Ectropion PDF
Ectropion PDF
Disusun Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
MEDAN, 2014
1. Pendahuluan .................................................................................................. 1
1.1 Pendahuluan ............................................................................................ 1
3. Kesimpulan ...................................................................................................... 19
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Ectropion atau ektropion adalah kelainan eversi dari kelopak mata bawah
sehingga konjungtiva terpapar dunia luar. Sumber lain juga mengatakan ektropion
adalah kelopak mata terbuka ke arah luar. Jadi, ektropion merupakan kelainan
posisi kelopak mata di mana tepi kelopak mata membeber atau mengarah ke luar
sehingga bagian dalam kelopak/konjungtiva tarsal berhubungan langsung dengan
dunia luar. Ektropion ini biasanya terjadi pada kelopak mata kanan dan kiri dan
umumnya ditemukan pada orang yang sudah tua.Keadaan ini sering menyebabkan
iritasi dan dapat membahayakan integritas permukaan okular. Ektropion dapat
terjadi secara kongenital tapi dapat pula didapat sebagai akibat dari involusi,
sikatriks, mekanis, atau proses paralisis1,2,3,4,5 .
Ektropion dapat diklasifikasikan menjadi ektropion kongential,
involusional, paralitik, sikatrikal dan mekanikal. Sumber lain ada yang
menyebutkan ektropion involusional sebagai ektropion senilis, yang merupakan
jenis ektropion yang paling umum dijumpai, dan disebabkan oleh kelemahan
1,2,4
jaringan kelopak dan lemahnya tonus otot orbikularis. .
Jika tidak segera dilakukan penatalaksanaan pada kasus ektropion, maka
akan terjadi paparan terus menerus akibat kelopak yang mengarah keluar dapat
menyebabkan mata kering dan penebalan konjungtiva serta ulserasi kornea
(exposure keratitis). Ekzema dan dermatitis dapat terjadi akibat epifora
berkepanjangan1,2.
TINJAUAN PUSTAKA
Kelopak mata atau palpebra berperan dalam melindungi bagian depan bola
mata dari kerusakan lokal. Selain itu, palpebra juga meregulasi cahaya yang
masuk ke mata, menyebarkan air mata ke seluruh kornea saat berkedip, juga
dalam proses pengaliran air mata, yaitu dalam pemompaan conjunctival sac dan
lacrimal sac 2,3,6,7.
Struktur yang menyusun palpebra antara lain adalah kulit; jaringan
subkutan; otot orbikularis okuli; jaringan areolar submuskular; lapisan fibrosa
yang terdiri dari tarsal dan septum orbita; pengangkat kelopak mata atas dan
bawah; lapisan lemak retroseptal dan konjungtiva 2,3,6,7.
Palpebra superior berbatas hingga ke alis, yang memisahkannya dengan
dahi. Palpebra inferior berbatas hingga ke bawah cekungan orbita tepat sebelum
pipi, membentuk lipatan dimana jaringan ikat longgar palpebra bertemu dengan
jaringan padat dari pipi2,6,7 .
Lipatan nasojugal berawal dari bawah dan samping regio kantus bagian
dalam sejajar dengan lekukan dari pemisah orbikularis okuli dan levator labii
superior membentuk saluran air mata 2,6,7 .
Mata yang terbuka merupakan celah palpebra, ruang fusiformis diantara
kedua batas palpebra dengan panjang kurang lebih 28-30mm dan lebar maksimal
9mm. Cekungan natural dari palpebra superior merupakan sebuah fungsi statik
dari bentuk tarsus yang berkombinasi dengan adaptasi palpebra terhadap
kelengkungan bola mata2,6,7 .
Septum Orbita, adalah struktur jaringan ikat yang melekat di pinggir pada
periosteum dari batas orbita, di bagian tengah menyatu dengan retraktor palpebra,
yang berperan sebagai diafragma 2,3,6,7,8
2.1.5. Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran mukosa yang halus dan tembus cahaya.
Konjungtiva palpebra membatasi permukaan dalam kelopak mata mulai dari
konjungtiva tarsalis (dari batas mukokutaneus dari pinggir kelopak hingga ke
batas tarsal) dan berlanjut sebagai konjungtiva palpebra orbita hingga ke fornix.
Konjungtiva tarsalis melekat ke tarsal, sedangkan lamina propria submukosa
2.2. Inervasi
Sumber dari sensoris palpebra berasal dari cabang terminal dari divisi
ophtalmikus (V1) dan divisi maksilaris dari N.Trigeminal (V2). Cabang-cabang
dari N.Fasialis mempersarafi otot-otot pembentuk raut wajah. Cabang frontal dan
2.4.1. Klasifikasi
a. Ektropion Involusional/Senilis
Ektropion senilis adalah jenis ektropion yang paling umum dijumpai pada
usia lanjut dan hanya mengenai kelopak bagian bawah. Sumber lain mengatakan
bahwa ektropion involusional dapat terjadi bilateral. Jenis ini diakibatkan
kelemahan jaringan kelopak dan lemahnya tonus otot orbikularis. 1,2,4,5,10
10
c. Ektropion Paralisis
Ektropion paralisis jarang terjadi, hal ini terjadi akibat paralisis dari nervus
ketujuh yang berhubugan dengan dengan retraksi kelopak mata dan bawah.
Terutama mengenai bagian bawah kelopak mata. Dimana akhirnya akan
menyebabkan penyempitan celah palpebra Penyebab kelemahan saraf ini
diantaranya adalah Bell’s palsy, trauma kepala, dan infeksi telinga tengah 1,2,4,10.
11
d. Ektropion Mekanis
Ektropion mekanis jarang terjadi, diakibatkan oleh massa atau tumor
sehingga menyebabkan kelopak mata bawah tertarik ke bawah atau terdorong ke
luar dan kebawah1,2,4,10
e. Ektropion Kongenital
Ektropion kongenital merupakan keadaan yang jarang ditemukan, namun
bisanya terjadi pada Down syndrome dan Bleharophimosis syndrome. Ektropion
kongenital ini dapat terjadi pada kedua kelopak mata atas dan bawah. Chlamydia
trachomatis merupakan penyebab ektropion kongenital 1,11.
f. Ektropion Spastik
12
13
14
15
b. Ektropion Sikatrikal
Sebelum langsung kepada terapi pembedahan, dapat dilakukan digital masase
yang dapat meregangkan bekas luka. Atau jika tidak berhasil, dapat
dipertimbangkan pemberian injeksi steroid9. Tergantung derajat keparahannya
dapat dilakukan beberapa cara operasi seperti1,2:
V-Y operation.
Operasi dilakukan untuk ektropion derajat ringan. Pada insisi a V-shaped
di kulit dan dijahit dengan bentuk Y2,9.
16
17
Dari sebuah penelitian didapatkan 80% pasien memilki hasil klinis yang
baik dengan sekali pembedahan. 15% pasien memerlukan operasi kedua,
termasuk satu pasien ektropion involusonal, dua pasien paralitik dan tiga dengan
ektropion sikatriks16 .
2.4.6. Komplikasi
Paparan yang terus menerus dapat menyebabkan kekeringan dan
penebalan pada konjungtiva dan ulkus kornea (keratitis akibat pajanan).
Dermatitis dapat terjadi akibat epipora yang berkepanjangan4 .
BAB 3
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19
20
21