UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PENGUASAAN KONSEP PESERTA DIDIK Fardin 1, Agus Abhi Purwoko 2, Jamaluddin3 Program Studi Magister Pendidikan IPA, Universitas Mataram 123 Email: fardinmechi@gmail.com
Key Words Abstract
Learning This research is a development research that aims to find out 1) Feasibility of chemical device, learning devices with problem-based learning models, 2) Practicality of chemical learning problem devices with problem-based learning models, 3) Effectiveness of chemistry learning devices based learning with problem-based learning models in improving creative thinking skills and mastery of the model with concepts of students. The development of this learning device uses a 4D (four-D) model from scientific Thiagarajan and semmel which is modified into three stages, namely defining, designing, and approach, developing. The results of this study are problem-based learning devices consisting of creative syllabus, lesson plans, LKPD and test instruments are valid, practical, and effective in thinking improving the ability to think creatively and mastery of students' concepts. Data on the validity ability, of learning devices was obtained from the assessment of four experts who obtained the results mastery of that the problem-based learning device was feasible to use, and practicality data were obtained concepts from practitioners from teachers and students. The effectiveness of the learning device for mastering concepts is analyzed using individual and calcical completeness formulas. While the effectiveness of learning devices on creative thinking skills was analyzed using the calculation of the N-gain formula by looking at the difference between the preetest value and the Postest value. Based on the results of data analysis the learning device is very effective in improving students 'conceptual abilities, and is effective in improving students' creative thinking skills
Kata Kunci Abstrak
Pengembangan Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengetahui 1) Kelayakan perangkat, perangkat pembelajaran kimia dengan model pembelajaran berbasis masalah, 2) Kepraktisan Model perangkat pembelajaran kimia dengan model pembelajaran berbasis masalah, 3) Keefektifan pembelajaran perangkat pembelajaran kimia dengan model pembelajaran berbasis masalah dalam berbasis meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan konsep peserta didik. masalah Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan model 4D (four-D) dari Thiagarajan dengan dan semmel yang dimodifikasi menjadi tiga tahap, yaitu tahap pendefinisian (define), pendekatan perancangan (design), dan pengembangan (develop). Hasil dari penelitian ini adalah saintifik, perangkat pembelajaran berbasis masalah terdiri dari silabus, RPP, LKPD dan instrumen tes kemampuan adalah valid, praktis, dan efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kreatif, penguasaan konsep peserta didik. Data validitas perangkat pembelajaran didapatkan dari penguasaan penilaian empat ahli yang mendapatkan hasil bahwa perangkat pembelajaran berbasis masalah konsep layak digunakan, dan data kepraktisan didapatkan dari praktisi yang berasal dari guru dan peserta didik. Keefektifan perangkat pembelajaran terhadap penguasaan konsep dianalisis menggunakan rumus ketuntasan individu dan kalsikal. Sedangkan keefektifan perangkat pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kreatif dianalisis menggunakan perhitungan rumus N-gain dengan melihat selisih dari nilai preetest dan nilai Postest. Berdasarkan hasil analisis data perangkat pembelajaran sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan konsep peserta didik, dan efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik. PENDAHULUAN Sekitar 70% dari mereka masih Kimia merupakan salah satu menganggap bahwa pelajaran kimia itu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam tidak mudah dipahami, terutama untuk yang mempelajari tentang kejadian menyelesaikan soal-soal analisis yang alam yang memungkinkan penelitian berkaitan dengan kemampuan dengan percobaan, pengukuran, memecahkan masalah. penyajian secara matematis, Dalam pelajaran kimia terdapat berdasarkan metode ilmiah. Dalam banyak rumus dan konsep yang kegiatan pembelajaran Kimia, peserta membutuhkan pemahaman yang lebih didik tidak hanya diajarkan konsep tinggi. Selain itu, peserta didik ataupun teori (aspek kognitif), tetapi menganggap bahwa pembelajaran kimia juga mengasah keterampilan proses kurang bersifat aplikatif, tetapi hanya (aspek psikomotor) dan menumbuhkan sebatas teori, serta banyak hafalan. Salah sikap ilmiah (aspek afektif) peserta satu penyebabnya adalah metode didik. Kurikulum 2013 dengan pembelajaran yang biasa digunakan pendekatan saintifiknya telah kurang bervariasi. Oleh karena itu, mencakup ketiga aspek tersebut. terkadang peserta didik merasa jenuh Dengan pembelajaran yang memuat dan bosan, terlebih lagi jika dihadapkan aspek kognitif, psikomotor dan afektif dengan materi materi yang lebih sulit diharapkan peserta didik belajar secara dan membingungkan. aktif sehingga pembelajaran kimia Pada pembelajaran kimia, guru menjadi menarik dan menyenangkan. dituntut untuk lebih kreatif dalam Fakta di lapangan pembelajaran menerapkan kimia ke dalam masalah- kimia di sekolah secara umum masih masalah kontekstual pada kehidupan menggunakan pembelajaran berpusat sehari-hari, agar pembelajaran lebih pada guru yang lebih mendominasi bermakna dan peserta didik merasa lebih kegiatan pembelajaran sehingga termotivasi. Selain itu, dengan adanya keterlibatan peserta didik terbatas. tuntutan kurikulum 2013 pembelajaran Dampaknya mata pelajaran kimia lebih terpusat pada peserta didik, merupakan salah satu mata pelajaran sehingga peserta didik dituntut untuk yang sulit bagi peserta didik. lebih aktif dalam kegiatan belajar Berdasarkan hasil angket peserta mengajar. Kurikulum 2013 merupakan didik dan wawancara dengan salah satu sebuah kurikulum yang mengutamakan guru kimia di MAN 1 Mataram pemahaman, skill, dan pendidikan diperoleh informasi : (1) belum berkarakter, peserta didik dituntut untuk tersedianya perangkat pembelajaran kimia paham atas materi, aktif dalam yang dapat memfasilitas peserta didik berdiskusi dan presentasi serta memiliki untuk belajar aktif, (2) guru lebih sering sopan santun juga disiplin yang menggunakan LKS dari penerbit, (3) tidak tinggi. Pendekatan saintifik diterapkan adanya refleksi kritis atas pengalaman dalam kurikulum 2013 mengacu pada belajar sehingga peserta didik tidak menemukan konsep dasar yang mempunyai kesempatan untuk melandasi penerapan model mengembangkan kemampuan berpikirnya. pembelajaran dengan menanamkan Kemudian dari hasil angket peserta sikap ilmiah pada diri peserta didik didik, bahwa pada dasarnya peserta didik dimana menyentuh tiga ranah yaitu merasa senang terhadap pelajaran kimia, sikap, pengetahuan dan keterampilan karena sesungguhnya kimia sangat yang sesuai dengan penilaian dalam berguna dalam kehidupan sehari-hari. kurikulum 2013. Sosok guru sebagai fasilitator yang dapat mengarahkan kreatif dan penguasaan konsep peserta peserta didik untuk lebih terlibat aktif didik dengan jalan mengembangkan mengembangkan potensi di dalam perangkat pembelajaran yang meliputi dirinya. silabus, RPP, dan LKPD.
Bertolak dari masalah tersebut,
perlu diupayakan suatu bentuk proses belajar mengajar yang mampu METODE mengaktifkan peserta didik dan Penelitian ini merupakan mempunyai kemampuan yang penelitian pengembangan (Research & lebih dibandingkan peserta didik Development). Penelitian ini disebut yang lain. Salah satu model dengan penelitian pengembangan karena pembelajaran tersebut adalah fokus pada pengembangan perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). pembelajaran kimia dengan Model Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yang dikenal degan sebutan Problem yang dikembangkan dalam pelaksanaan Based Learning (PBL) dan model pembelajaran untuk meningkatkan pembelajaran Inquiry. Kedua model kemampuan berpikir kreatif dan pembelajaran tersebut sesuai dengan penguasaan konsep kimia peserta didik proses pembelajaran kimia yang MAN 1 Mataram. Produk yang akan mengarah pada pendekatan saintifik dihasilkan dalam penelitian yang diterapkan dalam kurikulum 2013. pengembangan adalah 1) Perangkat Model pembelajaran berbasis pembelajaran yang terdiri dari Silabus, masalah membuat peserta didik dituntut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk belajar melalui pengalaman (RPP), LKS; 2) Instrumen tes berpikir langsung berdasarkan masalah. kreatif, dan instrumen penguasaan Pembelajaran Berbasis Masalah konsep kimia. merupakan inovasi dalam pembelajaran Pengembangan perangkat karena dalam PBM kemampuan berpikir pembelajaran ini menggunakan model peserta didik betul-betul dioptimalisasi 4D (four-D). menurut Thiagarajan dan melalui proses kerja kelompok atau tim semmel (1974) penelitian dan yang sistematis, sehingga peserta didik pengembangan atau Research and dapat memberdayakan, mengasah, Development adalah metode penelitian menguji, dan mengembangkan yang digunakan untuk menghasilkan kemampuan berpikirnya secara produk tertentu dan menguji keefektifan berkesinambungan. produk tersebut. Sedangkan menurut “Pembelajaran berbasis masalah Sugiyono (2015:407) mengungkapkan adalah model pembelajaran yang bahwa penelitian dan pengembangan berdasarkan pada masalah-masalah yang adalah metode penelitian yang dihadapi peserta didik terkait KD yang digunakan untuk menghasilkan produk dipelajari peserta didik. Masalah yang tertentu, dan menguji keefektifan produk dimaksud bersifat nyata atau sesuatu tersebut. Menurut Gay et al. (dalam yang menjadi pertanyaan-pertanyaan Emzir 2011), penelitian dan pelik bagi peserta didik”. (Kosasi E, pengembangan memiliki tujuan bukan 2016:88). untuk menguji suatu teori tetapi untuk Berdasarkan paparan di atas, mengembangkan produk-produk yang perlu dilakukan penelitian untuk efektif untuk digunakan di sekolah. meningkatkan kemampuan berpikir Jadi penelitian pengembangan merupakan penelitian yang berupaya penelitian ini tahap penyebaran berupa menghasilkan suatu produk tertentu penggunaan perangkat pembelajaran yang efektif sehingga dapat digunakan pada saat penelitian untuk menguji untuk mengelola pembelajaran. Suatu efektivitas perangkat, menyerahkan produk pengembangan dikatakan perangkat pembelajaran yang telah efektif apabila produk tersebut dapat direvisi ke sekolah, dan publikasi hasil digunakan untuk membimbing siswa penelitian pada jurnal yang diakreditasi belajar mencapai tujuan yang telah nasional. ditetapkan, sedangkan produk dapat Desain penelitian yang dikatakan valid apabila dapat digunakan dalam tahap ini adalah merefleksikan jiwa pengetahuan. Control Group Pretest-Postest Design, Sementara itu, komponen-komponen dengan sasaran penelitian adalah kelas produk tersebut harus konsisten satu XI MIA MAN 1 Mataram. Rancangan sama lain. penelitian adalah sebagai berikut: Thiagarajan dan semmel (1974) Pretest Perlakuan Postest menjelaskan model 4D memiliki 4 O1 X O2 tahap, yaitu: (1) Tahap pendefinisian Dalam penelitian ini, data yang (define) merupakan tahapan yang diperoleh akan dianalisis, analisis bertujuan untuk menetapkan dan kualitatif dan kuantitatif digunakan mendefinisikan syarat-syarat untuk menggambarkan proses pembelajaran. Beberapa kegiatan pada pengembangan produk. Analisis tahap pendefiniasian adalah analisis kuantitatif digunakan untuk masalah, analisis siswa, analisis tugas, menggambarkan penilaian kualitas analisis konsep, dan merumuskan produk, respon kuesioner siswa, dan tes tujuan pembelajaran. (2) Tahap prestasi. Hasil analisis data yang perancangan (design) merupakan digunakan untuk perbaikan produk. tahapan yang bertujuan untuk Langkah-langkah dalam menganalisis menyiapkan draft atau tipe perangkat data sebagai berikut: pembelajaran. Beberapa kegiatan pada Langkah pertama adalah analisis tahap ini adalah merumuskan tujuan validasi perangkat pembelajaran, teknik pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan untuk menganalisis data dan menentukan rancangan awal validasi perangkat adalah deskriptif perangkat pembelajaran. (3) Tahap kualitatif. Analisis validasi ini dilakukan pengembangan (develop) merupakan dengan menghitung rata-rata penilaian tahap yang bertujuan untuk oleh Validator pada setiap perangkat menghasilkan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. yang sudah direvisi berdasarkan ∑ Skor semua validator masukan dari para ahli dibidang P= pendidikan kimia. Pada tahap ini juga ∑ validator akan dilakukan uji coba terbatas di Kemudian menentukan kategori validitas sekolah yang telah ditetapkan oleh dengan mencocokan rata-rata total pada peneliti terhadap perangkat tabel kriteria hasil validasi perangkat pembelajaran yang telah pembelajaran. dikembangkan. (4) Tahap Tabel 1 Kriteria hasil validasi perangkat pendiseminasian (disseminate) bertujuan pembelajaran untuk menggunakan perangkat pada Interval Kateg Keterangan skala yang lebih luas melibatkan ori Sangat Dapat digunakan banyak sekolah dan guru lain. Dalam 3,51 <SVP< 4,0 baik tanpa revisi Dapat digunakan Keterangan : 2,51 <SVP< 3,50 Baik dengan sedikit (g) = Skor Gain revisi Spost = skor posttest Dapat digunakan Spre = skor pretest Kurang Smaks = skor maksimal 1,51 <SVP< 2,50 dengan banyak baik revisi Selanjutnya dari hasil Tidak layak dan Tidak perhitungan n-gain tersebut kemudian 1,0 ≤SVP≤ 1,50 belum dapat baik dikonversi dengan kriteria sebagai digunakan berikut: (Diadaptasi Panjaitan & Jatmiko, 2015:14) Tabel 3. Kriteria Normalized Gain Langkah kedua adalah analisis Skor N-Gain Kriteria N- kepraktisan perangkat pembelajaran, Gain Analisis kepraktisan didasarkan pada 70,1% < N-Gain ≤ Tinggi angket respon guru dan angket respon 100% peserta didik. Analisis kepraktisan ini 30,1% < N-Gain ≤ Sedang dilakukan dengan menghitung rata-rata 70% skor tiap aspeknya. N-Gain ≤ 30% Rendah X= ∑ Skor yang diperoleh x 4 Mashuri, MT. 2014 ∑ skor maksimal HASIL DAN PEMBAHASAN Selanjutnya, Penentuan konversi skor Hasil rekapitulasi hasil validasi respon guru dan peserta didik yang tim ahli terhadap perangkat diperoleh ke dalam tabel konversi skala pembelajaran berbasis masalah disajikan 5 menjadi nilai kualitatif. pada Tabel berikut ini : Tabel 2. Kriteria penilaian angket respon Tabel 3. Skor kelayakan perangkat guru dan peserta didik Perangka Rata Kriteri Aspek Respon Kategori Keterangan t -rata a 3,26 < X ≤ Sangat Sangat praktis Silabus Penyajian isi 3,11 Baik 2,51 <4,0 X ≤ 3,25 baik Baik Praktis Bahasa 3,38 Baik 1,76 < X ≤ Cukup Cukup praktis Waktu 3,17 Baik 2,50 RPP Indikator 3,17 Baik 1,0 X ≤ 1,75 Kurang Kurang praktis baik Isi yang Baik Jannah, I.A. (2017:59) disajikan 3,30 Langkah ketiga adalah analisis Bahasa 3,25 Baik keefektifan perangkat pembelajaran, data Waktu 3,25 Baik keefektifan perangkat pembelajaran LKPD Isi yang Baik diperoleh dari hasil tes belajar berupa tes disajikan 3,30 penguasaan konsep dan kemampuan Penyajian 3,00 Baik berpikir kreatif. 1. Menghitung penguasaan konsep Waktu 3,25 Baik digunakan rumus sebagai berikut: Instrumen Materi 3,13 Baik Konstruksi 3,00 Baik X= ∑ yang tuntas x 100 Bahasa 3,08 Baik ∑ peserta didik Analisis kepraktisan perangkat 2. Menghitung kemampuan berpikir pembelajaran didapatkan dari hasil kreatif dinyatakan dalam N-Gain respon guru dan peserta didik (gain ternormalisasi) yaitu, ditunjukkan pada Tabel 3, 4 dan 5 Spost−Spre sebagai berikut: ( g )= x 100 Smaks−Spre Tabel 3. Respon Guru pretest dan posttest. Hasil perhitungan Kelas Rata-rata kategori N-gain yang diperoleh dapat dilihat pada Fisik 3.50 Sangat praktis Tabel berikut: Kelayakan isi 3.75 Sangat praktis Tabel 5. Tes hasil belajar kemampuan Aspek praktis 3.70 Sangat praktis berpikir kreatif peserta didik Bahasa 4.00 Sangat praktis Kelas N-GAIN Keterangan Rata-rata 3.81 Sangat praktis XI MIA 1 63.51 Sedang Tabel 4. Respon peserta didik terhadap XI MIA 2 62.12 Sedang LKPD XI MIA 3 70.47 Tinggi Kelas Rata-rata kategori Rata-rata 65.38 Sedang XI MIA1 3.20 Praktis Perangkat pembelajaran yang XI MIA 2 3.27 Sangat praktis dikembangkan dalam penelitian ini XI MIA3 3.31 Sangat praktis mengacu pada permendikbud nomor 20, Rata-rata 3.26 Sangat praktis 21, 22, 23, dan 24 tahun 2016. Tabel 5. Respon peserta didik terhadap Pengembangan perangkat juga peroses pembelajaran disesuaikan dengan tuntutan kurikulum Kelas Rata-rata kategori 2013 yaitu menggunakan pendekatan XI MIA1 3.20 Praktis saintifik dengan model pembelajaran XI MIA 2 3.26 Sangat praktis berbasis masalah. XI MIA3 3.27 Sangat praktis Uji kevalidan pada perangkat pembelajaran ini dilakukan oleh empat Rata-rata 3.24 Praktis orang ahli di bidang pendidikan. Penguasaan konsep peserta didik Masing-masing memberikan penilaian pada materi senyawa hidrokarbon dapat pada lembar validasi terhadap perangkat dikatakan efektif apabila peserta didik yang telah dikembangkan oleh peneliti. memperoleh nilai hasil belajar lebih Secara umum, hasil penilaian para ahli besar atau sama dengan nilai KBM. Tes dengan kategori baik (valid) yaitu layak hasil belajar penguasaan konsep peserta dipergunakan dengan sedikit revisi didik dapat dilihat pada Tabel berikut : sesuai dengan saran-saran validator. Tabel 4. Hasil belajar penguasaan konsep Silabus yang telah peserta didik dikembangkan peneliti mengacu pada Jumlah Nama % Ket. kurikulum 2013 Revisi Tahun 2016 peserta kelas Tuntas dengan menggunakan pendekatan didik saintifik dengan model pembelajaran XI 38 86,8 % Sangat berbasis masalah. Pendekatan saintifik MIA 1 efektif merupakan pengorganisasian XI 36 83 % Sangat pengalaman belajar dengan urutan logis MIA 2 efektif meliputi proses kegiatan pembelajaran: XI 41 95 % Sangat (a) mengamati; (b) menanya; (c) MIA 3 efektif mengumpulkan informasi/mencoba; (d) Sangat menalar/mengasosiasi; dan (e) Klasikal 115 89 % efektif mengomunikasikan. Silabus yang telah Untuk mengetahui adanya dikembangkan selanjutnya divalidasi peningkatan kemampuan berpikir oleh ahli pendidikan dan digunakan kreatif peserta didik pada materi sebagai acuan untuk mengembangkan senyawa hidrokarbon dapat digunakan rencana pelaksanaan pembelajaran uji N-gain dengan melihat selisih nilai (RPP). Berdasarkan hasil analisis skor validasi yang diberikan oleh validator untuk mencapai tujuan yang telah terhadap silabus, diperoleh kriteria nilai ditetapkan pada materi senyawa masing-masing aspek pada silabus relatif hidrokarbon yang terdapat pada 4 kali sama yaitu baik. Aspek pertama untuk tatap muka. RPP dikembangkan dari validasi silabus adalah aspek penyajian silabus untuk mengarahkan kegiatan isi, penilaian mengenai aspek penyajian pembelajaran peserta didik dalam upaya isi ini bertujuan untuk menjamin mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP validitas dari silabus, rata-rata nilai yang dikembangkan oleh peneliti ini validator pada aspek ini adalah 3.11 lebih menekankan pada aktivitas peserta yang berarti silabus berbasis masalah didik dalam menemukan konsep dan yang dikembangkan dalam segi mengembangkan kemampuan berpikir penyajian isi adalah valid. Aspek kedua kreatif dengan menggunakan model dalam segi bahasa yang bertujuan untuk PBM dan pendekatan saintifik. menjamin kualitas bahasa dari silabus Ada empat aspek yang dinilai yang dikembangkan, rata-rata nilai pada RPP ini, aspek pertama adalah validator pada aspek ini adalah 3.38 kesesuain indikator. Penilaian mengenai berarti menunjukan silabus yang kesesuaian indikator bertujuan untuk dikembangkan dalam segi bahasa adalah menjamin indikator yang digunakan valid. Aspek selanjutnya adalah dari segi dalam RPP sudah sesuai. Rata-rata nilai waktu yang bertujuan untuk menjamin validator pada aspek ini adalah 3,17 hal validitas waktu dari silabus tersebut. ini menandakan bahwa indikator yang Rata-rata nilai validator pada aspek ini digunakan pada RPP valid. Aspek kedua adalah 3,17 yang berarti silabus yang adalah aspek penyajian isi yang dikembangkan dalam segi waktu adalah bertujuan untuk menjamin isi dari RPP valid yang dikembangkan. Rata-rata nilai Dengan demikian diperoleh nilai validator pada aspek ini adalah 3,30 rata-rata dari semua aspek yaitu 3,22, yang berarti RPP yang dikembangkan berdasarkan nilai tersebut, silabus yang dalam segi penyajian isi valid. Aspek dikembangkan peneliti berada pada selanjutnya dalam segi bahasa yang kategori baik sehingga layak digunakan bertujuan untuk menjamin kualitas guru dalam mengembangkan RPP dan bahasa dari RPP yang dikembangkan. perangkat pembelajaran lainnya. Hasil Rata-rata nilai validator pada aspek ini validasi silabus dalam penelitian ini adalah 3,25 yang menandakan RPP yang sejalan dengan penelitian Seprianingsih, dikembangkan dalam segi bahasa valid. D., dkk (2017) bahwa produk silabus Aspek terakhir yang dinilai dari RPP yang dihasilkan telah memenuhi kriteria adalah waktu, rata-rata nilai validator atau langkah-langkah dalam menyusun pada aspek ini adalah 3,25 yang berarti silabus dan aspek kejelasan isi, RPP yang dikembangkan dari segi waktu kebahasaan dapat digunakan dalam adalah valid. pembelajaran karena sesuai dengan Berdasarkan hasil analisis nilai sasaran yang diberikan oleh validator, diperoleh Rencana Pelaksanaan nilai relatif sama yaitu kategori baik. Pembelajaran (RPP) adalah rencana Jika ditinjau nilai semua aspek, kegiatan pembelajaran tatap muka untuk diperoleh nilai rata-rata adalah 3,25. Hal satu pertemuan atau lebih ini menunjukkan bahwa RPP yang telah (Permendikbud No. 23 Tahun 2016). dikembangkan berada pada kategori baik RPP yang dikembang oleh peneliti untuk dan layak untuk selanjutnya digunakan menggambarkan tahap pembelajaran dalam pembelajaran dengan revisi sesuai pembelajaran dengan revisi sesuai saran saran validator. validator. Hal ini sesuai dengan dengan Lembar kegiatan peserta didik pendapat Ramdoniati, N. dkk (2018:31) (LKPD) yang dikembangkan peneliti bahwa penggunaan LKPD memberikan merupakan panduan peserta didik yang dampak postif bagi guru dalam digunakan untuk menemukan konsep mengajarkan materi kimia dan dan melatih kemampuan berpikir kreatif memberikan dampak postif juga bagi peserta didik. LKPD yang telah peserta didik dalam mempelajari materi dikembangkan peneliti dalam penelitian kimia. ini berbasis masalah didalamnya terdapat Instrument tes berpikir kreatif latihan-latihan soal yang dapat dan penguasaan konsep yang telah mendorong lahirnya kreativitas peserta dikembang oleh peneliti digunakan didik dalam menyelesaikan masalah. untuk mengevaluasi ketercapaian tujuan Sebaliknya guru kimia di sekolah pembelajaran dan instumen disusun menggunakan LKS dari penerbit yang berdasarkan indikator dan tujuan hanya berisi ringkasan materi, latihan pembelajaran yang hendak dicapai. soal atau berisi petunjuk praktikum yang Instrument tes dilengkapi dengan kisi- tidak melatih keterampilan berpikir kisi dan kunci jawaban sebagai pedoman tingkat tinggi peserta didik. untuk mengevaluasi hasil jawaban Ada tiga aspek yang dinilai peserta didik. Tes yang dikembangkan kevalidannya oleh validator yaitu : aspek dalam bentuk soal uraian sebanyak 11 pertama yang dinilai adalah isi yang soal yang terdiri dari 6 soal berpikir disajikan, penilaian ini bertujuan untuk kreatif dan 5 soal penguasaan konsep. menjamin isi yang disajikan dari LKPD Aspek pertama yang dinilai yang dikembangkan. Rata-rata nilai oleh validator adalah aspek materi, aspek Validator pada aspek pertama ini adalah ini bertujuan untuk menjamin validitas 3,30 yang berarti pengembangan LKPD materi dari instrumen tes penguasaan dari segi isi yang disajikan adalah valid. konsep dan berpikir kreatif. Rata-rata Aspek kedua yang dinilai yakni dari nilai validator pada aspek ini adalah 3,13 segi penyajian, rata-rata penilaian yang berarti instrumen tes adalah valid validator dari aspek penyajian ini adalah dari segi materi. Aspek kedua adalah dari 3,00 (valid). Aspek selanjutnya yang segi konstruk dengan rata-rata penilaian dinilai yakni dari segi bahasa, penilaian validator adalah 3,00 (valid). Aspek dari aspek bahasa adalah untuk selanjutnya dalam segi bahasa yang menjamin kualitas bahasa yang bertujuan untuk menjamin kualitas digunakan, rata-rata nilai validator pada bahasa dari instrumen yang aspek ini adalah 3,25 yang berarti dikembangkan. Rata-rata nilai validator pengembangan LKPD dari segi bahasa pada aspek ini adalah 3,08 yang berarti valid. instrumen tes yang dikembangkan dalam Berdasarkan hasil analisis nilai segi bahasa adalah valid. validasi yang telah diberikan oleh Hasil validasi tes penguasaan validator, LKPD yang telah konsep dan tes berpikir kreatif dikembangkan dikategorikan baik. menunjukkan nilai dengan kategori baik sedangkan nilai rata-rata semua aspek dan rata-rata penilaian validator dari yaitu 3,20. Hal ini menunjukkan bahwa semua aspek instrument tes adalah 3,1. kategori LKPD yang telah Hal ini menunjukkan instrumen tes yang dikembangkan adalah baik dan layak telah dikembangkan oleh peneliti baik untuk selanjutnya digunakan dalam dan layak untuk selanjutnya digunakan dalam pembelajaran dengan revisi sesuai adalah kelayakan isi perangkat saran validator. pembelajaran, rata-rata skor respon guru Secara keseluruhan hasil validasi pada aspek ini adalah 3,75 (sangat ahli menunjukkan bahwa perangkat praktis). Selanjutnya pada aspek ketiga pembelajaran yang telah dikembangkan dan keempat respon guru juga adalah peneliti menunjukkan perangkat sangat praktis. Ini terbukti dari hasil skor pembelajaran yang dikembangkan rata-rata aspek ketiga dan keempat berada pada kategori baik atau layak adalah 3,7 dan 4,0. digunakan untuk proses pembelajaran. Angket peserta didik terdiri dari Hasil validasi ini sesuai dengan dua yaitu respon peserta didik terhadap penelitian Nasir, M., dkk (2015:17) LKPD dan respon peserta didik bahwa seluruh perangkat pembelajaran terhadap proses pembelajaran berbasis yang dikembangkan layak digunakan masalah. Angket pertama terdiri dari 4 dalam penelitian. Sedangkan menurut aspek dengan total 20 pernyataan positif hasil penelitian Musanni, dkk. dan 4 butir pilihan jawaban respon (2015:115) perangkat pembelajaran peserta didik yaitu “sangat setuju”, layak untuk digunakan sebagai pedoman “setuju”, “kurang setuju”, dan tidak pelaksanaan pembelajaran dan alat setuju”. Kemudian angket kedua terdiri pengambilan data hasil belajar peserta dari 5 aspek terdiri dari 20 pernyataan didik. positif dengan 4 butir alternatif respon Tingkat kepraktisan perangkat peserta didik yaitu “sangat setuju”, pembelajaran yang dikembangkan “setuju”, “kurang setuju”, dan tidak diketahui melalui analisis data angket setuju” respon peserta didik dan guru. Angket di Berdasarkan hasil uji coba berikan kepada peserta didik setelah responden (angket respon peserta didik) proses pembelajaran pada materi menunjukkan bahwa respon peserta senyawa hidrokarbon selesai atau didik sangat baik terhadap pembelajaran bersamaan dengan ujian instrument tes berbasis masalah. Tingkat kepraktisan penguasaan konsep dan kemampuan perangkat pembelajaran dapat dilihat berpikir kreatif peserta didik. dari data hasil penelitian respon peserta Angket guru terdiri dari 4 aspek didik terhadap terhadap LKPD dengan yang dinilai dengan alternatif respon rata-rata skor kelas XI MIA 1 adalah guru yaitu “sangat setuju”, “setuju”, 3,19 (praktis), XI MIA 2 adalah 3,24 “kurang setuju”, dan tidak setuju”. (praktis), dan XI MIA 3 adalah 3,31 Berdasarkan hasil uji coba responden (sangat praktis). Selanjutanya (angket respon guru) menunjukkan kepraktisan perangkat pembelajaran bahwa perangkat pembelajaran yang hasil analisis data angket respon peserta dikembangkan dengan model didik terhadap proses pembelajaran pembelajaran berbasis masalah (PBM) dengan rata-rata skor kelas XI MIA 1 sangat praktis untuk digunakan dalam adalah 3,186 (praktis), XI MIA 2 adalah proses pembelajaran khususnya materi 3,628 (sangat praktis), dan XI MIA 3 senyawa hidrokarbon. Ada 4 aspek yang adalah 3,269 (sangat praktis). Jadi hasil dinilai untuk tingkat kepraktisan analisis data angket respon peseta didik perangkat pembelajaran yaitu : Aspek terhadap LKPD rata-rata skor 3,25 pertama yang dinilai adalah (praktis), dan rata-rata skor repon peserta fisik/tampilan perangkat pembelajaran, didik terhadap proses pembelajaran rata-rata skor respon guru pada aspek ini adalah 3, 53 (sangat praktis). Kemudian adalah 3,5 (sangat praktis). Aspek kedua dari repon peserta didik terhadap proses pembelajaran dan LKPD didapatkan konsep pada materi senyawa rata-rata skornya adalah 3,39 (sangat hidrokarbon. Tes hasil belajar diberikan praktis) setelah empat kali pertemuan yang Berdasarkan hasil respon guru dan bertujuan untuk mengetahui tingkat peserta didik, maka perangkat penguasaan konsep peserta didik pembelajaran yang dikembangkan terhadap materi senyawa hidrokarbon dinyatakan sangat praktis untuk setelah dilaksanakan proses digunakan dalam kegiatan pembelajaran pembelajaran dengan perangkat di kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat pembelajaran berbasis masalah. Muzaki dkk (2014: 28), bahwa Berdasarkan hasil analisis tes hasil perangkat pembelajaran dikatakan belajar penguasaan konsep bahwa dari praktis apabila tingkat pencapaian 115 jumlah peserta didik, sebanyak 102 kemampuan guru dalam mengelola peserta didik berhasil mendapatkan nilai pembelajaran dalam pembelajaran kategori tuntas dengan persentase minimal mencapai kategori baik. ketuntasan hasil belajar 89%, dan 11% Sedang hasil penelitian yang serupa yang peserta didik tidak tuntas. Hasil dilakukan oleh Sastradewi dkk. (2015:9) ketuntasan klasikal 89% menunjukkan menunjukkan bahwa perangkat bahwa perangkat pembelajaran sangat pembelajaran yang dikembangkan telah efektif digunakan dalam pembelajaran memenuhi syarat kepraktisan perangkat untuk meningkatkan penguasaan konsep pembelajaran. Kemudian yang dimaksud peserta didik. Hal ini sejalan dengan dengan kategori baik menurut Jannah, hasil penelitian Faizah, dkk (2013:126) I.A. (2017:59) adalah pada rentang nilai bahwa indikator keberhasilan penelitian rata-rata 2,51 < X ≤ 3,25 telah tercapai, indikator keberhasilan Keefektifan perangkat yang telah ditetapkan adalah minimal didefinisikan sebagai ketercapaian tujuan 75% ketuntasan kalsikal. Sedangkan pembelajaran yang dilakukan. Data menurut Ali et al (2010) yang mengenai tingkat keefektifan perangkat mendapatkan fakta bahwa penerapan pembelajaran berbasis masalah pada PBM dapat meningkatkan prestasi materi senyawa hidrokarbon ditentukan belajar. dengan melihat hasil tes peserta didik. Penelitian ini selain untuk Jenis tes tersebut disusun dalam bentuk mengetahui kelayakan dan kepraktisan uraian dengan jumlah 11 butir soal perangkat pembelajaran juga yang terdiri dari 5 soal penguasaan dimaksudkan untuk mengetahui konsep dan 6 soal untuk mengukur keefektifan perangkat pembelajaran kemampuan berpikir kreatif peserta untuk meningkatkan hasil belajar berupa didik. Berdasarkan data hasil uji coba kemampuan berpikir kreatif peserta kelompok terbatas, menunjukkan bahwa didik kelas XI MIA MAN 1 Mataram. perangkat pembelajaran dapat Proses pembelajaran diawali dengan meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik mengerjakan soal pretest, kreatif dan penguasaan konsep peserta soal pretest dikembangkan dengan didik kelas XI MIA MAN 1 Mataram indikator berpikir kreatif sebanyak 5 pada materi senyawa hidrokarbon. nomor lengkap dengan pedoman Deskpsi masaing-masing kegiatan penilaiannya. Setelah pretest peserta diuraikan sebagai berikut: didik diberikan penjelasan mengenai Data hasil belajar diperoleh LKPD berbasis masalah yang digunakan setelah ujicoba dengan menggunakan pada proses pembelajaran selanjutnya. instrumen tes hasil belajar penguasaan Analisis tes hasil belajar kemampuan berpikir kreatif peserta KESIMPULAN didik dianalisis dengan menggunakan uji Berdasarkan hasil penelitian n-gain. Hasil analisis menunjukkan dan pembahasan yang telah dilakukan adanya peningkatan hasil belajar setelah dapat disimpulkan bahwa Perangkat proses pembelajaran dengan model pembelajaran kimia dengan Model pembelajaran berbasis masalah dan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pendekatan saintifik. Hal ini dikarenakan yang dikembangkan telah memenuhi peserta didik lebih aktif bekerja, syarat valid, praktis, dan efektif mengamati, mencoba, menggali dan digunakan sebagai perangkat menemukan sendiri tujuan pembelajaran pembelajaran yang dapat meningkatkan serta lebih banyak berinteraksi dengan kemampuan berpikir kreatif dan teman kelompok maupun dengan teman penguasaan konsep peserta didik pada kelasnya. Suasana belajar yang lebih materi senyawa hidrokarbon. rileks dan gembira memungkinkan pembelajaran lebih menyenangkan DAFTAR PUSTAKA sehingga peserta didik lebih mudah Ali, R., Hukamdad, Aqila, A., dan memahami materi pembelajaran. Hal ini Anwar, K. 2010. Efect of Using terlihat dari skor rata-rata tes hasil Problem Solving Method in belajar pada materi senyawa hidrokarbon Teaching Mathematics on The dengan menggunakan model Achievement of Mathematics pembelajaran berbasis masalah dengan Student. Asian Social Science, pendekatan saintifik 6(2): 67-72 Dengan merubah skor pretest menjadi presentase skor rata-rata dan Emzir. 2011. Metodologi Penelitian merubah skor postest dengan presentase Pendidikan Kuantitatif & skor rata-rata hasil belajar setelah uji Kualitatif. Jakarta: PT Grafindo coba perangkat pembelajaran, diperoleh Persada. nilai N-gain pada masing-masing kelas Jannah, I.A.2017. Pengembangan Bahan yaitu kelas XI MIA1 sebesar 65,51% Ajar Pada Bahasan Himpunan mengalami peningkatan dengan kategori Dengan Pendekatan Problem sedang, Kelas MIA XI2 sebesar 62,12% Solving Untuk Siswa Smp Kelas mengalami peningkatan dengan kategori VII. Jurnal Pendidikan sedang, dan kelas XI MIA3 sebesar Matematika, 6(3):55-65 70,47% mengalami peningkatan dengan Kosasi E. 2016. Strategi Belajar Dan kategori tinggi. Dengan demikian hasil Pembelajaran Implementasi penelitian menunjukkan bahwa Kurikulum 2013. Bandung: perangkat yang dikembangkan efektif Yrama Widya. atau mampu untuk meningkatkan hasil Mashuri, MT. 2014. Upanya belajar kimia berupa peningkatan Peningkatan Representasi kemampuan berpikir kreatif peserta Peserta Didik Melalui Media didik kelas XI IPA MAN 1 Mataram Animasi Submikroskopik Untuk tahun pelajaran 2018-2019. Hasil ini materi Pokok Larutan sejalan dengan penelitian yang dilakukan Penyangga. Media Sains. 7(1): oleh Mussani dkk (2015) uji N-gain 73-78 dapat dijadikan sebagai uji untuk melihat Musanni, Susilawati, Hadiwijaya S.A. efektivitas dari suatu perangkat 2015. Pengembangan Bahan Ajar pembelajaran. Fisika SMA Berbasis Learning Cycle Gas dan Termodinamika. Jurnal penelitian Pendidikan IPA. Seprianingsih, D., dkk. 2017. Vol. 1(1) : 102-122 Pengembangan Perangkat Muzaki, Lubiz, Slamin, dan Dafik. Pembelajaran Biologi Berbasis “Pengembangan Perangkat Inkuri Terbimbing (PPBIT) Pembelajaran Berbasis Metode dalam Meningkatkan Guided Discovery Learning Kemampuan Berargumen Siswa. Berbantuan E-Learning dengan Jurnal Penelitian Pendidikan IPA. Aplikasi Atutor pada Pokok 3(2) : 8-15 Bahasan Lingkaran Kelas VIII SMP”. vol. 3 no.2. 2015. Sugiono, 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Nasir, M., dkk. 2015. Pengembangan R&D. Bandung: Alfabeta. Perangkat Pembelajaran Model Thiagarajan, S., Semmel, D. S. & 5E Untuk Meningkatkan Semmel, M. I. 1974. Kemampuan Berpikir Kritis Instructional Development for Siswa. Jurnal Penelitian Training Teachers of Expectional Pendidikan IPA. Vol. 1(2) : 12-23 Children. Minneapolis, Minnesota: Leadership Training Panjaitan, M. B. Nur M, dan Jatmiko, B. Institute/Secial Education, 2015. Model Pembelajaran Sains University of Minnesota. Berbasis Proses Kreatif-Inkuiri Untuk Meningkatkan Berpikir Kreatif Dan Pemahaman Konsep Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 11(1):8-22 Permendikbud. 2016. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia nomor 20, 21, 22, 23, dan 24 tahun 2016.
Ramdoniati, N. dkk. 2018.
Pengembangan Bahan Ajar kimia Berbasis Problem Based Learning Untuk meningkatkan Keterampilan Metakognisi. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA. Vol. 5(1) : 27-33
Sastradewi dkk. 2015. Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Kimia Yang Menerapkan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha 5:1-11