Anda di halaman 1dari 9

Business Ethics & GG

Ethical Issues in Human Resource Management

Forum dan Quiz ke 6

ELA RATNA YUWITA

NIM 55117120151

Dosen: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2018
Forum 6 Business Ethics & GG

Ethical Issues in Human Resource Management:

Banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia yang menjual sebagian besar sahamnya ke


pihak asing seperti Indosat dan lainnya. Sementara perusahaan ini sangat strategis dan awalnya
di bangun dari sumber daya bangsa ini. Begitu juga perusahaan-perusahaan yang beroperasi di
Indonesia yang menggali sumberdaya dan kekayaan bumi Indonesia tetapi sebagian besar
sahamnya dimiliki asing seperti Freeport misalnya. Dari contoh 2 kasus ini, mengapa bisa
terjadi dan bagaimana kritik akan hal ini serta bagaimana pula solusinya sehingga sumberdaya
yang di miliki Indonesia sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyatnya.

PT Freeport Indonesia merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan. PTFI


menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga,
emas dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika Provinsi Papua,
Indonesia. Kami memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak ke
seluruh penjuru dunia.

Di Papua sendiri yang merupakan tempat beroperasinya PT Freeport Indonesia jauh


dari kata sejahtera, penduduk sekitar mengorbankan segalanya termasuk lingkungan, habitat
hewan dan tumbuhan, serta tempat tinggal mereka di ganti dengan tambang-tambang yang
memberi luka membekas di permukaan bumi. Freeport selalu mengaku bahwa mereka
berkomitmen terhadap pengelolaan lingkungan hidup yang kuat, dan terdaptar sebgai
perusahaan yang memiliki pengakuan dari ISO 14001 namun jauh dari kenyataan, terbukti
freeport sama sekali acuh atau lebih tepatnya tidak bertanggung jawab atas apa yang
dilakukannya sebagai dampak dari kegiatan operasi tambang contoh nyatanya adalah freeport
secara sembarang membuang limbah batu ke alam tanpa melalui pengolahan dan penangan
limbah secara baik dan benar sehingga mengakibatkan turunnya daya dukung lingkungan
sekitar pertambangan, dampak nyata dari pembuangan limbah sembarang yang dilakukan oleh
Freeport adalah hilangnya danau Wanagon, dan sejumlah danau lainnya yang mempunyai
warna indah akibat tertimbun limbah bebatuan tersebut. Terlebih lagi Freeport membuang
sembarang cairan berbahaya yang merupakan bahan dalam proses pemisahan logam dan
berbahaya jika limbah tersebut dibuang secara langsung ke alam yang merupakan habitat
hewan air dan kebutuhan manusia akan air bersih hilang. Tercatat kandungan air tempat
Freeport membuang limbah konsentrasi racun mencapai level kronis dan mengancam sekitar
75% organisme air tawar yang hidup didalamnya. Hal ini tidak sesuai dengan teori utilitiarisme
yang berprinsip berkemanfaatan untuk orang lain dimana PT Freeport membuang limbah ke
bantaran sungan, membabat habis semua hutan, dan tidak mensejahterakan penduduk sekitar
melainkan hanya mensejahterakan Amerika serikat yang merupakan basis dari PT Freepor
McMoran. Bahkan lebih mengarah ke teori egoisme yang inti pandangannya adalah
memajukan diri sendiri atau pribadi tanpa memikirkan orang lain.

Masyarakat sekitar bahkan pemerintahpun tidak mengetahui informasi terkait akiabat


yang ditimbulkan kegiatan tambang terhadap lingkungan sekitarnya. Tidakadanya transparansi
yang merupakan kewajiban Freeport untuk menyediakan informasi inilah secara tidak langsung
mengatakan bahwa PT Freeport Indonesia tidak mempunyai itikad baik, baik untuk pemerintah
maupun lingkungan di sekitarnya termasuk penduduk sekitar tambang dan lingkungan alam.
Terhitung 48 tahun Freeport menancapkan kakinya dibumi Papua tidak memberikan apapun
kecuali kerusakan lingkungan dan kegaduhan di Indonesia. Sudah sewajarnya pemerintah tegas
dalam menanggapi persoalan ini di mana menyangkut hajat hidup orang banyak. Sebenarnya
kasus-kasus yanga menyangkut PT. Freeport Indonesia sudah banyak di publikasikan oleh
media masa baik dalam bentuk tulisan atau media pertelevisian seperti koran, artikel, laman
berita, berita pertelevisian dsb namun kita cenderung diam, bahkan pemerintah tak berbuat apa-
apa untuk mencegah atau menghentikan kebrutalan manusia terhadap alam ini.

Etika bisnis merupakan suatu hal yang harus ada dalam perusahaan karena memberikan
acuan agar bersahabat dengan lingkungan sekitarnya termasuk didalamnya sosial dan alam.
Namun etika bisnis tersebut dilanggar secara terang-terangan oleh PT Freeport indonesia yang
merupakan cabang dari perusahaan PT Freeport McMoran yang berbasis di Amerika serikat
di mana merupakan negara lahirnya teori-teori etika yang selama ini kita pelajari di bangku
sekolahan. Ketegasan pemerintah juga dipertanyakan mengenang pemerintah ikut
berkontribusi dalam melegalkan PT Freeport MCMoran menancapkan pengaruhnya dibumi
papua indonesia yang semakin tahun terlihat kerusakannya dan seolah-olah pemerintah yang
mempunyai kemampuan untuk mencabut izin operasi PT Freeport seolah-olah apatis akan
kerusakan yang orang awam pun dapat melihatnya. Terlebih lagi penduduk sekitar jauh dari
kata sejahtera yang mana tidak sebanding dengan penghasilan atau pendapatan PT Freeport
indonesia yang terbilang fantastis sehingga tidak semestinya penduduk tidak menikmati hasil
sebagai bentuk pertanggung jawaban perusahaan terhadap lingkungan sosialnya

Tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR)


merupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung
jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporatevalue) yang
direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja. Tapi tanggung jawab perusahaan
harus berpijak pada triple bottom lines yaitu juga memperhatikan masalah sosial dan
lingkungan (Daniri, 2008a).

Sumber:
http://www.academia.edu/19777683/ETIKA_BISNIS_ANALISIS_KASUS_PT_FREEPORT
_INDONESIA_DALAM_SUDUT_PANDANG_ETIKA_BISNIS

http://eprints.undip.ac.id/16305/1/Ahmad_Nurkhin.pdf
Quiz 6 : Jelaskan Ethical Issues in Human Resource Management dan beri contohnya.

Masalah Etika bisnis dalam perusahaan saling memiliki keterkaitan terhadap kinerja
bisnis dan pencapaian target yang akan berpengaruh terhdapat segala hal diantaranya sumber
daya manusia yang handal dan memiliki prestasi dalam bekerja sehingga akan mempengaruhi
dan berkaitan terhadap Etika Bisnis.

Berikut adalah masalah etika dalam manajemen sumber daya manusia dan contohnya pada
salah satu perusaahn PT. Freeport Indonesia.

Etika Yaitu cara berfikir mengenai perilaku manusia di bawah dan nilai – nilai
pertanggungjawaban dan pilihan. Dalam dunia bisnis etika memiliki peranan yang sangat
penting ketika keuntungan bukan lagi menjadi satu- satunya tujuan organisasi. Bisnis juga akan
menjadi lebih sukses jika mempunyai perhatian pada etika. Karena hal ini akan meningkatkan
reputasi organisasi dan meningkatkan motivasi karyawan serta dapat mengurangi berbagai
kerugian akibat perilaku yang kurang etis yang di lakukan karyawan. Hal ini dapat menjadi
sesuatu yang serius mengingat perilaku yang tidak etis dapat menjurus ke arah tindakan
kriminal serta perilaku kain yang akan merugikan perusahaan, baik financial maupun non-
financial.Dalam hal ini manajemen sumber daya manusia memiliki peran penting untuk
menjamin bahwa organisasi bertindak secara fair dan etis karyawan, Klien, serta Stakeholder
lainnya.

Cara Manajemen dalam menyelesaikan permasalahn yang terjadi di dalam suatu perusahaan
dengan cara menciptakanhubungan kerja yangsukses diantaranya :

· Menbentuk komite karywan dan manajeme

· Membuat buku pegangan karyawan

· Sistem pengupahan yang profesional

· Menciptakan suasan kerja yang kondusif

· Menampung keluhan, saran, kritik karywan.

Ada sinyal kuat bahwa memang telah terjadi distorsi etika dan pelanggaran
kemanusiaan yang hebat di Papua. Martabat manusia yang seharusnya dijunjung tinggi,
peradaban, kebudayaan, sampai mata rantai penghidupan jelas-jelas dilanggar. Ketika
sistematika kehidupan yang sangat drastis tersebut sudah tidak bisa lagi ditahan, ledakan
kemarahan komunitas itu terjadi (Hutchins, M.J., et.al., 2007). Itu adalah fakta keteledoran
pemerintah yang sangat berat karena selama ini bersikap underestimate kepada rakyat Papua.
Gagasan mendapatkan kesejahteraan dengan intensifikasi industrialisasi nyata-nyata gagal.

Ironisnya, Freeport sebagai representasi hegemoni peradaban industrialisasi modern


yang terkenal dengan implementasi konsep menghargai heterogenitas dan diversitas
(Velasquez, M.G., 2006), rupa-rupanya, hanya jargon belaka. Dua kali pekerja Freeport
melakukan aksi mogok kerja sejak Juli untuk menuntut hak normatifnya soal diskriminasi gaji,
namun dua kali pula harus beradu otot.

Kata “etika” dan “etis” tidak selalu dipakai dalam arti yang sama dan karena itu pula
“etika bisnis” bisa berbeda artinya. Etika sebagai praksis berarti : nilai-nilai dan norma-norma
moral sejauh dipraktekkan atau justru tidak dipraktekkan, walaupun seharusnya dipraktekkan.
Sedangkanetis, merupakansifat daritindakan yang sesuaidengan etika. Peranan Etika dalam
Bisnis :

Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal pokok
yaitu :

1. Produk yang baik

2.Managemen yang baik

3. Memiliki Etika

Selama perusahaan memiliki produk yang berkualitas dan berguna untuk masyarakat
disamping itu dikelola dengan manajemen yang tepat dibidang produksi, finansial, sumberdaya
manusia dan lain-lain tetapi tidak mempunyai etika, maka kekurangan ini cepat atau lambat
akan menjadi batu sandungan bagi perusahaan tsb. Bisnis merupakan suatu unsur mutlak perlu
dalam masyarakat modern. Tetapi kalau merupakan fenomena sosial yang begitu hakiki, bisnis
tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu harus diterima dalam pergaulan
sosial, termasuk juga aturan-aturan moral. Mengapa bisnis harus berlaku etis ? Tekanan kalimat
ini ada pada kata “harus”. Dengan kata lain, mengapa bisnis tidak bebas untuk berlaku etis atau
tidak? Tentu saja secara faktual, telah berulang kali terjadi hal-hal yang tidak etis dalam
kegiatan bisnis, dan hal ini tidak perlu disangkal, tetapi juga tidak perlu menjadi fokus
perhatian kita. Pertanyaannya bukan tentang kenyataan faktual, melainkan tentang
normativitas : seharusnya bagaimana dan apa yang menjadi dasar untuk keharusan itu.
Mengapa bisnis harus berlaku etis, sebetulnya sama dengan bertanya mengapa manusia pada
umumnya harus berlaku etis. Bisnis disini hanya merupakan suatu bidang khusus dari kondisi
manusia yang umum. Jawabannya ada tiga yaitu :

a. Tuhan melalui agama/kepercayaan yang dianut, diharapkan setiap pebisnis akan


dibimbing oleh iman kepercayaannya, dan menjadi tugas agama mengajak para
pemeluknya untuk tetap berpegang pada motivasi moral.
b. Kontrak Sosial, umat manusia seolah-olah pernah mengadakan kontrak yang
mewajibkan setiap anggotanya untuk berpegang pada norma-norma moral, dan kontrak
ini mengikat kita sebagai manusia, sehingga tidak ada seorangpun yang bisa
melepaskan diri daripadanya.
c. Keutamaan, Menurut Plato dan Aristoteles, manusia harus melakukan yang baik, justru
karena hal itu baik. Yang baik mempunyai nilai intrinsik, artinya, yang baik adalah baik
karena dirinya sendiri. Keutamaan sebagai disposisi tetap untuk melakukan yang baik,
adalah penyempurnaan tertinggi dari kodrat manusia. Manusia yang berlaku etis adalah
baik begitu saja, baik secara menyeluruh, bukan menurut aspek tertentu saja.

Multinational Corporations (MNCs), term ini memilki beberapa definisi, yang pertama
menandakan adanya internasionalisasi managemen dan kepemilikan saham tidak lagi berperan.
Kedua, sebagian besar aktivitas MNCs telah melintasi batas kedaulatan negara. MNCs, tidak
diragukan lagi merupakan aktor non-negara yang memiliki peran sangat besar dalam dunia
internasional dan juga sangat kontroversial. Jadi dapat disimpulkan, bahwa MNC adalah
sebuah perusahaan internasional atau transnasional yang berkantor pusat di satu negara tetapi
kantor cabang di berbagai negara maju dan berkembang. Contohnya termasuk General Motors,
Coca-Cola, Firestone, Philips, Volkswagen, British Petroleum, Exxon, Freeport dan ITT.
Sebuah perusahaan akan menjadi perusahaan multinasional berdasarkan keuntungan untuk
mendirikan produksi dan kegiatan lainnya di lokasi asing.

Ciri-ciri MNC

Perusahaan harus membuat keputusan-keputusan mengenai pendapatan proyek dalam berbagai


jenis valas yang akan mempengaruhi berbagai operasi perusahannya. MNC mengambil
keputusan-keputusan berkaitan dengan strategi penetrasi pasar, pemilihan operasional di luar
negeri serta aktivitas produksi, marketing dan keuangan yang paling efisien bagi perusahaan
secara keseluruhan.
PT Freeport Indonesia merupakan jenis perusahaan multinasional (MNC),yaitu perusahaan
internasional atau transnasional yang berkantor pusat di satu negara tetapi kantor cabang di
berbagai negara maju dan berkembang.

Contoh kasus pelanggaran etika yang dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia :

- Mogoknya hampir seluruh pekerja PT Freeport Indonesia (FI) tersebut disebabkan


perbedaan indeks standar gaji yang diterapkan oleh manajemen pada operasional
Freeport di seluruh dunia. Pekerja Freeport di Indonesia diketahui mendapatkan gaji
lebih rendah daripada pekerja Freeport di negara lain untuk level jabatan yang sama.
Gaji sekarang per jam USD 1,5–USD 3. Padahal, bandingan gaji di negara lain
mencapai USD 15–USD 35 per jam. Sejauh ini, perundingannya masih menemui jalan
buntu. Manajemen Freeport bersikeras menolak tuntutan pekerja, entah apa dasar
pertimbangannya.
- Biaya CSR kepada sedikit rakyat Papua yang digembor-gemborkan itu pun tidak
seberapa karena tidak mencapai 1 persen keuntungan bersih PT FI. Malah rakyat Papua
membayar lebih mahal karena harus menanggung akibat berupa kerusakan alam serta
punahnya habitat dan vegetasi Papua yang tidak ternilai itu. Biaya reklamasi tersebut
tidak akan bisa ditanggung generasi Papua sampai tujuh turunan. Selain bertentangan
dengan PP 76/2008 tentang Kewajiban Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, telah terjadi
bukti paradoksal sikap Freeport (Davis, G.F., et.al., 2006).

Kestabilan siklus operasional Freeport, diakui atau tidak, adalah barometer penting
kestabilan politik koloni Papua. Induksi ekonomi yang terjadi dari berputarnya mesin anak
korporasi raksasa Freeport-McMoran tersebut di kawasan Papua memiliki magnitude luar biasa
terhadap pergerakan ekonomi kawasan, nasional, bahkan global.

Sebagai perusahaan berlabel MNC (multinational company) yang otomatis berkelas dunia,
apalagi umumnya korporasi berasal dari AS, pekerja adalah bagian dari aset perusahaan.
Menjaga hubungan baik dengan pekerja adalah suatu keharusan. Sebab, di situlah terjadi
hubungan mutualisme satu dengan yang lain. Perusahaan membutuhkan dedikasi dan loyalitas
agar produksi semakin baik, sementara pekerja membutuhkan komitmen manajemen dalam hal
pemberian gaji yang layak.

Teori Etika Utilitarianisme


Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan
adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua
orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Berdasarkan teori utilitarianisme,
PT.Freeport Indonesia dalam hal ini sangat bertentangan karena keuntungan yang di dapat tidak
digunakan untuk mensejahterakan masyarakat sekitar, melainkan untuk Negara Amerika.

Teori Hak

Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling
banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku.

Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban.
Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat
manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana
pemikiran demokratis.

Dapat disimpulkan bahwa PT Freeport Indonesia telah melanggar etika bisnis dimana, upah
yang dibayar kepada para pekerja dianggap tidak layak dan juga telah melanggar UU Nomor
11/1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan yang sudah diubah dengan UU
Nomor 4/2009 tentang Minerba. Karena PT FI berizin penambangan tembaga, namun
mendapat bahan mineral lain, seperti emas, perak, dan konon uranium. Selain bertentangan
dengan PP 76/2008 tentang Kewajiban Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, telah terjadi bukti
paradoksal sikap Freeport (Davis, G.F., et.al., 2006).

Sumber :

https://irsan90.wordpress.com/2011/11/03/etika-bisnis-dan-contoh-kasus/

http://economoy.blogspot.com/2012/06/etika-dalam-manajemen-sumber-daya.html

Anda mungkin juga menyukai