Anda di halaman 1dari 2

Belajar Simulasi Aksi

19 01 2013

Dalam dunia berita dan realita yang ada, banyak terdengar sikap anarkisme mewarnai aksi
demonstrasi ditanah air ini. Demonstran yang kurang paham akan apa saja yang perlu mereka
lakukan, terkait tentang demonstrasi yang sehat itu seperti apa?, tanda tanya besar itu yang harus
dapat dipecahkan secara seksama. Prilaku sosial yang tanpa batas merupakan alasan yang harus
diselseaikan dalam demonstrasi, yaitu dari invidual sebagai internal demontrasi dan langkah-
langkah demonstasi yang sehat sebagai faktor eksternal.

Demonstasi merupakan suatu cara untuk mencuri, yaitu mencuri hati sang pemilik kebijakan.
Prilaku positif dan tata norma harus dijunjung tinggi dalam demonstrasi, karena hal tersebut akan
menentukan cerminan dari harapan yang ingin disampaikan kepada pemilik kebijakan.
Demonstrasi tidak serta merta harus teriak kencang atau menerjang pagar pembatas, bahkan
sampai pada titik klimaksnya pun dilakukan dengan melalukan perusakan pasilitas yang ada.
Tindakan aneh hal tersebut mendapatkan perlawanan dari aparat keamanan. Simpelnya seperti ini,
demonstrasi itu untuk menyampaikan gugatan terkait suatu masalah, tentu saja tujuan
demonstarasi adanya penyelesaian masalah. Jika memang tujuan demonstari untuk mencari
jalan keluar suatu masalah secara seksama dengan pemilik kebijakan, tidaklah demonstran
melakukan tindakan anarkis yang dapat memperkeruh masalah.

Pertanyaan terkait masalah demontrasi yang anarkis dapat diselesaikan cara mencari akar
permasalahan dengan cara belajar dan mencari indikator permasalahan demontrasi yaitu melalui
simulasi aksi. Simulasi aksi yaitu proses penyuluhan aksi yang mencakup demontrasi dengan cara
yang baik dan bijak kepada demonstran.

Tahap pertama dalam simulasi aksi yaitu demonstran harus terlebih dahulu mengerti masalah yang
harus disampaikan kepada pemilik kebijakan, dengan cara mengumpulkan semua anggota
demonstran dan kapten lapangan demonstran menyampaikan secara jelas masalah tersebut, kalau
perlu dilakukan pembagian kertas yang berisi masalah yang mau diorasikan. Hal tersebut ditujukan
agar terjadi persaman suhu persepsi antara demonstran.
Langkah kedua yang disampaikan dalam simulasi aksi yaitu pelatihan dalam hal praktik
dilapangan yaitu mulai dari membuat barisan melingkar secara berlapis, dimana dibagian terluar
barisan memiliki postur tubuh yang besar dan mengerti etika demonstrasi. Hal tersebut untuk
mencegah masuknya propokator dari luar dan mencegah perlawanan dari aparat keamanan,
sehingga demonstran yang berpostur tubuh kecil tidak berbahaya. Propokator merupakan
seseorang atau sekelompok orang yang tidak masuk dalam komponen demontran yang bertujuan
untuk memperkeruh masalah. Tahapan yang harus dilakukan demonstran untuk menghadapi
perlawanan aparat keamanan yaitu dengan cara duduk setengah berdiri dan diikuti menundukkan
muka. Sehingga pihak keamanan tidak akan berani memukul atau melakukan tindakan anarkis,
jika aparat keamanan tetap melanggar berarti aparat telah melanggar hukum.

Tahap ketiga yang disampaikan dalam simulasi aksi yaitu pada saat dilapangan semua demonstran
hanya patuh pada komandan atau tim ahli demontran yang sudah ditentukan sebelumnya melalui
kesepakatan. Hal tersebut ditujukan agar alur penyampai tuntutan kepada pemilik kebijakan tetap
sesuai tujuan yang diinginkan demonstran.

Jika tiga tahapan demontrasi pada simulasi aksi dilaksanakan dengan tertip oleh semua demontran,
dimungkin akan terjadi demonstrasi yang sehat, tidak anarkis dan sesuai dengan harapan yang
diinginkan oleh demontran, serta pemilik kebijakan dapat memberikan solusi terbaik.

Anda mungkin juga menyukai