Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR

a) PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang.

Kabupaten Buton merupakan salah satu daerah di Provinsi Sulawesi

Tenggara, yang mempunyai potensi banjir, mengingat Kabupaten

Buton khususnya daerah Desa Lawele dan Desa Lasembangi Kec.

Lasalimu merupakan daerah dataran rendah yang dilewati Sungai

yang terdapat di daerah tersebut.

Aliran air (anak sungai) yang diteruskan ke sungai di desa Lawele

ternyata tidak bisa diteruskan ke hilir Pantai jika kondisi terjadi

pasang surutnya air laut. karena debit maksimum air yang diijinkan

masuk dari anak sungai ( sungai kecil) ke Sungai Induk di desa Lawele

hanya sekitar menampung dengan kondisi normal 14719,02 m3 (Data

Tabel 5. Daya Tampung Rata-Rata Terhadap Penampang). Akibat

kelebihannya curah hujan dan kelembapan muka tanah mengakibatkan

sungai-sungai (termasuk anak sungai) meluap dan berdampak banjir yang

melanda kedua desa yakni Desa Lawele dan Desa Lasembangi Kec.

Lasalimu Kabupaten Buton. Salah satu solusi yang bisa dilakukan

untuk mengatasi banjir yang disebabkan oleh kelebihan air sungai

adalah dengan membuat tampungan (retarding basin).

1.2 Tujuan.

Adapun Maksudnya adalah melakukan evaluasi pemilihan alternative

dalam upaya penanggulangan banjir secara structural dan bertujuan

untuk :

a. Terhindarnya Bencana Alam yang berupa bencana banjir.

b. Meningkatnya kesehatan masyarakat.

c. Meningkatnya perekonomian masyarakat atau meningkatnya

kesejahteraan masyarakat.
1.3 Identifikasi Masalah.

Permasalahan banjir di wilayah Kabupaten Buton khususnya daerah

Desa Lawele dan Desa Lasembangi Kec. Lasalimu diidentifikasi

disebabkan oleh berbagai faktor antara lain seperti berikut :

a) Dari segi topografi, lokasi ke dua desa tersebut terletak pada

daerah lembah di tepi pantai dengan elevasi lahan yang sangat

rendah dengan kemiringan datar.

b) Adanya pengaruh pasang air laut, yang berpengaruh ke sungai.

c) Geometrik sungai-sungai hulu dengan kemiringan curam, namun

dengan cepat berubah landai.

d) Curah hujan yang cukup tinggi

e) Daerah-daerah retensi difungsikan sebagai sawah.

Beberapa kegiatan yang harus dilakukan terkait dengan rencana

pengendalian banjir tersebut adalah :

Menstabilkan alur sungai yang mengalami meander

Perbaikan (normalisasi) penampang melintang sungai.

Perbaikan penampang tanggul sesuai dengan standar kriteria yang ada.

Profil memanjang sungai didasarkan pada kemiringan yang ada dan tinggi

muka air rancangan didasarkan pada hasil perhitungan menggunakan aliran

seragam.

Retarding basin yang terkontrol.

Penyesuain/modifikasi bangunan yang terpengaruh misalnya pengambilan

irigasi, jembatan, dan sebagainya.

b). PENDEKATAN TEKNIS.

a. Kajian Hidrologi adalah sebagai data dukung sehubungan bencana

hidrometorologi yang berpotensi menimbulkan banjir, tanah longsor, tanggul

jebol dan terjadi genangan air di beberapa wilayah Kab. Buton. Kondisi

Klimatologi rerata dalam kurun waktu 5 tahun terakhir berdasarkan data

dari Stasiun Meteorologi KELAS III BETOAMBARI BAUBAU adalah


sebagai berikut: (dapat di lihat pada lampiran BMKG Meteorologi KELAS

III BETOAMBARI BAUBAU).

DASAR HITUNGAN DEBIT AIR SUNGAI (Qs)

Qs = A X V

Dimana :
Qs = Debit air sungai (M3/Detik)
A = Luasan Penampang Basah (M2)
V = Kecepatan Aliran (M3/Detik)

Adapun data lapangan yang diambil adalah sebagai berikut :

t1 = 7.878 M Elevasi di titik awal/bagian tinggi (M)


t2 = 4.346 M Elevasi di titik akhir/bagian rendah (M)
L = 650 M Panjang rencana/target (M)

Dimensi/penampang :

h = 7 M Tinggi Saluran (M)


B = 11.5 M Lebar dasar (M)
B1 = 15 M Lebar atas (M)
Tinggi muka air
H = 5 M (M)
n = 0.012 Nilai koefisien kekerasan manning beton

TAHAP 1
Hitung dasar kemiringan dengan rumus :

S =( t1 - t2)/L X 100%

S = 0.54 %

TAHAP 2
Hitung penampang dengan rumus : (type trapesium)

A =( B1 + B)/2 X h
A = 92.75 M2

Hitung penampang basah dengan rumus : (type trapesium)

A1 =( B1 + B)/2 X H
A1 = 66.25 M2
Hitung keliling basah ( P )
P = (B+B1)/2 + 2 X H
= 23.25

Hitung jari-jari hidrolis ( R )


R = A1/P
= 2.8495

Hitung kecepatan aliran (V)

2/3 1/2
V = 1/n X R X S

V = 61.27745

Hitung debit (Qs)

Qs = A1 X V
= 4059.631 M3/Detik
Tabel 1. Debit Air Normal

STA 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+650

Qs 29,211.90 17,445.90 8,056.86 5,431.28 3,981.39 3,795.90 5,196.03

A 70.00 76.32 63.60 60.75 58.48 61.81 74.79

V 417.31 228.59 126.68 89.40 68.08 61.42 69.47

t1 7.88

t2 4.35

L 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00 650.00

h 7.00 7.30 7.50 6.80 6.50 6.00 6.70

n 0.012

B 12.00 11.80 11.00 11.50 10.70 10.50 12.40

B1 16.00 17.00 15.50 15.50 16.50 15.80 15.30

H 5.00 5.30 4.80 4.50 4.30 4.70 5.40

P 24.00 25.00 22.85 22.50 22.20 22.55 24.65

R 2.92 3.05 2.78 2.70 2.63 2.74 3.03

S 3.53 1.77 1.18 0.88 0.71 0.59 0.54


Tabel 2. Debit Air Minimal

STA 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+650

Qs 5,826.20 3,040.62 3,977.12 3,078.41 2,661.43 1,160.88 1,373.94

A 35.00 36.00 46.38 47.25 48.96 36.82 41.55

V 166.46 84.46 85.76 65.15 54.36 31.53 33.07

t1 7.88

t2 4.35

L 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00 650.00

h 7.00 7.30 7.50 6.80 6.50 6.00 6.70

n 0.012

B 12.00 11.80 11.00 11.50 10.70 10.50 12.40

B1 16.00 17.00 15.50 15.50 16.50 15.80 15.30

H 2.50 2.50 3.50 3.50 3.60 2.80 3.00

P 19.00 19.40 20.25 20.50 20.80 18.75 19.85

R 1.84 1.86 2.29 2.30 2.35 1.96 2.09

S 3.53 1.77 1.18 0.88 0.71 0.59 0.54


Tabel 3. Debit Air Maximal

STA 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+650

Qs 74,734.49 41,567.88 24,409.57 19,919.88 15,827.98 12,010.87 10,970.78

A 110.60 116.64 109.98 114.75 114.24 109.15 108.03

V 675.72 356.38 221.96 173.59 138.55 110.05 101.55

t1 7.88

t2 4.35

L 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00 650.00

h 7.00 7.30 7.50 6.80 6.50 6.00 6.70

n 0.012

B 12.00 11.80 11.00 11.50 10.70 10.50 12.40

B1 16.00 17.00 15.50 15.50 16.50 15.80 15.30

H 7.90 8.10 8.30 8.50 8.40 8.30 7.80

P 29.80 30.60 29.85 30.50 30.40 29.75 29.45

R 3.71 3.81 3.68 3.76 3.76 3.67 3.67

S 3.53 1.77 1.18 0.88 0.71 0.59 0.54


Tabel 4. Debit air rata-rata untuk setiap kondisi
DEBIT AIR RATA-RATA
GRAFIK 1. DEBIT AIR MINIMUM VS DAYA TAMPUNG
Minimal Normal Maximal 18,000.00

STA 1 2 3 16,000.00

14,000.00
0+100 5,826.20 29,211.90 74,734.49
12,000.00
0+200 3,040.62 17,445.90 41,567.88
10,000.00
0+300 3,977.12 8,056.86 24,409.57
8,000.00
0+400 3,078.41 5,431.28 19,919.88
6,000.00
0+500 2,661.43 3,981.39 15,827.98
4,000.00

0+600 1,160.88 3,795.90 12,010.87 2,000.00

0+650 1,373.94 5,196.03 10,970.78 0.00


0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+650
RATA2 3,016.94 10,445.61 28,491.64
DEBIT AIR MINIMUM
GRAFIK 2. DEBIT AIR NORMAL VS DAYA TAMPUNG GARFIK 3. DEBIT AIR MAXIMUM VS DAYA TAMPUNG
45,000.00 80,000.00

40,000.00 70,000.00
35,000.00
60,000.00
30,000.00
50,000.00
25,000.00
40,000.00
20,000.00
30,000.00
15,000.00

10,000.00 20,000.00

5,000.00 10,000.00

0.00 0.00
0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+650 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+650

DEBIT AIR NORMAL DAYA TAMPUNG DEBIT AIR MAXIMUM DAYA TAMPUNG
Tabel 5. Daya Tampung Rata-Rata Terhadap Penampang
DAYA TAMPUNG RATA-RATA

Minimal Normal Maximal

STA 1 2 3

0+100 16,313.35 40,896.66 66,220.43

0+200 8,878.61 24,029.25 37,462.41

0+300 12,060.00 12,588.85 22,056.84

0+400 5,980.90 8,207.26 15,935.90

0+500 4,805.37 6,018.37 12,247.84

0+600 2,487.59 4,845.83 8,682.56

0+650 9,423.62 6,446.93 9,423.62

RATA2 8,564.21 14,719.02 24,575.66

Tabel 6. Perbandingan Debit Air Terhadap Daya Tampung


KONDISI
Minimal Normal Maximal

DEBIT AIR 3,016.94 10,445.61 28,491.64

DAYA
8,564.21 14,719.02 24,575.66
TAMPUNG

TIDAK
KET AMAN AMAN
MENAMPUNG

Anda mungkin juga menyukai