Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trombosit merupakan sel darah yang berperan penting dalam hemostasis

(Ciesla, 2007). Dalam proses hemostasis, trombosit melindungi dari perdarahan

dan mengkatalisis bekuan darah yang stabil melalui kaskade koagulasi. Trombosit

juga berfungsi melindungi dari infeksi melalui fagositosis antigen patogen

(Gasparyan, 2011). Apabila produksi trombosit mengalami kelainan maka akan

berdampak pada proses hemostatis. Salah satu kelainan trombosit yang dapat

terjadi adalah penurunan kadar trombosit. Efek dari penurunan kadar trombosit ini

dapat menyebabkan trombositopenia. Trombositopenia adalah penurunan jumlah

trombosit dalam sirkulasi. Kelainan ini berkaitan dengan peningkatan resiko

perdarahan hebat, hanya dengan cidera ringan atau perdarahan spontan kecil

(Corwin, 2002). Trombositopenia atau defisiensi trombosit, merupakan keadaan

dimana trombosit dalam sistim sirkulasi jumlahnya dibawah normal, yaitu

150.000-350.000/μL darah (Guyton, 2007). Trombositopenia biasanya dijumpai

pada penderita anemia, leukemia, infeksi virus dan protozoa yang diperantarai

oleh sistem imun (Human Infection Virus, demam berdarah dan malaria).

Trombositopenia juga dapat terjadi selama masa kehamilan, pada saat tubuh

mengalami kekurangan vitamin B12 dan asam folat, dan sedang menjalani

radioterapi dan kemoterapi (Hoffbrand, 2007). Pengobatan trombositopenia dapat

dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan penggunaan tanaman

herbal.
2

Dewasa ini minat masyarakat untuk memanfaatkan tumbuh-tumbuhan

sebagai ramuan obat semakin berkembang. Banyaknya permintaan dunia akan

obat-obatan yang berasal dari alam, menunjukkan bahwa masyarakat memiliki

kecenderungan untuk menempuh gaya hidup kembali ke alam atau ”back to

nature” dalam mencapai tujuan hidup yang lebih sehat dan aman terhadap

berbagai macam gangguan kesehatan (Kuswara, 2000). Banyak penelitian telah

dilakukan dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di alam untuk

meningkatkan kadar trombosit darah. Kurma memiliki kandungan isoflavon yang

tinggi yang dapat meningkatkan kadar trombosit darah dengan menghambat

aktivitas enzim hialuronidase dalam sumsum tulang (Zahroh, 2013). Buah jambu

biji merah, buah angkak, daun ubi jalar, air kelapa muda dan kurma secara

empirik dapat digunakan pada kasus defisiensi trombosit. Penelitian sebelumnya

buah jambu biji merah telah terbukti khasiatnya dapat menaikkan jumlah

trombosit dalam darah pada kelinci (Wahyuningrum, 2007). Penelitian mengenai

pengobatan trombositopenia juga pernah dilakukan dengan menggunakan

tanaman herbal daun jambu biji (Psidium guajava Linn.). Kandungan senyawa

tanin dan flavonoid ekstrak daun jambu biji di duga juga dapat meningkatkan

jumlah megakariosit dalam sumsum tulang sehingga dapat meningkatkan jumlah

trombosit dalam darah dengan mekanisme peningkatan GM-CSF yang akan

menyebabkan rangsangan proliferasi dan diferensiasi megakariosit (Soegijanto et

al., 2010).

Menurut penelitian Bajara (2012), kandungan flavonoid pada tanaman

temulawak, temu ireng, sambiloto dan meniran juga dapat mempengaruhi


3

perbesaran diameter pulpa putih, pertambahan jumlah pulpa putih dan

peningkatan jumlah makrofag pada limpa. Flavonoid juga ditandai dapat

meningkatkan kepadatan sel limfosit pada pulpa putih limpa. Peningkatan

kepadatan sel limfosit ini terjadi karena adanya proliferasi sel-sel limfosit yang

diawali dengan peningkatan akivitas makrofag. Menurut Sudaryono (2011),

senyawa aktif berupa flavonoid juga dapat mempengaruhi kenaikan jumlah

trombosit dan memiliki bioaktivitas terhadap keradangan.

Semanggi air (Marsilea crenata) merupakan salah satu jenis tanaman

yang sering dimanfaatkan sebagai obat herbal (Afristiani, 2003). Semanggi air

(Marsilea Crenata) memiliki kandungan fitokimia berupa gula pereduksi, steroid,

kandungan karbohidrat, dan flavonoid (Yacoeb et al., 2010). Menurut Kristiono

(2009), uji flavonoid yang dilakukan terhadap daun dan tangkai semanggi air

memberikan hasil positif (+), yang ditandai dengan warna merah pada pereaksi.

Warna merah yang terjadi merupakan reaksi terjadinya pembentukan garam

flavilium. Pada daun dan tangkai semanggi air yang dikukus juga terdeteksi

adanya kandungan flavonoid. Menurut Anisah (2008), tanaman semanggi air

(Marsiela crenata) diduga memiliki khasiat sama seperti Red Clover (Trifolium

pretense). Tanaman Red Clover (Trifolium pretense) yang banyak tumbuh di

Amerika diketahui mengandung flavonoid, yaitu isoflavon. Semanggi air

mengandung empat macam isoflavon yaitu genestein, daidzein, formononetin dan

biochanin A.

Penelitian tentang semanggi air (Marsilea Crenata) yang diketahui

memiliki kandungan flavonoid (isoflavon) masih belum banyak dilakukan.


4

Kandungan ini dapat mempengaruhi kenaikan trombosit darah dan pembesaran

pulpa putih pada limpa. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui pengaruh penggunaan semanggi air (Marsilea crenata) terhadap

kadar trombosit darah dan pengaruhnya pada histopatologi limpa.

1.2 . Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut timbul suatu permasalahan sebagai

berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh pemberian ekstrak semanggi air (Marsilea

crenata) pada tikus (Ratus Norvegicus) betina Strain Wistar terhadap

kadar trombosit darah pada tikus?

2. Apakah terdapat pengaruh pemberian ekstrak semanggi air (Marsilea

crenata) pada tikus (Ratus Norvegicus) betina Strain Wistar terhadap

gambaran histologi limpa pada tikus?

1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka

perlu diberikan batasan-batasan penelitian agar tidak menyimpang dari rumusan

masalah. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Ekstrak semanggi air (Marsilea crenata) dengan beberapa konsentrasi.

2. Obyek penelitian yang digunakan adalah sekelompok tikus putih (Rattus

norvegicus strain Wistar) betina yang dipilih secara acak dengan umur sekitar

8 bulan, berat badan rata-rata 200-250 gram.


5

3. Untuk perlakuan peneliti melakukan pemberian ekstrak semanggi air

(Marsilea crenata) pada tikus putih (Rattus norvegicus) betina strain Wistar

secara peroral.

4. Untuk melihat efektifitas pengaruh semanggi air (Marsilea crenata) dilihat

dari kadar trombosit pada tikus putih (Rattus norvegicus) betina strain Wistar.

5. Untuk melihat pengaruh semanggi air (Marsilea crenata) dilihat dari

gambaran histologi limpa pada tikus putih (Rattus norvegicus) betina strain

Wistar.

1.4 Tujuan Penelitian

1.Menguji pengaruh pemberian ekstrak semanggi air (Marsilea crenata) pada

tikus (Ratus Norvegicus) betina Strain Wistar terhadap kadar trombosit darah.

2.Menguji pengaruh pemberian ekstrak semanggi air (Marsilea crenata) pada

tikus (Ratus Norvegicus) betina Strain Wistar terhadap gambaran histologi

limpa.

1.5 Manfaat Penelitian

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kegunaan semanggi

air (Marcilea crenata) terhadap gambaran histologi limpa dan pengaruhnya

terhadap kadar trombosit darah sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai

referensi penunjang untuk hal-hal yang berkaitan dengan penurunan kadar

trombosit darah.

Anda mungkin juga menyukai