Anda di halaman 1dari 2

13-2-2017, Monday

Assalamualaikum
Jangan ada kata bosan jika sahabat masih kepo dengan celotehan saya lewat tinta ini...
Mungkin ini rahasia Allah,

Dulu aku iri dengan adik sepupuku yang selalu mendapatkan kasih sayang lebih dari Eyang
putri. Dulu selalu dengan manjahnya mereka (sepupuku) meringik meminta sesuatu pada
Eayang putri. Kala itu aku hanya bisa iri melihat dan mendengar setiap kedekatan Eyang
putri dengan adik-adik sepupuku.

Aku akui mungkin intensitas jumpa yang mempengaruhi kedekatan Eyang putri dengan
kami. Tetap saja aku iri, bagaimana pun aku dan mereka (sepupuku) memiliki kesetaraan
yaitu cucu dari Eyang putri. Saat sakit adik sepupuku diberikan perhatian lebih sampai
kadang-kadang Eyang putri menjenguk dan menginap untuk memastikan kesembuhannya
(sepupuku), coba kalau aku yang sakit mungkin tidak ada telepon bahkan kedatangannya
ke rumahku. Pantaskah aku menuliskan ini? Mungkin tidak. Tapi bukan ini inti dari
celotehanku saat ini.

Sudah beberapa hari ini Eyang putri ada di rumah, mungkin lebih dari 2 minggu.
Kedatangannya kali ini berbeda, beliau datang dengan kursi motif kotak-kotak dan
beroda. Dengan kosa kata minim yang dikeluarkan dari lisannya dan langkah melamban
dengan usaha keras maju kedepan. Bisa dibilang saat ini Eyang putri sakit dan sudah
hampir 8 bulan. Beberapa bulan lalu Eyang putri tinggal bersama om pertamaku, tapi
karena Eyang putri ingin sekali tinggal bersama mama meski hanya beberapa malam dan
diantarkannya lah Eyang putri ke rumah saat itu. Mama yang merupakan anak perempuan
satu-satunya mengharapkan Eyang putri tinggal bersama kami sampai waktu yang lama.
Disaat itulah aku merasa aku memiliki nenek meski saat ini bukan aku yang ingin
dimanjah tapi setidaknya Eyang putri merasa bahwa aku sangat menyayanginya. Bukan
untuk aku mengharap kasih sayang lebih darinya, cukup dia tahu aku sangat
menyayanginya itu sudah cukup bagiku.

Saat ini aku hanya berusaha memberikan senyum ceria kepadanya, menghadirkan
suasana nyaman dan tentram untuk memberikan kesehatan yang nyata dari fisik, lahir
dan batinnya.
Mungkin inilah yang dimaksud rahasia Allah, sebagaimana pun kalau kita ikhlas dan selalu
sabar dan yakin, akan ada saatnya kita dapatkan apa yang kita harapkan. Dengan ijin Allah
tentunya, aku yang sudah keluar dari tempat kerjaku mendapatkan anugerah untuk
merawat Eyang putri yang sedang membutuhkan teman bercakap dalam kesendiriannya.

Alhamdulillah, besar sekali nikmat Allah saat ini yang bisa aku rasakan. Selalu ada sebab
dan akibat dan selalu ada ruang dalam setiap kesempitan, selalu ada cahaya dalam
kegelapan, selalu ada jalan dalam suatu permasalahan, selalu ada tempat bernaung dalam
kehampaan. Semua telah menjadi Rahasia Allah.

Tak ada gading yang tak retak begitu pula dengan saya, karena kesempurnaan hanya milik
Allah ta’ala...

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai