Mata Pelajaran 2
Mata Pelajaran 2
TUJUAN PELAJARAN :
Setelah mengikuti pelajaran Teknik Pemeliharaan Motor Listrik peserta mampu Memahami
Teknik Motor Listrik untuk kebutuhan pelaksanaan pemeliharaan motor listrik sesuai
dengan SOP/IK (Instruksi Kerja), standard Perusahaan, Instruction Manual dan Standar
Pabrik.
DURASI : 16 JP
Thermal Stresses
Mechanical Stresses
Environmental Stresses
Thermal Stresses.
Overheating yang terjadi pada winding dan berlangsung lama, menyebabkan stress pada winding
& isolasi kawat menjadi rapuh, dan lama kelamaan isolasi akan retak. Jika gejala ini disertai
dengan timbulnya PD (Partial discharge), maka proses penuan isolasi semakin cepat.
Mechanical Stresses.
Winding yang tidak divarnish dengan baik, connection point, blocking coil, adalah merupakan titik
paling lemah terhadap pengaruh luar, seperti mechanical vibration dan magnetic vibration.
Environmental Stresses.
Kontaminasi : udara lembab, debu, karbon, minyak atau bahan kimia lain, yang terkumpul
dipermukaan isolasi, adalah merupakan partikel konduktive yang dapat menghantar listrik.
Karena adanya beda potensial antara winding dengan ground, maka partikel tsb, akan berfungsi
sebagai media hantaran untuk menghantar arus listrik dari winding ke ground, karena sifat kotoran
yang demikian maka pada tempat2 penumpukan kotoran akan terbentuk jalur hantaran listrik
(“electrical tracking”).
Seperti kita ketahui bahwa pelaksanaan pemeliharaan terdapat beberapa klasifikasi, diantaranya
pemeliharaan yang biasa dilakukan secara rutin adalah pemeliharaan jenis preventif.
Pada umumnya pemeliharaan komponen motor listrik di unit pembangkit termal dilakukan dalam 2
katagori, yaitu :
Pemeliharaan yang bersifat Rutin.
Pemeliharaan yang bersifat Periodik
Pemeliharaan Periodik.
Pemeriksaan yang bersifat periodik ialah pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan lama operasi
dari Motor Listrik, sesuai dengan manual booknya atau SOP
Kipas pendingin berputar slip terhadap poros karena baut pengikat posisi kipas tidak baik,
maka terjadi gesekan antara kipas dengan poros yang menimbulkan panas dan udara yang
diekspansikan ke sirip pendingin berkurang.
Kipas bersentuhan dengan tutupnya, maka saat berputar, terjadi gesekan antara kipas
dengan tutupnya, yang mengakibatkan kipas terkikis dan menimbulkan panas.
Hal ini terjadi karena baut pengikat tutup longgar atau posisi tutup longgar atau posisi tutup tidak
Kopling
Motor yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik, dalam keadaan
terpasang, motor selalu terkopel dengan bebannya, dapat dibagi dalam bentuk :
Dalam bahasan ini yang dibicarakan adalah yang terkopel langsung, dimana sumbu poros motor
satu garis dengan sumbu poros beban.
Pasangan kopling harus terpasang tegak lurus terhadap poros motor maupun terhadap poros
beban, dan titik pusat ( center ) pasangan kopling harus berada dalam satu garis dengan sumbu
poros motor dan beban.
Apabila hal tersebut tidak terpenuhi akan mengganggu gerak putar poros, ganguan yang
terjadi pada kopling motor antara lain :
Posisi pasangan kopling tidak tepat satu sama lainnya secara Vertikal
Posisi pasangan kopling tidak tepat satu sama lainnya secara horizontal
Disamping kondisi tersebut diatas, posisi kopling dapat bergeser karena :
Baut pengikat pondasi motor atau beban longgar, sehingga posisinya berubah, akibatnya
posisi koplingpun turut berubah.
Baut pengikat pasangan kopling tidak terikat kencang sehingga menimbulkan getaran pada
pasangan kopling.
Akibat posisi kopling tidak tepat akan memberi pengaruh kepada peningkatan beban motor karena
gesekan meningkat dan memberi efek bantalan cepat rusak
Posisi dudukan motor pada pondasinya yang tidak tepat, atau ikatan baut pondasinya yang
longgar atau kurang kencang, akan mengakibatkan operasi motor akan bergetar dan motor dapat
bergeser posisinya dari seharusnya. Peristiwa ini akan membawa pengaruh kepada sistem
pengkopelan motor terhadap beban
Tahanan kawat kumparan antara fasa tidak sama, kemungkinan penyebabnya antara
lain :
1) Salah satu kumparan pernah mengalami panas berlebih sehingga struktur
logamnya berubah, mengakibatkan tahanan bertambah besar, tetapi tidak sampai
merusak bahan isolasinya.
2) Hubung singkat antara lilitan kumparan, sehingga jumlah lilitan aktif berkurang,
akibatnya arus yang mengalir akan naik dari nominalnya.
3) Kawat kumparan putus, umumnya terjadi karena menerima arus yang terlampu
besar atau terjadi hubung singkat dalam kumparan itu sendiri.
Kumparan terbakar karena mengkonsumsi arus terlalu besar karena beban berlebih atau
gangguan mekanik, dimana alat proteksi tidak berfungsi sempurna.
Rotor belitan
Rotor lilit mempunyai kumparan, dimana ujung-ujung kumparan fasanya disatukan menjadi titik
bintang dan ujung-ujung lainnya disambungkan ke slip ring (cincin seret).
Gangguan kelistrikan yang dialami rotor lilit hampir sama dengan gangguan yang terjadi pada
stator seperti yang telah diuraikan sebelumnya, perbedaannya adalah rotor berputar
sedangkan stator diam, sehingga ada sedikit perbedaan permasalahan kelistrikan yang
dihadapi.
Adapun gangguan kelistrikan yang mungkin dihadapi rotor lilit adalah :
1) Tahanan isolasi kumparan menurun, sehingga arus bocor kumparan bertambah besar
2) Hubungan singkat kumparan dengan bodi
3) Jumlah kumparan aktif menurun karena hubung singkat antara lilitan kumparan
4) Tahanan kumparan lebih besar dari nominalnya, hal ini akibat kumparan pernah
mengalami panas berlebih.
5) Sambungan titik bintang kumparan longgar atau lepas
6) Kabel sambungan kumparan dengan slip ring longgar atau terlepas
7) Hubungan singkat antar slip ring
Terjadi pengotoran dipermukaan slip ring oleh serbuk sikat arang sehingga menimbulkan
percikan api.
Rotor Motor DC / Universal.
Sebagaimana diketahui pada toror motor DC ditempatkan kumparan jangkar yang dilengkapi
dengan lamel-lamel sebagai terminal kumparan-kumparan jangkar.
Pengujian operasi.
Sebelum motor listrik dioperasikan (distart) lakukan pemeriksaan dan pengukuran kembali meliputi
:
a. Baud-baud yang kendor.
• Breaket / cover motor
• Rangka motor
• Kipas
• Penutup kipas
• Pulley / kopling
b. Bearing.
66
5
Dalam proses pengeringan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak isolasi belitan
yang diakibat pengeringan yang terlalu cepat, oleh sebab ini temperatur pemanas harus diatur
secara perlahan-lahan sampai batas temperatur isolasinya.
Untuk lebih jelas proses pengeringnya belitan motor dapat dilihat pada gambar dibawah
Proses pemanasan dilaksanakan selama 4 jam
Naikkan temperatur secara perlahan-lahan sampai mencapai 90 C
Pertahankan temperatur 90 C konstan selama waktu tertentu.
Sesudah itu matikan pemanas dan biarkan temperatur turun sampai pada temperatur
udara luar / pada saat semula.
Selama proses pengeringan ini berlangsung, lakukan pengukuran tahanan isolasi selang /
periode waktu tertentu.
Apabila hasil akhir dari tahanan isolasi masih rendah, setelah mengalami pendinginan maka
belitan motor dapat dipanaskan kembali, apabila perlu letakkan 1 - 2 kg silikagel didalam oven
untuk menyerap kelembaban yang terdapat pada belitan motor.
Untuk proses pelapisan isolasi dengan menggunakan vernish, cara pengukuran dengan
menggunakan tabel; koreksi temperatur dari tahanan isolasi.
R 40 = K t x R t
Dimana:
R 40 = Tahanan isolasi pada temperatur 40 C = M
Kt = Factor koreksi
Rt = Pengukuran tahan isolasi pada temperatur pelaksanaan
Catatan : Pemasangan bantalan jangan sampai salah, dimana bagian spesifikasinya/data terbaca
harus pada bagian depan (bagian yang terlihat).
Gambar Kerja :
Rencana Praktek :
1. Motor 3 Fasa .
Putaran 1500 Rpm
Jumlah Alur = 36 alur
Jumlah kutub = 4 kutub
Frekuensi = 50 Hz
Rewinding = Singgle Layer
Gambar 13. Cara melapisi kertas prespan pada belitan diluar alur stator dan Cara kerapian
mengikat belitan kawat pada stator
Persiapan Kerja
1) Ukur ukuran inti kern stator motor, diameter luar dan diameter dalam.
2) Ukur ukuran alur stator motor. Pengukuran dilakukan dengan kaliver pernis .
Pengukuran dengan stator terdiri dari susunan inti adalah sukar, dan akan lebih
mudah lagi bila kita menggunakan kertas tebal diletakan diatas alur, dan kertas
dipukul untuk mendapatkan bentuk alur pada kertas dan kemudian mengukur
bentuk cetaka.
D D
d l
Gambar 18. mengukur Diameter stator dan Stator & rotor sangkar
Diameter luar dari Diameter Luar diselesaikan maksimum Berat Kira – Kira
konduktor (mm) (mm) (kg / km)
Kelas 0 Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
Diameter Luar
dari Konduktor Kelas 0 Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
(mm)
0,30 - 0,45 2500 Volt 1600 Volt 1200 Volt 800 Volt
atau Lebih atau Lebih atau Lebih atau Lebih
Catatan :
1. Menurut Standarisasi Industri Jepang
2. Tegangan Tembus dielektrik untuk kelas 0, 1, 2 dan 3 yang diklasifikasikan menurut tebalnya
5. Kontaktor : 2 Set