Laporan Heat Treatment
Laporan Heat Treatment
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Tujuan penelitian pada Laporan Akhir Praktikum Perlakuan Panas ini
yaitu:
Memahami tata cara perlakuan panas dan pendinginan dengan berbagai media
pendingin dengan spesimen uji AISI 1045
Memahami pengaruh pemanasan hingga temperature austenisasi dengan media
pendingin yang berbeda terhadap kekerasan spesimen uji AISI 1045
Memahami mekanisme pengujian hardenability Jominy Test dan Grossman and
Bain
Memahami perbandingan hasil pengujian hardenability Jominy Test dan
Grossman and Bain
Memahami pengaruh ketebalan benda pada nilai hardenability
Dapat mengetahui struktur dan fasa logam dengan proses metalografi kualitatif
Dapat mengetahui pengaruh perlakuan dan media pendingin pada struktur dan
fasa
Dapat mengetahui proses-proses metalografi kualitatif
Dapat mengidentifikasi sifat mekanik logam dengan proses metalografi
kualitatif
Mampu melakukan pengujian metalografi
Dapat mengetahui dan memahami pengukuran besar butir rata-rata
Dapat melakukan pengukuran besar butir dengan menggunakan metode garis
Heyn dan Interception serta metode bidang datar Circle
Dapat memahami hubungan sifat mekanik dan diameter butir
Laporan akhir Perlakuan Panas ini terdiri dari Pendahuluan dan 5 bab
dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada pendahuluan ini berisikan latar belakang, tujuan praktikum,
batasan masalah, sistematika penulisan.
Pada bab ini berisikan tentang tujuan, skema proses, alat dan bahan,
data pengamatan, analisa dan pembahasan, kesimpulan dari praktikum
pengujian mampu keras.
BAB II
PERLAKUAN PANAS
2.1 TUJUAN
Agar dapat mengetahui tahapan proses perlakuan panas
Untuk mengetahui perbedaan proses perlakuan panas antara proses Quenching,
Normalizing dan Annealing
Dapat mengetahui nilai kekerasan setiap spesimen yang telah melalui proses
perlakuan panas yang berbeda-beda
Proses pelakuan panas adalah suatu proses yang terdiri dari proses
pemanasan dan proses pendingin pada logam dan paduannya dengan cara
tertentu yang bertujuan untuk mendapatkan sifat-sifat material yang
diinginkan.Secara umum proses perlakuan panas adalah sebagai berikut:
Pemanasan material sampai suhu tertentu dengan kecepatan tertentu pula.
Mempertahankan suhu untuk waktu tertentu sehingga temperaturnya merata
Pendinginan dengan media pendingin (air, oli atau udara)
Ketiga hal diatas tergantung dari material yang akan di heat treatment dan
sifat-sifat akhir yang diinginkan. Melalui perlakuan panas yang tepat tegangan
dalam dapat dihilangkan, besar butir diperbesar atau diperkecil, ketangguhan
ditingkatkan atau dapat dihasilkan suatu permukaan yang keras di sekeliling inti
yang ulet. Secara umum unsur-unsur paduan ditambahkan dalam baja dengan
kadar tertentu bertujuan untuk:
Meningkatkan kekerasan
Menaikkan keuletan
Normalizing
Normalizing merupakan proses perlakuan panas yang dilkukan dengan
cara memanaskan baja sampai temperatur austenisasi (Tγ) kemudian
didinginkan dengan media udara dimana akan didapatkan fasa berupa pearlite.
Baja carbon tinggi seperti die steel dan HSS (High Speed Steel) tidak pernah
dilakukan proses ini karena baja-baja ini dikeraskan menjadi struktur martensite
dengan cara pendinginan di udara. Normalizing umumnya dipergunakan pada
baja carbon rendah dan plain carbon dengan tujuan sbb:
- .memperhalus ukuran butir dan menghomogenisasikan struktur mikro dari
hasil coran dan tempa, sehingga dapat meningkatkan sifat mekanik dalam
proses pengerasan baja.
- untuk meningkatkan mampu mesin dengan komposisi karbon sekitar 0.3
%C
- memperhalus karbida kasar yang mempunyai precipitate selama
pendinginan lambat setelah proses pengerjaan panas.
Sebagai contoh dibawah ini disajikan informasi mengenai perubahan yang
terjadi pada sifat mekanik pada material setelah mengalami proses normalizing.
Tabel 2.1 Efek normalizing pada sifat mekanik baja coran 0.26% C
Annealing
Temperatur Pemanasan
maka pemanasan tersebut tidak akan mengubah struktur awal dari baja
tersebut. Pemanasan sampai temperatur diatas A1 tetapi masih dibawah
Temperatur (C)
1200
1100 E
1000 Austenit Acm
A2
900
A+C
800 A+F
Ferit
700 A1 723 A 1,3
600
500 P
400 F+P P+C
300
200
100
0 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0
Kadar Karbon %
Lama Pemanasan
Media Quenching
Tujuan utama dari proses pengerasan adalah agar diperoleh struktur
martensit yang keras, sekurang-kurangnya di permukaan baja. Hal ini hanya
dapat dicapai jika menggunakan medium quenching yang efektif sehingga
baja didinginkan pada suatu laju yang dapat mencegah terbentuknya struktur
yang lebih lunak seperti perlit atau bainit. Tetapi berhubung sebagian besar
benda kerja sudah berada dalam tahap akhir dari proses , maka kualitas
medium quenching yang digunakan harus dapat menjamin agar tidak timbul
distorsi pada benda kerja setelah proses quench selesai dilaksanakan. Hal
tersebut dapat dicapai dengan cara menggunakan media quenching yang
sesuai tergantung pada jenis baja yang diproses, tebal penampang dan
besarnya distorsi yang diijinkan. Untuk baja karbon, medium quenching
yang digunakan adalah air, sedangkan untuk baja paduan medium yang
disarankan adalah oli.
Quenching Oli
Normalizing
2.3 TATA CARA PRAKTIKUM
2.3.1 SKEMA PROSES
Annealing
Pengujian Kekerasan
Analisa
LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI UNJANI 2014-2015 12
Kesimpulan
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERLAKUAN PANAS
2.4.2 BAHAN
Spesimen Baja AISI 1045
Spesimen Baja AISI 4140
Ampelas
Air
Oli
Media
NO Jenis Spesimen Spesimen Uji Penahanan Waktu
Pendingin
1 AISI 1045 Quenching Air 15 menit Air
2 AISI 1045 Quenching Oli 15 menit Oli
Udara di
3 AISI 1045 Normalizing 15 menit
ruang terbuka
Udara di
4 AISI 1045 Annealing 15 menit
dalam tungku
pendingin
Gambar 2.5 diagram batang harga kekerasan pada berbagai media pendingin
2.6 ANALISA DAN PEMBAHASAN
Gambar 2.6 diagram batang harga kekerasan pada berbagai media pendingin
2.7 KESIMPULAN
Komposisi paduan spsimen dapat mempengaruhi proses perlakuan panas
Terdapat beberapa parameter proses perlakuan panas yaitu temperatur dan
waktu
Factor kesalahan prosedur kerja, human error, dan kesalahan alat dapat
menyebabkan tidak sesuainya data hasil secara teori dengan data hasil
praktikum
Metode pendinginan dalam proses perlakuan panas dapat mempengaruhi
kekerasan suatu logam