Anda di halaman 1dari 14

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH


UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
DAN PENGUASAAN KONSEP PESERTA DIDIK
Fardin 1, Agus Abhi Purwoko 2, Jamaluddin3
Program Studi Magister Pendidikan IPA, Universitas Mataram 123
Email: fardinmechi@gmail.com

Key Words Abstract


Learning This research is a development research that aims to find out 1) Feasibility of chemical
device, learning devices with problem-based learning models, 2) Practicality of chemical learning
problem devices with problem-based learning models, 3) Effectiveness of chemistry learning devices
based learning with problem-based learning models in improving creative thinking skills and mastery of the
model with concepts of students. The development of this learning device uses a 4D (four-D) model from
scientific Thiagarajan and semmel which is modified into three stages, namely defining, designing, and
approach, developing. The results of this study are problem-based learning devices consisting of
creative syllabus, lesson plans, LKPD and test instruments are valid, practical, and effective in
thinking improving the ability to think creatively and mastery of students' concepts. Data on the validity
ability, of learning devices was obtained from the assessment of four experts who obtained the results
mastery of that the problem-based learning device was feasible to use, and practicality data were obtained
concepts from practitioners from teachers and students. The effectiveness of the learning device for
mastering concepts is analyzed using individual and calcical completeness formulas. While the
effectiveness of learning devices on creative thinking skills was analyzed using the calculation
of the N-gain formula by looking at the difference between the preetest value and the Postest
value. Based on the results of data analysis the learning device is very effective in improving
students 'conceptual abilities, and is effective in improving students' creative thinking skills

Kata Kunci Abstrak


Pengembangan Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengetahui 1) Kelayakan
perangkat, perangkat pembelajaran kimia dengan model pembelajaran berbasis masalah, 2) Kepraktisan
Model perangkat pembelajaran kimia dengan model pembelajaran berbasis masalah, 3) Keefektifan
pembelajaran perangkat pembelajaran kimia dengan model pembelajaran berbasis masalah dalam
berbasis meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan konsep peserta didik.
masalah Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan model 4D (four-D) dari Thiagarajan
dengan dan semmel yang dimodifikasi menjadi tiga tahap, yaitu tahap pendefinisian (define),
pendekatan perancangan (design), dan pengembangan (develop). Hasil dari penelitian ini adalah
saintifik, perangkat pembelajaran berbasis masalah terdiri dari silabus, RPP, LKPD dan instrumen tes
kemampuan adalah valid, praktis, dan efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan
berpikir kreatif, penguasaan konsep peserta didik. Data validitas perangkat pembelajaran didapatkan dari
penguasaan penilaian empat ahli yang mendapatkan hasil bahwa perangkat pembelajaran berbasis masalah
konsep layak digunakan, dan data kepraktisan didapatkan dari praktisi yang berasal dari guru dan
peserta didik. Keefektifan perangkat pembelajaran terhadap penguasaan konsep dianalisis
menggunakan rumus ketuntasan individu dan kalsikal. Sedangkan keefektifan perangkat
pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kreatif dianalisis menggunakan perhitungan
rumus N-gain dengan melihat selisih dari nilai preetest dan nilai Postest. Berdasarkan hasil
analisis data perangkat pembelajaran sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan konsep
peserta didik, dan efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik.
PENDAHULUAN Sekitar 70% dari mereka masih
Kimia merupakan salah satu menganggap bahwa pelajaran kimia itu
bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam tidak mudah dipahami, terutama untuk
yang mempelajari tentang kejadian menyelesaikan soal-soal analisis yang
alam yang memungkinkan penelitian berkaitan dengan kemampuan
dengan percobaan, pengukuran, memecahkan masalah.
penyajian secara matematis, Dalam pelajaran kimia terdapat
berdasarkan metode ilmiah. Dalam banyak rumus dan konsep yang
kegiatan pembelajaran Kimia, peserta membutuhkan pemahaman yang lebih
didik tidak hanya diajarkan konsep tinggi. Selain itu, peserta didik
ataupun teori (aspek kognitif), tetapi menganggap bahwa pembelajaran kimia
juga mengasah keterampilan proses kurang bersifat aplikatif, tetapi hanya
(aspek psikomotor) dan menumbuhkan sebatas teori, serta banyak hafalan. Salah
sikap ilmiah (aspek afektif) peserta satu penyebabnya adalah metode
didik. Kurikulum 2013 dengan pembelajaran yang biasa digunakan
pendekatan saintifiknya telah kurang bervariasi. Oleh karena itu,
mencakup ketiga aspek tersebut. terkadang peserta didik merasa jenuh
Dengan pembelajaran yang memuat dan bosan, terlebih lagi jika dihadapkan
aspek kognitif, psikomotor dan afektif dengan materi materi yang lebih sulit
diharapkan peserta didik belajar secara dan membingungkan.
aktif sehingga pembelajaran kimia Pada pembelajaran kimia, guru
menjadi menarik dan menyenangkan. dituntut untuk lebih kreatif dalam
Fakta di lapangan pembelajaran menerapkan kimia ke dalam masalah-
kimia di sekolah secara umum masih masalah kontekstual pada kehidupan
menggunakan pembelajaran berpusat sehari-hari, agar pembelajaran lebih
pada guru yang lebih mendominasi bermakna dan peserta didik merasa lebih
kegiatan pembelajaran sehingga termotivasi. Selain itu, dengan adanya
keterlibatan peserta didik terbatas. tuntutan kurikulum 2013 pembelajaran
Dampaknya mata pelajaran kimia lebih terpusat pada peserta didik,
merupakan salah satu mata pelajaran sehingga peserta didik dituntut untuk
yang sulit bagi peserta didik. lebih aktif dalam kegiatan belajar
Berdasarkan hasil angket peserta mengajar. Kurikulum 2013 merupakan
didik dan wawancara dengan salah satu sebuah kurikulum yang mengutamakan
guru kimia di MAN 1 Mataram pemahaman, skill, dan pendidikan
diperoleh informasi : (1) belum berkarakter, peserta didik dituntut untuk
tersedianya perangkat pembelajaran kimia paham atas materi, aktif dalam
yang dapat memfasilitas peserta didik berdiskusi dan presentasi serta memiliki
untuk belajar aktif, (2) guru lebih sering sopan santun juga disiplin yang
menggunakan LKS dari penerbit, (3) tidak tinggi. Pendekatan saintifik diterapkan
adanya refleksi kritis atas pengalaman dalam kurikulum 2013 mengacu pada
belajar sehingga peserta didik tidak menemukan konsep dasar yang
mempunyai kesempatan untuk melandasi penerapan model
mengembangkan kemampuan berpikirnya. pembelajaran dengan menanamkan
Kemudian dari hasil angket peserta sikap ilmiah pada diri peserta didik
didik, bahwa pada dasarnya peserta didik dimana menyentuh tiga ranah yaitu
merasa senang terhadap pelajaran kimia, sikap, pengetahuan dan keterampilan
karena sesungguhnya kimia sangat yang sesuai dengan penilaian dalam
berguna dalam kehidupan sehari-hari. kurikulum 2013. Sosok guru sebagai
fasilitator yang dapat mengarahkan kreatif dan penguasaan konsep peserta
peserta didik untuk lebih terlibat aktif didik dengan jalan mengembangkan
mengembangkan potensi di dalam perangkat pembelajaran yang meliputi
dirinya. silabus, RPP, dan LKPD.

Bertolak dari masalah tersebut,


perlu diupayakan suatu bentuk proses
belajar mengajar yang mampu METODE
mengaktifkan peserta didik dan Penelitian ini merupakan
mempunyai kemampuan yang penelitian pengembangan (Research &
lebih dibandingkan peserta didik Development). Penelitian ini disebut
yang lain. Salah satu model dengan penelitian pengembangan karena
pembelajaran tersebut adalah fokus pada pengembangan perangkat
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). pembelajaran kimia dengan Model
Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
yang dikenal degan sebutan Problem yang dikembangkan dalam pelaksanaan
Based Learning (PBL) dan model pembelajaran untuk meningkatkan
pembelajaran Inquiry. Kedua model kemampuan berpikir kreatif dan
pembelajaran tersebut sesuai dengan penguasaan konsep kimia peserta didik
proses pembelajaran kimia yang MAN 1 Mataram. Produk yang akan
mengarah pada pendekatan saintifik dihasilkan dalam penelitian
yang diterapkan dalam kurikulum 2013. pengembangan adalah 1) Perangkat
Model pembelajaran berbasis pembelajaran yang terdiri dari Silabus,
masalah membuat peserta didik dituntut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
untuk belajar melalui pengalaman (RPP), LKS; 2) Instrumen tes berpikir
langsung berdasarkan masalah. kreatif, dan instrumen penguasaan
Pembelajaran Berbasis Masalah konsep kimia.
merupakan inovasi dalam pembelajaran Pengembangan perangkat
karena dalam PBM kemampuan berpikir pembelajaran ini menggunakan model
peserta didik betul-betul dioptimalisasi 4D (four-D). menurut Thiagarajan dan
melalui proses kerja kelompok atau tim semmel (1974) penelitian dan
yang sistematis, sehingga peserta didik pengembangan atau Research and
dapat memberdayakan, mengasah, Development adalah metode penelitian
menguji, dan mengembangkan yang digunakan untuk menghasilkan
kemampuan berpikirnya secara produk tertentu dan menguji keefektifan
berkesinambungan. produk tersebut. Sedangkan menurut
“Pembelajaran berbasis masalah Sugiyono (2015:407) mengungkapkan
adalah model pembelajaran yang bahwa penelitian dan pengembangan
berdasarkan pada masalah-masalah yang adalah metode penelitian yang
dihadapi peserta didik terkait KD yang digunakan untuk menghasilkan produk
dipelajari peserta didik. Masalah yang tertentu, dan menguji keefektifan produk
dimaksud bersifat nyata atau sesuatu tersebut. Menurut Gay et al. (dalam
yang menjadi pertanyaan-pertanyaan Emzir 2011), penelitian dan
pelik bagi peserta didik”. (Kosasi E, pengembangan memiliki tujuan bukan
2016:88). untuk menguji suatu teori tetapi untuk
Berdasarkan paparan di atas, mengembangkan produk-produk yang
perlu dilakukan penelitian untuk efektif untuk digunakan di sekolah.
meningkatkan kemampuan berpikir Jadi penelitian pengembangan
merupakan penelitian yang berupaya penelitian ini tahap penyebaran berupa
menghasilkan suatu produk tertentu penggunaan perangkat pembelajaran
yang efektif sehingga dapat digunakan pada saat penelitian untuk menguji
untuk mengelola pembelajaran. Suatu efektivitas perangkat, menyerahkan
produk pengembangan dikatakan perangkat pembelajaran yang telah
efektif apabila produk tersebut dapat direvisi ke sekolah, dan publikasi hasil
digunakan untuk membimbing siswa penelitian pada jurnal yang diakreditasi
belajar mencapai tujuan yang telah nasional.
ditetapkan, sedangkan produk dapat Desain penelitian yang
dikatakan valid apabila dapat digunakan dalam tahap ini adalah
merefleksikan jiwa pengetahuan. Control Group Pretest-Postest Design,
Sementara itu, komponen-komponen dengan sasaran penelitian adalah kelas
produk tersebut harus konsisten satu XI MIA MAN 1 Mataram. Rancangan
sama lain. penelitian adalah sebagai berikut:
Thiagarajan dan semmel (1974) Pretest Perlakuan Postest
menjelaskan model 4D memiliki 4 O1 X O2
tahap, yaitu: (1) Tahap pendefinisian Dalam penelitian ini, data yang
(define) merupakan tahapan yang diperoleh akan dianalisis, analisis
bertujuan untuk menetapkan dan kualitatif dan kuantitatif digunakan
mendefinisikan syarat-syarat untuk menggambarkan proses
pembelajaran. Beberapa kegiatan pada pengembangan produk. Analisis
tahap pendefiniasian adalah analisis kuantitatif digunakan untuk
masalah, analisis siswa, analisis tugas, menggambarkan penilaian kualitas
analisis konsep, dan merumuskan produk, respon kuesioner siswa, dan tes
tujuan pembelajaran. (2) Tahap prestasi. Hasil analisis data yang
perancangan (design) merupakan digunakan untuk perbaikan produk.
tahapan yang bertujuan untuk Langkah-langkah dalam menganalisis
menyiapkan draft atau tipe perangkat data sebagai berikut:
pembelajaran. Beberapa kegiatan pada Langkah pertama adalah analisis
tahap ini adalah merumuskan tujuan validasi perangkat pembelajaran, teknik
pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan untuk menganalisis data
dan menentukan rancangan awal validasi perangkat adalah deskriptif
perangkat pembelajaran. (3) Tahap kualitatif. Analisis validasi ini dilakukan
pengembangan (develop) merupakan dengan menghitung rata-rata penilaian
tahap yang bertujuan untuk oleh Validator pada setiap perangkat
menghasilkan perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
yang sudah direvisi berdasarkan ∑ Skor semua validator
masukan dari para ahli dibidang P=
pendidikan kimia. Pada tahap ini juga ∑ validator
akan dilakukan uji coba terbatas di Kemudian menentukan kategori validitas
sekolah yang telah ditetapkan oleh dengan mencocokan rata-rata total pada
peneliti terhadap perangkat tabel kriteria hasil validasi perangkat
pembelajaran yang telah pembelajaran.
dikembangkan. (4) Tahap Tabel 1 Kriteria hasil validasi perangkat
pendiseminasian (disseminate) bertujuan pembelajaran
untuk menggunakan perangkat pada Interval Kateg Keterangan
skala yang lebih luas melibatkan ori
Sangat Dapat digunakan
banyak sekolah dan guru lain. Dalam 3,51 <SVP< 4,0
baik tanpa revisi
Dapat digunakan Keterangan :
2,51 <SVP< 3,50 Baik dengan sedikit (g) = Skor Gain
revisi Spost = skor posttest
Dapat digunakan Spre = skor pretest
Kurang Smaks = skor maksimal
1,51 <SVP< 2,50 dengan banyak
baik
revisi
Selanjutnya dari hasil
Tidak layak dan
Tidak perhitungan n-gain tersebut kemudian
1,0 ≤SVP≤ 1,50 belum dapat
baik dikonversi dengan kriteria sebagai
digunakan
berikut:
(Diadaptasi Panjaitan & Jatmiko, 2015:14) Tabel 3. Kriteria Normalized Gain
Langkah kedua adalah analisis Skor N-Gain Kriteria N-
kepraktisan perangkat pembelajaran, Gain
Analisis kepraktisan didasarkan pada 70,1% < N-Gain ≤ Tinggi
angket respon guru dan angket respon 100%
peserta didik. Analisis kepraktisan ini 30,1% < N-Gain ≤ Sedang
dilakukan dengan menghitung rata-rata 70%
skor tiap aspeknya. N-Gain ≤ 30% Rendah
X=
∑ Skor yang diperoleh x 4 Mashuri, MT. 2014
∑ skor maksimal HASIL DAN PEMBAHASAN
Selanjutnya, Penentuan konversi skor Hasil rekapitulasi hasil validasi
respon guru dan peserta didik yang tim ahli terhadap perangkat
diperoleh ke dalam tabel konversi skala pembelajaran berbasis masalah disajikan
5 menjadi nilai kualitatif. pada Tabel berikut ini :
Tabel 2. Kriteria penilaian angket respon Tabel 3. Skor kelayakan perangkat
guru dan peserta didik Perangka Rata Kriteri
Aspek
Respon Kategori Keterangan t -rata a
3,26 < X ≤ Sangat Sangat praktis Silabus Penyajian isi 3,11 Baik
2,51 <4,0
X ≤ 3,25 baik
Baik Praktis Bahasa 3,38 Baik
1,76 < X ≤ Cukup Cukup praktis Waktu 3,17 Baik
2,50 RPP Indikator 3,17 Baik
1,0 X ≤ 1,75 Kurang Kurang praktis
baik Isi yang Baik
Jannah, I.A. (2017:59) disajikan 3,30
Langkah ketiga adalah analisis
Bahasa 3,25 Baik
keefektifan perangkat pembelajaran, data
Waktu 3,25 Baik
keefektifan perangkat pembelajaran
LKPD Isi yang Baik
diperoleh dari hasil tes belajar berupa tes
disajikan 3,30
penguasaan konsep dan kemampuan
Penyajian 3,00 Baik
berpikir kreatif.
1. Menghitung penguasaan konsep Waktu 3,25 Baik
digunakan rumus sebagai berikut: Instrumen Materi 3,13 Baik
Konstruksi 3,00 Baik
X=
∑ yang tuntas x 100 Bahasa 3,08 Baik
∑ peserta didik Analisis kepraktisan perangkat
2. Menghitung kemampuan berpikir pembelajaran didapatkan dari hasil
kreatif dinyatakan dalam N-Gain respon guru dan peserta didik
(gain ternormalisasi) yaitu, ditunjukkan pada Tabel 3, 4 dan 5
Spost−Spre sebagai berikut:
( g )= x 100
Smaks−Spre
Tabel 3. Respon Guru pretest dan posttest. Hasil perhitungan
Kelas Rata-rata kategori N-gain yang diperoleh dapat dilihat pada
Fisik 3.50 Sangat praktis Tabel berikut:
Kelayakan isi 3.75 Sangat praktis Tabel 5. Tes hasil belajar kemampuan
Aspek praktis 3.70 Sangat praktis berpikir kreatif peserta didik
Bahasa 4.00 Sangat praktis Kelas N-GAIN Keterangan
Rata-rata 3.81 Sangat praktis XI MIA 1 63.51 Sedang
Tabel 4. Respon peserta didik terhadap XI MIA 2 62.12 Sedang
LKPD XI MIA 3 70.47 Tinggi
Kelas Rata-rata kategori Rata-rata 65.38 Sedang
XI MIA1 3.20 Praktis Perangkat pembelajaran yang
XI MIA 2
3.27 Sangat praktis dikembangkan dalam penelitian ini
XI MIA3 3.31 Sangat praktis mengacu pada permendikbud nomor 20,
Rata-rata 3.26 Sangat praktis 21, 22, 23, dan 24 tahun 2016.
Tabel 5. Respon peserta didik terhadap Pengembangan perangkat juga
peroses pembelajaran disesuaikan dengan tuntutan kurikulum
Kelas Rata-rata kategori 2013 yaitu menggunakan pendekatan
XI MIA1 3.20 Praktis saintifik dengan model pembelajaran
XI MIA 2
3.26 Sangat praktis berbasis masalah.
XI MIA3 3.27 Sangat praktis Uji kevalidan pada perangkat
pembelajaran ini dilakukan oleh empat
Rata-rata 3.24 Praktis
orang ahli di bidang pendidikan.
Penguasaan konsep peserta didik
Masing-masing memberikan penilaian
pada materi senyawa hidrokarbon dapat
pada lembar validasi terhadap perangkat
dikatakan efektif apabila peserta didik
yang telah dikembangkan oleh peneliti.
memperoleh nilai hasil belajar lebih
Secara umum, hasil penilaian para ahli
besar atau sama dengan nilai KBM. Tes
dengan kategori baik (valid) yaitu layak
hasil belajar penguasaan konsep peserta
dipergunakan dengan sedikit revisi
didik dapat dilihat pada Tabel berikut :
sesuai dengan saran-saran validator.
Tabel 4. Hasil belajar penguasaan konsep
Silabus yang telah
peserta didik
dikembangkan peneliti mengacu pada
Jumlah
Nama % Ket. kurikulum 2013 Revisi Tahun 2016
peserta
kelas Tuntas dengan menggunakan pendekatan
didik
saintifik dengan model pembelajaran
XI 38 86,8 % Sangat
berbasis masalah. Pendekatan saintifik
MIA 1 efektif
merupakan pengorganisasian
XI 36 83 % Sangat pengalaman belajar dengan urutan logis
MIA 2 efektif meliputi proses kegiatan pembelajaran:
XI 41 95 % Sangat (a) mengamati; (b) menanya; (c)
MIA 3 efektif mengumpulkan informasi/mencoba; (d)
Sangat menalar/mengasosiasi; dan (e)
Klasikal 115 89 %
efektif mengomunikasikan.
Silabus yang telah
Untuk mengetahui adanya dikembangkan selanjutnya divalidasi
peningkatan kemampuan berpikir oleh ahli pendidikan dan digunakan
kreatif peserta didik pada materi sebagai acuan untuk mengembangkan
senyawa hidrokarbon dapat digunakan rencana pelaksanaan pembelajaran
uji N-gain dengan melihat selisih nilai (RPP). Berdasarkan hasil analisis skor
validasi yang diberikan oleh validator untuk mencapai tujuan yang telah
terhadap silabus, diperoleh kriteria nilai ditetapkan pada materi senyawa
masing-masing aspek pada silabus relatif hidrokarbon yang terdapat pada 4 kali
sama yaitu baik. Aspek pertama untuk tatap muka. RPP dikembangkan dari
validasi silabus adalah aspek penyajian silabus untuk mengarahkan kegiatan
isi, penilaian mengenai aspek penyajian pembelajaran peserta didik dalam upaya
isi ini bertujuan untuk menjamin mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP
validitas dari silabus, rata-rata nilai yang dikembangkan oleh peneliti ini
validator pada aspek ini adalah 3.11 lebih menekankan pada aktivitas peserta
yang berarti silabus berbasis masalah didik dalam menemukan konsep dan
yang dikembangkan dalam segi mengembangkan kemampuan berpikir
penyajian isi adalah valid. Aspek kedua kreatif dengan menggunakan model
dalam segi bahasa yang bertujuan untuk PBM dan pendekatan saintifik.
menjamin kualitas bahasa dari silabus Ada empat aspek yang dinilai
yang dikembangkan, rata-rata nilai pada RPP ini, aspek pertama adalah
validator pada aspek ini adalah 3.38 kesesuain indikator. Penilaian mengenai
berarti menunjukan silabus yang kesesuaian indikator bertujuan untuk
dikembangkan dalam segi bahasa adalah menjamin indikator yang digunakan
valid. Aspek selanjutnya adalah dari segi dalam RPP sudah sesuai. Rata-rata nilai
waktu yang bertujuan untuk menjamin validator pada aspek ini adalah 3,17 hal
validitas waktu dari silabus tersebut. ini menandakan bahwa indikator yang
Rata-rata nilai validator pada aspek ini digunakan pada RPP valid. Aspek kedua
adalah 3,17 yang berarti silabus yang adalah aspek penyajian isi yang
dikembangkan dalam segi waktu adalah bertujuan untuk menjamin isi dari RPP
valid yang dikembangkan. Rata-rata nilai
Dengan demikian diperoleh nilai validator pada aspek ini adalah 3,30
rata-rata dari semua aspek yaitu 3,22, yang berarti RPP yang dikembangkan
berdasarkan nilai tersebut, silabus yang dalam segi penyajian isi valid. Aspek
dikembangkan peneliti berada pada selanjutnya dalam segi bahasa yang
kategori baik sehingga layak digunakan bertujuan untuk menjamin kualitas
guru dalam mengembangkan RPP dan bahasa dari RPP yang dikembangkan.
perangkat pembelajaran lainnya. Hasil Rata-rata nilai validator pada aspek ini
validasi silabus dalam penelitian ini adalah 3,25 yang menandakan RPP yang
sejalan dengan penelitian Seprianingsih, dikembangkan dalam segi bahasa valid.
D., dkk (2017) bahwa produk silabus Aspek terakhir yang dinilai dari RPP
yang dihasilkan telah memenuhi kriteria adalah waktu, rata-rata nilai validator
atau langkah-langkah dalam menyusun pada aspek ini adalah 3,25 yang berarti
silabus dan aspek kejelasan isi, RPP yang dikembangkan dari segi waktu
kebahasaan dapat digunakan dalam adalah valid.
pembelajaran karena sesuai dengan Berdasarkan hasil analisis nilai
sasaran yang diberikan oleh validator, diperoleh
Rencana Pelaksanaan nilai relatif sama yaitu kategori baik.
Pembelajaran (RPP) adalah rencana Jika ditinjau nilai semua aspek,
kegiatan pembelajaran tatap muka untuk diperoleh nilai rata-rata adalah 3,25. Hal
satu pertemuan atau lebih ini menunjukkan bahwa RPP yang telah
(Permendikbud No. 23 Tahun 2016). dikembangkan berada pada kategori baik
RPP yang dikembang oleh peneliti untuk dan layak untuk selanjutnya digunakan
menggambarkan tahap pembelajaran
dalam pembelajaran dengan revisi sesuai pembelajaran dengan revisi sesuai saran
saran validator. validator. Hal ini sesuai dengan dengan
Lembar kegiatan peserta didik pendapat Ramdoniati, N. dkk (2018:31)
(LKPD) yang dikembangkan peneliti bahwa penggunaan LKPD memberikan
merupakan panduan peserta didik yang dampak postif bagi guru dalam
digunakan untuk menemukan konsep mengajarkan materi kimia dan
dan melatih kemampuan berpikir kreatif memberikan dampak postif juga bagi
peserta didik. LKPD yang telah peserta didik dalam mempelajari materi
dikembangkan peneliti dalam penelitian kimia.
ini berbasis masalah didalamnya terdapat Instrument tes berpikir kreatif
latihan-latihan soal yang dapat dan penguasaan konsep yang telah
mendorong lahirnya kreativitas peserta dikembang oleh peneliti digunakan
didik dalam menyelesaikan masalah. untuk mengevaluasi ketercapaian tujuan
Sebaliknya guru kimia di sekolah pembelajaran dan instumen disusun
menggunakan LKS dari penerbit yang berdasarkan indikator dan tujuan
hanya berisi ringkasan materi, latihan pembelajaran yang hendak dicapai.
soal atau berisi petunjuk praktikum yang Instrument tes dilengkapi dengan kisi-
tidak melatih keterampilan berpikir kisi dan kunci jawaban sebagai pedoman
tingkat tinggi peserta didik. untuk mengevaluasi hasil jawaban
Ada tiga aspek yang dinilai peserta didik. Tes yang dikembangkan
kevalidannya oleh validator yaitu : aspek dalam bentuk soal uraian sebanyak 11
pertama yang dinilai adalah isi yang soal yang terdiri dari 6 soal berpikir
disajikan, penilaian ini bertujuan untuk kreatif dan 5 soal penguasaan konsep.
menjamin isi yang disajikan dari LKPD Aspek pertama yang dinilai
yang dikembangkan. Rata-rata nilai oleh validator adalah aspek materi, aspek
Validator pada aspek pertama ini adalah ini bertujuan untuk menjamin validitas
3,30 yang berarti pengembangan LKPD materi dari instrumen tes penguasaan
dari segi isi yang disajikan adalah valid. konsep dan berpikir kreatif. Rata-rata
Aspek kedua yang dinilai yakni dari nilai validator pada aspek ini adalah 3,13
segi penyajian, rata-rata penilaian yang berarti instrumen tes adalah valid
validator dari aspek penyajian ini adalah dari segi materi. Aspek kedua adalah dari
3,00 (valid). Aspek selanjutnya yang segi konstruk dengan rata-rata penilaian
dinilai yakni dari segi bahasa, penilaian validator adalah 3,00 (valid). Aspek
dari aspek bahasa adalah untuk selanjutnya dalam segi bahasa yang
menjamin kualitas bahasa yang bertujuan untuk menjamin kualitas
digunakan, rata-rata nilai validator pada bahasa dari instrumen yang
aspek ini adalah 3,25 yang berarti dikembangkan. Rata-rata nilai validator
pengembangan LKPD dari segi bahasa pada aspek ini adalah 3,08 yang berarti
valid. instrumen tes yang dikembangkan dalam
Berdasarkan hasil analisis nilai segi bahasa adalah valid.
validasi yang telah diberikan oleh Hasil validasi tes penguasaan
validator, LKPD yang telah konsep dan tes berpikir kreatif
dikembangkan dikategorikan baik. menunjukkan nilai dengan kategori baik
sedangkan nilai rata-rata semua aspek dan rata-rata penilaian validator dari
yaitu 3,20. Hal ini menunjukkan bahwa semua aspek instrument tes adalah 3,1.
kategori LKPD yang telah Hal ini menunjukkan instrumen tes yang
dikembangkan adalah baik dan layak telah dikembangkan oleh peneliti baik
untuk selanjutnya digunakan dalam dan layak untuk selanjutnya digunakan
dalam pembelajaran dengan revisi sesuai adalah kelayakan isi perangkat
saran validator. pembelajaran, rata-rata skor respon guru
Secara keseluruhan hasil validasi pada aspek ini adalah 3,75 (sangat
ahli menunjukkan bahwa perangkat praktis). Selanjutnya pada aspek ketiga
pembelajaran yang telah dikembangkan dan keempat respon guru juga adalah
peneliti menunjukkan perangkat sangat praktis. Ini terbukti dari hasil skor
pembelajaran yang dikembangkan rata-rata aspek ketiga dan keempat
berada pada kategori baik atau layak adalah 3,7 dan 4,0.
digunakan untuk proses pembelajaran. Angket peserta didik terdiri dari
Hasil validasi ini sesuai dengan dua yaitu respon peserta didik terhadap
penelitian Nasir, M., dkk (2015:17) LKPD dan respon peserta didik
bahwa seluruh perangkat pembelajaran terhadap proses pembelajaran berbasis
yang dikembangkan layak digunakan masalah. Angket pertama terdiri dari 4
dalam penelitian. Sedangkan menurut aspek dengan total 20 pernyataan positif
hasil penelitian Musanni, dkk. dan 4 butir pilihan jawaban respon
(2015:115) perangkat pembelajaran peserta didik yaitu “sangat setuju”,
layak untuk digunakan sebagai pedoman “setuju”, “kurang setuju”, dan tidak
pelaksanaan pembelajaran dan alat setuju”. Kemudian angket kedua terdiri
pengambilan data hasil belajar peserta dari 5 aspek terdiri dari 20 pernyataan
didik. positif dengan 4 butir alternatif respon
Tingkat kepraktisan perangkat peserta didik yaitu “sangat setuju”,
pembelajaran yang dikembangkan “setuju”, “kurang setuju”, dan tidak
diketahui melalui analisis data angket setuju”
respon peserta didik dan guru. Angket di Berdasarkan hasil uji coba
berikan kepada peserta didik setelah responden (angket respon peserta didik)
proses pembelajaran pada materi menunjukkan bahwa respon peserta
senyawa hidrokarbon selesai atau didik sangat baik terhadap pembelajaran
bersamaan dengan ujian instrument tes berbasis masalah. Tingkat kepraktisan
penguasaan konsep dan kemampuan perangkat pembelajaran dapat dilihat
berpikir kreatif peserta didik. dari data hasil penelitian respon peserta
Angket guru terdiri dari 4 aspek didik terhadap terhadap LKPD dengan
yang dinilai dengan alternatif respon rata-rata skor kelas XI MIA 1 adalah
guru yaitu “sangat setuju”, “setuju”, 3,19 (praktis), XI MIA 2 adalah 3,24
“kurang setuju”, dan tidak setuju”. (praktis), dan XI MIA 3 adalah 3,31
Berdasarkan hasil uji coba responden (sangat praktis). Selanjutanya
(angket respon guru) menunjukkan kepraktisan perangkat pembelajaran
bahwa perangkat pembelajaran yang hasil analisis data angket respon peserta
dikembangkan dengan model didik terhadap proses pembelajaran
pembelajaran berbasis masalah (PBM) dengan rata-rata skor kelas XI MIA 1
sangat praktis untuk digunakan dalam adalah 3,186 (praktis), XI MIA 2 adalah
proses pembelajaran khususnya materi 3,628 (sangat praktis), dan XI MIA 3
senyawa hidrokarbon. Ada 4 aspek yang adalah 3,269 (sangat praktis). Jadi hasil
dinilai untuk tingkat kepraktisan analisis data angket respon peseta didik
perangkat pembelajaran yaitu : Aspek terhadap LKPD rata-rata skor 3,25
pertama yang dinilai adalah (praktis), dan rata-rata skor repon peserta
fisik/tampilan perangkat pembelajaran, didik terhadap proses pembelajaran
rata-rata skor respon guru pada aspek ini adalah 3, 53 (sangat praktis). Kemudian
adalah 3,5 (sangat praktis). Aspek kedua dari repon peserta didik terhadap proses
pembelajaran dan LKPD didapatkan konsep pada materi senyawa
rata-rata skornya adalah 3,39 (sangat hidrokarbon. Tes hasil belajar diberikan
praktis) setelah empat kali pertemuan yang
Berdasarkan hasil respon guru dan bertujuan untuk mengetahui tingkat
peserta didik, maka perangkat penguasaan konsep peserta didik
pembelajaran yang dikembangkan terhadap materi senyawa hidrokarbon
dinyatakan sangat praktis untuk setelah dilaksanakan proses
digunakan dalam kegiatan pembelajaran pembelajaran dengan perangkat
di kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat pembelajaran berbasis masalah.
Muzaki dkk (2014: 28), bahwa Berdasarkan hasil analisis tes hasil
perangkat pembelajaran dikatakan belajar penguasaan konsep bahwa dari
praktis apabila tingkat pencapaian 115 jumlah peserta didik, sebanyak 102
kemampuan guru dalam mengelola peserta didik berhasil mendapatkan nilai
pembelajaran dalam pembelajaran kategori tuntas dengan persentase
minimal mencapai kategori baik. ketuntasan hasil belajar 89%, dan 11%
Sedang hasil penelitian yang serupa yang peserta didik tidak tuntas. Hasil
dilakukan oleh Sastradewi dkk. (2015:9) ketuntasan klasikal 89% menunjukkan
menunjukkan bahwa perangkat bahwa perangkat pembelajaran sangat
pembelajaran yang dikembangkan telah efektif digunakan dalam pembelajaran
memenuhi syarat kepraktisan perangkat untuk meningkatkan penguasaan konsep
pembelajaran. Kemudian yang dimaksud peserta didik. Hal ini sejalan dengan
dengan kategori baik menurut Jannah, hasil penelitian Faizah, dkk (2013:126)
I.A. (2017:59) adalah pada rentang nilai bahwa indikator keberhasilan penelitian
rata-rata 2,51 < X ≤ 3,25 telah tercapai, indikator keberhasilan
Keefektifan perangkat yang telah ditetapkan adalah minimal
didefinisikan sebagai ketercapaian tujuan 75% ketuntasan kalsikal. Sedangkan
pembelajaran yang dilakukan. Data menurut Ali et al (2010) yang
mengenai tingkat keefektifan perangkat mendapatkan fakta bahwa penerapan
pembelajaran berbasis masalah pada PBM dapat meningkatkan prestasi
materi senyawa hidrokarbon ditentukan belajar.
dengan melihat hasil tes peserta didik. Penelitian ini selain untuk
Jenis tes tersebut disusun dalam bentuk mengetahui kelayakan dan kepraktisan
uraian dengan jumlah 11 butir soal perangkat pembelajaran juga
yang terdiri dari 5 soal penguasaan dimaksudkan untuk mengetahui
konsep dan 6 soal untuk mengukur keefektifan perangkat pembelajaran
kemampuan berpikir kreatif peserta untuk meningkatkan hasil belajar berupa
didik. Berdasarkan data hasil uji coba kemampuan berpikir kreatif peserta
kelompok terbatas, menunjukkan bahwa didik kelas XI MIA MAN 1 Mataram.
perangkat pembelajaran dapat Proses pembelajaran diawali dengan
meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik mengerjakan soal pretest,
kreatif dan penguasaan konsep peserta soal pretest dikembangkan dengan
didik kelas XI MIA MAN 1 Mataram indikator berpikir kreatif sebanyak 5
pada materi senyawa hidrokarbon. nomor lengkap dengan pedoman
Deskpsi masaing-masing kegiatan penilaiannya. Setelah pretest peserta
diuraikan sebagai berikut: didik diberikan penjelasan mengenai
Data hasil belajar diperoleh LKPD berbasis masalah yang digunakan
setelah ujicoba dengan menggunakan pada proses pembelajaran selanjutnya.
instrumen tes hasil belajar penguasaan
Analisis tes hasil belajar
kemampuan berpikir kreatif peserta KESIMPULAN
didik dianalisis dengan menggunakan uji Berdasarkan hasil penelitian
n-gain. Hasil analisis menunjukkan dan pembahasan yang telah dilakukan
adanya peningkatan hasil belajar setelah dapat disimpulkan bahwa Perangkat
proses pembelajaran dengan model pembelajaran kimia dengan Model
pembelajaran berbasis masalah dan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
pendekatan saintifik. Hal ini dikarenakan yang dikembangkan telah memenuhi
peserta didik lebih aktif bekerja, syarat valid, praktis, dan efektif
mengamati, mencoba, menggali dan digunakan sebagai perangkat
menemukan sendiri tujuan pembelajaran pembelajaran yang dapat meningkatkan
serta lebih banyak berinteraksi dengan kemampuan berpikir kreatif dan
teman kelompok maupun dengan teman penguasaan konsep peserta didik pada
kelasnya. Suasana belajar yang lebih materi senyawa hidrokarbon.
rileks dan gembira memungkinkan
pembelajaran lebih menyenangkan DAFTAR PUSTAKA
sehingga peserta didik lebih mudah Ali, R., Hukamdad, Aqila, A., dan
memahami materi pembelajaran. Hal ini Anwar, K. 2010. Efect of Using
terlihat dari skor rata-rata tes hasil Problem Solving Method in
belajar pada materi senyawa hidrokarbon Teaching Mathematics on The
dengan menggunakan model Achievement of Mathematics
pembelajaran berbasis masalah dengan Student. Asian Social Science,
pendekatan saintifik 6(2): 67-72
Dengan merubah skor pretest
menjadi presentase skor rata-rata dan Emzir. 2011. Metodologi Penelitian
merubah skor postest dengan presentase Pendidikan Kuantitatif &
skor rata-rata hasil belajar setelah uji Kualitatif. Jakarta: PT Grafindo
coba perangkat pembelajaran, diperoleh Persada.
nilai N-gain pada masing-masing kelas Jannah, I.A.2017. Pengembangan Bahan
yaitu kelas XI MIA1 sebesar 65,51% Ajar Pada Bahasan Himpunan
mengalami peningkatan dengan kategori Dengan Pendekatan Problem
sedang, Kelas MIA XI2 sebesar 62,12% Solving Untuk Siswa Smp Kelas
mengalami peningkatan dengan kategori VII. Jurnal Pendidikan
sedang, dan kelas XI MIA3 sebesar Matematika, 6(3):55-65
70,47% mengalami peningkatan dengan Kosasi E. 2016. Strategi Belajar Dan
kategori tinggi. Dengan demikian hasil Pembelajaran Implementasi
penelitian menunjukkan bahwa Kurikulum 2013. Bandung:
perangkat yang dikembangkan efektif Yrama Widya.
atau mampu untuk meningkatkan hasil Mashuri, MT. 2014. Upanya
belajar kimia berupa peningkatan Peningkatan Representasi
kemampuan berpikir kreatif peserta Peserta Didik Melalui Media
didik kelas XI IPA MAN 1 Mataram Animasi Submikroskopik Untuk
tahun pelajaran 2018-2019. Hasil ini materi Pokok Larutan
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Penyangga. Media Sains. 7(1):
oleh Mussani dkk (2015) uji N-gain 73-78
dapat dijadikan sebagai uji untuk melihat Musanni, Susilawati, Hadiwijaya S.A.
efektivitas dari suatu perangkat 2015. Pengembangan Bahan Ajar
pembelajaran. Fisika SMA Berbasis Learning
Cycle Gas dan Termodinamika.
Jurnal penelitian Pendidikan IPA. Seprianingsih, D., dkk. 2017.
Vol. 1(1) : 102-122 Pengembangan Perangkat
Muzaki, Lubiz, Slamin, dan Dafik. Pembelajaran Biologi Berbasis
“Pengembangan Perangkat Inkuri Terbimbing (PPBIT)
Pembelajaran Berbasis Metode dalam Meningkatkan
Guided Discovery Learning Kemampuan Berargumen Siswa.
Berbantuan E-Learning dengan Jurnal Penelitian Pendidikan IPA.
Aplikasi Atutor pada Pokok 3(2) : 8-15
Bahasan Lingkaran Kelas VIII
SMP”. vol. 3 no.2. 2015. Sugiono, 2015. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan
Nasir, M., dkk. 2015. Pengembangan R&D. Bandung: Alfabeta.
Perangkat Pembelajaran Model Thiagarajan, S., Semmel, D. S. &
5E Untuk Meningkatkan Semmel, M. I. 1974.
Kemampuan Berpikir Kritis Instructional Development for
Siswa. Jurnal Penelitian Training Teachers of Expectional
Pendidikan IPA. Vol. 1(2) : 12-23 Children. Minneapolis,
Minnesota: Leadership Training
Panjaitan, M. B. Nur M, dan Jatmiko, B. Institute/Secial Education,
2015. Model Pembelajaran Sains University of Minnesota.
Berbasis Proses Kreatif-Inkuiri
Untuk Meningkatkan Berpikir
Kreatif Dan Pemahaman Konsep
Siswa SMP. Jurnal Pendidikan
Fisika Indonesia 11(1):8-22
Permendikbud. 2016. Peraturan menteri
pendidikan dan kebudayaan
republik indonesia nomor 20, 21,
22, 23, dan 24 tahun 2016.

Ramdoniati, N. dkk. 2018.


Pengembangan Bahan Ajar kimia
Berbasis Problem Based
Learning Untuk meningkatkan
Keterampilan Metakognisi.
Jurnal Penelitian Pendidikan
IPA. Vol. 5(1) : 27-33

Sastradewi dkk. 2015. Pengembangan


Perangkat Pembelajaran Kimia
Yang Menerapkan Model
Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Pemahaman
Konsep Siswa. E-Journal
Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
5:1-11

Anda mungkin juga menyukai