I - 6 - Suara Jantung Dan Denyut Nadi Haidar
I - 6 - Suara Jantung Dan Denyut Nadi Haidar
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun Oleh:
Kelompok 6 / Offering I
Muhammad Haidar Amrullah (130342615319)
B. TUJUAN
Kegiatan praktikum bertujuan sebagai berikut.
1. Mahasiswa dapat mendefinisikan sistol, diastol, dan siklus janung.
2. Mahasiswa dapat menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara jantungdan
menghubungkan suara jantung dengan siklus jantung.
3. Mahasiswa dapat menentukan panjang normal siklus jantung, perubahan tekanan
relatif yang terjadi di dalam atria dan ventrikel selama siklus, dan waktu ketika katup
menutup.
4. Mahasiswa dapat menentukan tempat pada toraks dimana suara jantung pertama dan
kedua secara jelas dapat didengarkan.
5. Mengukur tekanan darah subjek secara teliti dengan menggunakan
sphygmomanometer.
C. DASAR TEORI
Jantung adalah organ tubuh manusia yang memiliki fungsi vital, kelainan kecil bisa
berpengaruh besar pada kinerja tubuh kita.Penyakit jantung merupakan penyebab
kematian nomer satu di dunia. Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO),
penyakit jantung memiliki persentasi mencapai 29% dalam kasus kematian di dunia dan
17 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit jantung dan pembuluh darah di
seluruh dunia (Novie, 2014).
Denyut jantung (denyut apikal) adalah bunyi yang terdengar melalui stetoskop
selama kontraksi jantung (Refirman & Trimurti, 2007). Ada dua suara jantung yang jelas
dapat didengar pada setiap siklus jantung. Suara jantung biasanya digambarkan dengan
lub dan dup, dan urutannya adalahh: lub-dup, istirahat, lub-dup, istirahat, dan seterusnya.
Lub (S1) adalah bunyi akibat tertutupnya katup trikuspidalis dan mitral (katup
atrioventrikular) pada permukaan sistole. Sedangkan S2 adalah bunyi akibat tertutupnya
katup semilunar yang bertepatan dengan akhir sistole (Susilowati et al, 2016).
Auskulasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendengarkan suara dalam tubuh
dengan menggunakan stetoskop. Suara denyut jantung datang dari gejolak darah yang
disebabkan oleh menutupnya katup-katup jantung. Setiap siklus jantung, suara jantung
yang dapat didengarkan dengan jelas adalah suara pertama yaitu “lup”, lebih keras dan
sedikit lebih panjang dari suara kedua. Suara “lup” dihasilkan oleh gerak balik darah atau
menutupnya katup atriovaskular setelah sistol ventrikel dimulai. Suara kedua lebih
pendek dan tidak sekeras suara pertama tetapi lebih jelas dan terdengar “dup”. Suara
“dup” adalah akibat dari gerak balik darah yang menutup katup semilunar pada awal
diastol semilunar (Guyton, 2007).
Suara pertama (lup) menandakan katup atrioventrikular menutup sedangkan suara
kedua (dup) mengasosiasikan katup semilunar tertutup. Berdasarkan siklus jantung,
selama 0,1 detik atrium mengalami sistol, yang merupakan keadaan saat semua darah
yang tersisa dalam atrium dipaksa masuk ke dalam ventrikel. Kemudian 0,3 detik
kemudian ventrikel yang mengalami sistol, yang merupakan keadaan dimana ventrikel
memompa darah menuju arteri besar dan sisanya 0,4 detik atrium dan ventrikel
mengalami sistol yang disebut dengan fase relaksasi yaitu darah yang kembali dari vena
besar mengalir ke atrium dan ventrikel (Soewolo, 2005).
Suara jantung pertama, S1 terjadi saat katup atrioventrikular menutup. S1 bernada
rendah dan redup yang disebut dengan lub. Setelah itu katup semilunaris menutup
menghasilkan suara jantung kedua, S2, disebut sebagai dup yang bernada lebih tinggi dan
lebih pendek dari S1. S1 dan S2 (lub-dup) terjadi dalam 1 detik atau kurang, bergantung
pada frekuensi jantung. S1 dan S2 dinamakan bunyi sistole dan diastole. Sistole adalah
periode kontraksi ventrikel. Diawalai saat bunyi jantung pertama dan diakhiri saat bunyi
jantung kedual. Sistole normalnya lebih pendek daripada diastole. Diastole adalah
periode relaksasi ventrikel. Dimulai saaat bunyi jantung kedua dan diakhiri saat bunyi
jantung pertama berikutnya (Berman et al, 2009). Setiap denyut merupakan kombinasi
antara bunyi jantung S1 dan S2. kecepatan normal denyut jantung pada orang dewasa
adalah 55 sampai 90 kali/ menit dengan rata-rata 70-76 kali/ menit. Denyut apikal
merupakan pengukuran frekuensi dan irama kontraksi jantung yang paling banyak
(Refirman & Trimurti, 2007).
Pada orang yang sedang istirahat, waktu antara suara jantung yang pertama
berikutnya kira-kira dua kali lebih lama daripada waktu antara suara jantung pertama dan
suara jantung kedua dalam satu siklus (Soewolo, 2005).
Denyut nadi berasal dari transmisi tekanan darah ventrikel kiri ke sistem arteri perifer
setelah katup aorta dibuka selama sistol jantung. Setelah katup aorta membuka,
kecepatan aliran darah di aorta dengan cepat meningkat, mengarah ke anacrotic. Tekanan
puncak terjadi sedikit lambat, kemudian jatuh di bagian akhir sistol sampai katup aorta
menutup. Katup yang menutup secara tiba-tiba menghentikan darah yang mengalir ke
aorta, sehingga diikuti oleh gelombang kecil positif yang disebabkan oleh elastisitas dari
aorta. Tekanan kemudian turun sepanjang diastol dan darah berjalan ke arteri radialis
(Crawford, 1983).
Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung seseorang.
Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah
cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-
ujung jari; sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan dilakukan
dengan mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi dalam tubuh (Saladin, 2003).
Untuk orang dewasa dan remaja, ketika beristirahat, rata-rata denyut nadi 60 sampai 100
denyut per menit (denyut per menit) (Pritchard dan Mallett, 2001).
Denyutan dalam arteri radialis tidak serupa dengan kontraksi ventrikel namun sedikit
mengikuti setiap kontraksi ventrikel dengan interval yang cukup besar (Soewolo, 2003).
Pada orang dewasa dan remaja ketika beristirahat, rata-rata denyut nadi dari 60 sampai
100 denyut per menit (Pritchard, 2001).
Denyut jantung (apeks) merupakan bunyi yang terdengar melalui stetoskop selama
kontraksi jantung. Sedangkan denyut nadi merupakan frekuensi irama denyut atau detak
jantung yang dapat dipalpasi (diraba) dipemukaan kulit di tempat-tempat tertentu seperti
arteri radial yang letaknya lurus dengan jempol tangan manusia. Ketika darah yang
mendapat tekanan dipompa dari ventrikel kiri, aorta dan areri mengembang untuk
mengakomodasinya. Ketika ventrikel berelaksasi dan katup seminular menutup , dinding
arteri yang elastis akan kembali ke bentuk semula (daya regang), mendorong darah ke
distal menuju arteri yang lebih kecil dan arteriola. Di dalam aorta akan terjadi desakan
darah kedalam arteri yang disebut dengan denyut nadi (Silverthorn, 2014).
Arteri yang digunakan untuk mendeteksi denyut nadi terletak dekat dengan kulit.
Sebagian besar diberi nama beradasarkan tulang di mana arteri berada. Tempat denyut
nadi secara kolektif disebut denyut perifer (peripheral pulse) karena terletak jauh dari
jantung. Dari semua denyut perifer, arteri radial, yang terletak di bagian dalam
pergelangan tangan adalah tempat yang paling sering digunakan untuk mendeteksi
denyut nadi (Timby, 2009).
Untuk mendeteksi denyut nadi menggunakan arteri yang terletak dekat dengan kulit.
Sebagian besar diberi nama berdasarkan tulang dimana arteri berada. Tempat denyut
nadi secara kolektif disebut denyut perifer (peripheral pulse) karena terletak jauh dari
jantung. Dari semua denyut perifer, arteri radial yang terletak di bagian dalam
pergelangan tangan adalah tempat yang paling sering digunakan untuk mendeteksi
denyut nadi (Pritchard, 2001).
Bunyi timbul karena getaran yang terjadi di dinding ventrikel dan arteri-arteri besar
ketika katup menutup, bukan oleh derik penutupan katup. Karena penutupan katup AV
terjadi pada awal kontraksi ventrikel ketika tekanan ventrikel pertama kali melebihi
tekanan atrium, bunyi jantung pertama menandakan awitan sistol ventrikel. Penutupan
katup semilunaris terjadi pada awal relaksasi ventrikel ketika tekanan ventrikel kanan
dan kiri turun di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Dengan demikian, bunyi
jantung kedua menandakan permulaan diastol ventrikel (Lauralee, 2001).
Secara normal, katup mitral terbuka sedikit lebih cepat sebelum katup trikuspidalis.
Katup mitral dapat didengar lebih jelas bila stetoskop ditempatkan di ruang inter kostal
V sebelah kiri sternum di atas apeks jantung. Sedangkan suara katup trikuspidalis paling
jelas dapat didengar bila stetoskop digeser kedaerah agak tengah di sebelah kiri sternum.
Demikian juga pada katup semilunar terdapat desinkronisasi penutupan katup. Katup
semiluar aortik secara normal mengatup dengan bunyi keras lebih dulu daripada katup
semilunar pulmonari (Susilowati et al, 2016).
Setiap kontraksi dan relaksasi ventrikel kiri akan menyebabkan perubahan tekanan
pada arteri, yang ditunjukkan dengan membesar-mengecilnya arteri yang disebut dengan
denyut nadi. Normalnya kecepatan denyut nadi samadengan kecepatan denyut jantung.
Dalam keadaan istirahat denyut jantung rata-rata 70-76 kali/menit. Denyut nadi dapat
diraba dengan mudah pada setiap arteri supersisial, bila arteri ditekan ke tulang atau
jaringan padat (Susilowati et al, 2016).
Pada umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu
arteri radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis
pedis, arteri popolitea, arteri temporalis, arteri apical, arteri tibialis posterior (Michael,
2006).
Arteri berkontraksi dan berelaksasi secara periodik, kontraksi dan relaksasi arteri
bertepatan dengan kontraksi dan relaksasi jantung seiring dengan dipompanya darah
menuju arteri dan vena. Dengan demikian, pulse rate juga dapat mewakili detak jantung
per menit atau yang dikenal dengan heart rate (Guyton, 2007).
Dalam keadaan sehat, tekanan sistol dan diastol seseorang adalah 120/80. Artinya
tekanan sistol=120 mmHg, sedangkan tekanan diastol 80 mmHg. Perbedaan antara
besaranya tekanan sistol dan diastol disebut tekanan denyutan yang rata-ratanya adalah
40 mmHg (Soewolo, 2005). Nilai tekanan darah yang sehat untuk orang dewasa yang
berusia 18 tahun keatas adalah bertekanan sistolik kurang dari 121 mmHg. Bila nilai
sistoliknya berkisar antara 121 – 139 mmHg, maka orang tersebut mengalami
Prehypertansion, dimana tekanan darahnya lebih tinggi dari tekanan darah yang
dianjurkan. Tekanan darah tinggi (Hypertension) dibagi menjadi dua tahap, yaitu
tekanan darah tinggi tahap 1 dan tahap 2. Bila nilai tekanan sistolik berada diantara 140
– 159 mmHg maka disebut tekanan darah tinggi tahap 1 (Stage 1 Hypertension). Kondisi
dimana nilai sistolik lebih tinggi dari 159 mmHg disebut dengan tekanan darah tinggi
tahap 2 (Stage 2 Hypertension) (Kumboyono, 2012). Sedangkan tekanan normal vena
bervariasi antara 30-90 mmHg; tekanan vena pada tangan antara 30-40 mmHg (Soewolo
et al, 2001).
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer, suatu
alat yang memungkinkan untuk pengukuran tekanan udara sebanding dengan
pengukuran tekanan dalam arteri (Soewolo, 2005).Tekanan darah pada arteri dibagi
menjadi tekanan sistol dan tekanan diastol. Tekanan sistol merupakan tekanan darah
pada saat ventrikel kiri berkontraksi. Sedangkan tekanan diastol merupakan tekanan
darah ketika ventrikel kiri berelaksasi (Gray, 2005). Dalam keadaan sehat, tekanan sistol
dan diastol seseorang adalah 120/80. Artinya tekanan sistol=120 mmHg, sedangkan
tekanan diastol 80 mmHg. Perbedaan antara besaranya tekanan sistol dan diastol disebut
tekanan denyutan yang rata-ratanya adalah 40 mmHg (Soewolo, 2005).
Mendengarkan baik-baik suara jantung, dimana suara pertama lebih panjang, lebih
keras daripada suara kedua yang lebih pendek namun lebih nyaring.
Setelah mendengarkan beberapa menit, lalu menghitung waktu istirahat antara suara
kedua dari satu denyut jantung dan suara pertama dari denyut jantung berikutnya.
Mencatat hasilnya dalam detik. Membandingkan interval waktu ini dengan interval
waktu antara suara pertama dan kedua dari suatu denyut jantung tunggal.
Bila sudah mendengarkan, subjek diminta untuk menarik nafas dalam-dalam dengan
pelan.
Mencari posisi arteri radial dipermukaan pergelangan tangan, persis pada pangkal
ibu jari.
Melakukan palpasi, mula-mula menekan arteri radial dengan ujung jari kedua dan
ketiga. Kemudian kendorkan tekanan pelan-pelansampai adanya denyut nadi.
Kemudian lakukan perhitungan denyut nadi per menit. Ulangi 2 kali kemudian
ambil rata-ratanya.
F. HASIL PENGAMATAN
1. Mendengarkan Suara Jantung
Subjek : Haidar (Offering I Kelompok 6)
Suara Waktu (detik) pada Iga ke-5 Waktu (detik) pada Iga ke-2
85 84
Tekanan Arteri
Subjek : Haidar (Offering I Kelompok 6)
Tekanan : 110/90
Tekanan Vena
Subjek : Feby Lorenzia (Offering I Kelompok 6)
Jarak vena tidak terlihat : 25 cm
1,056 𝑥 25
Tekanan Vena : = 1,9411764706 mmHg
13,6
Tekanan Darah
Subjek : Haidar (Offering I Kelompok 6)
Tekanan : 110/90 mmHg
G. ANALISIS DATA
Pengamatan yang pertama yaitu mendengarkan suara denyut jantung. Pada
percobaan pertama, stetoskop ditempelkan pada dada iga ke-5 di sebelah sternum dekat
puting susu kiri dari subjek, yaitu Haidar. Didapatkan hasil suara lup-dup terdengar pada
waktu 0,4 detik, suara dup-lup pada waktu 0,6 detik, suara lup-lup terdengar pada waktu
0,6 detik, dan suara dup-dup terdengar pada waktu 0,7 detik. Pada percobaan kedua,
stetoskop ditempelkan pada iga ke-2 dari subjek yang sama seperti pada percobaan
pertama, yaitu Haidar. Didapatkan hasil suara lup-dup terdengar pada waktu 0,4 detik,
suara dup-lup terdengar pada waktu 0,5 detik, suara lup-lup terdengar pada waktu 0,6
detik, dan suara dup-dup terdengar pada waktu 0,8 detik.
Pengamatan yang kedua yaitu palpasi denyut nadi radialis, dilakukan dengan
melakukan palpasi, menekan arteri radial dengan menempelkan ujung jari ke-2, yaitu
jari telunjuk dan ujung jari ke-3, yaitu jari tengah pada pangkal ibu jari subjek, yaitu
Balqis Hanun. Pada percobaan pertama, yaitu perhitungan palpasi ke-1, didapatkan hasil
107 denyut nadi per menit. Pada percobaan kedua, yaitu perhitungan palpasi ke-2,
didapatkan hasil 108 denyut nadi per menit. Hasil dari kedua perhitungan percobaan
palpasi tersebut kemudian diambil rata-ratanya, sehingga didapatkan hasil rata-rata
107,5 dibulatkan menjadi 108 denyut nadi per menit.
Pengamatan yang ketiga yaitu membandingkan kecepatan denyut jantung dan denyut
nadi. Percobaan ini dilakukan dengan menempelkan stetoskop pada dada subjek dan
menghitung denyut nadi pada pergelangan tangan subjek secara bersamaan. Pada
percobaan ini subjeknya adalah Feby Lorenzia, didapatkan hasil perhitungan denyut
jantung (apeks) sebesar 90 denyut per menit. Pada percobaan perhitungan denyut nadi
radial, didapatkan hasil perhitungan sebesar 88 denyut per menit.
Pengamatan yang keempat yaitu menghitung tekanan arteri, dilakukan dengan
menggunakan alat sphygmomanometer dengan subjek Haidar. Didapatkan hasil tekanan
arteri sebesar 110/90.
Pengamatan yang kelima yaitu menghitung tekanan vena, dilakukan dengan
mengangkat tangan kanan di samping papan tulis, sampai jarak vena tidak terlihat di
tangan subjek, yaitu Feby Lorenzia. Pada percobaan ini didapatkan hasil vena tidak
terlihat pada jarak 25 cm. Hasil dari jarak vena yang tidak terlihat tersebut kemudian
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1,056 𝑥 25
Tekanan Vena : = 1,9411764706 mmHg
13,6
J. DAFTAR RUJUKAN
Crawford, Michael. 1978. Inspection and Palpation of Venous and Arterial Pulses. USA:
American Heart Association.
Ganong, William. 2000. Review of Medical Pghysiology. New York: Lange Medical
Books.
Gray, Huon H., Dawkinds, Keith D., Morgan, John M., dkk. 2005. Kardiologi. Jakarta :
Erlangga.
Guyton, Arthur C. 2007. Textbook of medical physiology / Arthur C. Guyton, John E.
Hall.—11th ed.
Lauralee, Sherwood. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem (Human Physiology;
From cells to systems) Edisi II. Jakarta: EGC.
Michael. 2006. Kecepatan Denyut Nadi Siswa SMA Kelas X. Jakarta: Mahatma Gading
School.
Murtiati, Tri. 2005. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta: UNJ.
Novi, H. Penyakit Jantung Koroner. (Online), http://www.dokterku-online.com/
index.php/article/54-penyakitjantung-koroner, diakses pada tanggal 04
desember 2018
Pocock, Gillian; Richards, Christopher D. 2006.Human Physiology: The basis of
Medicine 3rd Edition. Oxford University Press.
Pritchard, A.P., Mallett, J. 2001. The Royal Marsden Hospital Manual of Clinical
Nursing Procedures. Oxford: Blackwell Science.
Berman, Audrey., Snyder Shirlee J., Kozier, Barbara., Erb, Glenora. 2009. Kozier and
Erb’s Techniqus in Clinical Nursing, 5¬th Edition. New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Refirman, D.J & Trimurtiati. 2005. Bahan Ajar Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Saladin, Ken. 2003. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function, Third
Edition. New-York: McGraw-Hill
Silverthorn, Dee unglaub. 2014. Human Physiology.
Soewolo. 2000. Fisiologi Manusia. Malang: UM Press.
Soewolo. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: UM Press
Susilowati, Lestari, S.R., Wulandari, N., dan Gofur, A. 2016. Petunjuk Praktikum
Fisiologi Hewan dan Manusia. Malang : FMIPA UM
Timby, B. K. 2009. Fundamental Nursing Skills and Concepts. Philadelphia: Lippincot
William & Wilkins.
K. LAMPIRAN
Gambar 1. (a) kiri; Pengukuran tekanan darah, (b) tengah; Palipasi denyut nadi radialis, dan
(c) kanan; Suara Jantung serta perbandingan kecepatan denyut jantung dan nadi.
Gambar 2. Pengamatan tekanan darah arteri (Systole/dyastole).