Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM PENGATURAN OTOMATIS

PERCOBAAN I

1. Judul
Kontrol Sekuensial I

2. Tujuan
Untuk membuktikan tentang sequential control dan aplikasinya pada system control
yang sederhana

3. Teori Dasar
AVCC training kit ( DT – I Kyusu Matshushita Electric Co-Ltd ). Tempat panel control
AVCC training kit tampak pada gambar 1. Prinsip-prinsip fungsi control tersebut adalah
sebagai berikut :

Gambar 1
a. Power Source (Sumber Daya)
Dengan menghubungkan sumber daya pada PLN, maka daya listrik akan dapat
dialirkan
b. Power Switch
Merupakan power switch utama. Untuk memjalankan, tekan ke atas. Untuk
mematikan, tekan ke bawah
c. Power Indication Lamp (Lampu Indikasi Daya)
Lampu petunjuk adanya aliran listrik pada panel.
d. Fuse disimpan dalam fuse holder. Tipe yang dipakai adalah 200V sampai 240V.
e. DC Outline
Tegangan DC disediakan pada sockets ini, + 12 V untuk terminal merah, dan 0 V
untuk terminal hitam.
f. Intermediate Terminal Sockets
Lubang ini dilengkapi dengan 6 pin dan 4 pin, masing-masing kabel dihubungkan
parallel
g. Input Circuit (Rangkaian Masukan)
Terdiri atas 3 Push Button switches, 2 toggle switches, masing-masing rangkaian
mempunyai kontak A dan B (A = Normaly Open, B = Normaly Close)
h. Relay dan Timer Relay
Rangkaian beroperasi pada tegangan 12V DC dan menggunakan arus dibawah 1 A
(arus maksimum). Sockets relay dan timer relay terletak pada panel. Masing-masing 6
sockets yang sama dan terhubung secara bebas, dapat dipasang sampai 4 titik hubung
pada terminal kontak A dan 2 titik pada terminal kontak B. Untuk rangkaian control
yang lebih canggih dan rumit memerlukan lebih dari 2 switches, relay, dan timer relay.
i. PMC (Pre – set Magnetic Five Digits) Counter
Pada PMC terdapat push button pada tepi kiri. Dengan menekan maka jumlah
hitungan dapat ditentukan. PMC counter juga memiliki 2 jenis terminal masukan, CC
(counr coil) dan RC (reset coil). Apabila ada arus pada CC, maka hitungan akan
berkurang, dan control counter akan bergerak bila ajumlah hitungan samadengan yang
telah ditentukan (counter menunjuk angka 0).
j. Motor DC
Tegangan masukan adalah 12 V DC. Dengan menggunakan hubungan tegangan plus
dan terminal merah motor akan bergerak searah jarum jam. Apabila tegangan 0 V
diberikan pada terminal merah, maka motor akan bergerak berlawanan dengan arah
jarum jam.
k. Limit Switches
Akan ON atau OFF yang tergantung pada gesekan motor cam yang diputar oleh
motor.
l. Output Lamp Indocation
Ada 4 Lamp L1 sampai L4 untuk menunjukan keadaan sinyal keluaran.

4. Langkah Percobaan
a. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini dan uji urur-urutannya dan buat time
chartnya
Gambar 2

b. Buatlah rangkaian OR
Dengan memakai 2 relay, 2 relay kontak, 2 switchesdan 3 lampu. Gunakan 2 lampu
untuk indikasi keadaan toggle switches ON/OFF. Setelah itu buat sequence chartnya
c. Buatlah rangkaian AND
Dengan memakai komponen yang sama dengan percobaan diatas dan kemudian
buatlah sequence chartnya.
d. Buatlah rangkaian Self- Conservativnya
Dengan menggunakan 1 relay, 3 kontak relay, 2 lampu , dan 2 switches button.
Gambar 3 menunjukkan time chartnya

Gambar 3
e. Buatlah rangkaian percobaan seperti pada sequence chart pada gambar 4 kemudian
ujilah urut-urutannya dan buatlah time chartnya
Gambar 4

f. Buatlah rangkaian percobaan yang memenuhi aturan-aturan sebagai berikut :


1. Tekan switches PB1, kemudian lampu indikasi L1 akan menyala
2. Motor M mulai berputar setelah t1 (sec)
3. Lampu L2 sebagai lampu petunjuk putaran menyala selama 2x setiap putaran
dengan menggunakan limit switches.
4. Jumlah putaran dihitung mundur oleh PMC counter coil CC yang digerakkan oleh
pulsa limit switches, dan ketika mencapai N kali putaran (diset sebelum), motor
harus berhenti.
5. Akhirnya tekan PB2, kemudian lampu petunjuk daya L1 mati.
6. Sebagai tembahan, buatlah suatu rangkaian yang memungkinkan mereset PMC
counter dengan push button switches PB3 (gunakan koil RC)
g. Buatlah rangkaian percobaan sehingga diperoleh time chart pada gambar 5

Gambar 5
h. Buatlah rangkain percobaan sehingga diperoleh time chart pada gambar 6

Gambar 6
5. Data Rangkaian Percobaan dan Time Chart
a) Pushbutton NO
Gambar Rangkaian

Time Chart

PbNO

L1

b) Pushbutton NC
Gambar Rangkaian

Time Chart

PbNC

L1
c) Saklar
Gambar Rangkaian

Time Chart

Saklar

L1

d) Relay
Gambar Rangkaian

Time Chart

S1

R1N0
R1NC

L1

L2

e) Timer
Gambar Rangkaian

Time Chart

S1

T1N0

T1NC

L1

L2
f) Interlock atau Conservatif
Gambar Rangkaian

Time Chart

PbNC

PbNO

R1NO1

R1NO2

L
6. Analisa

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat dianalisa sequence chart beserta time chart
dari suatu rangkaian sekuensial. Pada percobaan satu ketika push button NO ditekan maka
lampu menyala ketika dilepas maka tidak menyala dikarenakan menggunakan push button
NO. Pada percobaan kedua tetap menggunakan rangkaian yang sama, namun mengganti
push button NO menjadi push button NC yang mempunyai sifat ketika tidak ditekan maka
sudah terhubung dan menyebabkan lampu menyala dan pada saat tidak ditekan
menimbulkan matinya lampu.

Percobaan ketiga yaitu menggunakan satu saklar dan satu lampu ketika saklar pada
posisi logika satu berarti terhubung dan lampu menyala, ketika saklar pada posisi logika
nol berarti tidak terhubung dan lampu tidak menyala. Pada percobaan keempat
menggunakan komponen relay. Ketika relay menyala karena switch pada logika satu maka
dua kontak relay akan berubah posisi, pada lampu satu akan menyala karena posisi kontak
relay yang awalnya NO menjadi posisi NC, pada lampu dua tidak akan menyala karena
menggunakan kontak relay yang awalnya NC berubah posisi menjadi kontak relay NO.
Pada saat saklar berlogika nol lampu kedua akan menyala karena menggunakan kontak
relay pada posisi NC dan lampu pertama akan mati karena menggunakan kontak relay NO.

Selanjutnya percobaan kelima menggunakan timer dengan rangkaian yang sama seperti
percobaan keempat saat switch berlogika nol sampai berubah menjadi logika satu. Pada
saat switch berlogika nol maka timer yang mempunyai kontak timer normally closed akan
teraliri oleh listrik sehingga lampu kedua menyala. Ketika switch berlogika satu timer akan
menyala dan kontak timer normally open akan menyala sesuai set waktu yang telah
ditentukan dan setelah itu lampu satu akan menyala dan bergantian dengan lampu kedua
yang akan menyala karena posisi kontak timer berubah.

Terkahir percobaan keenam menggunakan rangkaian dengan sistem interlock. Ketika


push button NO ditekan maka kontak relay satu NO akan menjadi posisi kontak NC
walaupun push button NO dilepas, sehingga otomatis relay utama dan lampu akan menyala
terus sampai dengan push button NC ditekan yang akan mematikan semua catu daya pada
rangkaian. Lampu yang pada kondisi sebelumnya menyala menjadi mati karena ada
perubahan pada kontak relay akibat push button NC
7. Kesimpulan

Dapat disimpulkan pada percobaan satu lampu menyala ketika push button NO ditekan.
Pada percobaan kedua lampu menyala ketika push button NC tidak ditekan. Percobaan
ketiga lampu menyala jika saklar berposisi logika satu. Percobaan keempat lampu menyala
jika saklar berposisi logika satu. Relay utama serta R1NO aktif, namun lampu kedua
menyala jika saklar berlogika nol dan hanya R1NC yang aktif. Selanjutnya percobaan
kelima lampu satu menyala ketika posisi saklar berlogika satu dan timer utama aktif serta
T1NO membutuhkan waktu sesuai pengaturan detik untuk menyalakan lampu satu
sedangkan lampu dua akan menyala ketika posisi saklar berlogika nol sampai T1NC tidak
aktif karena bergantian aktif dengan T1NO. Terakhir lampu akan menyala dengan satu kali
tekan pada push button NO karena menggunakan sistem self interlock, namun lampu akan
mati jika push button NC ditekan untuk memutus aliran catu daya pada rangkaian

Anda mungkin juga menyukai