Anda di halaman 1dari 20

Business Ethics & GG

Environmental Ethics

Forum dan Quiz ke 4

ELA RATNA YUWITA

NIM 55117120151

Dosen: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2018
Forum BE & GG minggu 4:

Jawablah Forum ini dengan baik dan benar:

1. Bagaimana implementasi “Environmental Ethics” di Indonesia dan kaitannya dengan


Business Ethics dan Good Governance (GCG dan GGG). Untuk menjawab ini dapat
di analisis implementasinya pada perusahaan saudara atau salah satu perusahaan yang
saudara amati.
2. Review 1 Artikel dari Jurnan International bereputasi yang berkaitan denan teman ini

Environmental Ethics atau Etika lingkungan adalah kebijaksanaan moral manusia dalam
bergaul dengan lingkungannya. Etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang
menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan
tetap terjaga. Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika
berasal dari bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.

Jenis-jenis Etika Lingkungan

Etika Lingkungan disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi selanjutnya dibedakan dan
menjadi dua yaitu etika ekologi dalam dan etika ekologi dangkal. Selain itu etika lingkungan
juga dibedakan lagi sebagai etika pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah
etika yang menekankan pada mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia,
sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan
lingkungan untuk kepentingan semua makhluk.

1. Etika Ekologi Dangkal

Etika ekologi dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan bahwa
lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia, yang bersifat antroposentris. Etika
ekologi dangkal ini biasanya diterapkan pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta ilmu
pengetahuan mekanistik yang kemudian diikuti dan dianut oleh banyak ahli lingkungan.
Kebanyakan para ahli lingkungan ini memiliki pandangan bahwa alam bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Secara umum, Etika ekologi dangkal ini menekankan hal-hal berikut ini :

· Manusia terpisah dari alam.

· Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab
manusia.
· Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.

· Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.

· Norma utama adalah untung rugi.

· Mengutamakan rencana jangka pendek.

· Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya dinegara


miskin.

· Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.

2. Etika Ekologi Dalam

Etika ekologi dalam adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya
memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang, sehingga
semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Etika Ekologi ini memiliki prinsip yaitu
bahwa semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak untuk
menuntut penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk berkembang.
Premisnya adalah bahwa lingkungan moral harus melampaui spesies manusia dengan
memasukkan komunitas yang lebih luas. Komunitas yang lebih luas disini maksudnya adalah
komunitas yang menyertakan binatang dan tumbuhan serta alam.

Secara umum etika ekologi dalam ini menekankan hal-hal berikut :

· Manusia adalah bagian dari alam.

· Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh manusia, tidak
boleh diperlakukan sewenang-wenang.

· Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan sewenang-
wenang.

· Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk.

· Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai.

· Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati.

· Menghargai dan memelihara tata alam.

· Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem.


· Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu sistem
mengambil sambil memelihara.

Teori Etika Lingkungan

Kehidupan manusia dengan lingkungan hidup mempunyai hubungan yang sangat erat.
Hubungan ini sangat tergantung dan dipengaruhi oleh pandangan manusia terhadap
lingkungan hidup tersebut. Ada beberapa teori tentang pandangan manusia terhadap
lingkungan hidup yaitu sebagai berikut.

1. Antroposentrisme

Teori lingkungan ini memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.
Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan
ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung.

2. Biosentrisme

Teori lingkungan ini memandang setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai
nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Tidak hanya manusia yang mempunyai nilai,
alam juga mempunyai nilai pada dirinya sendiri lepas dari kepentingan manusia.

3. Ekosentrisme

Teori ini merupkan lanjutan dari Biosentrisme. Dalam Biosentrisme hanya


memusatkan kepada pada kehidupan seluruhnya, ekosentrisme memusatkan perhatian
kepada seluruh komunitas biologis yang hidup maupun yang tidak.

4. Zoosentrisme

Etika lingkungan Zoosentrisme adalah etika yang menekankan perjuangan hak-hak


binatang, karenanya etika ini juga disebut etika pembebasan binatang.

5. Neo-Utilitarisme

Lingkungan neo-utilitarisme merupakan pengembangan etika utilitarisme Jeremy


Bentham yang menekankan kebaikan untuk semua. Dalam konteks etika lingkungan
maka kebaikan yang dimaksudkan, ditujukan untuk seluruh mahluk.

6. Anti-Spesiesme
Teori ini menuntut perlakuan yang sama bagi semua makhluk hidup, karena alasan
semuanya mempunyai kehidupan. Keberlakuan prinsip moral perlakuan yang sama
(equal treatment). Anti-spesiesme membela kepentingan dan kelangsungan hidup
spesies yang ada di bumi.

7. Prudential and Instrumental Argument

Prudential Argument menekankan bahwa kelangsungan hidup dan kesejahteraan


manusia tergantung dari kualitas dan kelestarian lingkungan. Argumen Instrumental
adalah penggunaan nilai tertentu pada alam dan segala isinya, yakni sebatas nilai
instrumental. Dengan argumen ini, manusia mengembangkan sikap hormat terhadap
alam.

8. Non-antroposentrisme

Teori yang menyatakan manusia merupakan bagian dari alam, bukan di atas atau
terpisah dari alam.

9. The Free and Rational Being

Manusia lebih tinggi dan terhormat dibandingkan dengan mahkluk ciptaan lain karena
manusia adalah satu-satunya mahkluk bebas dan rasional, oleh karena itu Tuhan
menciptakan dan menyediakan segala sesuatu di bumi demi kepentingan manusia

10. Teori Lingkungan yang Berpusat pada Kehidupan (Life-Centered Theory of


Environment)

Intinya adalah manusia mempunyai kewajiban moral terhadap alam yang bersumber dan
berdasarkan pada pertimbangan bahwa, kehidupan adalah sesuatu yang bernilai. Etika ini
diidasarkan pada hubungan yang khas anatara alam dan manusia, dan nilai yang ada pada
alam itu sendiri.

Prinsip-prinsip Etika Lingkungan

1. Sikap dasar atau prinsip etika lingkungan adalah sebagai berikut.

2. Sikap Hormat terhadap Alam (Respect for Nature)

3. Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility for Nature)

4. Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)


5. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian (Caring for Nature)

6. Prinsip ”No Harm”

7. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam

8. Prinsip Keadilan

9. Prinsip Demokrasi

10. Prinsip Integritas Moral

Good Corporate Governance – GCG PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk.

Good Corporate Governance atau disingkat GCG adalah suatu tata kelola bank yang
menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),
pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness).
Prinsip-prinsip GCG harus dilaksanakan dalam segala kegiatan Dewan Komisaris, Direksi,
segenap pegawai BNI dan segenap pihak yang bekerja untuk kepentingan BNI.

Direksi wajib melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha BNI
pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG tersebut
harus tercermin dalam peraturan yang dibuat dan dikeluarkan, dalam setiap produk dan jasa,
dalam sikap dan perbuatan, baik keluar maupun kedalam. Dewan Komisaris mengawasi dan
memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha
BNI pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi BNI. GCG dalam pelaksanaannya harus
menjamin kemampuan BNI untuk menciptakan kinerja yang unggul dan menambah nilai
ekonomi bagi Pemegang Saham dan Stakeholders, sekaligus menjamin BNI beroperasi
dengan mentaati secara disiplin hukum, etika bisnis dan kode etik BNI.

Untuk mendorong kesadaran Insan BNI agar senantiasa berperilaku sesuai dengan
prinsip-prinsip GCG sebagai suatu budaya, BNI juga melibatkan peran serta
masyarakat/publik sebagai pengawas implementasi GCG di BNI antara lain dengan
menyediakan sarana bagi masyarakat umum (publik) untuk menyampaikan keluhan serta
pengaduan terjadinya pelanggaran GCG yang dilakukan oleh pegawai BNI melalui PO Box
GCG BNI JKP 10000 dan gcg@bni.co.id, dimana masyarakat yang merasa dirugikan oleh
perbuatan Insan BNI atau mengetahui adanya perbuatan pegawai BNI yang menyimpang dari
prinsip GCG dapat menginformasikan melalui kedua sarana tersebut dengan menyebutkan
secara jelas identitas pegawai/Insan BNI yang melakukan pelanggaran dan unit dimana
pegawai/Insan BNI tersebut pegawai melaksanakan tugasnya.

Pengaduan atau keluhan yang diterima melalui PO Box GCG BNI JKP 10000 dan
gcg@bni.co.id selain dimaksudkan untuk membantu proses penyelesaian permasalahan yang
dihadapi pihak yang menyampaikan keluhan/informasi juga diharapkan dapat menjadi bahan
review/masukan serta evaluasi bagi BNI untuk melakukan perbaikan secara terus menerus
serta meningkatkan kualitas penerapan GCG di BNI sehingga dapat menekan terjadinya
tindakan penyimpangan atau pelanggaran prinsip GCG oleh pegawai BNI.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (“BNI”) senantiasa berupaya menjalankan


usaha sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (“GCG”) sebagaimana
dikehendaki oleh segenap stakeholder. Untuk mewujudkan hal itu, BNI telah memiliki Code
of Conduct (CoC) yang dinamakan Kode Etik BNI. CoC merupakan pedoman internal
perusahaan yang berisikan sistem nilai, etika bisnis, etika kerja, komitmen, seta penegakan
terhadap peraturan-peraturan perusahaan baik Insan BNI dalam menjalankan bisnis dan
aktivitas lainnya, serta dalam berinteraksi dengan para pemangku kepentingan. Kode Etik
BNI pertama kali dicanangkan oleh Direksi Nomor DIR/285 tanggal 10 Agustus 2001 dengan
sebutan Code of Conduct Bank BNI.

Untuk mempercepat pencapaian visi, BNI melakukan revitalisasi dengan melakukan


review Code of Conduct Bank BNI. Sejalan dengan perubahan call name Bank BNI menjadi
BNI, maka sebutannya berubah menjadi Code of Conduct BNI atau disingkat dengan CoC
BNI. Maksud dan tujuan dari revitalisasi Kode Etik BNI antara lain adalah pertama, untuk
menyempurnakan pedoman etika bagi seluruh Insan BNI dalam menjalankan aktivitas
perusahaan serta lebih mendorong pemahaman dan kesadaran insan BNI terhadap penerapan
prinsip-prinsip GCG. Kedua, sebagai kriteria dalam menilai apakah individu di dalam
perusahaan telah berperilaku sesuai dengan yang diinginkan perusahaan atau menyimpang
dari peraturan tersebut. Ketiga, mengidentifikasi standar-standar dan etika dalam perusahaan
agar sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Implementasi CoC di atas, diharapkan mampu
menciptakan suasana kerja yang kondusif bagi segenap Insan BNI, serta menciptakan kerja
sama tim yang solid.

Sumber : diktatguru.com/2018

http://www.bni.co.id/id-id/perusahaan/tatakelola/kodeetik
Quiz BE & GG minggu 4:

Setelah Saudara mempelajari Modul 3 dengan tema Environmental Ethics” dengan sub tema:

• Environmental philosophy,

• Role of stakeholders,

• Partnerships.

atau dari sumber lain yang berkaitan dengan tema ini, apa yang dapat saudara resumekan dan
rekomendasikan...

Environmental Philosophy

Etika lingkungan (environmental ethics) merupakan bagian dari filsafat lingkungan


(environmental filosophy) yang memperluas cakupan etika dari hanya mencakup manusia
menjadi juga mencakup segala sesuatu di luar manusia. Etika dalam praktik berkaitan dengan
konsep mengenai benar (right) atau salah (wrong), mulia (virtue) atau nista (vice), baik
(good) atau buruk (evil), adil (justice) atau kriminal (crime), dan hal-hal yang sejenis. Nilai
(value), pada pihak lain, merupakan preferensi terhadap sesuatu yang dipandang patut
(appropriate), misalnya setiap orang harus diperlakukan secara terhormat. Sementsra itu,
norma (norm) dalam konteks etika merupakan preskripsi mengenai apakah sesuatu patut atau
tidak patut dilakukan. Pertanyaan-pertanyaan seperti apakah kita harus menebas hutan lebih
luas untuk membuka ladang, apakah banyak anak memang akan memberikan banyak rejeki,
apakah menggunakan bahan bakar hayati lebih baik dari bahan bakar fosil, apa tanggung
jawab kita terhadap generasi yang akan datang, dan apakah kita memang berhak untuk
menyebabkan suatu spesies mengalami kepunahan merupakan pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan etika lingkungan, sekaligus juga nilai dan norma lingkungan.

Filsafat lingkungan merupakan payung bagi etika lingkungan. Selain etika


lingkungan, filsafat lingkungan juga mencakup estetika lingkungan (environmental
aesthetics), hermeneutika lingkungan (environmental hermeneutics), dan teologi lingkungan
(environmental theology). Sebagai payung, filsafat lingkungan memberikan perspektif yang
dapat dikategorikan sebagai dangkal, sedang, dan mendalam (ekosentrik). Perspektif dangkal,
seperti misalnya etika konservasi dan pelestarian,menempatkan lingkungan tersub-ordinasi
terhadap kepentingan manusia, dalam arti nilai kepentingan manusia masih lebih tinggi
daripada nilai lingkungan itu sendiri. Perspektif sedang, misalnya moral ekstensionis,
menempatkan nilai lingkungan setidaknya tidak terlalu lebih rendah daripada nilai
kepentingan manusia. Perspektif mendalam, misalnya Deep Ecology, menempatkan nilai
lingkungan sebagai satu kesatuan holistik yang tidak bergantung pada nilai manusia. Filasafat
lingkungan berkembang sebagai reaksi terhadap filsafat antroposentrisme yang menempatkan
manusia sebagai satu-satunya entitas yang mempunyai nilai. Fundamental terhadap
perkembangan ini adalah tulisan Lynn White, The Historical Roots of our Ecologic Crisis
(1967) dan tulisan Garrett Hardin, The Tragedy of the Commons (1968), keduanya dalam
majalah ilmiah terkemuka Science, dan juga buku Garett Hardin, Exploring New Ethics for
Survival: The Voyage of the Spaceship Beagle, dan tulisan Aldo Leopold, The Land Ethic,
dalam bukunya A Sand County Almanac.

Etika antroposentrik didasarkan atas filsafat antroposentrisme (anthropocentrism)


bahwa manusia adalah entitas terpenting di jagat raya dan oleh karena itu berhak memandang
segala sesuatu di luar manusia berdasarkan atas nilai dan pengalamannya. Antroposentrisme
dikenal pula sebagai homosentrisme, supremasisme manusia, dan antrosentrisme berpusat
manusia. Supremasi manusia atas mahluk hidup lain dan atas lingkungan mempunyai akar
religi, khususnya agama-agama Abrahamik, sebagaimana dibahas oleh Lynn White melalui
tulisannya The Historical Roots of our Ecologic Crisis. Namun para pembela
antroposentrisme berargumentasi bahwa perlindungan lingkungan justru diperlukan lebih
untuk kepentingan manusia daripada kepentingan lingkungan itu sendiri. Melalui tulisannya,
Anthropocentrism and Deep Ecology, William Grey berargumentasi bahwa orang
memandang antroposentrisme secara dangkal dengan hanya menyebut berfokus pada
kesejahteraan manusia, tanpa pernah berusaha mengelaborasi kesejahteraan manusia itu
sebenarnya mencakup apa saja. Lebih lanjut Grey berargumentasi bahwa kesejahteraan
manusia merupakan bagian dari kelestarian lingkungan sehingga sntroposentrisme tidak bisa
dibedakan dari Deep Ecology dan biosentrisme yang oleh banyak kalangan dipandang
sebagai antitesis terhadap antroposentrisme.

Etika lingkungan dipilah ke dalam tiga pendekatan, yaitu etika konservasi, etika
libertarian diperluas, dan etika ekologik diperluas. Etika konservasi berfokus pada nilai
penting lingkungan sebatas manfaat lingkungan bagi kesejahteraan manusia. Etika ini
mendasari konservasi hutan, Protokol Kyoto, dan tiga kesepakatan yang dicapai pada KTT
Bumi 1992 di Rio de Janeiro. Etika libertarian diperluas memperluas hak-hak sipil manusia
menjadi mencakup mahluk hidup lain dan lingkungannya. Ke dalam kategori ini termasuk
eko-humanisme-nya Andrew Brennan, aspek tertentu Deep Ecology-nya Arne Næss, dan
sentientisme-nya Peter Singer. Etika ekologik diperluas didasarkan atas pengakuan atas
kesalingbergantungan mahluk hidup satu sama lain dan dengan lingkungannya. Bila etika
libertarian diperluas dapat dipandang sebagai refleksi politik atas alam, etika ekologi
diperluas dapat dipandang sebagai refleksi ilmiah atas alam. Termasuk ke dalam etika
ekologik diperluas adalah eko-holisme-nya J.C. Smuts , aspek tertentu Deep Ecology-nya
Arne Næss, bioregionalisme, dan Gaia Hypothesis-nya James Lovelock.

Etika dan filsafat lingkungan yang dianut seseorang pada gilirannya menentukan
ideologi lingkungan yang bersangkutan. Bila filsafat lingkungan berkaitan dengan pandangan
seseorang mengenai lingkungan dan etika lingkungan berkaitan dengan panduan mengenai
apa yang patut dan tidak patut dilakukan seseorang terhadap lingkungan, ideologi lingkungan
berkaitan dengan cara pikir yang digunakan oleh seseorang untuk menjustifikasi apa yang
dilakukannya terhadap lingkungan. Melalui bukunya, Communicating Nature: How We
Create and Understand Environmental Messages, Julia B. Corbett memperkenalkan spektrum
ideologi lingkungan berturutr-turut dari instrumentalisme tanpa batas (unrestrained
instrumentalism), konservasionisme (conservationism), preservasionisme (preservationism),
dorongan etika dan nilai (ethics and values-driven), sampai pada ideologi transformatif
(transformative ideologies). Spektrum ideologi tersebut berkaitan dengan kategori etika
antroposentrisme (instrumentalisme tanpa batas), etika konservasi (konservasionisme), etika
libertarian diperluas (preservasionisme dan dorongan etika dan nilai), dan etika ekologik
diperluas (ideologi transformatif). http://ilmulingkunganundana.blogspot.com/2017

Role of stakeholders / Peran Stakeholder

Stakeholder adalah semua pihak di dalam masyarakat, baik itu individu, komunitas
atau kelompok masyarakat, yang memiliki hubungan dan kepentingan terhadap sebuah
organisasi/ perusahaan dan isu/ permasalahan yang sedang diangkat. Dalam terjemahan
bahasa Indonesia, arti stakeholder adalah pemangku kepentingan atau pihak yang
berkepentingan.

Stakeholder adalah bagian penting dari sebuah organisasi yang memiliki peran secara
aktif maupun pasif untuk mengembangkan tujuannya. Stakeholder dapat dijumpai
dimanapun, terutama dalam kegiatan bisnis sehingga setiap perusahaan tidak lepas dari
keberadaan tokoh penting tersebut. Keberadaan stakeholder dalam kegiatan bisnis akan
diperlukan untuk membantu mengembangkan tujuan dari perusahaan tersebut. Namun, tidak
semua stakeholder akan memberikan pengaruh positif terhadap perusahaan (baca: pengertian
perusahaan).

Stakeholder dalam bisnis atau perusahaan meliputi pemegang saham, karyawan, staff,
pegawai, suplier, distributor maupun konsumen. Bahkan, saingan perusahaan juga dapat
disebut sebagai stakeholder karena akan mempengaruhi kestabilan perusahaan.

Pengertian Stakeholder Menurut Para Ahli

1. Untuk lebih memahami apa arti Stakeholder, maka kita dapat merujuk beberapa
pendapat para ahli tentang definisi stakeholder. Berikut ini adalah pengertian
Stakeholder menurut para ahli:
2. Menurut Freeman, pengertian Stakeholders adalah suatu kelompok masyarakat
ataupun individu yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pencapaian
tujuan tertentu dari organisasi (baca: pengertian organisasi).
3. Menurut Biset, pengertian stakeholder adalah orang/ individu atau kelompok
masyarakat yang memiliki kepentingan atau perhatian pada permasalahan tertentu.
4. Menurut Wibisono, pengertian stakeholder adalah seseorang maupun kelompok yang
punya kepentingan secara langsung/ tidak langsung bisa mempengaruhi atau
dipengaruhi atas aktivitas dan eksistensi perusahaan.
5. Menurut ISO 26000 SR, pengertian stakeholder adalah individu atau kelompok yang
memiliki kepentingan terhadap keputusan serta aktivitas organisasi.
6. Menurut AA1000 SES, definisi stakeholder adalah kelompok yang dapat
mempengaruhi dan/atau terpengaruh oleh aktivitas, produk atau layanan, serta kinerja
suatu organisasi.

Secara umum, Stakeholder dapat dikelompokkan berdasarkan kekuatan, posisi, dan


pengaruhnya. Berikut ini adalah klasifikasi stakeholder tersebut:

1. Stakeholder Utama (Primer)

Stakeholder primer ini berhubungan langsung dengan pembuatan kebijakan, program, dan
proyek. Mereka merupakan penentu utama dalam kegiatan pengambilan keputusan.
Beberapa contoh stakeholder primer yaitu:

o Masyarakat dan Tokoh Masyarakat; masyarakat adalah mereka yang akan terkena dampak
dan mendapat manfaat dari suatu kebijakan, proyek, dan program. Sedangkan tokoh
masyarakat adalah anggota masyarakat yang dianggap dapat menjadi aspirasi masyarakat.

o Manajer Publik; lembaga publik yang punya tanggungjawab dalam mengambil keputusan
dan implementasinya.

2. Stakeholder Pendukung (Sekunder)

Stakeholder sekunder adalah pihak yang tidak berkaitan langsung terhadap suatu
kebijakan, program, dan proyek. Namun stakeholder sekunder punya keprihatinan dan
kepedulian sehingga ikut menyuarakan pendapat yang bisa mempengaruhi sikap stakeholder
utama dan keputusan legal pemerintah.

Beberapa contoh stakeholder sekunder yaitu:

· Lembaga pemerintah dalam wilayah tertentu namun tidak punya tanggungjawab


langsung

· Lembaga pemerintah yang berhubungan dengan permasalahan, namun tidak punya


wewenang langsung dalam mengambil keputusan

· Lembaga swadaya masyarakat (LSM) setempat yang bergerak di bidang yang


berhubungan dengan dampak, rencana, atau manfaat yang akan muncul

· Perguruan Tinggi, yaitu kelompok akademis yang berpengaruh dalam proses


pengambilan keputusan pemerintah

· Pengusaha atau Badan Usaha (baca: pengertian badan usaha) yang berhubungan
dengan permasalahan

3. Stakeholder Kunci

Stakeholder kunci adalah unsur eksekutif berdasarkan levelnya (legislatif dan instansi)
yang punya wewenang secara legal untuk mengambil keputusan.

Contohnya, stakeholder kunci suatu proyek di Pemerintah Kabupaten :

· Pemerintah Kabupaten

· DPR Kabupaten
· Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan

Sedangkan pada dunia bisnis pembagian kelompok Stakeholder dapat dibagi menjadi dua,
yaitu Internal Stakeholder dan External Stakeholder. Pihak-pihak yang termasuk di dalamnya
adalah:

- Stakeholders Internal
- Stakeholders External
- Pemegang saham
- Konsumen
- Manajemen dan Top Executive
- Penyalur (distributor)
- Pegawai
- Pemasok (supplier)
- Keluarga Pegawai
- Bank (creditor)
- Pemerintah
- Pesaing (competitor)
- Komunitas
- Pers

Peran dan Fungsi Stakeholder dalam Bisnis

Stakeholder dalam kegiatan bisnis memiliki peran yang berbeda-beda sesuai dengan
fungsi dan tugasnya masing-masing, namun memiliki tujuan yang sama yaitu
mengembangkan suatu perusahaan dalam kegiatan bisnis. Peran stakeholder yaitu:

1. Pemegang Saham/ Pemilik

Pemegang saham berperan sebagai investor yang menyediakan modal untuk berjalannya
suatu perusahaan. Pemegang saham juga berperan sebagai pengawas dalam perusahaan untuk
mengamati kinerja para pegawai dan juga kondisi finansial dalam perusahaan.

2. Pegawai

Kinerja perusahaan akan sangat bergantung pada kinerja sumber daya manusia di dalamnya.
Pegawai memiliki peran yang cukup penting dalam bisnis dimana mereka merupakan orang
yang berkaitan secara langsung dengan proses produksi. Kondisi yang nyaman dan harmonis
diantara para pegawai akan menghasilkan kerjasama yang baik dengan mengesampingkan
kepentingan masing-masing.

3. Suplier

Pemasok berperan dalam menyediakan bahan baku yang akan digunakan untuk produksi.
Apabila terjadi keterlambatan dalam penyediaan bahan baku akan mengganggu jalannya
proses produksi yang akan berdampak pada proses pemasaran dan distribusinya.

4. Konsumen

Konsumen berperan sebagai pengguna dan pengamat hasil produk dari suatu perusahaan.
Laris tidaknya barang yang dipasarkan sangat tergantung pada selera masyarakat sehingga
saran konsumen sangat penting untuk kemajuan perusahaan.

5. Bank (Creditor)

Individu atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman kepada pengusaha. Pada
umumnya kreditor memberikan pinjaman dengan syarat tertentu sebagai jaminan uang
mereka akan dikembalikan tepat waktu berikut prestasinya.

6. Konsumen

Perusahaan hanya bisa berjalan jika memiliki konsumen yang tertarget sebagai pengguna
produk atau jasa yang dijual. Untuk mendapatkan konsumen maka perusahaan harus
menyediakan produk terbaik dengan harga wajar.

7. Pesaing (Kompetitor)

Persaingan usaha pasti terjadi di semua industri. Pesaing langsung adalah perusahaan yang
memiliki produk/ jasa yang sama dalam industri tertentu, misalnya Toyota dan Honda.

8. Pemerintah

Pihak yang memiliki wewenang dan kuasa dalam mengeluarkan perijinan usahah.
Masyarakat yang masih kental dengan kegiatan KKN mungkin saja akan menggagalkan atau
memudahkan rencana yang disusun oleh perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian stakeholder yaitu orang atau
kelompok yang berperan dalam maju tidaknya suatu perusahaan. Stakeholder utama yang
harus diperhatikan yaitu konsumen yang berperan sebagai pengguna barang atau jasa yang
dihasilkan perusahaan.
Partnerships / Kemitraan

Dalam suasana persaingan yang semakin kompetitif, keberadaan usaha mikro kecil
dituntut untuk tetap dapat bersaing dengan pelaku usaha lainnya karena dianggap cukup
representatif dalam memberdayakan ekonomi masyarakat. Dalam konteks ini, langkah
kerjasama dalam bentuk kemitraan usaha merupakan suatu strategi untuk dapat
mengembangkan usaha mikro kecil dan secara moril kerjasama ini sangat diperlukan adanya
dukungan yang maksimal dari pihak pengusaha besar melalui paket pembinaan. Namun harus
diakui bahwa usaha mikro kecil tidak terlepas dari tantangan dan hambatan baik dari segi
permodalan, sumber daya manusia, manajemen, minimnya penguasaan teknologi informasi,
iklim berusaha serta dari segi distribusi pemasaran produk yang dihasilkan. Pilihan alternatif
pemberdayaan pada usaha mikro kecil adalah melalui konsep mekanisme kerjasama atau
keterkaitan dengan perusahaan besar dalam bentuk pola kemitraan usaha.

Pola kemitraan secara umum dapat diartikan sebagai bentuk kerja sama yang saling
menguntungkan antara dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama
kemitraan yang dikembangkan di Indonesia umumnya melibatkan antara pengusaha besar
dan pengusaha kecil dengan tujuan untuk menghilangkan kesenjangan dalam berusaha. Pada
prinsipnya, kerjasama kemitraan adalah kerjasama antara pengusaha besar dan pengusaha
mikro dan kecil berdasar asas saling memperkuat, saling menguntungkan, saling
membutuhkan dan saling berkesinambungan. Pelaksanaan hak dan kewajiban yang disepakati
oleh kedua pihak mitra dengan penuh kesadaran dan tanguung jawab merupakan syarat
pokok berhasilnya suatu kemitraan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 940 Tahun 1997, menyebutkan


bahwa kemitaan adalah kerjasama usaha antara perusahaan mitra dengan kelompok mitra
dibidang usaha pertanian. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 944 Tahun 1997 juga
menyebutkan bahwa kemitraan usaha merupakan upaya untuk membudidayakan kelompok
mitra dalam pembangunan pertanian yang berorientasi agribisnis, bahwa untuk lebih
meningkatkan kemitraan usaha perlu dinilai tingkat hubungan kemitraan usaha, sehingga
dapat diketahui masalah dan peluang pengembangannya.

Kemitraan usaha mengandung pengertian adanya kerjasama usaha diantara berbagai


pihak yang bersifat sukarela, dilandasi prinsip saling membutuhkan, saling menghidupi,
saling memperkuat dan saling menguntungkan. Sesuai dengan asassaling menguntungkan,
maka pengrajin diharapkan tertutupi kekurangannya serta dapat meningkatkan
pendapatannya, sedangkan bagi perusahaan dapat mendistribusikan produksinya dengan
mudah, sehingga eksistensi keduanya dapat terjaga.

Kemitraan yang berkembang saat ini adalah inti plasma, sub kontrak, perdagangan
umum waralaba dan pola-pola lain dimana undang-undang memberi kebebasan bagi
usahawan mengadakan hubungan kemitraan yang lebih efisien dan efektif (Hutabarat, 1996).
Sedangkan menurut Pranadji (1995), kemitraan yang berkembang saat ini ada tiga, yaitu
kemitraan tradisional, pasar, pemerintah, dengan prinsip utama simbiosis mutualisme (saling
menguntungkan dan membutuhkan).

Menurut Sumardjo, dkk (2010) dalam bukunya yang berjudul “Teori dan Praktik
Kemitraan Agribisnis” disebutkan bahwa pola kemitraan ada lima, yaitu pola inti plasma,
pola sub kontrak, pola dagang umum, pola keagenan, dan pola kemitraan kerjasama
opeasional agribisnis (KOA).

Pola Kemitraan Inti Plasma

Pola kemitraan inti plasma merupakan hubungan antara petani, kelompok tani, usaha.
Perusahaan inti menyediakan lahan, sarana produksi, bimbingan teknis, manajemen,
menampung dan mengolah, serta memasarkan hasil produksi. Sementara kelompok mitra
bertugas memenuhi kebutuhan perusahaan inti sesuai dengan persyaratan yang telah
disepakati.

Pola Kemitraan Sub Kontrak

Pola kemitraan sub kontrak merupakan pola kemitraan antara perusahaan mitra usaha
dengan kelompok mitra usaha yang memproduksi komponen yang diperlukan perusahaan
mitra sebagai bagian dari produksinya. Pola sub kontrak ditandai dengan ada nya kesepakatan
tentang kontrak bersama yang mencakup volume, harga, mutu, dan waktu.

Pola Kemitraan Dagang Umum

Pola kemitraan dagang umum merupakan hubungan usaha dalam pemasaran hasil
produksi. Pihak yang terlibat dalam pola ini adalah pihak pemasaran dengan kelompok usaha
pemasok komoditas yang diperlukan oleh pihak pemasaran tersebut.

Pola Kemitraan Keagenan

Pola kemitraan keagenan merupakan bentuk kemitraan yang terdiri dari pihak
perusahaan mitra dan kelompok mitra atau pengusaha kecil mitra. Pihak perusahaan mitra
(perusahaan besar) memberikan hak khusus kepada kelompok mitra untuk memasarkan
barang atau jasa perusahaan yang dipasok oleh perusahaan mitra. Sedangkan perusahaan
mitra bertanggung jawab atas mutu dan volume produk (barang atau jasa)

Pola Kemitraan Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA)

Pola kemitraan kerjasama operasional agribisnis (KOA) merupakan pola hubungan


bisnis yang dijalankan oleh kelompok mitra dan perusahaan mitra. Kelompok mitra
menyediakan biaya, modal, manajemen, dan pengadaan sarana produksi untuk mengusahakan
atau membudidayakan suatu komoditas pertanian. Disamping itu, perusahaan mitra juga
berperan sebagai penjamin pasar produk dengan meningkatkan nilai tambah produk melalui
pengolahan dan pengemasan.

Kemitraan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Jakarta, 15 Desember 2017 – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dan PT
Dinamika Mitra Sukses Makmur (DMSM) menandatangani kesepakatan kerja sama dalam
upaya mengoptimalkan transaksi Agen46. Kerjasama ini merupakan bentuk nyata dukungan
BNI bersama DMSM untuk menjadikan Agen46 sebagai One Stop Solution transaksi untuk
masyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan dalam rangka peningkatan literasi dan
inklusi keuangan. Melalui kerja sama ini, seluruh lapisan masyarakat dapat melakukan
transaksi e-Commerce melalui Agen46 BNI.

Penandatangan Perjanjian Kerja Sama antara BNI dengan DMSM dilaksanakan di


Jakarta, Jumat (15 Desember 2017). Hadir pada kesempatan tersebut Presiden dan CEO
Indivara Group Jusuf Sjariffudin, serta SEVP TI BNI DadangSetiabudi.

Agen46 merupakan kepanjangan tangan BNI dalam memberikan layanan perbankan


baik kepada masyarakat yang belum memiliki akses terhadap layanan perbankan. Melalui
Agen46, masyarakat dapat melakukan pembukaan rekening, setoran dan tarik tunai,
pembelian pulsa dan token listrik, serta pembayaran tagihan bulanan seperti tagihan listrik,
PDAM, serta transaksi e-commerce.

PT Dinamika Mitra Sukses Makmur (DMSM) merupakan perusahaan e-commerce


dibawah PT Indivara Sejahtera Sukses Makmur (Indivara Group)yang bergerak dalam bidang
penjualan elektronik, furniture dan consumer goods secara online. DMSM memiliki program
MENTIMUN yang mengelola aplikasi dan saat ini memiliki sekitar 3.000 warung fisik yang
berbentuk toko kelontong dan pembelian barangnya menggunakan aplikasi MENTIMUN.
Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan perluasan bisnis yang dilakukan tim
MENTIMUN.

Dadang menyatakan, melalui kerja sama dengan DMSM ini, disamping semakin
memperkuat positioning Agen46 BNI di masyarakat khususnya masyarakat pedesaan, juga
merupakan bentuk nyata dari kolaborasi Perbankan dengan perusahaan Financial Technology
(Fintech). Kerja sama ini juga akan semakin memperkuat BNI sebagai Bank yang
berkomitmen mengedepankan Digital Banking.

”Kami ingin menjadikan Agen46 sebagai seorang enterpreneur, tanpa bingung mencari
barang dan tempat untuk berjualan dan mereka memiliki motivasi jualan. Lewat Mobile
Aplikasi Agen46 yang terintegrasi dengan Aplikasi MENTIMUN semua ada dan apapun bisa
di jual,”

Sementara bagi DMSM, kemitraan ini mengkokohkan posisinya menjadi aplikasi


yang handal dan terpercaya bagi pemilik usaha mikro – kecil. Jusuf Sjariffudin, Presiden dan
CEO Indivara Group menyatakan, “Kepercayaan BNI meminang kami sebagai mitra bisnis
semakin memperluas jaringan cakupan layanan e- commerce MENTIMUN ke seluruh lapisan
masyarakat, khususnya kepada masyarakat rural”.

“Kerja sama ini juga membantu meningkatkan penyerapan KUR (Kredit usaha Rakyat) dari
BNI ke seluruh jaringan warung MENTIMUN. Selain itu, bagi Agen46 yang sudah memiliki
warung yang bergabung dengan MENTIMUN akan memudahkan mereka untuk
mendapatkan kebutuhan warung dengan harga yang lebih murah dan juga menambah jenis
barang dagangan tanpa harus menambah modal. Benefit ini sesuai dengan tujuan lahirnya
MENTIMUN yaitu meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan rakyat Indonesia sampai
kepelosok negeri,”.

Saat ini MENTIMUN sudah terhubung dengan beberapa supplier besar di daerah-
daerah yang tentunya akan dapat memenuhi barang-barang kebutuhan pokok di setiap
warung Agen46. Terhubungnya MENTIMUN dengan supplier besar di daerah akan
memudahkan pendistribusian kebutuhan barang pokok kesetiap warung Agen46 sehingga
warung Agen46 dapat menyediakan dan memenuhi kebutuhan pokok masyarakat di masing-
masing daerah.

Agen46 BNI dapat menjual sekitar 64.000 barang melalui aplikasi MENTIMUN
dengan risiko sangat kecil. Barang yang dijual mulai dari elektronik, consumer goods, gadget,
fashion, hingga accesoris gaming. Pembeli dapat mencari barang yang dibutuhkan pada
Aplikasi MENTIMUN yang telah terintegrasi dengan Aplikasi Agen46 kemudian memesan
dan membayar kepada Agen46. Barang akan dikirim dan dipastikan aman karena pembeli
sudah mengenal Agen46 BNI.

Tentang DMSM

PT. Dinamika Mitra Sukses Makmur (DMSM) adalah anak perusahaan dari Indivara
Group, sebuah grup perusahaan yang fokus pada pengembangan platform dan jasa konsultan
teknologi informasi. Berdiri di tahun 2014 DMSM adalah perusahaan digital yang fokus
sebagai pemain “e-commerce “dengan mengintegrasikan seluruh platform teknologi yang
dibangun oleh Indivara. Membawa visi membantu pemerintah dalam meningkatkan dan
memeratakan kesejahteraan masyarakat, DMSM membangun aplikasi MENTIMUN yang
memungkinkan masyarakat memiliki usaha bisnis tanpa modal.

Tentang BNI:

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 dan
menjadi bank pertama milik negara yang lahir setelah kemerdekaan Indonesia. BNI sempat
berfungsi sebagai bank sentral dan bank umum sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2/1946, sebelum akhirnya beroperasi sebagai
bank komersial sejak tahun 1955. Sampai dengan akhir September 2017, BNI telah memiliki
2.102 outlet yang tersebar di 34 provinsi dan 420 kabupaten/ kota. BNI memiliki 32 Sentra
Kredit Menengah (SKM), 24 Sentra Kredit Kecil (SKC), 46 Unit Kredit Kecil (UKC), serta
12 Consumer & Retail Loan Center (LNC).

BNI kini memiliki 17.966 ATM yang tersebar di 34 provinsi dan 521 kabupaten/ kota
termasuk 6 (enam) ATM di luar negeri, yaitu 4 ATM di Hong Kong dan 2 ATM di
Singapura. Jaringan ATM tersebut juga dapat melayani transaksi kartu debit berlogo Link,
ATM Bersama, dan Prima.

BNI sebagai holding perusahaan telah memiliki 4 anak perusahaan, yaitu BNI Syariah
(perbankan syariah), BNI Life (perasuransian), BNI Securities (pasar modal), dan BNI
Multifinance (pembiayaan). BNI Asset Management merupakan anak perusahaan dari BNI
Securities.
Sumber:

http://ilmulingkunganundana.blogspot.com/2017

www.maxmanroe.com/vid/organisasi/

www.hestanto.web.id/teori-pola-kemitraan-menurut-para-ahli/

http://www.bni.co.id/id-id/beranda/berita/

Anda mungkin juga menyukai