Anda di halaman 1dari 4

Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Lahan

sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Daerah Aliran Sungai

Oleh :

DIANA SEPTIAWATI
NPM : 1525010229

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SURABAYA
2018
PENDAHULUAN

Penggunaan lahan (land use) pada daerah aliran sungai (DAS) akan berpengaruh terhadap
mekanisme DAS dan berpotensi mengganggu keseimbangan daerah aliran sungai. Penggunaan lahan
yang tidak sesuai dengan peruntukannya, ditambah tekanan penduduk atas lahan di wilayah DAS
tentunya sangat mengancam kelestarian daerah aliran sungai. Hal tersebut tentunya harus diantisipasi
untuk memelihara fungsi dan kelestarian DAS, tidak hanya pada saat ini, tetapi jugauntuk masa yang akan
datang. Upaya konservasi menjadi prioritas dalam menyelamatkan fungsi DAS. Pendekatan yang
digunakan seyogyanya mengacu pada sistem satuan wilayah dan ekosistem lingkungan. DAS jika dilihat
dari aspek keruangan (space) dan ekosistem memiliki fungsi sebagai berikut : 1) fungsi keruangan, karena
DAS mempunyai kekhasan karakteristik dan batasbatas fisik dan yang jelas. Di dalamnya terdapat
berbagai komponen yang berinteraksi sehingga membentuk sistem terpadu sebagai satu kesatuan
ekosistem; 2) fungsi hidrologi, karena di dalamnya terdapat siklus hidrologi dan prosesproses ikutannya;
fungsi pembangunan, karena DAS dapat digunakan sebagai satuan wilayah pembangunan di mana
pengelolaannya untuk kesejahteraan masyarakat di dalamnya. Kondisi ideal yang diharapkan untuk
tercapai dalam mekanisme DAS adalah di mana fungsi-fungsi tersebut dapat berjalan dengan baik.
Dengan demikian, ancaman terhadap kelangsungan hidup masyarakat, khususnya terkait dengan krisis air
akan dapat diminimalisisr. Namun sangat disayangkan, kesimbangan fungsi DAS merupakan sesuatu
yang sangat sulit untuk menjadi kenyataan. Yang terjadi justru kondisi di mana DAS mengalami tendensi
degradasi dan hal tersebut dapat diamati dengan jelas dari waktu ke waktu.
Kaidah-kaidah konservasi lahan sangat dipengaruhi oleh faktor geografis serta lokasi di mana
lahan tersebut berada. 3) tekanan penduduk atas lahan yang dipicu oleh pertumbuhan penduduk yang
cukup pesat. Semakin tinggi populasi masyarakat yang berada di wilayah DAS maka semakin tinggi pula
tuntutan akan ruang yang akan dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. Dalam hal ini jumlah lahan
terus berkurang dan alihfungsi lahan terus berlangsung. Berdasarkan fenomena tersebut, upaya antisipasi
untuk menghindari dampak yang lebih buruk tentunya harus dilakukan. Pengelolaan DAS tentunya harus
dilakukan secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang optimal. Namun dalam tulisan ini, khusus
dibahas secara parsial mengenai mekanisme penentuan kemampuan lahan, kesesuaian penggunaan lahan,
fungsi kawasan, serta indeks penutupan lahan pada suatu daerah aliran sungai.

Identifikasi berbagai komponen biofisik hidrologis dan sosial ekonomi kelembagaan DAS
merupakan kunci dalam program monitoring dan evaluasi (monev) kinerja DAS, yaitu dalam upaya
mengumpulkan dan menghimpun data dan informasi yang dibutuhkan untuk tujuan evaluasi dalam rangka
menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pengelolaan DAS. Pengumpulan data dan informasi tersebut
harus dilakukan secara berkala, dengan memanfaatkan perkembangan teknologi instrumentasi, informasi,
dan komunikasi yang ada, misalnya dengan automatic data acquisition system, logger, sistem telemetri,
teknik penginderaan jauh terkini, dan internet. Untuk pengolahan dan analisis data secara spatial
(keruangan) dan temporal (waktu) serta penyajian hasil dari monev kinerja DAS maka teknologi sistem
informasi geografis (SIG) dapat dimanfaatkan untuk keperluan ini.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dipandang perlu untuk menyusun Pedoman Monitoring
dan Evaluasi DAS sebagai arahan bagi para pelaksana pengelola DAS di daerah. Dengan demikian
kondisi DAS (biofisik, hidrologis, sosial, ekonomi, kelembagaan) dapat dideteksi sedini mungkin
sehingga upaya-upaya pengelolaannya dapat dilakukan secara tepat baik waktu, ruang, maupun
pelaksanaan kegiatannya oleh para pihak terkait.

A. Maksud, Tujuan dan Sasaran

Maksud penyusunan pedoman ini adalah untuk memberikan arahan dan acuan bagi para pelaksana di
daerah dalam memantau/memonitor dan mengevaluasi kinerja DAS. Sedang tujuannya adalah untuk
memperoleh kesamaan persepsi dan pemahaman dari kriteria, indikator, parameter, dan standar nilai yang
digunakan dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja DAS.

Sasaran penyusunan Pedoman Monitoring dan Evaluasi DAS adalah tersedianya buku panduan untuk
mendapatkan informasi kinerja suatu DAS yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan pengelolaan
suatu DAS yang berbasis permasalahan aktual lapangan.

B. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan monitoring dan evaluasi kinerja DAS mencakup:

1. Monitoring dan evaluasi tata air : curah hujan, debit aliran air sungai, laju sedimentasi, dan
kualitas air.
2. Monitoring dan evaluasi penggunaan lahan : penutupan vegetasi, kesesuaian penggunaan lahan,
erosi-indeks erosi, dan pengelolaan lahan.
3. Monitoring dan evaluasi sosial : kepedulian individu, partisipasi masyarakat, dan tekanan
penduduk terhadap lahan.
4. Monitoring dan evaluasi ekonomi : ketergantungan terhadap lahan, tingkat pendapatan,
produktivitas lahan, dan jasa lingkungan.
5. Monitoring dan evaluasi kelembagaan : keberdayaan lembaga lokal/adat, ketergantungan
masyarakat kepada pemerintah/kemandirian, KISS (koordinasi, integrasi, sinkronisasi, sinergi),
dan kegiatan usaha bersama.

PRINSIP MONITORING DAN EVALUASI DAS

Daerah aliran sungai sebagai ekosistem alami berlaku proses-proses biofisik hidrologis
didalamnya dimana proses-proses tersebut merupakan bagian dari suatu daur hidrologi atau siklus air.

Jika ekosistem DAS tersebut dipandang sebagai suatu sistem pengelolaan maka komponen-
komponen DAS bisa dipilah atas faktor-faktor masukan, prosesor, dan luaran. Setiap masukan ke dalam
ekosistem DAS dapat diprakirakan proses yang telah, sedang, dan akan terjadi dengan melalui monitoring
dan evaluasi luaran (hasil) dari DAS tersebut. Gambar 2 menunjukkan skema hubungan antar ekosistem
di dalam DAS.

Interaksi alam dari vegetasi, tanah, dan air (hujan) disertai dengan intervensi manusia melalui
penggunaan teknologi akhirnya membentuk berbagai karakteristik penggunaan lahan baik berupa lahan
hutan maupun lahan non hutan, seperti pertanian, perkebunan, pemukiman, perikanan, tambangunaan
lahan tersebut memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan tanggapan terhadap air hujan
yang jatuh di atasnya sehingga menghasilkan keragaman hasil luarannya. Dengan demikian monev
terhadap luaran yang berupa monev tata air (hidrologi) dapat dipandang sebagai monev atau diagnosis
awal dari kesehatan atau kinerja suatu DAS, sementara monev kondisi (biofisik/lahan dan sosial ekonomi
kelembagaan) DAS merupakan monev lanjut dari kinerja DAS.

Monitoring diartikan sebagai proses pengamatan data dan fakta yang pelaksanaannya dilakukan
secara periodik dan terus menerus terhadap masalah: (1) jalannya kegiatan, (2) penggunaan input, (3)
hasil dari akibat kegiatan yang dilaksanakan (output), dan (4) faktor luar atau kendala yang
mempengaruhinya. Sedangkan evaluasi merupakan proses pengamatan dan analisis data dan fakta yang
pelaksanaannya menurut kepentingannya, mulai dari penyusunan rencana program, pelaksanaan
program, dan pengembangan program (pengelolaan DAS).

Anda mungkin juga menyukai