Anda di halaman 1dari 2

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Potensi yang dapat dikembangkan dari berbagai bidang peternakan yakni

sapi potong karena menyediakan kebutuhan akan daging yang permintaannya

terus meningkat, hal ini diperkuat dengan pernyataan Priyanto (2011), yakni

kebutuhan akan daging sapi di Indonesia menunjukkan trend yang meningkat

setiap tahunnya, demikian pula importasi terus bertambah dengan laju yang

semakin tinggi, baik impor daging maupun impor sapi bakalan.

Dalam peningkatan produktivitas sapi perlu didukung oleh teknologi

reproduksi terutama yang berhubungan dengan efesiensi dan pengelolaan

reproduksi guna memperbaiki dan mempertahankan fertilitasnya. Perbaikan

fertilitas yang lebih mudah diterapkan adalah dengan kontrol estrus dan waktu

inseminasi yang tepat melalui teknologi Inseminasi Buatan (IB) dengan

menggunakan semen.

Untuk tujuan komersial di peternak, pada kondisi dimana pejantan unggul

yang dikehendaki tidak tersedia, maka pemanfaatan semen dari pejantan unggul

dapat menjadi suatu pilihan. Pejantan dengan kualitas genetik yang unggul

sebagai produsen semen, penting untuk diperhatikan dalam program IB. Istilah IB

berasal dari bahasa latin Inseminatus, ini berarti penyampaian. Bahasa Inggris

dikenal Artificial Insemination. Tujuannya adalah untuk perbaikan mutu genetik

ternak, menghindari penyebaran penyakit kelamin, meningkatkan jumlah

keturunan dari pejantan unggul, dan meningkatkan kesejahteraan peternak

(Pangestu, 2002).

1
2

Beberapa tahun yang lalu bioteknologi ini mendapatkan perhatian dan

prioritas untuk digunakan sebagai kiat meningkatkan produktifitas ternak milik

masyarakat. Daya operasionalnya pun disediakan dalam jumlah yang cukup besar

pula untuk mensukseskan permasyarakatan bioteknologi tersebut.

Teknologi Inseminasi Buatan ini perlu di tunjang dengan penyediaan bibit

unggul. Dalam hal ini berupa mani beku/semen beku yang diolah atau dibuat oleh

sentra inseminasi buatan yaitu Balai Inseminasi Buatan Banjarbaru, yang

merupakan salah satu pusat kegiatan inseminasi buatan yang ada di Daerah

Kalimantan Selatan.

1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktikum Lapang

1.2.1 Tujuan praktik lapang

Melakukan praktik lapang ini bertujuan untuk mengetahui tehnik dari proses

penampungan semen beku pada sapi bali di Balai Inseminasi Buatan Banjarbaru

Provinsi Kalimantan Selatan.

1.2.2 Kegunaan praktik lapang

Hasil dari praktik lapang ini diharapkan dapat digunakan untuk sumber

informasi yang digunakan untuk memberikan pengetahuan serta sumber informasi

kepada peternak atau pengusaha peternakan guna menunjang keberhasilan dalam

meningkatkan kualitas keturunan yang unggul.

Anda mungkin juga menyukai