P1 Biokimia
P1 Biokimia
Konsentrasi
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1
Hasil dari percobaan larutan yang ditambahkan dengan larutan standar glukosa 0,1 mg/ml,
absorbansi yang dihasilkan sebesar 0,660. Hasil dari
absorbansiini termasuk rendah karena warnanya yang tidak pekat sehingga berpengaruht e r
h a d a p b a n y a k n y a m o l e k u l y a n g b e r i n t e r a k s i d e n g a n s i n a r . B e r d a s a r k a n Poedjiadi
(1994), jika zat warna tersebut berupa larutan pekat, maka akan diperolehabsorbansi yang sangat tinggi karena ada banyak
molekul yang berinteraksi dengamsinar. Akan tetapi, dalam larutan yang sangat encer, sangat
sulit untuk melihatwarnanya. Hal ini karena nilai absorbansinya sangat rendah. Bentuk wadah
yangsemakin panjang akan mempengaruhi panjang larutan sehingga sinar akan lebih
banyak diserap karena sinar berinteraksi dengan lebih banyak molekul (Girindra,2007).Dari hasil pe
rcobaan di atas diperoleh nilai absorban standar 0,660 Adengan konsentrasi 0,1 mg/ml dan
0,220 A untuk nilai absorban sampel denganabsorban dan konsentrasi blangko yang sama yaitu 0,000
A dan 0,0 mg/ml. Nilaikonsentrasi sampel adalah 0,0333 mg/ml. Nilai tersebut diperoleh dari hasil
bagiantara absorban sampel dan absorban standar dikali dengan konsentrasi standar.Berdasarkan
literatur, kadar normal glukosa dalam darah sapi adalah 70-90/100mg/ml (Anonim
a
, 2007). Hal ini berbeda dengan hasil yang diperoleh dari hasil percobaan. Nilai
kadar glukosa yang diperoleh pada percobaan kali ini lebih kecil jika dibandingkan
dengan nilai yang ada pada literatur. Oleh karena itu, dapat diindikasikan bahwa darah sapi yang
dijadikan sample percobaan mengalamikekurangan kadar glukosanya
Dari data yang diperoleh baik tabel maupun grafik dapat dilihat bahwa
semakin tinggi konsentrasi glukosanya, maka absorbansinya juga akan
semakin besar