Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Satu hal yang tidak bisa lepas dari proses kehamilan adalah perubahan hormon yang
menyebabkan berbagai perubahan organ dan system tubuh seorang ibu hamil. Hormon itu sendiri
merupakan aneka substansi kimia yang dilepaskan kealiran darah untuk merespons suatu
rangsangan dan mengaktifkan sel, sesuai dengan hormon yang dibutuhkan dan
membutuhkannya. Fertilisasi terjadi pada hari-hari setelah ovulasi yang merupakan titik tengah
daur haid. Telur yang telah mengalami proses pembuahan mengapung kearah tuba fallopi dan
masuk kedalam uterus dimana ovum menanam diri pada endometrium sekretorik yang telah siap.
Segera setelah implantasi pada hari ke-21 hingga hari ke-23 dari siklus, dimulai produksi
gonadotropin korionik (chorionic gonadotrpin,CG).
Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon khas kehamilan (ditemukan
dalam darah dan urine perempuan hamil). Hormon yang dibentuk oleh trofoblast (lapisan bagian
luar janin yang terbentuk pada awal pembentukan janin dan plasenta) ini berfungsi
mempertahankan korpus luteum (jaringan berwarna kuning dalam indung telur yang terbentuk
ketika indung telur baru saja melepaskan sel telur) yang membuat eksogen dan progesterone
sampai plasenta terbentuk seutuhnya. Molekul HCG bersifat dimerik, terdiri dari satu sub unit
alfa dan satu sub unit beta, yang khas untuk HCG dan menentukan individualitas antigenik.
Fungsi hCG salah satunya untuk menjaga rahim agar sesuai dengan kehamilan dgn
merangsang produksi progesteron. Progesteron menyiapkan rahim untuk kehamilan. Peningkatan
hormon hcg biasanya ditandai dengan mual dan pusing yang sering dialami oleh para ibu hamil.
Kadar hcg yang lebih tinggi pada ibu hamil biasanya terjadi pada hamil kembar atau hamil
anggur ( mola). Wanita tidak hamil tumor pada organ reproduksi Hcg terlalu rendah hamil diluar
rahim abortus spontan
HCG (human chorionic gonadothropin) disebut sebagai “hormon kehamilan” ini adalah
suatu glikoprotein dengan aktivitas biologis yang sangat mirip dengan LH (luteinizing hormon),
dan keduanya bekerja bersama-sama melalui reseptor LH/hCG membran plasma. Walaupun
diproduksi di plasenta, hCG juga disintesis di ginjal janin dan sejumah jaringan janin
menghasilkan subunit- atau molekul utuh hCG. Berbagai tumor ganas jugaβ menghasikan hCG,
kadang-kadang dalam jumlah yang sangat banyak terutama penyakit trofoblast ganas. Pada
wanita tidak hamil dan pria, hCG diproduksi dalam jumlah sangat sedikit.

1.2 Tujuan
untuk mendeteksi adanya human karionik gonadotropin dalam urine dan juga
mendeteksi adanya kehamilan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk ke dalam
peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan secara spesifik. Hormon biokimia dalam
kehamilan ada Hormon Kehamilan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin ). Hormon
kehamilan ini hanya ditemukan pada tubuh seorang wanita hamil yang dibuat oleh embrio segera
setelah pembuahan dan karena pertumbuhan jaringan plasent. Hormon kehamilan yang
dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada meningkatnya produksi progesterone
oleh indung telur sehingga menekan menstruasi dan menjaga kehamilan. Produksi HCG akan
meningkat hingga sekitar hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon ini
merupakan indikator yang dideteksi oleh alat test kehamilan yang melalui air seni. Jika, alat test
kehamilan mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon HCG dalam urine, maka alat test
kehamilan akan mengindikasikan sebagai terjadinya kehamilan atau hasil test positif. Dampak
Kadar HCG yang tinggi dalam darah menyebabkan mual muntah (morning sickness). Hormone
Kehamilan yang lain adalah HPL (Human Placental Lactogen), Hormon relaxin, hormone
estrogen, hormon progesterone dan hormone MSH ( Melanocyte Stimulating Hormone) (Hall ,
1997 ).

Human Chorinic Gonadotropin (HCG) adalah suatau glikoprotein yang mengandung


galaktosa dan heksosamin. Kadar HCG meningkat dalam darah dan urine segera setelah
implantasi ovum yang sudah dibuahi. Dengan demikian ditemukannya HCG merupakan dasar
bagi banyak tes kehamilan Tes kehamilan menggunakan urine, ,karena dalam wanita hamil
mengadung HCG (Human Chorionic Gonadotropin). HCG yaitu suatau hormon glikoprotein
yang mempertahankan system reproduksi wanita dalam keadaan cocok untuk kehamilan . HCG
disentesa pada retikulum endoplasma kasar, glikosilasi disempurnakan apparatus golgi HCG
dapat juga digunakan dalam upaya mersinkronkan ovulasi dan perkawinan yang diperlukan agar
terjadi suatu konsepsi Bila terdapat HCG dalam urine , HCG terikat pada antibodi dan dengan
demikian akan mencegah aglutinasi partikel lateks yang dilapisi HCG yang diperlihatkan oleh
antibodi tersebut. Dengan demikian uji kehamilan positif apabila tidak terjadi aglutinasi, dan
kehamilan negatif jika terjadi aglutinasi (Hall , 1997 ).
Uji kehamilan yang paling sering ditemui adalah dengan pemeriksaan urin. Kadar
minimal beta hCG dalam urin untuk menghasilkan hasil yang positif berkisar antara 20-100
mlU/mL (meskipun pada test pack mengatakan mempunyai batas minimal 5
mlU/mL). Sebelum immunoassay (antigen-antibodi) tersedia pada tahun1960-an uji-uji
kehamilan menggunakan bioassay yang memerlukan hewan seperti kelinci, tikus dan katak untuk
membuktikan adanya HCG dalam serum atau urine. Dewasa ini tes tersebut telah diganti dengan
tes imunologik yang menggunakan antibody terhadap HCG (sacher, 2004).
HCG memiliki dua berkas genetic yaitu CGA dan CGB. Fungsi dari hCG yaitu
berinteraksi dengan reseptor LHCG dan mempromosikan pemeliharaan korpus luteum selama
awal kehamilan, sehingga menyebabkan ia mensekresikan hormon progresteron. Progresteron
memperkaya rahim dengan tebal lapisan dari pembuluh darah dan kapiler sehingga dapat
enopang pertumbuhan janin (sacher, 2004).
Ada beberapa cara yang digunakan untuk uji kehamilan pada saat ini, berbagai macam
reaksi antara lain:
1. Reaksi dari hogben
Menggunakan kodok afrika selatan yaitu xenovus laevis dimana suntikkan 2 cc urin
wanita hamil. Reaksi positif ditandai dengan keluarnya telur dalam waktu 12-24 jam. (Verralls,
2003)
2. Reaksi dari consulof
Menggunakan kodok berwarna yaitu rana exculenta yang seelumnya telah
diamil kelenjar hypohysenya lebih dahulu sehingga warna kodok memucat. Kemudian
disuntikkan 2,5 cc urin wanita hamil. Hasil positif bila warna kodok berubah menjadi coklat.
(Verralls, 2003)
3. Reaksi dari Friedman
Menggunakan kelinci betina yang telah 3 minggu di asingkan sehingga tidak
berhubungan dengan kelinci jantan, dimana disuntikkan 5 cc urin wanita hamil intravena pada
vena telinga kelinci selama 2 hari berturut-turut. Setelah 2 jam dilakukan laparotomi, diambil
ovarium dan diperiksa. Hasil psitif bila ditemukan korpus rubra dan lutea. (Verralls, 2003)
4. Reaksi Galli Mainini
Menggunakan kodok jantan yaitu buffo vulgaris dimana disuntikkan 5 cc urin wanita
hamil pada bagian bawah kulit perut kodok. Hasil positif ditandai dengan adanya sperma pada
air kemih kodok yang telah didiamkan selama 3 jam. (Verralls, 2003)
5. Reaksi Aschim Zondek
Menggunakan 5 ekor tikus betina imatur, pada hari kelima diadakan operasi pada tikus
yang telah disuntik dengan urin wanita hamil tersebut. Operasi dititikberatkan pada perubahan
ovarium tikus putih. Hasil positif jika terdapat korpus rubrum. (Verralls, 2003)
6. Test Pack
Test pack merupakan alat uji kehamilan yang sangat simple dan dapat dilakukan
dirumah. Bentuk test pack ini ada dua macam yaitu strip dan compact. Bentuk strip harus
dicelupkan kedalam urin yang telah ditampung pada sebuah wadah atau disentuhkan pada saat
buang air kecil. Sedangkan bentuk compact yaitu dengan meneteskan urin langsung pada bagian
tertentu dari alatnya. Alat uji kehamilan ini memiliki dua buah garis. Garis yang pertama
mengisyaratkan test dilakukan dengan benar, yang biasa disebut dengan garis kontrol. Garis
tersebut akan tampak bila test pack mendapatkan cukup urin untuk diuji. Sementara garis kedua
menunjukkan hasil test, yang merupakan bagian alat yang memiliki antibody yang bereaksi
dengan hCG dan dapat berubah warna apabila hormon ini terdeteksi. (Verralls, 2003)
7. Test kehamilan Plano-test
Tes ini menggunakan urin pagi wanita hamil dengan mereaksikan kit neo planotest
duoclon. Dengan melihat ada atau tidaknya aglutinasi saat pencampuran. Hasil positif ditandai
dengan adanya aglutinasi. (Verralls, 2003)
Test Pack
Alat tes kehamilan yang praktis ini dikenal dengan nama test pack. Test pack
mendeteksi keberadaan hormone HCG dalam urin. Hormon HCG kehamilan ini hanya terbentuk
ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel di dinding rahim, atau sekitar 6 hari setelah zigot
menempel di dinding rahim. Jumlah hormon ini akan meningkat seiring kehamilan dan mencapai
puncaknya pada 60-90 hari kehamilan. Alat ini mendeteksi konsentrasi hCG dalam satuan
miliInternational Units (mlU). Semakin kecil nilainya, maka alatnya akan semakin sensitif.
(Hardjoeno, 2006)
Bentuk test pack ini ada dua macam, setrip dan compact. Hasil tes juga tergantung dari :
 Cara penggunaanya. Ikuti petunjuk penggunaan dengan benar, waktu membaca hasil, tanggal
kadaluarsa alat tes. Terlalu banyak minum sebelum tes juga bisa mempengaruhi keakuratan tes.
Kandungan air yang terlalu banyak dalam urin mengencerkan kadar hormon hCG sehingga sulit
dideteksi alat tes kehamilan.
 Waktu penggunaan.
 Sebagian besar obat tidak berpengaruh pada hasil tes, kecuali obat tersebut mengandung hormon
hCG. Misalnya, obat untuk meningkatkan kesuburan seseorang.
Tes Kehamilan
Pemeriksaan laboratorium meliputi:
1. Cara biologis
Dilakukan menggunakan hewan percobaan, adanya HCG akan menyebabkan reaksi pada organ
tertentu.
2. Cara Imunologi
Tes berdasarkan reaksi antigen (HCG) dengan antibody (anti HCG):
1. Aglutinasi Direct
2. Aglutinasi Inhibisi (hambatan aglutinasi)
3. Immunokromatografi Tes Strip
4. Immunokromatografi Tes Pack (Hardjoeno, 2006)
Plasenta memiliki kapasitas besar untuk menhasilkan sejumlah hormone peptide dan
steroid yang esensial untuk memelihara kehamilan. Hormone yang terpenting adalah Human
Chorionic Gonodotropin, estrogen dan progresteron. Plasenta sebagai organ endokrin utama pada
kehamilan, bersifat untuk dibandingkan dengan jaringan endokrin lain dalam dua aspek. Jenis
dan kecepatan sekresi hormon plasenta terutama bergantung pada stadium kehamilan.
Salah satu kejadian pertama setelah implamantasi adalah sekresi (HCG), suatu hormone
peptide yang terjadi yang memperpanjang lama kehidupan korpus luteum oleh krion yang sedang
berkembang. Jika terjadi fertilisasi, blastokista yang tertanam menyelamatkan dirinya dan tidak
tersapu keluar bersama darah haid dengan membuat HCG. stimulasi oleh HCG diperlukan untuk
memelihara korpus luteum selama fase luteal normal pada siklus ovarium, tertekan akibat umpan
balik negative oleh progresteron kadar tinggi. Kelangsungan kehamilan secara normal
bergantung pada kadar estrogen dan progreson yang tinggi. Dengan demikian pembentukan
HCG selama trimester pertama sangat penting unutk mempertahankan pembentukan hormone-
hormon tersebut oleh ovarium. Pada janin laki-laki, HCG juga merangsang prekursor sel-sel
leyding di testis janin untuk mengeluarkan testoteron yang menyebabkan maskulinisasi saluran
reproduksi.
HCG (hormone charionoc Gonadotronpin) merupakan hormone yang dihasilkan oleh
plasenta yang mencapai puncaknya pada 8 minggu kehamilan kemudian untuk kembali
keminggu-mingu berikutnya hormone ini adalah hormone yang disekresi oleh sel-sel troboflas
kedalam cairan ibu Negara setelah nidasi terjadi. HCG dalam urin dapat digunakan untuk
penentuan kehamilan dengan cara sederhana penentuan kehamilan dengan menggunkan urin
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara biologis dan cara immunologic. Percobaan biologic
dengan 3 cara yaitu cara ascheim zondek, cara friendam, dan caragali mainini. Sedangkan
pemeriksaan secara imunologic dapat dilakukan secara langsung dengan cara direct latex
aglutination (DLA) atau cara tidak langsung dengan latex aglutination inhibitor serta dengan
cara hemaglutination inhibitiom (HAI).
BAB III

METODE KERJA

3.1 Waktu dan tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis, 22 November 2018 pukul 14.00-16.00 WIB di
Laboratorium Basic Science, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Bengkulu.

3.2. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum yaitu, nampan, beker glas, masker, hand
glow, test pack, dan urin ibu hamil.

3.3 Cara kerja

1. masukkan urin dalam gelas beker ukuran kecil

2. kemudian masukkan test pack kedalam gelas beker berisi urin ibu hamil dan tidak hamil
sampai batas maksimal yang tertera di test pack selama 3 menit

3. kemudian lihat perubahan warna garis pada test opack .

Interprestasi hasil :

 Positif (+) ditandai dengan munculnya dua garis pada test pack (daerah control tes0
 Negative(-) jika terdapat satu garis pada daerah control
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan

Hasil HCG Dari Urine Dengan Berbagai Macam Test Pack

Jenis Test Pack Urine 1 dan urine 2 Keterangan


Andalan Urine 1 : Negatif
Urine 2 : Positif

Sensitif Urine 1 : Negatif


Urine 2 : Positif

Onemed Urine 1 : Negatif


Urine 2 : Positif

Keterangan : Urine 1 : Urine dari propandus tidak hamil (negatif)

Urine 2 : Urine dari propandus yang hamil (positif)


4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum bahwa hasil pada positive pada semua test pact dengan
berbeda merek. didapatkan hasil bahwa urin yang dipakai kelompok merupakan urin wanita
yang hamil. Hal ini ditandai dengangaris merah yang hanya terdapat 2 strip saja. Sesuai dengan
pernyataan George(2008) strip HCG urin adalah tes menggunakan metode imunoassay
kromatografi dimana menggunakan antibodi spesifik untuk secara selektif mengidentifikasi
adanya HCG didalam urin dengan derajat sensitivitas yang tinggi. Peningkatan level HCG
sebesar 20 mIU/ml dapat dideteksi hanya dalam 3 menit. Prinsip dari test ini adalah penambahan
urin ke peralatan test dan membiarkannya berjalan disepanjang absorban.

Penanda antibodi yang menafsirkan warna melekat ke


HCG pada daerah tes dan menghasilkan pita berwarna merah ketika konsentrasi HCG sama
dengan atau lebih dari 20 mIU/ml. Saat keadaan tidak adanya hormon HCG,maka tidak akan
terbentuk pita di daerah test. Reaksi pencampuran berlanjut disepanjang absorban melewati
daerah test dan kontrol. Konjugasi yang tidak berikatan ke reagen pada daerah kontrol
menghasilkan pita berwarna merah, yang menunjukkan bahwa reagen dan peralatan masih
berfungsi secara baik. Human Chorinic Gonadotropin (HCG) adalah suatau glikoprotein yang
mengandung galaktosa dan heksosamin. Kadar HCG meningkat dalam darah dan urine segera
setelah implantasi ovum yang sudah dibuahi. Dengan demikian ditemukannya HCG merupakan
dasar bagi banyak tes kehamilan (Murrayet al ,1999).

Test kehamilan menggunakan urine, karena dalam wanita hamil mengadung HCG
(Human Chorionic Gonadotropin). HCG yaitu suatau hormone glikoprotein yang
mempertahankan sistem reproduksi wanita dalam keadaan cocok untuk kehamilan. HCG di
sintesis pada retikulum endoplasma kasar,glikosilasi disempurnakan di apparatus golgi
(Shakuntala, 2012).

HCG dapat juga digunakan dalam upaya mensinkronkan ovulasi dan perkawianan yang
diperlukanagar terjadi suatu konsepsi (Frandson,1993). Bila terdapat HCG dalam urin,
HCGterikat pada antibodi dan dengan demikian akan mencegah aglutinasi partikel lateks yang
dilapisi HCG yang diperlihatkan oleh antibodi tersebut. Dengan demikian uji kehamilan positif
apabila tidak terjadi aglutinasi, dan kehamilan negatif jika terjadi aglutinasi (Pearce , 1997).
Adapun mekanisme kerja testpack yang lebih rinci adalah urin yangdiperiksa akan
bergerak dari zona yang satu ke zona yang lain, dimulai dari zona yang terdapat mobile anti
HCG1. Anti HCG1 akan ikut terbawa oleh urin ke zonaanti HCG2. Disinilah penentuan positif
atau negatifnya suatu tes. Jika pada urin terdapat molekul HCG, maka molekul ini yang
sebelumnya sudah berikatan dengan anti-HCG1 akan berikatan dengan anti-HCG 2 sehingga
akan terbentuk warna atau garis pada strip ataupun kaset pemeriksaan. Jika pada urin tidak
terdapat molekul HCG, maka anti-HCG 2 tidak akan terikat.
Selanjutnyaurin bergerak ke zona anti HCG. Pada zona ini, baik urin yang mengandung
molekul HCG maupun yang tidak, akan terbentuk warna ataupun garis. Hal ini dikarenakan anti-
anti HCG berikatan dengan anti HCG1 yang ikut terbawa oleh urin. Zona ini disebut control
(Hanifa, 2005).
Ditambahkan oleh Greenspan dan Baxter (2000) keuntungan dari uji ini adalah murah,
dijual bebas diapotek, tidak memerlukan waktu yang lama untuk menunjukkan hasilnya serta
memberi hasil positif pada kehamilan yang sangat dini, sebelum memutuskan pergi kedokter,
namun kelemahannya adalah, hasilnya akan rancau atau tidak falid jikaikatan yang sudah
dikemas oleh pabrik tersebut rusak. Manfaat penetapan kadar HCG tidak hanya untuk wanita
hamil.

Dokter telah menghadapi pasien dengan titer HCG meningkat dalam 5 tahun
terakhir.Biasanya dalam kisaran 500-100 mIU/mL setelah kehamilan muda. Kadang-kadang
ditemukan secara kebetulan titer HCG pada wanita yang tidak hamil. Selama periode diam,
pasien yang tidak terdeteksi memiliki HCG-H tapi secara tiba-tiba kadar HCG naik secara
signifikan. Sekitar 20% pasien ini menjadi relevan dan diketahui bahwa mereka mengidap tumor.
Pasien yang memiliki kejadian abnormal ini biasanya melakukan pengobatan dengan kemotrapi
atau operasi. Pasien yang memiliki kejadian abnormal ini biasanya melakukan pengobatan
dengan kemotrapi atau operasi (Hektan,et al., 2012).
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hasil urin wanita yang positif hamil ditunjukkan dengan 2 garis merah yangmenunjukkan
kadar HCG lebih dari 50 LU/I dan hasil urin wanita yangnegatif hamil ditunjukkan dengan 1
garis merah yang menunjukkan kadarHCG kurang dari 50 LU/I

5.2 Saran

Disarankan agar praktikum selanjutnya bisa menggunakan tespack yang berbeda


DAFTAR PUSTAKA

Sacher A. Ronald dan Richard A. McPherson. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Laboratorium, Penerbit Buku Kedokteran Jakarta: EGC

Hall & Guyton. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.

Hardjoeno dkk, 2006. interpretasi hasil tes laboratorium diagnostik, Hasanuddin university
press (LEPHAS) , Makassar: Rajawali press
Verralls, Sylvia. 2003. Anatomi & Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai