Tabel 3.2 Lima Model Rear Axle Housing PT. Mitsubishi Krama Yudha .......... 58
1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing .............. 15
Gambar 2.2 Logo PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing
Gambar 2.3 Jarak PT. Mitsubishi Krama Yudha ke Monumen Nasional ............. 18
Gambar 2.4 Layout PT. Mitsubishi Krama Yudha 1 dan PT. Mitsubishi Krama
Yudha 2 ............................................................................................ 19
Gambar 2.5 Layout Stamping Plant PT. Mitsubishi Krama Yudha ...................... 19
defined.
Gambar 3.1 Gambaran Umum Robot Pengelasan Error! Bookmark not defined.
2
ANALISIS PROGRAM ARC WELDING ROBOT OTC DAIHEN ALMEGA
AX V6 UNTUK PENGELASAN REINFORCEMENT PATCH DAN ASSY
DALAM PEMBUATAN REAR AXLE HOUSING MOBIL MITSUBISHI
COLT DIESEL
INTISARI
Kata kunci: Pengelasan, Robot Almega AX V6, Reinforcement Patch dan Assy,
Program T8.
3
ANALYSIS OF ARC WELDING OTC DAIHEN ALMEGA AX V6 ROBOT
PROGRAM FOR WELDING REINFORCEMENT PATCH AND ASSY IN
MAKING REAR AXLE HOUSING CAR MITSUBISHI COLT DIESEL
ABSTRACT
4
BAB I
PENDAHULUAN
di dukung oleh sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang
membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan dapat bekerja sesuai pada
bidangnya. Untuk itu perguruan tinggi berperan sebagai lembaga pendidikan yang
menyiapkan tenaga kerja yang diharapkan oleh dunia industri perlu ditingkatkan
Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional Yogyakarta yang secara umum
bertujuan untuk mengetahui secara langsung pekerjaan dan kegiatan yang ada
teknologi baru dari dunia industri. Kerja Praktik diharapkan dapat memberikan
5
memperluas pengetahuan, pengalaman dan etos kerja yang tinggi. Pengalaman
dan ilmu pengetahuan yang didapatkan selama Kerja Praktik menjadi tambahan
Kerja Praktik adalah mata kuliah yang mempunyai bobot tiga satuan kredit
studi (sks) yang wajib ditempuh sebagai syarat kelulusan mahasiswa program D-
IV program studi Teknofisika Nuklir yang mempunyai dua prodi yaitu Elektro
Mekanika dapat diterapkan pada saat Kerja Praktik yang akan dilaksanakan di PT
industri dan memenuhi syarat wajib kelulusan, maka kami telah memilih PT
Diharapkan penulis bisa menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi baru dari
6
1.2. Tujuan Kerja Praktik
Disamping itu tujuan kerja praktik ini adalah untuk memenuhi persyaratan
7
1.3. Manfaat Kerja Praktik
Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan Kerja Praktik
1. Bagi Mahasiswa:
nanti.
8
pendidikan sehingga selalu sesuai dengan perkembangan di
dunia industri.
3. Bagi Perusahaan :
Kerja Praktik;
dapat berjalan dengan baik, maka kami merencanakan pelaksanaan Kerja Praktik
9
Pekan ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Orientasi
2 Pengenalan Manajemen Perusahaan
Kerja Praktik (sesuai dengan bidang
3
mahasiswa)
Pencatatan data-data kegiatan
4
Praktik Industri
5 Penyusunan Laporan Kerja Praktik
6 Penyusunan Laporan Kerja Praktik
Keterangan :
yaitu :
10
3. Metode Observasi dan Dokumentasi
Penulisan dalam laporan kerja praktik ini dibagi menjadi beberapa bab dan
dibahas lebih rinci dalam sub bab. Dalam sub bab berisi penjelasan dari masing
masing bab.
Bab I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang, tujuan kerja praktik, manfaat
Bab ini menjelaskan secara umum tentang sejarah dan struktur PT.
Bab ini menjelaskan tentang proses kerja Rear Axle Housing dan
11
Pada bab ini menjelaskan tentang proses penanganan hasil
and Manufacturing.
Bab V : PENUTUP
Pada bab ini berisi kritik dan saran terkait dengan kerja praktik.
12
BAB II
2.1. Sejarah dan Perkembangan PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and
Manufacturing
1973 antara PT. Krama Yudha (KY), Mitsubishi Coorporation (MC), dan
Mitsubishi Motors and Manufacturing yang kemudian pada tanggal 19 Mei 1973
telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan surat keputusan No. Y.A.5/362/19
tanggal 11 Juni 1981 dan dimuat dalam tambahan berita Negara No. 13 tanggal 26
merupakan perusahaan dengan penanaman modal asing dalam hal ini bekerja
32,28 %.
13
Tahap-tahap pembangunan diawali dengan pembangunan mesin pabrik
dimulai pada tanggal 14 Januari 1974 dan selesai dalam waktu empat bulan yang
Desember 1982, dimana perusahaan ini merupakan usaha patungan juga antara
Indonesia dan Jepang yaitu PT. Mitsubishi Coorporation dan Mitsubishi Motors
Coorporation. Pada bulan Maret 1983, PT. Colt Engine and Manufacturing
(CEM) ini mulai produksi secara komersial dimulai tahun 1985. Pada tanggal 1
Januari 1988 PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing melakukan
merger (bergabung) dengan PT. Colt Engine and Manufacturing (CEM) yang saat
ini dikenal dengan MKM I (Stamping Plant) dan MKM II (Engine Plant). Alasan
dilakukan merger antara lain untuk efisiensi pada saat merger perbandingan
saham antara pihak Indonesia dan Jepang adalah sebesar 35,4 % dan 64,6 %.
MKM I (Stamping Plant) memiliki luas tanah sebesar 63.400 m2 dengan luas
tanah sebesar 86.460 m2 dengan luas bangunan sebesar 13.608 m2 yang aktifitas
tahun 1997, PT. MKM sudah dapat memproduksi komponen mesin seperti Crank
Shaft, Connecting Rod, Cylinder Head, dan Cam Shaft sendiri dan pada tahun itu
14
juga mulai dibuat komponen mesin yang lain yaitu Transmission Case dan
Pada tahun 1998 dimulai eksport komponen mesin yaitu Cylinder Head,
Crank Shaft, dan Connecting Rod ke Jepang (MMC Kyoto). Kemudian tahun
1999 mengeksport komponen body ke Philipina (MMPC), dan pada tahun 2000
15
2.2. Visi, Misi, Kebijakan Mutu dan Logo PT. Mitsubishi Krama Yudha
Visi
Misi
1. Penurunan biaya
2. Peningkatan kualitas
baru
lingkungan.
16
Logo PT. Mitsubishi Krama Yudha Motor and Manufacturing
2.3. Tata Letak PT. Mitsubishi Krama Yudha Motor and Manufacturing
Raya Bekasi km. 21, Kelurahan Rawaterate, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur,
Provinsi DKI Jakarta. Letak ini sangat strategis karena hanya berjarak beberapa
kilometer dari kawasan industri Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) dan
17
Gambar 2.3 Jarak PT. Mitsubishi Krama Yudha ke Monumen Nasional
plant yang masing-masing plant terletak tidak jauh dan saling berdekatan dengan
PT. Mitsubishi Krama Yudha Ratu Motors (KRM) dan PT. Krama Yudha Tiga
Berlian Motors (KTB), lihat gambar 2.3. Pertama MKM 1 (Stamping Plant).
18
Gambar 2.4 Layout PT. MKM 1 dan PT MKM 2
bersama, agar organisasi berjalan dengan baik, maka diperlukan suatu struktur
Manufacturing merupakan organisasi lini dalam bentuk ini lalu lintas tugas dan
1
Agus Suharyanto Badrujalal Sobirin Izul Zulkarnaen Heri Sukmawan
Ngadirin Setyo
Jule M P Didit Mulyadi Khoironi Wiwit Sabdo W M Rofiki Arif
H
Asrori Latif 1 Widodo 1 Wibowo 1 Mulyadi 1 Eko Purwanto 1 Marisi H. 1 Arif Suryadi 1
Rajiman 1 Ario Pratomo 1 Mulyaman 1 Andreas Wisnu 1 Syaiful Anwari 1 Wawan s 1 A. Effendi 1
Sastio Asyhadi 1 Sunarto 1 Andrian Kurniawan 1 Nano Probo Susanto1 Didik Widiyanto 1 Gatot Supriyanto 1 Mohamad Isnor 1
Sarikun 1 Eko Teguh 1 M. Lukman D 1 Toshin H 1 Harber Rival 1 M Rofiki 1 Jefri Sunito 1
Rizky Pratama 1 Triyono 1 M. Luqmanul Hakim 1 Rustendi Firmansyah1 Sastio Ashasim 1 Aan Maulana 1 Sarip Purnama H 1
Darmawan 1 Wakhit Budianto 1 Tubagus Shendy 1 A. Rofiudin 1 Yoga Pipala 1 Dadan Septiawan 1
Nanda 1 Alfian Dwi H 1 Tri Waskito 1 Doni Muhammad 1 Wahyu S 1 Dwi Kristianto 1
Yudha Richard. A 1 Budiarto 1 M Iqbal Hafid 1 M. Abduh Al Abror 1 Nasrudin Sptr 1 Muchrofin 1
Nanang Kosim 1 Dwi Andri Murdianto 1 Adam Muhamad 1 Nur Alamsyah 1 Hospi F 1
M. Andhika M 1 Ambar 1
Syamsuri 1 Suratmin 1
Tri Cahyadi 1
Gambar 2.6 Struktur Organisasi di PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and
Manufacturing
20
2.5. K3 PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing
Seragam Kerja :
1. Seragam
2. Sepatu Safety
3. Topi
Perusahaan:
3. Menyediakan alat pelindung diri yang sesuai jenis dan lokasi kerja
dan SMK3.
Karyawan:
21
2.6. Kegiatan Perusahaan
Oleh karena itu, dalam kegiatannya terbagi menjadi dua bagian yang masing-
1. Stamping Factory
1) Body kendaraan
2) Chassis
3) Steering
4) Fuel Tank
5) Exhaust Pipe
6) Muffler.
2. Engine Factory
22
mesin baik itu komponen lokal maupun dari luar menjadi satu
1) Cylinder Head
2) Crank Shaft
3) Cylinder Back
4) Connecting Rod
5) Cam Shaft
6) Transmission Case
7) Extension Housing.
Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) yang didirikan pada tanggal 27 April 1973.
Produksi yang dihasilkan oleh PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and
jenis T120SS, L300, dan truk. PT. KRM didirikan pada tanggal 2 Juni 1973,
sedangkan untuk jenis Galant, Lancer, dan Kuda diproduksi di luar negeri dengan
kepada produksi mobil niaga. Ketiga perusahaan tersebut tergabung dalam Krama
Yudha Group, yang dalam menjalankan usaha dan kegiatannya saling berkaitan
dan saling membantu antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lain.
23
2.7. Tenaga Kerja
Krama Yudha Motors and Manufacturing memiliki tenaga kerja yang dibedakan
menjadi :
1. Karyawan tetap
2. Karyawan kontrak
sebagai berikut :
karyawan
kontrak
1. Shift
24
Karyawan shift setiap harinya dibagi menjadi 2 shift
2. Jam Istirahat
WIB
sebagai berikut:
1. Sarana Ibadah
2. Kantin
3. Pelayanan Kesehatan
a. Karyawan
b. Keluarga
4. Rekreasi
6. Koperasi
7. Jaminan sosial.
25
2.8. Kebijakan Mutu dan Lingkungan
lingkungan sekitar
26
2.9. Produk PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing
27
Dari tahun ke tahun jumlah produksi di PT. Mitsubishi Krama Yudha
Dibawah ini merupakan jumlah produksi tahunan PT. MKM dari tahun 1995
28
BAB III
TUGAS KHUSUS
Pengertian Pengelasan
Posisi Pengelasan
Pada posisi ini benda kerja yang akan dilas berada dibagian bawah
tangan welder
Pada posisi ini benda kerja yang akan dilas berada sejajar tangan
vertikal
Pada posisi ini benda kerja yang akan dilas berada diatas kepala
welder.
29
Otomasi Pengelasan
penampungan
3. Bangunan kapal
5. Otomotif.
menjadi :
kerja.
30
Pengertian Robot
Robot adalah sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik
pengelasan di posisi sulit seperti pengelasan pada reinceforcement patch dan assy
pada rear axle housing mobil mitsubishi colt diesel dari segi ekonomi
membutuhkan modal awal yang cukup tinggi. Namun, dari segi penggunaan dapat
31
Konfigurasi Robot
robot, yaitu bagaimana cara hubungan dari manipulator pada setiap joint.
Poros
seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah
lainnya. Poros juga berfungsi untuk penerus tenaga melalui putaran mesin.
Pulley
poros yang lain melalui sistem transmisi penggerak berupa flat belt, V-belt atau
circular belt.
Sabuk (belt)
yang sejajar dan dengan jarak minimum antar poros yang tertentu.
1. Flat belt
2. V-belt
32
3. Circular belt.
dan
assy.
1. Metode Wawancara
33
No Nama Proses Proses
1. Proses #10 Reinforcement and upper housing
assy welding
2. Proses #20 Plug and lower housing assy welding
3. Proses #30 Corner plate tack welding
4. Proses #40, Corner plate assy welding
#45
5. Proses #50 Corner plate inner welding
6. Proses #60 Milling
7. Proses #70 Ring tack welding
8. Proses #80 Ring welding
9. Proses #90 Corner nut spot
10. Proses #100 Cover welding
11. Proses #110 Cooling
12. Proses #120 Check welding
13. Proses #130 Straightening
14. Proses #140 Bracket tack welding
15. Proses #150 Manual welding
16. Proses #155 Manual welding
17. Proses #160 Bracket welding
18. Proses #165 Bracket welding
19. Proses #170 Cooling
20. Proses #180 KAIZAKI MACHINE 1
21. Proses #185 KAIZAKI MACHINE 2
22. Proses #190 Spindle welding
23. Proses #195 Spindle press
24. Proses #200 Machining center No.1
25. Proses #210 Machining center No.2
34
26. Proses #220 Machining center No.3
27. Proses #230 Finishing station
28. Proses #240 MC washing final
29. Proses #250 MC leak tester
30. Proses QC gate Quality gate
dan palleting
e. Robot running
f. Robot running
g. Tip maintenance
35
h. Palleting
i. Pengecekan.
g. Welding process
j. Bersihkan jig.
b. Lifter down
h. Periksa gap
36
j. Proses pengelasan cantum 8 posisi
m. Lifter up
o. Lifter down
t. Periksa gab
w. Lifter up
d. Cycle start
37
g. Tekan tombol clamp (auto clamp)
h. Cycle start
j. Tip maintenance.
b. Lifter down
f. Lifter up
h. Lifter down
6. Proses # 60 (Milling)
38
g. Putar handle posisi member clamp retrack
b. Lifter down
l. Lifter up
39
d. Cycle start
f. Tip maintenance
b. Lifter down
f. Cycle start
h. Tip maintenance
40
11. Proses # 120 (Welding Check)
d. Lifter down
f. Lifter up
h. Lifter down
j. Lifter up
l. Lifter down
41
a. Atur plate lower Lh/Rh
d. Clamp
g. Clamp
i. Pengelasan cantum
c. Cycle start
e. Tip maintenance
42
d. Beri tanda marking setelah di periksa
e. Cycle start
i. Tip maintenance
43
c. Periksa spindle Lh/Rh lalu atur ke jig
sampai selesai
di daisha pentirisan
44
q. Angkat housing part setelah diperiksa ke daisha
transfer
sampai selesai)
45
a. Ambil housing part dari daisha transfer # 240 dan
tester)
f. Periksa pressure
h. Stamp number OK
transfer
ke proses palleting.
gauge hole.
46
g. Periksa hole drill tap M12 dari chip yang menempel
i. Palleting
47
Robot adalah perlengkapan yang berfungsi untuk menggantikan atau
membantu pekerjaan manusia yang berat dan teliti. Perkembangan robot tidak
karya Douglas R. Malcolm Jr. Telah dijelaskan bahwa robot industri dapat
yaitu :
1. Low-Technology Robots
2. Medium-Technology Robots
1. Penanganan Material
48
Penanganan material atau biasa disebut material handling
2. Palletizing
3. Line Tracking
4. Pengelasan
memiliki 6 sumbu. Robot ini dibagi menjadi jenis yaitu las busur
5. Pengecatan
6. Perakitan
49
Komponen utama Arc Robot Welding Almega AX V6
1. Manipulator
50
jangkauan gerakan maksimum ± 170º dan diameter
waist 320 mm
2) Limit Switch
51
dengan rute dari bagian bawah sampai ke bagian atas
kabel data.
4) Wire Feeder
2. Kontroler
52
pemrograman yang digunakan secara keseluruhan
Main Board.
motor. Servo driver unit motor yang ada pada robot AX-
Servo Driver.
4) Mother Board
53
Personal Computer dan Welding Interface. Dilengkapi
5) Sequence Board
6) Power Unit
connector.
8) Auxiliary Transformer
54
Trafo ini berfungsi sebagai sumber tegangan untuk
interface.
1) Teach Pendant
55
Keterangan :
terhadap robot
teaching
jenis pengelasan
mengedit program.
2) Operating Box
56
Berfungsi sebagai tombol operasional robot (start, stop,
3) Panel Listrik
380 VAC
dll.
57
Fasilitas Programmable Logic Control (PLC) sebagai
pneumatik.
Rear Axle Housing pada PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and
T6 T6 Long T7 D033HD T8
6 mm 6 mm 7 mm 7 mm 8 mm
Truck kecil Truck kecil Truck sedang Truck sedang Truck besar
58
dengan T6 cover dengan
T7
Tabel 3.2 Lima Model Rear Axle Housing PT. Mitsubishi Krama
Yudha
Program : 101
Manual speed : 3
0. [START]
2. 100% JOINT A8 T1
3. 100% JOINT A8 T1
4. 100% JOINT A8 T1
5. 100% JOINT A8 T1
6. AS[W1,OFF,0,230A,24.0V,80cm/m,DC->]
8. AE[W1,OFF,200A,21.0V,0.5s,0.0s,DC->]
9. 100% JOINT A8 T1
16. AS[W1,OFF,0,230A,24.0V,80cm/m,DC->]
18. AE[W1,OFF,200A,21.0V,0.5s,0.0s,DC->]
24. AS[W1,001,0,230A,24.0V,80cm/m,DC->]
26. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]
33. AS[W1,001,0,230A,24.0V,80cm/m,DC->]
60
34. DELAY[0.5] FN50: Timer
35. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]
46. AS[W1,OFF,0,240A,26.0V,60cm/m,DC->]
48. AE[W1,OFF,150A,19.0V,1.0s,0.0s,DC->]
55. AS[W1,OFF,0,240A,26.0V,60cm/m,DC->]
61
57. AE[W1,OFF,150A,19.0V,1.0s,0.0s,DC->]
60. AS[W1,OFF,0,240A,26.0V,60cm/m,DC->]
62. AE[W1,OFF,150A,19.0V,1.0s,0.0s,DC->]
67. AS[W1,OFF,0,240A,26.0V,60cm/m,DC->]
69. AE[W1,OFF,150A,19.0V,1.0s,0.0s,DC->]
72. AS[W1,OFF,0,240A,26.0V,60cm/m,DC->]
74. AE[W1,OFF,150A,19.0V,1.0s,0.0s,DC->]
78. AS[W1,002,0,130A,18.6V,60cm/m,DC->]
62
80. AE[W1,002,130A,19.0V,1.0s,0.0s,DC->]
85. AS[W1,002,0,130A,18.6V,60cm/m,DC->]
88. AE[W1,002,100A,18.0V,0.2s,0.0s,DC->]
95. AS[W1,OFF,0,240A,26.0V,60cm/m,DC->]
97. AE[W1,OFF,150A,19.0V,1.0s,0.0s,DC->]
102. AS[W1,002,0,130A,18.6V,60cm/m,DC->]
63
103. 300 cm/m LIN A8 T1
105. AE[W1,002,100A,18.0V,0.2s,0.0s,DC->]
109. END
Program : 111
Manual speed : 3
0. [START]
2. 100% JOINT A8 T1
3. 100% JOINT A8 T1
64
4. 100% JOINT A8 T1
5. 100% JOINT A8 T1
6. AS[W1,OFF,0,270A,27.5V,115cm/m,DC->]
10. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]
16. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,115cm/m,DC->]
19. AE[W1,003,170A,19.8V,0.5s,0.0s,DC->]
23. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,115cm/m,DC->]
65
27. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,115cm/m,DC->]
30. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
34. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,115cm/m,DC->]
37. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,115cm/m,DC->]
40. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
48. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,115cm/m,DC->]
66
50. 300 cm/m LIN A8 T1
53. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
59. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,115cm/m,DC->]
64. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
70. AS[W1,OFF,0,270A,27.5V,115cm/m,DC->]
67
73. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]
78. AS[W1,OFF,0,280A,29.0V,115cm/m,DC->]
80. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
84. AS[W1,OFF,0,280A,29.0V,115cm/m,DC->]
88. AS[W1,OFF,0,280A,29.0V,115cm/m,DC->]
91. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
68
96. 300 cm/m LIN A8 T1
97. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,115cm/m,DC->]
102. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
107. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,115cm/m,DC->]
112. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
118. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,115cm/m,DC->]
69
119. 300 cm/m LIN A8 T1
122. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
129. AS[W1,OFF,0,160A,19.4V,70cm/m,DC->]
131. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]
135. AS[W1,OFF,0,160A,19.4V,70cm/m,DC->]
137. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]
70
142. RESET[018](#2JIG I/L) FN34:Output
146. AS[W1,OFF,0,230A,24.0V,70cm/m,DC->]
151. AE[W1,OFF,150A,21.0V,0.6s,0.4s,DC->]
161. AS[W1,OFF,0,270A,27.5V,90cm/m,DC->]
164. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]
71
165. 100% JOINT A8 T1
170. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
173. AE[W1,003,170A,19.8V,0.5s,0.0s,DC->]
177. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
179. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
182. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
186. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
72
188. 300 cm/m LIN A8 T1
189. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
193. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
201. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
203. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
207. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
73
211. 100% JOINT A8 T1
213. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
217. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
223. AS[W1,OFF,0,270A,27.5V,90cm/m,DC->]
225. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]
230. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
232. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
74
234. 100% JOINT A8 T1
236. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
239. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
242. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
248. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
250. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
252. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
75
257. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
262. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
268. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
273. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
279. AS[W1,OFF,0,160A,19.4V,60cm/m,DC->]
76
280. DELAY[0.5] FN50: Timer
281. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]
285. AS[W1,OFF,0,160A,19.4V,60cm/m,DC->]
287. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]
296. AS[W1,OFF,0,230A,24.0V,60cm/m,DC->]
302. AE[W1,OFF,150A,21.0V,0.6s,0.4s,DC->]
77
303. 100% JOINT A8 T1
312. AS[W1,OFF,0,270A,27.5V,90cm/m,DC->]
315. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]
321. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
324. AE[W1,003,170A,19.8V,0.5s,0.0s,DC->]
78
326. 100% JOINT A8 T1
328. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
330. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
333. AE[W1,OFF,170A,28.0V,1.0s,0.0s,DC->]
337. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
340. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
344. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
79
349. 100% JOINT A8 T1
352. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
354. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
358. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
364. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
368. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
80
372. 100% JOINT A8 T1
374. AS[W1,OFF,0,270A,27.5V,90cm/m,DC->]
376. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]
381. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
383. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
387. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
390. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
393. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
81
395. 100% JOINT A8 T1
399. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
401. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
403. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
408. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
413. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
82
418. 300 cm/m LIN A8 T1
419. AS[W1,OFF,0,270A,28.0V,90cm/m,DC->]
424. AE[W1,OFF,170A,20.0V,1.0s,0.0s,DC->]
430. AS[W1,OFF,0,160A,19.4V,60cm/m,DC->]
432. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]
436. AS[W1,OFF,0,160A,19.4V,60cm/m,DC->]
438. AE[W1,001,150A,19.0V,0.2s,0.0s,DC->]
83
441. SET[018](#2JIG I/L) FN32: Output
447. AS[W1,OFF,0,230A,24.0V,60cm/m,DC->]
453. AE[W1,OFF,150A,21.0V,0.6s,0.4s,DC->]
welding pada reinforcement patch dan assy. Gambar menunjukkan bagian kiri dan
84
Gambar 3.6 Hasil Pengelasan Reinforcement Patch dan Assy
Program dimulai dengan nomor nol yang menunjukkan awal mulainya dari
sebuah program yang akan dijalankan. Selanjutnya pada nomor satu berisikan
akan berjalan saat axis robot welding bergerak, sedangkan perintah Arc Start (AS)
seperti tegangan, arus, kawat yang keluar dalam satuan cm per menit. W1 OFF
bergelombang dan dapat diubah sesuai kebutuhan pengelasan. Delay adalah waktu
dalam detik yang diperlukan hingga pergerakan robot berhenti/Arc End (AE). Arc
End juga berisikan parameter seperti arus dan tegangan serta waktu yang akan
berubah nilainya secara otomatis jika parameter pada Arc Start diubah. 300 cm/m
diinginkan.
85
Perintah untuk pengoperasian Program
1. Teacing Motion
2. Teaching Task
pengelasan
device
i. SET (S)
j. RESET (R)
3. Block Operation
4. Maintenance
tahun, 6 tahun) atau berdasarkan jam operasi robot (500 jam, 1000
87
d. Pemeriksaan kabel-kabel
88
BAB IV
PENGENDALIAN KUALITAS
pada intinya adalah meninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat dalam
kegiatan produksi. Terdapat 3 aspek yang ditekankan pada pendekatan ini, yaitu :
kualifikasi
budaya
seperti keretakan atau kecacatan permukaan. Kualitas dari output akan beresiko
mengalami kecacatan jika salah satu dari tiga aspek tersebut tidak tercukupi.
yang cacat. Dalam pemilihan produk yang akan diuji, biasanya dilakukan
pemilihan produk secara acak. Setelah menguji produk yang cacat, hal tersebut
89
akan dilaporkan kepada manajemen pembuat keputusan apakah produk dapat
dirilis atau ditolak. Hal ini dilakukan guna menjamin kualitas dan merupakan
di pabrik.
proses dan sistem manajemen kualitas, mengingat industri komponen atau part di
telah menjadi suatu alat transportasi yang sangat diperlukan dalam kehidupan
ramah lingkungan sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama pemenuhan
mendesak.
meletakkan kepuasan pelanggan sebagai prioritas utama dan dicapai dari hasil
usaha keras pada pencapaian hasil proses produksi yang sempurna serta dengan
dari proses produksi PT. MKM atau dari proses produksi vendor dan di pemasok,
90
oleh karena itu diperlukan kegiatan pengendalian kualitas yang berkelanjutan dan
internal.
4. Customer claim
5. Analisa data
91
Bertujuan untuk menetapkan kesesuaian dari sistem manajemen
6. Pengendalian output
validasi semua alat inspeksi, uji dan ukur yang digunakan dalam
realisasi produk.
Berdasarkan lembar check point maka operator memeriksa setiap titik pada
produk untuk dilihat bagaimana kualitas produk dengan cara visual atau dengan
menggunakan peralatan seperti rol meter, caliper, penggaris dan thickness gauge
untuk mengecek hasil kerja. Hasil setiap pengecekan dicatat pada lembar data
pengendalian kualitas dan dilakukan otorisasi oleh foreman sampai dengan staff
visual dan menyangkut masalah keselamatan seperti: Outer Panel, Front Axle)
92
ditemukan menyimpang dari standar, maka foreman / penanggung jawab shop
harus membuat Non Conforming Report yang ditujukan kepada Quality Control
Department dan menempatkan part di Part Pending Area yang diberi label warna
putih. Jika penyimpangan terjadi pada produk kualitas kelas B (Inner part yang
tidak langsung terlihat secara visual seperti: Inner Door) sebagai contoh Minus
Part, Spot, Las dan yang lainnya, operator dapat langsung memperbaiki atau
Departemen QC apakah harus di Rework atau Scrap. Jika dilakukan Rework maka
produk akan diberi label kuning dan akan diserahkan kembali kepada departemen
OK atau tidak. Apabila hasil OK maka akan menjadi Part Finish dan bila hasilnya
NG (Not Good) akan menjadi Part Reject yang penempatannya pada Part Reject
93
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
berikut :
Manufacturing
Diesel
Motors
part (part dari dalam negeri), namun juga menggunakan part CKD
94
5.2. Saran
vendor.
95
DAFTAR PUSTAKA
HRD. 2018. Profil PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing
Jakarta:HRD PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing
Purnomo Febri Heru, dan W.P. Triwilasdio, 2016, Analisa Teknis dan Ekonomi
Kombinasi Pengelasan Robotic Welding dengan Welder Konvensional
pada Sambungan Pipa Steuktur Jacket Bangunan Lepas Pantai, Vol.
4, No. 1, Hlm 1-3
Smith, F.J.M. (1992). Basic fabrication and welding engineering, Hong Kong:
Wing TaiCheung Printing Co. Ltd
Hidayat Findi K., 2013, Robot Industri, Tugas mekatronika, Jurusan Teknik
Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang, Malang
96
DAFTAR ISTILAH
porosnya
pelumas cair.
97
Lampiran
98
2. Surat Penerimaan Kerja Praktik dari Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir
99
3. Log Harian
100
101
4. Lembar Penilaian
102
5. Surat Telah Menyelesaikan Kerja Praktik
103