Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

INOVASI SISTEM PEMBELAJARAN BERDASARKAN KBM


(KARAKTER, MINAT, BAKAT) DALAM RANGKA PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN

BIDANG KEGIATAN :
PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh:
Septiani Susandi 1654201065 Angkatan 2016
Silva Oksarinda 1554201054 Angkatan 2015
Devinda Desi Indra Murti 1654201032 Angkatan 2016

UNIVERSITAS LANCANG KUNING


PEKANBARU
2018

i
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
RINGKASAN iv

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2

BAB 2. GAGASAN
a. Kondisi Kekinian 3
b. Solusi yang pernah ditawarkan 3
c. Kehandalan gagasan 4
d. Pihak-pihak yang terlibat 5
e. Langkah-langkah strategis 6

BAB 3. KESIMPULAN 7
DAFTAR PUSTAKA 9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota Dan Dosen Pendamping 10
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan 17
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana 18

iii
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia termasuk negara yang mempunyai tingkat kelahiran yang tinggi


di mana generasi muda adalah harapan kita untuk mengembangkan negara ini dan
harapannya mereka juga meraih pendidikan setinggi-tingginya. Tapi di era
globalisasi telah mengubah cara berpikir masyarakat, yang cenderung
meninggalkan budaya ketimuran. Pada saat inilah pendidikan menjadi sangat
penting. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting kewibawaan sebuah
negara didapatkan. Dengan pendidikan yang baik pastinya akan melahirkan
generasi penerus bangsa yang cerdas dan kompeten dalam bidangnya. Sehingga
kondisi bangsa akan terus mengalami perbaikan dengan adanya para penerus
generasi bangsa yang mumpuni dalam berbagai ilmu. Pendidikan adalah suatu
hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan setiap manusia. Dari pendidikan
seseorang akan belajar menjadi seorang yang berkarakter dan mempunyai ilmu
pendidikan dan sosial yang tinggi.

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini


dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks
Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari
peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala.
Faktanya, indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara
174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997),
ke-105 (1998), dan ke-109 (1999). Menurut survei Political and Economic Risk
Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12
dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang
dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya
saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang
disurvei di dunia. Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia heboh.
Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional
tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan
pendidikan di Indonesia. Lant Pritchett, seorang profesor di Universitas Harvard,
melakukan penelitian mengenai pendidikan dan mengatakan bahwa Indonesia
butuh 128 tahun untuk bisa sejajar dengan rata-rata negara berkembang dan maju
dalam sistem pendidikan. Itu baru sejajar dengan rata-ratanya saja. Kalau seluruh
pelajar SMA di Jakarta lulus Ujian Nasional, baru akan meningkatkan sekitar 1/7
dari posisi awal. Ditambah, kalau seluruhnya diterima di perguruan tinggi, maka
baru meningkatkan 1/2 rata-rata. Untuk itu, Indonesia butuh kerja ekstra keras
untuk mengejar ketertinggalannya agar pendidikan di Indonesia semakin
maju. Kemajuan teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran
baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah
dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan
2

dengan negara lain.Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber
daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia
di negara-negara lain dengan merubah mindset setiap individunya untuk berfikir
kritis dalam menghadapi suatu hal dan memiliki jiwa yang berkarakter.

1.2 Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penulisan ini adalah untuk


menjelaskan bagaimana sebaiknya pemerintah merubah sistem pendidikan di
Indonesia ini dengan cara merubah sistem pembelajaran yang sekarang dengan
yang penulis ajukan.

1.3 Manfaat

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, manfaat dari penulisan ini


adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa, dapat menjadi individu yang berfikir kritis untuk melawan era
globalisasi ini.
2. Bagi pemerintah, dapat menciptakan SDM yang unggul.
3. Bagi guru, profesinya lebih dihargai oleh masyarakat terutama muridnya.
3

II. GAGASAN

a. Kondisi Kekinian

Rendahnya mutu Pendidikan di Indonesia

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah


masalah efektivitas, efisiensi dan standarisasi pengajaran. Hal tersebut masih
menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Selain kurang
kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa, kurikulum yang sentralistik
membuat potret pendidikan semakin buram. Kurikulum hanya didasarkan pada
pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat. Pendidikan
tidak mampu menghasilkan lulusan kreatif. Masalah mendasar pendidikan di
Indonesia adalah ketidakseimbangan antara belajar yang berpikir (kognitif) dan
perilaku belajar merasa (afektif). Belajar bukan hanya berpikir tapi melakukan
berbagai macam kegiatan seperti mengamati, membandingkan, meragukan,
menyukai, semangat dan sebagainya.

Penyebab yang lain juga terdapat pada pencapaian nilai setiap individu, di
Indonesia setiap individu yang mendapat nilai terbaik maka dialah yang dianggap
pintar, dan yang mendapat nilai buruk dialah yang bodoh, sehingga setiap
individu hanya memikirkan bagaimana caranya untuk mendapat nilai yang baik.
Ketika setiap individu ada yang mendapatkan nilai buruk maka disinilah akan
muncul bibit-bibit karakter yang kearah ketidak jujuran, rasa tidak percaya diri,
dan merasa tersaingi. Selain itu cara pembelajaran yang dilakukan di Indonesia
lebih kepada guru mengajarkan muridnya untuk menghafal, contohnya saja pada
saat ujian, soal-soal yang diberikan pada saat ujian itu lebih mengarahkan siswa
untuk harus menghafal agar dapat menjawab semua pertanyaan yang diberikan,
sehingga ketika siswa menghafalkan teori yang yang diajarkan hanya untuk ujian
saja, maka otomatis setelah ujain, semua yang telah dihafalnya akan hilang jika
tidak diulang-ulang lagi. Hal inilah yang membuat anak-anak di Indonesia miskin
akan ilmu. Kemudian dilihat dari segi sekolah, setiap sekolah di Indonesia sibuk
untuk menaikkan akreditas dari sekolahannya tersebut, sehingga setiap sekolah
mau meluluskan semua siswanya yang mungkin tidak layak untuk diluluskan agar
akreditas dari sekolahan tersebut meningkat.

b. Solusi yang pernah ditawarkan

Sudah banyak solusi yang perah dilakukan pemerintah untuk mengatasi


permasalahan pendidikan di Indonesia seperti merubah Kurikulum pembelajaran,
tetapi Kurikulum yang seringkali berubah seiring dengan pergantian rezim
pemerintahan menyebabkan anak-anak usia sekolah dasar menjadi korbannya.
Anak-anak usia sekolah dasar merupakan anak-anak yang mind set berfikirnya
belum terbentuk, anak-anak tersebut masih dalam tahap amati dan tiru, belum
4

sampai tahap modifikasi. Selain itu, beban kurikulum yang berat menyebabkan
anak-anak kehilangan kreativitasnya karena hanya dibebani dengan mata
pelajaran yang terkonsep dan berpola baku secara permanen. Artinya, apa yang di
dapat di sekolah, itulah yang ada pada dirinya, tanpa kecuali Pendidikan Karakter
merupakan proses pemberian tuntunan peserta/anak didik agar menjadi manusia
seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa.
Peserta didik diharapkan memiliki karakter yang baik meliputi kejujuran,
tanggung jawab, cerdas, bersih dan sehat, peduli, dan kreatif.

Selain perubahan kurikulum pemerintah melalui Kemendiknas


meluncurkan sebuah program pendidikan, yang dikenal dengan Pendidikan
Karakter. Dominasi ranah kognitif dan psikomotorik harus dikurangi, ranah
afektif sudah seharusnya menjadi fokus utama. Sehingga terbentuklah manusia-
manusia yang berkarakter luhung, berbudi pekerti tinggi. Manusia-manusia seperti
inilah yang diharapkan mampu membawa bangsa Indonesia menjadi jauh lebih
baik, menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya tinggi.

Pendidikan karakter dibutuhkan untuk mencegah setiap perbuatan-


perbuatan yang tidak baik yang dapat merusak pendidikan di Indonesia. Oleh
karena itu, semua peran sangat dibutuhkan untuk memajukan sistem pendidikan di
Indonesia agar pendidikan di Indonesia mengalami pemerataan, peningkatan dan
perubahan yang signifikan. Pendidikan Karakter bertujuan untuk memberikan
pengetahuan tentang hal yang baik dan buruk, kemudian membuat hal yang baik
menjadi suatu kebiasaan. Budaya ini harus dipelihara agar pendidikan di
Indonesia berkembang dan bisa menjadi daya saing bagi pendidikan lainnya
secara global.

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses


peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang
terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.
Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka
Pemerintah telah berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha
pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas melalui pengembangan dan
perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan,
pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga
kependidikan lainnya. Tetapi kenyataan belum cukup dalam meningkatkan
kualitas pendidikan.

c. Kehandalan Gagasan
Pendidikan Indonesia harus mementingkan 2 aspek penting dalam
pendidikan, yaitu akses dan kualitas. Keduanya adalah hal yang penting dan tidak
dapat dipisahkan ketika ingin mencapai kualitas pendidikan yang baik. Dengan
menghargai anak-anak bermain bebas dan melakukan hal-hal lain dari pada hanya
5

duduk di kelas. Ini pada awal-awal tingkat sekolah, secara umum kalau sudah
sekolah, waktunya tidak terlalu lama. Sekolah harus memperhatikan kualitas
pengajaran, bukan panjangnya jam belajar. Ada keseimbangan yang bagus adanya
PR dan kegiatan anak muda dan pendidikan menengah atas, untuk menghasilkan
tekanan dan stres yang lebih sedikit dan lebih kuat motivasi dan pengembangan
belajarnya. Pendidikan karakter sangat penting bagi usia anak-anak
pengembangan kepribadian siswa, bukan skill, bukan belajar konten kurikulum
yang spesifik, belajar mengetahui dunia, belajar mengenal perbedaan mata
pelajaran, juga kehidupan sosial, kesempatan untuk memenuhi kebutuhan dirinya
sendiri.Salah satu yang penting di pendidikan 9 tahun, nilai utamanya adalah
kesetaraan dan membawa semua siswa ke dalam level yang sama. Tentu ada
beberapa siswa pintar yang bisa melangkah lebih jauh. Semua mengerti bahwa
guru adalah profesi paling penting karena harus mendidik generasi muda, sangat
penting di masyarakat, profesi yang sangat populer di kalangan anak muda,
karena guru sangat bekerja keras mempersiapkan materi ajar untuk proses belajar
mengajar yang mereka lakukan di kelas, dan berpikir sangat hati-hati bila ada
murid yang membutuhkan intervensi dan motivasi belajar. Jadi profesi ini adalah
profesi yang mengutamakan kepakaran. Kredibilitas dan mutu tenaga pengajar
yang tinggi memungkinkan pemerintah menyerahkan tanggung jawab membentuk
kurikulum dan evaluasi pembelajaran langsung kepada murid. Hanya terdapat
garis pedoman nasional longgar yang harus diikuti. Pemerintah meyakini bahwa
guru adalah orang yang paling mengerti kurikulum dan cara penilaian terbaik
yang paling sesuai dengan siswa-siswa mereka. Sehingga Ujian nasional pun tidak
diperlukan. Diversitas siswa seperti keberagaman tingkatan sosial atau latar
belakang kultur biasanya jadi tantangan sendiri dalam menyeleraskan mutu
pendidikan. Jadi dengan caranya sendiri-sendiri, siswa-siswa yang berbeda ini
bisa mengembangkan potensinya secara maksimal.

d. Pihak-pihak yang terlibat dalam program

1. Kerjasama antara Menteri kebudayaan, pendidikan dasar dan menengah


dengan beberapa pemerintah, seperti menteri sosial, menteri
ketenagakerjaan, dan pemerintah yang terkait lainnya untuk mengawasi
jalannya program pendidikan
2. Seluruh sekolah yang ada di Indonesia.
3. Pihak pengajar, agar ikut serta mengawasi perkembangan belajar
akademik peserta didik serta memberikan bimbingan jika ada murid yang
bermasalah.
4. Seluruh siswa yang ada di Indonesia, agar dapat mengimplementasikan
program Pendidikan
5. Masyarakat, dukungan dari masyarakat juga perlu. Terutama orang tua
dari siswa. Orang tua harus membimbing anaknya dalam mengenyam
6

bangku pendidikan karena selain guru, orang tua harus ikut handil dalam
kegiatan pendidikan.

e. Langkah-langkah stragis

1. Tahap persiapan

Pada tahap ini pemerintah harus menyusun Kurikulum secara Sistematik,


agar tidak ada kesalahan dan perubahan lagi terhadap kurikulum di
Indonesia ini.

2. Tahap pemeriksaan

Pada tahap ini Kurikulum yang disusun harus diperiksa terlebih dahulu
oleh pihak yang berwenang, apa sudah layak untuk diimplementasikan
atau belum

3. Tahap sosialisasi

Pada tahap ini sosialisasi diberikan kepada pihak sekolah dan tenaga
pengajar, agar diberitahukan lagi kepada pihak siswa dan orang tua.

4. Tahap pelaksanaan

Siswa sebagai pelaku utama harus menjalankan ini sesuai bakat dan minat
mereka. Peran guru adalah sebagai pengarah mereka.

5. Tahap evaluasi

Tahap ini berupa penilaian dan pelaksanaan program ini dan kemajuan
yang diperoleh baik siswa secara akademis dan non akademis. Kesesuaian
antara hasil dengan tujuan menjadi fokus utama dalam tahap ini.
7

III. KESIMPULAN

Pendidikan mempunyai keterkaitan erat dengan kemajuan bangsa ini. Oleh


karena itu diperlukan suatu langkah agar setiap Individu nyaman dengan
sekolahnya, nyaman dengan apa yang sedang dihadapinya. Setiap Individu
memiliki karakter, minat dan bakat masing-masing, bukan hanya pendidikan
karakter saja yang harus diberikan tetapi perlu merubah kurikulum
pembelajarannya dengan melihat Individunya terlebih dahulu:

1. Kurikulum SD maka bidang studi yang dipelajari adalah bahasa, pelajaran


sosial, matematika, kesenian, sains dan pendidikan. Dalam pemberian
pembelajaran guru harus menciptakan suasana bermain tetapi belajar agar
anak-anak nyaman dan menyukai bidang studi yang diajarkan.
2. Kurikulum SMP yang diberikan yaitu bidang studi yang mengajarkannya
menjadi warga dunia dan memiliki karakter positif seperti, bahasa sehari-
hari yang benar, kemanusiaan, sains, matematika, kesenian, pendidikan
jasmani dan teknologi.
3. Kurikulum SMA, pada masa ini murid dipersiapkan untuk memasuki
perguruan tinggi. Dalam tahap ini murid akan memilih bidang studi nya
sendiri yang disediakan dalam bidang matematika, seni, pelajaran sosial,
bahasa serta pengalaman eksperimental. Dalam pemilihan bidang studi
murid didampingi oleh guru BK (Bimbingan Konseling) agar murid lebih
terarah dan tahu apa yang harus dia pelajari berdasarkan minat dan bakat
yang dia miliki. Tahap selanjutnya dari murid SMA yaitu kelulusan,
setiap murid harus melewati berberapa tahap yaitu:
1. Setiap murid wajib melakukan penilitian mandiri terhadap subyek
yang dipelajari.
2. Setiap siswa harus menginteprestasikan sesuatu yang ia ketahui dan
membuatnya kedalam sebuah teori.
3. Setiap siswa harus berkomitmen untuk seni, kegiatan olahrag, dan
pelayanan masyarakat.

Selain perubahan kurikulum, perlu ditambah lagi cara ujian dan pemberian
soal yang tepat bagi setiap murid. Dalam pemberian soal harus mengarah kepada
konsep dari teori bukan pada arah menghafal, sehingga dengan tahunya murid
mengenai konsep dari teorinya, murid akan lebih nyaman dalam proses belajar.
Kemudian dalam cara ujian jika saat ini biasanya ujian itu harus close book dan
diberikan waktu hanya 1-1,5 jam saja, maka pemerintah perlu merubah nya
dengan cara open book dan diberikan waktu 3-4 jam. Dengan cara ini dapat
membuat murid berfikir kritis dalam menghadapi suatu masalah atau soal.
Selanjutnya ujian akhir merupakan momok bagi setiap murid, karena selama 3
tahun atau 6 tahun murid belajar di sekolah, ujian akhir inilah yang menentukan
8

lulus atau tidaknya murid dari sekolah tersebut. Hal ini juga salah satu
permasalahan yang ada di Indonesia, yang membuat setiap murid memiliki
mindset bahwa belajar itu hanya pada saat ada ujian saja. Ini juga yang harus
dipikirkan oleh pemerintah yaitu penentuan lulus tidak lulusnya setiap murid
tidaklah lagi melihat dari nilai yang diperoleh murid pada saat ujian akhir. Tetapi
dilihat dari aspek-aspek seperti penilaian tugas sekolah, kelakuan baik, dan
berbagai aspek lain menurut kebijaksanaan guru. Disini gurulah yang punya andil
terhadap muridnya, guru yang mengerti tentang muridnya, dengan begini profesi
guru lebih dihargai oleh setiap muridnya.
9

IV. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Potret Dunia Pendidikan Indonesia. Diunduh pada 01 November


2018, http://mybluegreen.net/tak-taulah/potret-dunia-pendidikan-indonesia/

Tesha Putri. 2018 Ada apa dengan pendidikan di Indonesia. Diunduh pada 01
November 2018, https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20180103112420-445-
266335/ada-apa-dengan-pendidikan-di-indonesia/

Marlen Sirait. 2013. Upaya untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan. Diunduh pada
01 November 2018,
https://www.kompasiana.com/marlensirait/55293556f17e61cc4a8b45aa/upaya-
untuk-meningkatkan-mutu-pendidikan-peningkatan-mutu-belajar
10
11
12
13

4. Biodata Dosen Pendamping


A. Identilas Diri
1 Nama Lengkap Ir. Latifa Siswati, MP
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4 NIDN 0025106301
5 Tempat dan Tanggal Lahir Barulak Batusangkar, 25 Oktober 1963
6 E-mail latifasiswati@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 0761-54092 / 0812-7516-304
8 Alamat Perum Arengka Lestari Blok H.8 Rt.
005 Rw. 009 Kel. Labuh Baru Barat,
Kec. Payung Sekaki Kota Pekanbaru,
Riau

B. Riwayat Pendidikan

Gelar Akademik S1 S 2

Nama Perguruan Tinggi UNAND UNAND

Jurusan/Prodi Peternakan Pertanian

Tahun Masuk 1982 1992

Tahun Lulus 1987 1995

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


C.1. Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Metode Penelitian Sosial Ekonomi Wajib -
2 Pembiayaan Agribisnis Pilihan -
3 Sistem Agribisnis - -
4 Ekonomi Umum - -

C.2. Penelitian
No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun

Percepatan Pertumbuhan Ekonomi


MP3EI Kemenristek
1 Melalui Kebun Kelapa Sawit Dan Ternak 2017
DIKTI
Kerbau Dalam Rangka Swasembada
Daging
14

Percepatan Pertumbuhan Ekonomi


MP3EI Kemenristek
2 Melalui Kebun Kelapa Sawit Dan Ternak 2016
DIKTI
Kerbau Dalam Rangka Swasembada
Daging
Tata ruang pengembangan ternak sapi perah
3 Hibah Bersiang DIKTI 2016
berbasis agribisnis di Kab.Pelalawan

Kesejahteraan petani melalui Pertanian


4 Hibah Bersiang DIKTI 2014
Terpadu tanaman Hortikultura dan Ternak

Transformasi Budaya Masyarakat Untuk MP3EI


5 Peningkatan Produktivitas Kebun Sawit 2013
Rakyat. DP2M DIKTI

Pengembangan Pertanian Terpadu tanaman


6 Hortikultura dan Ternak dan Faktor-faktor Hibah Bersiang DIKTI 2013
yang Mempengaruhi Pendapatan Petani

Percepatan Peningkatan Produktivitas dan


MP3EI
Pendapatan Petani Kebun
7 2012
Kelapa Sawit Rakyat DP2M DIKTI

8 Model pertanian terpadu tanaman Hibah Bersaing DIKTI 2012


hortikultura dan ternak di Pekanbaru
Model Pertanian Terpadu Pekebunan
9 KKP3T Deptan 2011
,Tanaman Pangan,Ternak sapi

C.3. Pengabdian Kepada Masyarakat


NO Judul Penyandang Dana Tahun

IbCSR ; Pemberdayaan
1 Masyarakat sekitar perusahaan DP2M DIKTI 2017
PT.IIS.

IbCSR ; Pemberdayaan
2 Masyarakat sekitar perusahaan DP2M DIKTI 2016
PT.IIS.

IbM Kelompok Tani Kelurahan


3 DP2M DIKTI 2015
Kulim Kota Pekanbaru

IbM Kelompok tani Sapi Perah DP2M DIKTI


4 di Desa Makmur 2014
Kab.Pelalawan
15
16

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Alokasi
Program Bidang
No Nama/NIM Waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu
(Jam/Minggu)
 Persiapan bahan,
Septiani/16
1 Agribisnis Pertanian 12/1 pembuatan, dan
54201065
publikasi
 Persiapan bahan,
Silva/15542
2 Agribisnis Pertanian 10/1 pembuatan, dan
01054
publikasi
 Persiapan bahan,
Devinda/16
3 Agribisnis pertanian 10/1 pembuatan, dan
54201032
publikasi
17

Anda mungkin juga menyukai