Anda di halaman 1dari 15

Business Ethics & GG

Ethical Issues in Financial Management

Forum dan Quiz ke 7

ELA RATNA YUWITA

NIM 55117120151

Dosen: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2018
Forum 7

Ethical Issues in Financial Management

Manajemen keuangan adalah manajemen yang mengaitkan pemerolehan (acquisition),


pembiayaan/pembelanjaan (financing), dan manajemen aktiva dengan tujuan secara
menyeluruh dari suatu perusahaan. Sehingga dapat diartikan bahwa Manajemen keuangan
adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian,
pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan.

Dengan demikian manajemen keuangan merupakan suatu bidang keuangan yang


menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan dan
mempertahankan nilai melalui pengambilan putusan dan manajemen sumber daya yang tepat.

Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu:

1. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada


berbagai aktiva.
2. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari
sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
3. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam
bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.

Manajemen terhadap fungsi keuangan adalah semua kegiatan/aktivitas perusahaan yang


bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan
menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.

Berikut ini adalah penjelasan singkat dari fungsi Manajemen Keuangan:

1. Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta


kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
2. Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat
detail pengeluaran dan pemasukan.
3. Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana
yang ada dengan berbagai cara.
4. Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk
operasional kegiatan perusahaan.
5. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dan
mengamankan dana tersebut.
6. Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan
sistem keuangan pada perusahaan.
7. Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada
agar tidak terjadi penyimpangan.
8. Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan
sekaligus sebagai bahan evaluasi.

Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan


demikian apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan setinggi
mungkin. Seorang manajer juga harus mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar
dari tindakan yang tidak diinginkan.

Apabila dikaitkan dengan tujuan ini, maka fungsi manajer keuangan meliputi hal-hal sebagai
berikut:

1. Melakukan pengawasan atas biaya

2. Menetapkan kebijaksanaan harga

3. Meramalkan laba yang akan datang

4. Mengukur atau menjajaki biaya modal kerja

Ada pun kriteria standar etika untuk manajemen keuangan yaitu:

· Competance

Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:

a. Mempertahankan tingkat sesuai kompetensi profesional dengan pengembangan


pengetahuan dan keterampilan.
b. Melakukan tugas profesional mereka sesuai dengan hukum, peraturan dan standar
teknis.
c. Menyiapkan laporan lengkap dan jelas untuk memperoleh informasi yang relevan
dan dapat dipercaya

· Confidentiality

Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:
a. Menahan diri dari mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dalam
pekerjaan mereka kecuali bila diizinkan, atau keperluan hukum untuk
melakukannya.
b. Menginformasikan pada bawahan, mengenai kerahasiaan informasi yang
diperoleh dalam pekerjaan mereka dan memantau kegiatan mereka untuk
menjamin pemeliharaan kerahasiaan
c. Menahan diri dari untuk menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dalam
pekerjaan mereka untuk keuntungan tidak etis atau ilegal baik secara pribadi atau
melalui pihak ketiga.

· Integritas

Adalah perlindungan terhadap dalam sistem dari perubahan yang tidak terotorisasi,
baik secara sengaja maupun secara tidak sengaja. Integritas mengharuskan untuk
menghindari “conflicts of interest”, menghindari kegiatan yang dapat menimbulkan
prasangka terhadap kemampuan mereka dalam menjunjung etika. Mereka juga harus
menolak pemberian dan hadiah yang dapat mempengaruhi tindakan mereka. Mereka
juga tidak boleh menjatuhkan legitimasi perusahaan, tetapi harus mengakui
keterbatasan profesionalisme mereka, mengkomunikasikan informasi yang
menguntungkan atau merugikan, dan menjauhi diri dari prilaku yang dapat
mendiskreditkan profesi mereka. Seperti halnya kerahasiaan, integritas bisa
dikacaukan oleh hacker, masquerader, aktivitas user yang tidak terotorisasi, download
file tanpa proteksi, LAN, dan program program terlarang. (contohnya: trojan horse dan
virus), karena setiap ancaman tersebut memungkinkan terjadinya perubahan yang tidak
terotorisasi terhadap data atau program. Sebagai contoh, user yang berhak mengakses
sistem secara tidak sengaja maupun secara sengaja dapat merusak data dan program,
apabila aktivitas mereka didalam sistem tidak dikendalikan secara baik.

· Objektivitas

Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:

a. Mengkomunikasikan informasi secara adil dan obyektif.


b. Mengungkapkan penuh semua informasi relevan yang dapat diharapkan untuk
mempengaruhi pemahaman pengguna dimaksudkan dari laporan, komentar, dan
rekomendasi yang disampaikan.
· Resolusi Konflik Etis

Dalam menerapkan standar etika, praktisi manajemen akuntansi dan manajemen


keuangan mungkin mengalami masalah dalam mengidentifikasi perilaku tidak etis atau
dalam menyelesaikan konflik etis. Ketika dihadapkan dengan isu-isu etis yang signifikan
praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan harus mengikuti kebijakan yang
ditetapkan dari bantalan organisasi pada resolusi konflik tersebut. Jika kebijakan ini tidak
menyelesaikan konflik etika, praktisi tersebut harus mempertimbangkan program
tindakan berikut.

a. Diskusikan masalah tersebut dengan atasan langsung, kecuali ketika muncul unggul
yang terlibat, dalam hal masalah harus disajikan ke tingkat manajerial berikutnya
yang lebih tinggi. Jika resolusi yang memuaskan tidak dapat dicapai ketika masalah
awalnya disajikan, menyerahkan masalah ini ke tingkat manajerial berikutnya yang
lebih tinggi.
b. Jika atasan langsung adalah chief executive officer atau setara, kewenangan meninjau
diterima mungkin kelompok seperti komite audit, komite eksekutif, dewan direksi,
dewan pengawas, atau pemilik. Kontak dengan tingkat atasan langsung di atas harus
dimulai hanya dengan pengetahuan atasannya. asumsi unggul tidak terlibat. Kecuali
ditentukan secara legal, komunikasi masalah tersebut kepada pihak berwenang atau
individu yang tidak dipekerjakan atau terlibat dengan organisasi tidak dianggap
sesuai.
c. Menjelaskan isu-isu etika yang relevan dengan diskusi rahasia dengan penasihat
tujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentu saja mungkin tindakan
d. Konsultasikan pengacara sendiri sebagai kewajiban hukum dan hak-hak mengenai
konflik etika.

Jika konflik etika masih ada setelah melelahkan semua tingkat kajian internal, mungkin tidak
ada jalan lain mengenai hal-hal yang signifikan daripada mengundurkan diri dari organisasi
dan untuk menyerahkan sebuah memorandum informatif untuk perwakilan organisasi yang
tepat. Setelah pengunduran diri, tergantung pada sifat dari konflik etika, itu juga mungkin
tepat untuk memberitahu pihak lain.

Dengan demikian Manajemen keuangan merupakan suatu bidang keuangan yang menerapkan
prinsip-prinsip keuangan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan
nilai melalui pengambilan putusan dan manajemen sumber daya yang tepat.
- Beberapa kriteria standar etika untuk manajemen keuangan yaitu:

Competance (kompetensi), Confidentiality (kerahasiaan), Integritas, Objektivitas,


Resolusi Konflik Etis

Sumber : http://goudvisarumy.blogspot.com/2013/12/etika-bisnis-dalam-manajemen-
keuangan.html

Quiz 7:

Manajemen keuangan adalah manajemen yang mengaitkan pemerolehan (acquisition),


pembiayaan/pembelanjaan (financing), dan manajemen aktiva dengan tujuan secara
menyeluruh dari suatu perusahaan. Sehingga dapat diartikan bahwa Manajemen keuangan
adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian,
pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Tujuan
Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian
apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin.
Seorang manajer juga harus mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar dari
tindakan yang tidak diinginkan. Manajemen keuangan dengan demikian merupakan suatu
bidang keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam sebuah organisasi untuk
menciptakan dan mempertahankan nilai melalui pengambilan putusan dan manajemen
sumber daya yang tepat. Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu:

1. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada


berbagai aktiva.
2. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari
sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
3. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam
bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.

Adapun Fungsi Manajemen Keuangan :

- Perencanaan Keungan

- Pengganggaran

- Pengelolaan Keuangan
- Pencarian Keuangan

- Penyimpanan Keuangan

- Pengendalian Keuangan

- Pemeriksaan Keuangan

-Pelaporan Keuangan

a. Peranan Etika Bisnis Dalam Manajemen Keuangan Perusahaan

Peranan manajemen keuangan dalam perusahaan adalah sebagai berikut :

 Bertanggung jawab terhadap tiga keputusan pokok manajemen keuangan


pemerolehan (acquisition), pembiayaan/pembelanjaan (financing), dan manajemen
aktiva secara efisien.
 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.
 Menghadapi tantangan dalam mengelola aktiva secara efisien dalam perubahan yang
terjadi pada : persaingan antar perusahaan; perekonomian dunia yang tidak menentu;
perubahan teknologi; dan tingkat inflasi dan bunga yang berfluktuasi

Ada pun kriteria standar etika untuk manajemen keuangan yaitu :

1) Competance
Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab
untuk mempertahankan tingkat sesuai kompetensi profesional dengan pengembangan
pengetahuan dan keterampilan, melakukan tugas profesional mereka sesuai dengan
hukum, peraturan dan standar teknis, menyiapkan laporan lengkap dan jelas untuk
memperoleh informasi yang relevan dan dapat dipercaya.
2) Confidentiality
Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab
untuk menahan diri dari mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dalam
pekerjaan mereka kecuali bila diizinkan, atau keperluan hukum untuk melakukannya.,
menginformasikan pada bawahan, mengenai kerahasiaan informasi yang diperoleh
dalam pekerjaan mereka dan memantau kegiatan mereka untuk menjamin
pemeliharaan kerahasiaan, menahan diri dari untuk menggunakan informasi rahasia
yang diperoleh dalam pekerjaan mereka untuk keuntungan tidak etis atau ilegal baik
secara pribadi atau melalui pihak ketiga.
3) Integritas
Adalah perlindungan terhadap dalam sistem dari perubahan yang tidak terotorisasi,
baik secara sengaja maupun secara tidak sengaja. Integritas mengharuskan untuk
menghindari “conflicts of interest”, menghindari kegiatan yang dapat menimbulkan
prasangka terhadap kemampuan mereka dalam menjunjung etika. Mereka juga harus
menolak pemberian dan hadiah yang dapat mempengaruhi tindakan mereka. Mereka
juga tidak boleh menjatuhkan legitimasi perusahaan, tetapi harus mengakui
keterbatasan profesionalisme mereka, mengkomunikasikan informasi yang
menguntungkan atau merugikan, dan menjauhi diri dari prilaku yang dapat
mendiskreditkan profesi mereka. Seperti halnya kerahasiaan, integritas bisa
dikacaukan oleh hacker, masquerader, aktivitas user yang tidak terotorisasi,
download file tanpa proteksi, LAN, dan program program terlarang. (contohnya :
trojan horse dan virus), karena setiap ancaman tersebut memungkinkan terjadinya
perubahan yang tidak terotorisasi terhadap data atau program. Sebagai contoh, user
yang berhak mengakses sistem secara tidak sengaja maupun secara sengaja dapat
merusak data dan program, apabila aktivitas mereka didalam sistem tidak
dikendalikan secara baik.
4) Objektivitas
Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab
untuk Mengkomunikasikan informasi secara adil dan obyektif dan mengungkapkan
penuh semua informasi relevan yang dapat diharapkan untuk mempengaruhi
pemahaman pengguna dimaksudkan dari laporan, komentar, dan rekomendasi yang
disampaikan.
5) Resolusi Konflik Etis
Dalam menerapkan standar etika, praktisi manajemen akuntansi dan manajemen
keuangan mungkin mengalami masalah dalam mengidentifikasi perilaku tidak etis
atau dalam menyelesaikan konflik etis. Ketika dihadapkan dengan isu-isu etis yang
signifikan praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan harus mengikuti
kebijakan yang ditetapkan dari bantalan organisasi pada resolusi konflik tersebut. Jika
kebijakan ini tidak menyelesaikan konflik etika.
Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan dalam konteks pembahasan ini adalah berhubungan dengan


penganggaran. Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi
seluruh kegiatan bank yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter yang berlaku untuk
jangka waktu tertentu di masa mendatang. Anggaran berkaitan dengan manajemen keuangan
yang berkaitan dengan waktu realisasi, maka biasanya disebut dengan rencana keuangan
(budgetting). Rencana keuangan adalah rencana keuangan lembaga bisnis yang merupakan
terjemahan program kerja lembaga bisnis ke dalam sasaran-sasaran (target) keuangan yang
ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu.

Penganggaran budgetting merupakan proses yang mencakup :

 Penyusunan rencana kerja lengkap untuk setiap jenis tingkat kegiatan dan setiap jenis
tingkat kegiatan yang ada pada suatu lembaga.
 Penentuan rencana kerja dalam bentuk mata uang dan kesatuan kuantitatif lainnya,
dilakukan melalui sistematika dan logika yang dapat dipertanggungjawabkan.
 Rencana kerja masing-masing dari setiap kesatuan usaha, satu sama lain atau secara
keseluruhan, harus dapat berjalan dengan serasi.
 Penyusunan rencana kerja perlu adanya partisipasi dari seluruh tingkatan manajemen
sehinngga pelaksanaan anggaran merupakan tanggung jawab seluruh anggota
manajemen.
 Anggaran merupakan alat koordinasi yang ampuh bagi Top Manajer dalam mengelola
bank, dalam rangka mencapai rencana yang telah ditetapkan.
 Anggaran merupakan alat pengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan rencana kerja,
sekaligus dipakai sebagai alat evaluasi dan penetapan tindak lanjut.
 Anggaran merupakan alat pengawas dan pengendalian jalannya bisnis.

Masalah Etis dalam Keuangan

Tanpa disadari, kasus pelanggaran etika bisnis merupakan hal yang biasa dan wajar pada masa
kini. Secara tidak sadar, kita sebenarnya menyaksikan banyak pelanggaran etika bisnis dalam
kegiatan berbisnis di Indonesia. Banyak hal yang berhubungan dengan pelanggaran etika bisnis
yang sering dilakukan oleh para pebisnis yang tidak bertanggung jawab di Indonesia. Berbagai
hal tersebut merupakan bentuk dari persaingan yang tidak sehat oleh para pebisnis yang ingin
menguasai pasar. Selain untuk menguasai pasar, terdapat faktor lain yang juga mempengaruhi
para pebisnis untuk melakukan pelanggaran etika bisnis, antara lain untuk memperluas pangsa
pasar, serta mendapatkan banyak keuntungan.

Secara umum masalah-masalah yang sering di jumpai dalam pelanggaran etika bisnis dapat
diklasifikasikan dalam lima kategori. Klasifikasi masalah tersebut yaitu :

a) Suap (Bribery)
Barangsiapa menerima sesuatu atau janji, sedangkan ia mengetahui atau patut dapat
menduga bahwa pemberian sesuatu atau janji itu dimaksudkan supaya ia berbuat
sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam tugasnya, yang berlawanan dengan
kewenangan atau kewajibannya yang menyangkut kepentingan umum, dipidana karena
menerima suap dengan pidana penjara selama-lamanya 3 (tiga) tahun atau denda
sebanyak-banyaknya Rp.15.000.000.- (lima belas juta rupiah) (Pasal 3 UU 3/1980).
b) Paksaaan (Coercion)
Pemaksaan adalah praktek memaksa pihak lain untuk berperilaku dengan cara spontan
(baik melalui tindakan atau tidak bertindak) dengan menggunakan ancaman,
intimidasi, penipuan, atau bentuk lain dari tekanan atau kekuatan. Tindakan seperti itu
digunakan sebagai leverage, untuk memaksa korban untuk bertindak dengan cara yang
dikehendaki. Pemaksaan mungkin melibatkan hukuman fisik yang sebenarnya sakit /
cedera atau kerusakan psikologis dalam rangka untuk meningkatkan kredibilitas dari
sebuah ancaman. Ancaman bahaya lebih lanjut dapat menyebabkan kerjasama atau
ketaatan orang yang dipaksa. Penyiksaan adalah salah satu contoh yang paling ekstrem
yaitu pemaksaan sakit parah yang diderita korban untuk mengekstrak informasi yang
dikehendaki dari partai disiksa.
c) Penipuan (Deception)
Pasal 378 KUHP di atas, maka R. Sugandhi (1980 : 396-397) mengemukakan
pengertian penipuan bahwa : Penipuan adalah tindakan seseorang dengan tipu
muslihat, rangkaian kebohongan, nama palsu dan keadaan palsu dengan maksud
menguntungkan diri sendiri dengan tiada hak. Rangkaian kebohongan ialah susunan
kalimat-kalimat bohong yang tersusun demikian rupa yang merupakan cerita sesuatu
yang seakan-akan benar.
d) Pencurian (Theft)
Pengertian pencurian menurut hukum beserta unsur – unsurnya dirumuskan dalam
pasal 362 KUHP, adalah berupa rumusan pencurian dalam bentuk pokoknya yang
berbunyi : “Barang siapa mengambil suatu benda yang seluruhnya atau sebagian milik
orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena
pencurian, dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp.
900,00”.
e) Diskrimi-nasi tidak jelas (Unfair Discrimination) Adalah perlakuan tidak adil atau
penolakan terhadap orang-orang tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis kelamin,
kewarganegaraan, atau agama.

Langkah-langkah terhadap Penipuan bank

Krisis yang dialami Bank Century bukan disebabkan karena adanya krisis global, tetapi
karena disebakan permasalahan internal bank tersebut. Permasalahan internal tersebut adalah
adanya penipuan yang dilakukan oleh pihak manajemen bank terhadap nasabah menyangkut
penyelewengan dana nasabah hingga Rp 2,8 Trilliun (nasabah Bank Century sebesar Rp 1,4
Triliun dan nasabah Antaboga Deltas Sekuritas Indonesia sebesar Rp 1,4 Triliiun). Penjualan
reksa dana fiktif produk Antaboga Deltas Sekuritas Indonesia. Dimana produk tersebut tidak
memiliki izin BI dan Bappepam LK.

Kedua permasalahan tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi nasabah
Bank Century. Dimana mereka tidak dapat melakukan transaksi perbankan dan uang mereka
pun untuk sementara tidak dapat dicairkan. Kasus Bank Century sangat merugikan nasabahnya
dimana setelah Bank Century melakukan kalah kliring, nasabah Bank Century tidak dapat
melakukan transaksi perbankan baik transaksi tunai maupun transaksi nontunai.

Setelah kalah kliring, pada hari yang sama, nasabah Bank Century tidak dapat menarik
uang kas dari ATM Bank Century maupun dari ATM bersama. Kemudian para nasabah
mendatangi kantor Bank Century untuk meminta klarifikasi kepada petugas Bank. Namun,
petugas bank tidak dapat memberikan jaminan bahwa besok uang dapat ditarik melalui ATM
atau tidak. Sehingga penarikan dana hanya bisa dilakukan melalui teller dengan jumlah dibatasi
hingga Rp 1 juta. Hal ini menimbulkan kekhawatiran nasabah terhadap nasib dananya di Bank
Century.

Setelah tanggal 13 November 2008, nasabah Bank Century mengakui transksi dalam
bentuk valas tidak dapat diambil, kliring pun tidak bisa, bahkan transfer pun juga tidak bisa.
Pihak bank hanya mengijinkan pemindahan dana deposito ke tabungan dolar. Sehingga uang
tidak dapat keluar dari bank. Hal ini terjadi pada semua nasabah Bank Century. Nasabah bank
merasa tertipu dan dirugikan dikarenakan banyak uang nasabah yang tersimpan di bank namun
sekarang tidak dapat dicairkan.

Para nasabah menganggap bahwa Bank Century telah memperjualbelikan produk


investasi ilegal. Pasalnya, produk investasi Antaboga yang dipasarkan Bank Century tidak
terdaftar di Bapepam-LK. Dan sudah sepatutnya pihak manajemen Bank Century mengetahui
bahwa produk tersebut adalah illegal.

Hal ini menimbulkan banyak aksi protes yang dilakukan oleh nasabah. Para nasabah
melakukan aksi protes dengan melakukan unjuk rasa hingga menduduki kantor cabang Bank
Century. Bahkan para nasabah pun melaporkan aksi penipuan tersebut ke Mabes Polri hingga
DPR untuk segera menyelesaikan kasus tersebut, dan meminta uang deposito mereka
dikembalikan.

Selain itu, para nasabah pun mengusut kinerja Bapepam-LK dan BI yang dinilai tidak
bekerja dengan baik. Dikarenakan BI dan Bapepam tidak tegas dan menutup mata dalam
mengusut investasi fiktif Bank Century yang telah dilakukan sejak tahun 2000 silam. Kasus
tersebut pun dapat berimbas kepada bank-bank lain, dimana masyarakat tidak akan percaya
lagi terhadap sistem perbankan nasional. Sehingga kasus Bank Century ini dapat merugikan
dunia perbankan Indonesia.

Solusi Pemecahan Masalah Pelanggaran Etika Bisnis, dari sisi manager Bank Century
menghadapi dilema dalam etika dan bisnis. Hal tersebut dikarenakan manager memberikan
keputusan pemegang saham Bank Century kepada Robert Tantular, padahal keputusan tersebut
merugikan nasabah Bank Century. Tetapi disisi lain, manager memiliki dilema dimana
pemegang saham mengancam atau menekan karyawan dan manager untuk menjual reksadana
fiktif tersebut kepada nasabah.

Manajer Bank Century harus memilih dua pilihan antara mengikuti perintah pemegang
saham atau tidak mengikuti perintah tersebut tetapi dengan kemungkinan dia berserta karyawan
yang lain terkena PHK. Dan pada akhirnya manager tersebut memilih untuk mengikuti perintah
pemegang saham dikarenakan manager beranggapan dengan memilih option tersebut maka
perusahaan akan tetap sustain serta melindungi karyawan lain agar tidak terkena PHK dan
sanksi lainnya.

Walaupun sebenarnya tindakan manager bertentangan dengan hukum dan etika bisnis.
Solusi dari masalah ini sebaiknya manager lebih mengutamakan kepentingan konsumen yaitu
nasabah Bank Century. Karena salah satu kewajiban perusahaan adalah memberikan jaminan
produk yang aman.

Dari sisi pemegang saham yaitu Robert Tantular, terdapat beberapa pelanggaran etika
bisnis, yaitu memaksa manajer dan karyawan Bank Century untuk menjual produk reksadana
dari Antaboga dengan cara mengancam akan mem-PHK atau tidak memberi promosi dan
kenaikan gaji kepada karyawan dan manajer yang tidak mau menjual reksadana tersebut
kepada nasabah.

Pelanggaran yang terakhir adalah, pemegang saham mengalihkan dana nasabah ke


rekening pribadi. Sehingga dapat dikatakan pemegang saham hanya mementingkan
kepentingan pribadi dibanding kepentingan perusahaan, karyawan, dan nasabahnya
(konsumen). Solusi untuk pemegang saham sebaiknya pemegang saham mendaftarkan terlebih
dahulu produk reksadana ke BAPPEPAM untuk mendapat izin penjualan reksadana secara sah.
Kemudian, seharusnya pemegang saham memberlakukan dana sabah sesuai dengan fungsinya
(reliability), yaitu tidak menyalah gunakan dana yang sudah dipercayakan nasabah untuk
kepentingan pribadi.

Dalam kasus Bank Century ini nasabah menjadi pihak yang sangat dirugikan. Dimana
Bank Century sudah merugikan para nasabahnya kurang lebih sebesar 2,3 trilyun. Hal ini
menyebabkan Bank Century kehilangan kepercayaan dari nasabah.

Selain itu karena dana nasabah telah disalahgunakan maka menyebabkan nasabah
menjadi tidak sustain, dalam artian ada nasabah tidak dapat melanjutkan usahanya, bahkan ada
nasabah yang bunuh diri dikarenakan hal ini. Solusi untuk nasabah sebaiknya dalam memilih
investasi atau reksadana nasabah diharapkan untuk lebih berhati-hati dan kritis terhadap produk
yang akan dibelinya. Jika produk tersebut adalah berupa investasi atau reksadana, nasabah
dapat memeriksa kevalidan produk tersebut dengan menghubungi pihak BAPPEPAM.

Dikarenakan kasus ini kinerja BI dan BAPPEPAM sebagai pengawas tertinggi dari
bankbank nasional menjadi diragukan, karena BI dan BAPPEPAM tidak tegas dan lalai dalam
memproses kasus yang menimpa Bank Century. Dimana sebenarnya BI dan BAPPEPAM telah
mengetahui keberadaan reksadana fiktif ini sejak tahun 2005. Untuk Bank-bank nasional
lainnya pengaruh kasus Bank Century mengakibatkan hampir terjadinya efek domino
dikarenakan masyarakat menjadi kurang percaya dan takut bila bank-bank nasional lainnya
memiliki “penyakit” yang sama dengan Bank Century dikarenakan krisis global, dengan kata
lain merusak nama baik bank secara umum. Solusi untuk BI dan BAPPEPAM sebaiknya harus
lebih tegas dalam menangani dan mengawasi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh
bank-bank yang diawasinya. Selain itu sebaiknya mereka lebih sigap dan tidak saling melempar
tanggung jawab satu sama lain. Dan saran untuk Bank Nasional lainnya, sebaiknya bank-bank
tersebut harus lebih memperhatikan kepentingan konsumen atau nasabah agar tidak terjadi
kasus yang sama.

Masalah etika yang timbul dari kegiatan pemain professional

Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan


kemampuannya secara terus menerus.“Profesionalisme” adalah sebutan yang mengacu kepada
sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa
mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.

Alam bekerja, setiap manusia dituntut untuk bisa memiliki profesionalisme karena di
dalam profesionalisme tersebut terkandung kepiawaian atau keahlian dalam mengoptimalkan
ilmu pengetahuan, skill, waktu, tenaga, sember daya, serta sebuah strategi pencapaian yang
bisa memuaskan semua bagian/elemen.Profesionalisme juga bisa merupakan perpaduan antara
kompetensi dan karakter yang menunjukkan adanya tanggung jawab moral.

Kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh sekelompok
profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya
berbuat dan sekaligus menjamin mutu profesi itu dimata masyarakat. Pelanggaran kode etik
profesi adalah penyelewengan/ penyimpangan terhadap norma yang ditetapkan dan diterima
oleh sekelompok profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya
bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu profesi itu dimata masyarakat.

Beberapa faktor mengenai penyebab pelanggaran kode etik :

 Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dri masyarakat


 Organisasi profesi tidak di lengkapi dengan sarana dan mekanisme bagi masyarakat
untuk menyampaikan keluhan
 Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik profesi, karena
buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak profesi sendiri
 Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi untuk menjaga
martabat luhur profesinya
 Tidak adanya kesadaran etis da moralitas diantara para pengemban profesi untuk
menjaga martabat luhur profesinya.
Adapun upaya yang diharapkan untuk menghindari pelanggaran kode etik salah satunya bagi
para pengguna internet adalah :

 Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung berkaitan dengan
masalah pornografi dan nudisme dalam segala bentuk.
 Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki tendensi menyinggung
secara langsung dan negative masalah suku, agama dan ras(SARA), termasuk di
dalamnya usaha penghinaan, pelecehan, pendiskreditan, penyiksaan serta segala bentuk
pelanggaran hak atas perseorangan, kelompok/ lembaga/ institusi lain.
 Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi Instruksi untuk
melakukan perbuatan melawan hukum(illegal) positif di Indonesia dan ketentuan
internasional umumnya.
 Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak dibawah umur.
 Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling bertukar materi dan
informasi yang memiliki korelasi terhadap kegiatan pirating, hacking dan cracking.

Sumber : Materi 7, Ethical Issues in Financial Management. Business Ethics & GG Pusat, Prof.
Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CM

Anda mungkin juga menyukai