Pengertian Dilema etika adalah suatu situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia
harus membuat keputusan tentang perilaku seperti apa yang tepat untuk
dilakukannya. Para auditor, akuntan, serta pelaku bisnis lainnya menghadapi banyak
dilema etika dalam karir bisnis mereka. Melakukan kontak dengan seorang klien
yang mengancam akan mencari seorang auditor baru kecuali jika auditor itu
bersedia untuk menerbitkan sutu pendapat wajar tanpa syarat, akan mewakili suatu
dilema etika yang serius terutama jika pendapat wajar tanpa syarat bukanlah pendapat
yang tepat untuk diterbitkan.
Menurut Arens dan Loebbecke (1995: 74) yang dimaksud dengan dilema etika adalah
situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang pantas
harus dibuat. Ada beberapa alternatif pemecahan dilema etika, tetapi harus berhati-
hati untuk menghindari cara yang merupakan rasionalisasi perilaku pendekatan
sederhana untuk memecahkan dilemma etika :
Memperoleh fakta-fakta yang relevan.
Mengidentifikasi issue-issue etika dari fakta-fakta yang ada.
Menentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi oleh
dilema.
Mengidentifikasi alternatif yang tersedia bagi orang yang harus memecahkan
dilema
Mengidentifikasi konsekuensi yang mungkin timbul dari setiap alternatif.
Memutuskan tindakan yang tepat untuk dilakukan
a. Egoism
Menurut Rachels (2004: 146) artinya teori mengenai bagaimana kita seharusnya
bertindak, tanpa memandang bagaimana kita biasanya bertindak. Menurut teori ini
hanya ada satu prinsip perilaku yang utama, yakni prinsip kepentingan diri, dan
prinsip ini merangkum semua tugas dan kewajiban alami seseorang.
b. Utilitarism
Utilitarisme adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh David Hume. Dalam teori
ini suatu perbuatan atau tindakan dapat dikatakan baik jika dapat menghasilkan
manfaat. Akan tetapi bukan bermanfaat untuk pribadi seseorang saja, tapi untuk
sekelompok orang atau sekelompok masyarakat.
Sistem utilitarianisme berasal oleh pemikir Inggris Jeremy Bentham (1748- 1832).
Ini bertujuan untuk menciptakan tingkat manfaat terbesar bagi jumlah orang
terbesar. Menurut sistem ini, perilaku manusia dianggap baik jika menghasilkan
keuntungan untuk masyarakat dan buruk jika menimbulkan kerugian bagi
masyarakat. Faktanya Utilitarianism adalah versi spesial dari "Teleology". Teleologi
sangat ditekankan Atas hasil tindakan individu dan bukan pada maksud individu. Itu
Mengapa disebut sebagai "Konsekuensialisme" atau etika berbasis akhir
c. Deontology
Deontologi berasal dari bahasa Yunani deon, yang berarti kewajiban. Etika
deontologi memberikan pedoman moral agar manusia melakukan apa yang
menjadi kewajiban sesuai dengan nilainilai atau norma-norma yang ada. Suatu
perilaku akan dinilai baik atau buruk berdasarkan kewajiban yang mengacu pada
nilai-nilai atau norma-norma moral.
Tindakan sedekah kepada orang miskin adalah tindakan yang baik karena
perbuatan tersebut merupakan kewajiban manusia untuk melakukannya.
Etika deontologi tidak membahas apa akibat atau konsekuensi dari suatu
perilaku. Suatu perilaku dibenarkan bukan karena perilaku itu berakibat baik, tetapi
perilaku itu memang baik dan perilaku itu didasarkan kewajiban yang memang
harus dilaksanakan.
d. Virtue Etics
Virtue Etics atau teori keutamaan dapat didefinisikan sebagai cara pikir
seseorang yang memungkinkan dia untuk bertindak baik secara moral. Teori ini
cenderung memandang sikap atau akhlak seseorang.
Sehingga dapat dikatakan bahwa, Dilema etika merupakan situasi yang dihadapi
oleh seseorang dimana ia harus membuat keputusan mengenai perilaku yang patut.
Contoh sederhananya adalah jika seseorang menemukan cincin berlian, ia harus
memutuskan untuk mencari pemilik cincin atau mengambil cincin tersebut. Sebagai
contoh : Para auditor, akuntan, dan pebisnis lainnya, menghadapi banyak dilema
etika dalam karier bisnis mereka. Terlibat dengan klien yang mengancam akan
mencari auditor baru jika tidak diberikan opini unqualified akan menimbulkan dilema
etika jika opini unqualified tersebut ternyata tidak tepat untuk diberikan. Etika
adalah cara melayani dan berinteraksi dengan orang lain secara bijak dan
profesional. Etika adalah tentang diri yang cerdas terhubung dengan orang lain.
Etika bisnis berarti melayani berbagai keadaan dan kepentingan stakeholders
dengan penuh integritas.
Etika membutuhkan jiwa yang bijaksana untuk bisa meresap dengan empati ke
dalam kompleksitas persoalan. Bila perilaku yang bijak dan penuh empati tidak
disiapkan, maka Anda pasti menghadapi dilema etika setiap hari. Dilema etika
muncul karena ada keraguan dan ketidaktegasan di dalam diri, saat menghadapi
realitas yang tidak sepakat dengan normatif etika.
Kesimpulan
Dilema etis adalah situasi tertentu dimana para pengambil keputusan menghadapi
kesulitan pilihan tanpa jawaban yang benar benar ada. Karena beberapa fitur special
dan berbeda seperti konsekuensi yang tidak menentu, beberapa alternatif, dll. Manajer
dan eksekutif harus melakukannya hati-hati dalam menghadapi dilema etika.
Meskipun beberapa metode tradisional telah ada Dikembangkan yang membantu
pengambil keputusan untuk menangani situasi yang kompleks dan membuat etika
keputusan.
Daftar Pustaka
Hapzi Ali, 2018, Modul BE & GG,Ethical Dilemmas, Sources, and their resolutions,
Universitas Mercu Buana.
Aldio Panji, 2017, http://paltama.blogspot.com/2017/04/paper-etika-bisnis-dilema-
etika-dalam.html (diakses 23 Nopember 2018)