Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak azasi manusia dan sekaligus merupakan

investasi sumber daya manusia serta memiliki kontribusi yang besar untuk

meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) atau Human Development

Indeks ( HDI ). Oleh karena itu menjadi suatu keharusan bagi semua pihak untuk

memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan demi kesejahteraan seluruh

masyarakat Indonesia 4).

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, maka ruang

lingkup dan jangkauan upaya kesehatan sangat luas mencakup berbagai sektor

pembangunan dan berjenjang dari tingkat individu, keluarga dan masyarakat

dalam berbagai tingkat administratif. Perkembangan upaya kesehatan juga terus

berjalan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan

teknologi. Upaya kesehatan yang semula berorientasi pada upaya penyembuhan

penderita (kuratif), berkembang ke arah upaya kesehatan yang lebih paripurna

dengan melibatkan peran serta masyarakat yang dilaksanakan melalui upaya

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif 4).

Dalam rangka pencapaian visi Indonesia sehat 2010, strategi kesehatan

nasional adalah pembangunan berwawasan kesehatan melalui paradigma sehat,

berupa orientasi upaya kesehatan yang lebih mengutamakan promotif, preventif,

tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Profesionalisme berupa pemantapan

1
2

upaya pelayanan berjenjang, mulai dari pelayanan kesehatan dasar, pelayanan

spesialistik dan sub spesialistik secara berkualitas, sehingga memenuhi pelayanan

yang aman, nyaman dan terjangkau. Desentralisasi berupa pemberdayaan struktur

pemerintah Daerah sesuai fungsi masing-masing tingkat, sehingga kebutuhan

masyarakat dapat dilayani sesuai dengan kemampuan yang dimiliki daerah 4).

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk makin meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia ditujukan untuk

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan usia harapan hidup,

menurunkan angka kematian bayi, kematian ibu melahirkan, meningkatkan

semangat dan produktivitas kerja melalui peningkatan kesadaran hidup sehat dan

bersih, peningkatan kepedulian lingkungan, peningkatan kualitas dan pemerataan

pelayanan kesehatan yang makin menjangkau seluruh lapisan masyarakat,

peningkatan peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan kesehatan 4).

Pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah pelayanan kesehatan yang

dapat memuaskan setiap jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan

rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan

kode etik profesi yang telah ditetapkan. Pelayanan kesehatan yang berkualitas

juga menjadi salah satu tujuan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan di

rumah sakit, untuk itu rumah sakit perlu mengembangkan suatu sistem pelayanan

yang didasari pada kualitas pelayanan yang baik (quality), biaya yang dapat

dipertanggung jawabkan (cost) dan diberikan pada waktu yang tepat serta cepat

(time of delivery) 4).


3

Pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas akan memenuhi

keinginan masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan, sehingga komplain bisa

diminimalkan baik terhadap pelayanan kesehatan umumnya maupun pelayanan

keperawatan khususnya 1).

Puskesmas merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang

menyediakan berbagai jenis pelayanan yang padat teknologi, padat modal, padat

karya dan padat profesi serta elemen-elemen sumber daya manusianya terdiri dari

berbagai profesi baik medis, paramedis atau tenaga profesi lainnya yang

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat setiap harinya 4).

Harapan masyarakat yang semakin meningkat dalam meninggikan mutu

hidup tidak hanya pemuasan kebutuhan yang semakin kompleks akan tetapi

termasuk juga kebutuhan akan pelayanan kesehatan dimana masyarakat

cenderung mencari pelayanan kesehatan yang dirasakan lebih berkualitas 1).

Dalam kondisi seperti itu Puskesmas tentu sangat memerlukan dukungan

infrastruktur, baik sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta sistem secara

tepat dalam memenuhi tuntutan yang semakin tinggi dari pelanggannya dengan

meningkatkan kualitas pelayanan secara berkesinambungan, sehingga dukungan

tersebut berdampak pada perbaikan kinerja tenaga kesehatan 4).

Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai

dengan nilai yang berlaku pada dirinya. Penelitian yang berkaitan dengan

kepuasan kerja dilakukan, menyatakan bahwa turn over tenaga kesehatan

berhubungan erat dengan kepuasan klien, ia mengatakan bahwa keperawatan

dapat dievaluasi dari apa yang dirasakan klien. Dengan demikian jika tenaga
4

kesehatan merasakan kepuasan kerja maka kepuasan itu juga dirasakan oleh klien,

begitu juga bila ada turn over tenaga kesehatan maka efek ketidakpuasan tenaga

kesehatan juga akan dirasakan oleh klien 8).

Konsep sistem baru dalam upaya peningkatan kinerja pekerjaan meliputi

lima hal yaitu : tugas harian, kondisi standar, imbalan tinggi, konsep hukum,

pengembangan pengorganisasian yang canggih agar pekerjaan yang sulit dapat

dilakukan dengan ketrampilan dan pengetahuan yang tinggi 9).

Salah satu issue utama yang harus dihadapi manajer dewasa ini adalah “

Perubahan “ segala sisi bisnis, manajer sumber daya manusia dan umum harus

punya kemampuan mengelola perubahan di dalam organisasinya 9).

Sarana pelayanan kesehatan khususnya puskesmas dituntut untuk dapat

menyediakan berbagai upaya dan peluang agar pelayanan kesehatan dapat

terjangkau oleh masyarakat, melalui penekanan bahwa puskesmas harus bersifat

proaktif dan respontif 8).

Penampilan kerja 2 tahun terakhir UPT Puskesmas Gegesik, dapat dilihat

pada evaluasi tahunan yaitu 63 %, kunjungan rata-rata 7 hari. Dari hasil kajian

awal peneliti pada bulan Desember 2011 dengan menyebarkan angket kepada

beberapa tenaga kesehatan dan mengadakan observasi serta wawancara diperolah

gambaran ketidakpuasan pada kinerja tenaga kesehatan dengan hasil 67,6 % tidak

puas, hal ini salah satu penyebabnya karena pengelolaan manajemen produktivitas

yang belum professional, kompetensi masing-masing tenaga kesehatan masih

kurang, sikap kerja yang kurang disiplin, penciptaan iklim kerja kurang

mendukung, serta komunikasi yang tidak efektif .


5

Keberhasilan pencapaian program kesehatan tergantung dari pada kinerja

tenaga kesehatan di UPT Puskesmas Gegesik, akan tetapi sampai saat ini masih

belum ada evaluasi secara khusus tentang kinerja tenaga kesehatan sehingga tidak

diperoleh gambaran sejauh mana kinerja tenaga kesehatan ini berjalan secara baik.

Beranjak dari latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian lebih jauh tentang “ faktor-faktor yang berhubungan

dengan kinerja tenaga kesehatan di UPT Puskesmas Gegesik Kabupaten Cirebon

Tahun 2012 “

1.2. Perumusan Masalah


Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di UPT Puskesmas

Gegesik Kabupaten Cirebon 67,6 % Tenaga kesehatan merasa tidak puas dalam

bekerja. Hal ini berkaitan erat dengan kinerja tenaga kesehatan selama ini. Oleh

karena itu permasalahan dalam penelitian ini adalah : faktor-faktor apakah yang

berhubungan dengan kinerja tenaga kesehatan di UPT Puskesmas Gegesik

Kabupaten Cirebon Tahun 2012 ?

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja

tenaga kesehatan di UPT Puskesmas Gegesik Kabupaten Cirebon Tahun 2012.


6

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui hubungan sikap kerja terhadap kinerja tenaga

kesehatan di UPT Puskesmas Gegesik Kabupaten Cirebon Tahun 2012.


2. Untuk mengetahui hubungan kompetensi terhadap kinerja tenaga

kesehatan di UPT Puskesmas Gegesik Kabupaten Cirebon Tahun 2012.


3. Untuk mengetahui hubungan Iklim kerja terhadap kinerja tenaga

kesehatan di UPT Puskesmas Gegesik Kabupaten Cirebon Tahun 2012.


4. Untuk mengetahui hubungan manajemen produktivitas terhadap

kinerja tenaga kesehatan di UPT Puskesmas Gegesik Kabupaten

Cirebon Tahun 2012.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan kinerja tenaga kesehatan di UPT Puskesmas Gegesik

Kabupaten Cirebon Tahun 2012. Penelitian ini dilakukan karena hasil observasi

dan wawancara yang dilakukan di UPT Puskesmas Gegesik Kabupaten Cirebon

67,6 % Tenaga kesehatan merasa tidak puas dalam bekerja. Hal ini berkaitan erat

dengan kinerja tenaga kesehatan selama ini. Sampel dalam penelitian ini adalah

seluruh tenaga kesehatan di UPT Puskesmas Gegesik Kabupaten Cirebon

sebanyak 45 responden. Metodologi dalam penelitian ini adalah penelitian analitis

dengan pendekatan cross sectional.

1.5. Kegunaan Penelitian


1.5.1. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan pertimbangan Kepala Puskesmas dalam mengambil

kebijakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja khususnya di UPT

Puskesmas Gegesik Kabupaten Cirebon dalam memberikan kepuasan kerja bagi

tenaga kesehatan
1.5.2. Bagi Peneliti
7

Diharapkan penelitian dapat menambah wawasan dan pengalaman

praktis dalam menganalisis permasalahan kesehatan ditinjau dari kaca mata

kesehatan masyarakat.
1.5.3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman tentang kinerja

tenaga kesehatan yang merupakan salah satu fungsi dan tanggung jawab dari

manajemen pelayanan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai