajari dan mengamati kehidupan di dunia kerja

dalam hal ini di PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and

Manufacturing

2. Penulis telah melakukan analisis program Arc Welding Robot OTC

Daihen Almega AX V6 untuk pengelasan reinforcement patch dan

assy dalam pembuatan Rear Axle Housing mobil Mitsubishi Colt

Diesel

3. Produk Rear Axle Housing dari PT. Mitsubishi Kramayudha

Motors

and Manufacturing ini memiliki kualitas yang baik dengan sistem

quality engineer dan quality control yang ketat dan teliti

4. Part penyusun Rear Axle Housing tidak hanya menggunakan local

part (part dari dalam negeri), namun juga menggunakan part CKD

(part dari luar negeri.

94
5.2. Saran

Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya ada

beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut :

1. Keadaan stamping yang kurang stabil membuat pengerjaan pada

bagian Real Axle Housing mengalami kesulitan sehingga solusinya

untuk memperkecil stamping yang kurang stabil ini yaitu dengan

melakukan pemeriksaan extra pada barang-barang yang berasal dari

vendor.

2. Dalam pengerjaan Rear Axle Housing sering terjadi trouble pada

robot terutama bagian sensor danPLC, untuk mengatasi hal tersebut

tim maintenance harus siap siaga untuk memperbaiki bagian robot

yang rusak dan melakukan pemeliharaan rutin secara berkala.

95
DAFTAR PUSTAKA

HRD. 2018. Profil PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing
Jakarta:HRD PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing

Purnomo Febri Heru, dan W.P. Triwilasdio, 2016, Analisa Teknis dan Ekonomi
Kombinasi Pengelasan Robotic Welding dengan Welder Konvensional
pada Sambungan Pipa Steuktur Jacket Bangunan Lepas Pantai, Vol.
4, No. 1, Hlm 1-3

Harisuryo Rafdito, 2011, Proses Otomatisasi Pengelasan Menggunakan Arc


Welding Robot, Makalah seminar kerja praktek, Jurusan Teknik
Elektro, Fakultas Teknik Diponegoro, Semarang.

Dieter, G.E. (1983). Engineering design: A materials and processing approach.


Tokyo: McGraw-Hill International Book Company.

Graham E. (1990). Maintenance Welding, Prentice-Hall Inc: New Jersey.

Smith, F.J.M. (1992). Basic fabrication and welding engineering, Hong Kong:
Wing TaiCheung Printing Co. Ltd

Hidayat Findi K., 2013, Robot Industri, Tugas mekatronika, Jurusan Teknik
Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang, Malang

96
DAFTAR ISTILAH

Standar ISO : Organisasi Internasional untuk Standarisasi

Gaya translasi : Gerak pergeseran suatu benda dengan bentuk

dan lintasan yang sama

Gaya rotasi : Gerak perputaran benda terhadap sumbu atau

porosnya

CKD : Completely Knock Down

PCB : Printed Circuit Board

Grease : Produk atau dispersi padatan atau semifluida

dari thickening agent di campur dengan

pelumas cair.

97
Lampiran

1. Surat Penerimaan Kerja Praktik oleh Perusahaan

98
2. Surat Penerimaan Kerja Praktik dari Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir

99
3. Log Harian

100
101
4. Lembar Penilaian

102
5. Surat Telah Menyelesaikan Kerja Praktik

103

Anda mungkin juga menyukai