Biopankes
Biopankes
NPM : F1D016040
Pertanyaan :
1. Bagaimana caranya toksin pada botulisme dihasilkan sampai merusak bagian tubuh ?
2. Bagaimana caranya Pseudomonas pada tempe bongkrek menganggu metabolisme glikogen ?
Jawaban No.1 :
Botulisme adalah suatu penyakit langka yang jarang sekali berpotensi fatal. Penyakit ini disebabkan
oleh racun yang berasal dari bakteri Clostridium Botulinum yang ditemukan di tanah, debu dan sungai.
Clostridium botulinum dapat memproduksi tujuh jenis racun yang diklasifikasikan sebagai tipe A-G. Tipe
A,B,E dan F beracun bagi manusia, tipe F an B paling beracun.
Racun-racun ini menghentikan sel-sel saraf melepaskan zat kimia yang disebut asetilkolin
yang dapat menyebabkan kelumpuhan secara bertahap dan akan memburuk hingga fatal jika
tidak ditangani.
Bakteri botulinum akan berbahaya bila aktif secara metabolisme dan memproduksi racun
botulinus. Dalam keadaan spora, botulinum tidak berbahaya. Panas dapat memungkinkan spora
aktif dan berkecambah dan panas juga dapat membunuh bakteri lain yang menjadi saingan
dengan Clostridium Botulinum dalam mendapatkan Host. Toksin botulinum mempunyai
persamaan struktur dan fungsi dengan toksin tetanus. Kedua-duanya adalah neurotoksin tetapi
toksin botulinum mempengaruhi sistem saraf periferi karena memiliki afiniti untuk neuron pada
persimpangan otot syaraf. Toksin ini disintesis sebagai rantai polipeptid tunggal (150,000 dalton)
yang kurang toksik. Walau bagaimanapun setelah dipotong oleh protease, ia menghasilkan 2
rantai: rantai ringan (subunit A, 50,00 dalton) dan rantai berat (subunit B, 100,000 dalton) yang
duhubungkan oleh ikatan dwisulfida.
Subunit A merupakan toksin paling toksik yang diketahui. Toksin botulinum ialah sejenis
endopeptidase yang menghalang pembebasan asetilkolin pada pertemuan antara otot dengan
saraf (myoneural junction). Ia adalah spesifik untuk bagian ujung saraf tepi/periferi pada tempat
di mana neuron motor merangsang otot. Toksin ini bertindak seperti toksin tetanus dan
memecahkan synaptobrevin, mengganggu pembentukan (dan pembebasan) vesikel yang
mengandungi asetilkolin. Sel yang terpapar gagal membebaskan neurotransmiter (asetilkolin).
Apabila otot tidak menerima isyarat daripada saraf, ia tidak akan berkontraksi (contract). Ini
menyebabkan paralisis (lumpuh) sistem motor.
Selama pertumbuhan C. Botulinum memproduksi sedikitnya tujuh racun yang berbeda, termasuk
neurotoxin, enterotoxin, dan haemotoxin, termasuk beberapa racun yang dikenal paling
berpotensial. Dalam kasus tertentu, satu strain dapat memproduksi lebih dari satu tipe racun.
Didalam tubuh neurotransmiter adalah pengirim pesan secara kimia yang digunakan oleh sel –
sel syaraf untuk berkomunikasi satu dengan yang lain dan yang mana digunakan oleh sel sel
syaraf untuk berkomunikasi dengan otot. Racun botulism mengakibatkan characteristic flaccid
paralysis dengan memecah satu dari tiga protein yang dibutuhkan untuk melepaskan
neurotransmitter hal ini memblokade pelepasan acetikolin dan kemampuan sel-sel syaraf untuk
berkomunikasi.
Jawaban No. 2 :
Kedua senyawa beracun ini diproduksi oleh pseudomonas cocovenenans, dalam jenis
makanan yang disebut tempe bongkrek, yaitu tempe yangdibuat dengan bahan utama ampas
kelapa. Pseudomonas cocovenenans ini tumbuh pada tempe bongkrek yang gagal dan rapuh.
Pseudomonas cocovenenans memerlukan substrat minyak kelapa, dengan enzim yang
diproduksinya mampu menghidrolisis lemak menjadi gliserol dan asam lemak . Gliserol
kemudian diubah menjadi toksoflavin( C7H7N5O2), dan asam lemaknya terutama asam oleat
diubah menjadi asam bongkrek ( C28H38O7 ) asam bongkrek ini dapat mengganggu
metabolisme glikogen dengan memobilisasi glikogen dari hati sehingga terjadi hiperglikemia
yang kemudian berubah menjadi hipoglikemia dan lalu menyebabkan kematian pertumbuhan
pseudomonas cocovenenans dapat dicegah bila ph substrat diturunkan di bawah 5,5 atau dengan
penambahan garam nacl pada substrat dengan konsentrasi 2,75 – 3 %.