Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT VARISELA

OLEH KELOMPOK VI :
ANJAR PRAYOGA
DEDI APRIANTO
EKAWATI
IKE AGUSTIN NUR AINI
LAILY AGUSTRIANI
NUR SINTA DEVI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MUHAMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2017
KATA PENGANTAR

Puji sukur kehadiran allah swt,kami dari kelompok satu membuat makalah ini
bertujuan untuk memberitahu kepada pembaca tentang ASUHAN
KEPERAWATAN PENYAKIT VARISELA yang kami ketahui. Semoga bagi
rekan-rekan yang membaca dapat medapatkan ilmu yang bermanfaat dari makala
yang kami buat. Kami membuat makalah ini juga bertujuan agar mendapat nilai
yang memuaskan dari dosen pembimbing kami, semoga dosen pembimbing kami
dapat menenerima makalah yang kami buat.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini
disebabkan keterbatasan pengetahuan dan waktu yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna
menyempurnakanmalakah ini dimasa yang akan datang agar lebih baik.

Pringsewu, September 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 4
B. Rumusan Masalah . ..................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi varisela ........................................................................... 5
B. Etiologi varisela ........................................................................... 5
C. Patofisiologi ................................................................................. 6
D. pathway ........................................................................................ 7
E. Manifestasi klinis ........................................................................ 8
F. Komplikasi .................................................................................. 8
G. Pencegahan .................................................................................. 9
H. penatalaksanaan.......................................................................... 10

BAB III ASKEP


A. Kasus ......................................................................................... 11

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ 22
B. Saran ......................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang
disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama
berlokasi di bagian sentral tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)
Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara
bermusin empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada
anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak begitu berat.
Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak
remaja dan orang dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus
varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan demikian semakin bertambahnya
usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin bertambah berat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari varisela?
2. Apa etiologi dari varisela?
3. Apa patofisiologi dari varisela?
4. Apa pathway dari varisela?
5. Apakah manisfetasi klinis dari varisela?
6. Apakah komplikasi dari varisela?
7. Apa saja pencegahan untuk penyakit varisela?
8. Apa saja penatalaksanaan untuk penyakit varisela?

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Varisela
Varisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini
dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan
nama Chicken – pox.
Varisela adalah Penyakit Infeksi Menular yang disebabkan oleh virus
Varicella Zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit.
Varisela atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular yang
disebabkan oleh virus Varicella Zoster dengan gejala-gejala demam dan
timbul bintik-bintik merah yang kemudian mengandung cairan.
Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang
disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama
berlokasi di bagian sentral tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)
Varisela merupakan penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel
di kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisella. Varisela
adalah infeksi akut prime yang menyerang kulit dan mukosa secara klinis
terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama berlokasi di
bagian sentral tubuh, disebut juga cacar air, chicken pox (Kapita Selekta,
2000).

B. Etiologi Varisela
Virus Varicella Zoster, termasuk Famili Herpes Virus. Menurut Richar
E, varisela disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut juga virus
varicella-zoster (virus V-Z). Virus tersebut dapat pula menyebabkan herpes
zoster.
Kedua penyakit ini mempunyai manifestasi klinis yang berbeda.
Diperkirakan bahwa setelah ada kontak dengan virus V-Z akan terjadi
varisela; kemudian setelah penderita varisela tersebut sembuh, mungkin virus

6
itu tetap ada dalam bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinis) dan kemudian
virus V-Z diaktivasi oleh trauma sehingga menyebabkan herpes zoster.
Virus V-Z dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah
penderita verisela dapat dilihat dengan mikroskop electron dan dapat diisolasi
dengan menggunakan biakan yang terdiri dari fibroblas paru embrio manusia.

C. Patofisiologi
Menyebar hematogen. Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel
satelit disekitar Neuron pada gang lion akar darsal sumsum tulang belakang.
Dari sini virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk herpes zoster.
Sekitar 250-500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh bagian tubuh, tidak
terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata, termasuk
bagian tubuh yang paling intim. Namun dalam waktu kurang dari seminggu,
lesi tersebut akan mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam
waktu 1-3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan terlepas. Virus
varicella zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke
orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin
penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit
yang terinfeksi. Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan
tersebar ke bagian tubuh melalui kelenjar getah bening.
Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan
pesatnya ke jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa
kanak-kanak dan pada kalau sudah dewasa. Sebab seringkali orang tua
membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih dini.
Varisela pada umumnya menyerang anak-anak; di negara-negara
bermusim 4, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-
anak, pada umumnya penyakit ini tidak begitu berat, namun di negara-negara
tropis seperti Indonesia lebih banyak remaja dan orang dewasa yang terserang
varisela. 50% kasus varisela terjadi di atas usia 15 tahun. Dengan demikian

7
semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin
bertambah berat.

A. Pathway

8
9
D. Manifestasi Klinis

 Masa tunas penyakit berkisar antara 8-12 hari.

 Didahului stadium prodromal yang ditandai :

1. Demam

2. Malaise

3. Sakit kepala

4. Anoreksia

5. Sakit punggung

6. Batuk kering

7. Sore throat yang berlangsung 1-3 hari.


 Stadium : erupsi yang ditandai dengan terbentuknya verikula yang
khas, seperti tetesan embun (teardrops) vesikula akan berubah menjadi
pustule, kemudian pecah menjadi kusta, sementara proses ini
berlangsung, timbul lagi vesikel baru sehingga menimbulkan
gambaran polimorfi.
 Penyebaran lesi terutama adalah di daerah badan kemudian menyebar
secara satrifugal ke muka dan ekstremitas. (Prof.dr. Marwali Harahap,
2000 : 94 – 95 )

E. Komplikasi
Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi komplikasi dapat
berupa infeksi kulit. Komplikasi yang paling umum ditemukan adalah :
1. Bekas luka yang menetap. Hal ini umumnya ditemukan jika cacar air
terjadi pada anak yang usianya lebih tua atau cenderung pada orang
dewasa.
2. Acute Cerebral Ataxia Komplikasi ini tidak umum ditemukan dan
cenderung lebih mungkin tejadi pada anak yang lebih tua. Komplikasi ini
ditandai dengan gerakan otot yang tidak terkoordinasi sehingga anak dapat

10
mengalami kesulitan berjalan, kesulitan bicara, gerakan mata yang
berganti-ganti dengan cepat. Ataxia ini akan menghilang dengan
sendirinya dalam waktu beberapa minggu atau bulan.

Pada beberapa kelompok, cacar air mungkin menyebabkan komplikasi yang


serius seperti cacar air yang berat dan seluruh tubuh, pneumonia dan hepatitis
yang termasuk dalam kelompok tersebut :
1. Bayi dibawah usia 28 hari.
2. Orang dengan kekebalan tubuh rendah
3. Komplikasi yang terjadi pada orang dewasa berupa ensefalitis,
pneumonia, karditis, glomerulonefritis, hepatitis, konjungtivitis, otitis,
arthritis dan kelainan darah (beberapa macam purpura).
4. Infeksi pada ibu hamil trimester pertama dapat menimbulkan kelainan
congenital, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang
kelahiran dapat menyebabkan varisela congenital pada neonatus.

F. Pencegahan
1. Hindari kontak dengan penderita.
2. Tingkatkan daya tahan tubuh.
3. Imunoglobulin Varicella Zoster
 Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan0 terjadinya cacar air.
Bila diberikan dalam waktu maksimal 96 jam sesudah terpapar.
 Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar iar
beberapa saat sebelum atau sesudah melahirkan.

G. Penatalaksanaan
1. Umum

11
Varicella dan Herpes zoster pada anak imunokompeten, biasanya tidak
diperlukan pengobatan yang spesifik dan pengobatan yang diberikan
bersifat simtomatis yaitu:
a. lesi masih berbentuk vesikel, dapat diberikan bedak agar tidak
mudah pecah.
b. Vesikel yang sudah pecah atau sudah berbentuk krusta, dapat
diberikan salep antibiotic untuk mencegah terjadi nya infeksi
sekunder.
c. Dapat diberikan antipiretik dan analgetik, tetapi tidak boleh
golongan salisilat (aspirin) untuk menghindari terjadi sindrom
Reye.
d. Kuku jari tangan harus dipotong untuk mencegah terjadinya
infeksi sekunder akibat garukan.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN VARISELA

12
KASUS

Tn. B (17 tahun) datang ke poli kulit RS Umum pringsewu Sehat. Ia mengeluhkan
badannya terasa demam seperti akan flu, karena menyangka akan flu akhirnya ia
meminum obat flu untuk menyembuhkan flunya tersebut. Namun setelah beberapa
hari di area sekitar tubuhnya muncul ruam yang berisi air, pertama kali muncul Tn. B
mengira bahwa ia terkena alergi, tetapi setelah dibiarkan beberapa hari ruam yang
muncul diarea sekitar tubuh semakin bertambah banyak, ruam tesebut berwarna
merah, berisi air, dan ketika dipegang terasa nyeri. Setelah beberapa hari badannya
mengalami demam tinggi dan ruam yang muncul semakin bertambah banyak, ruam
tersebut muncul diarea tubuh, wajah, leher, tangan, dan kepala. Saat dilakukan
pemeriksaan didapat TTV; TD:150/110 mmHg, ND: 90 x/menit, RR: 22 x/menit, S:
38oC.

1. Pengkajian
a. Identitas Klien :
Nama : Tn. B
Umur : 17 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Status : Belum menikah
Alamat : Pringsewu
Suku Bangsa : Jawa
Tgl Masuk : 13 september 2017
Tgl Pengkajian : 13 september 2017
No. RM : 22055
b. Penanggung Jawab:
Nama : Ny. F
Umur : 40 tahun

13
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Pringsewu
Hubungan : Ibu Kandung

2. Keluhan Utama
Klien mengalami demam, dan muncul ruam berisi air di seluruh tubuhnya.

3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke Umum Pringsewu Sehat diantar oleh orang tuanya
dengan keluhan klien mengalami demam, dan muncul ruam berisi air di
seluruh tubuhnya.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada riwayat penyakit terdahulu.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit pada keluarga Tn. B.

4. Pemeriksaan Fisik
a. Pola Fungsi Kesehatan
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga klien khawatir kalau penyakit yang diderita klien semakin parah,
dan berharap agar cepat sembuh.
b. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Diet/Suplemen khusus : Tidak ada
Nafsu makan : Menurun
Penurunan sensasi kecap, mual, stomatitis : Tidak ada
Kesulitan menelan (disfagia) : Tidak ada
Gigi : Lengkap

14
Frekuensi Makan : 1-2x sehari
Jenis Makanan : Nasi, Sayur, dan buah
Pantangan/alergi : Ikan

c. Pola Eliminasi
BAB:
Frekuensi : 2x sehari
Warna : Kuning
Waktu : Tidak teratur
Konsistensi : Lunak
Kesulitan (diare, konstipasi, inkontinensia) : Tidak ada
BAK:
Frekuensi : 4-5x sehari
Kesulitan : Tidak ada

d. Pola Aktivitas dan Latihan


Kekuatan Otot : Normal
Kemampuan ROM : Normal
Keluhan saat beraktivitas :–

e. Pola Istirahat dan Tidur


Lama tidur : 4-6 jam
Waktu : Malam

f. Pola Kognitif dan Persepsi


Status mental : Normal
Bicara : Normal
Kemampuan memahami : normal
Tingkat Ansietas : Sedang
Penglihatan : Normal

15
Ketidaknyamanan/Nyeri : Nyeri Akut

g. Persepsi Diri dan Konsep Diri


Perasaan Klien tentang masalah kesehatan ini : Klien merasa malu dan
minder.

h. Pola peran hubungan


Pekerjaan : Swasta
Sistem Pendukung : Keluarga

i. Pola Koping dan toleransi aktivitas


Hal yang dilakukan saat ada masalah : Cerita dengan orang
terdekat atau keluarga
Penggunaan obat untuk menghilangkan stress : Tidak ada
Keadaan emosi dalam sehari-hari : Tegang

j. Keyakinan dan Kepercayaan


Agama : Islam
Pengaruh agama dalam kehidupan : Percaya akan ajaran agamanya

5. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Tampak gelisah
Penampilan Umum : Bersih dan rapi
Klien tampak sehat/sakit/sakit berat : Sakit
Kesadaran : Compos Mentis
BB : 60 kg
TB : 170 cm
b. Tanda-tanda vital
TD : 150/110 mmHg
ND : 90 x/menit

16
RR : 22 x/menit
S : 38oC

c. Kulit
Warna Kulit : Tampak kemerahan
Kelembaban : Kering
Turgor Kulit : Elastic berkurang
Ada/Tidaknya edema : Tidak ada

d. Kepala
Inspeksi : Rambut bersih
Palpasi : Ada ruam berisi air

e. Mata
Inspeksi : Simetris
Fungsi penglihatan : Normal
Ukuran pupil : Normal
Konjungtiva : Anemis
Sklera : Putih

f. Telinga
Fungsi pendengaran : Tidak ada gangguan fungsi pendengaran
Kebersihan : Bersih
Sekret : Tidak ada

g. Hidung dan Sinus


Fungsi Penciuman : Baik
Pembengkakan : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Kebersihan : Bersih

17
Sekret : Tidak ada

h. Mulut dan Tenggorokan


Membran Mukosa : Kering
Kebersihan Mulut : Bersih
Keadaan Gigi : Lengkap
Tanda Radang : Tidak ada
Trismus : Tidak ada
Kesulitan Menelan : Tidak ada

i. Leher
Trakea : Simetris
Kelenjar Limfe : Ada
Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran

j. Thorak/Paru
Inspeksi : Dada simetris
Perkusi : Tidak ada massa dan peningkatan produksi mucus
Auskultasi : Pernafasan stridor (ngorok)

k. Jantung
Inspeksi : Iktus kordis terlihat

l. Abdomen
Inspeksi : Simetris
Auskultasi : Peristaltik usus
Palpasi : Tidak ada benjolan atau massa, tidak ada ascites
m. Ekstremitas
Ekstremitas Atas : Pergerakan Normal
Ekstremitas Bawah : Pergerakan Normal

18
n. Neurologis
Status Mental : Normal
Motorik : Normal
Sensorik : Tidak ada gangguan pada sistem sensorik

ANALISA DATA

No Data Fokus Etiologi Problem


1 DO: proses penyakit reaksi Hipertermi
- TD : 150/110 inflamasi virus
mmHg
- ND : 90
x/menit
- RR : 22
x/menit
- S : 38oC
- Kulit kemerahan
- Kulit terasa hangat
- Peningkatan suhu
tubuh diatas kisaran
normal

DS:
- Klien mengeluh
badannya demam
2 DO: agens cidera biologis Nyeri Akut
- Terdapat ruam
berisi air, berwarna
kemerahan

DS:

- Klien mengatakan
nyeri saat dipegang

3 DO: • perubahan Kerusakan integritas


- Ruam yang muncul pigmen kulit kulit
semakin banyak,
ruam tersebut
muncul diarea
tubuh, wajah, leher,

19
tangan dan kepala

DS: -

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipertermi b.d proses penyakit reaksi inflamasi virus


2. Nyeri akut b.d agens cidera biologis
3. Kerusakan integritas kulit b.d perubahan pigmen kulit

INTERVENSI

No Hari/tgl/jam Dx Tujuan dan Intervensi Rasional


Kriteria Hasil
1 Rabu, 13 1. Hip Setelah 1. Observasi 1. TTV
September dilakukan TTV: merupaka
ertermi
2017 asuhan suhu, n acuan
b.d keperawatan nadi, untuk
Jam 09.00 selama 1×24 tekanan mengetah
proses
wib jam diharapkan darah, ui
penyakit Hipertermi pernapasa keadaan
teratasi, dengan n umum
reaksi
KH: 2. Berikan pasien
inflamas 1. Menunjukka penjelasan 2. Keterlibat
n temperatur tentang an
i virus
dalam batas penyebab keluarga
normal demam sangat
atau berarti
peningkat dalam
an suhu proses
tubuh penyembu
3. Beri han pasien
kompres di rumah
hangat sakit
didaerah 3. Kompres
ketiak hangat
atau dahi memberik
4. Anjurkan an efek
klien vasodilata
untuk si

20
istrahat pembuluh
ditempat darah
tidur/tirah sehingga
baring dapat
5. Anjurkan meningkat
untuk kan
mengguna pengeluar
kan an panas
pakaian tubuh
yang tipis melalui
dan pori-pori
menyerap 4. Mencegah
keringat terjadinya
6. Monitor peningkat
dan catat an
intake metabolis
atau me tubuh
output dan dan
berikan membantu
cairan proses
intervena penyembu
sesuai han
program 5. Pakaian
medic yang tipis
7. Kolaboras akan
i dengan membantu
dokter menguran
dalam gi
pemberian penguapa
obat n tubuh
antipiretik 6. Peningkat
an intake
cairan
perlu
untuk
mencegah
dehidras
7. Antipireti
k
berfungsi
dalam
menurunk
an suhu
tubuh

21
2 Jumat, 13 Nyeri akut Setelah 1. Observasi 1. memanta
September dilakukan reaksi u respon
b.d agens
2017 asuhan nonverbal nyeri
cidera keperawatan dari 2. Untuk
Jam 09.30 selama 1×24 ketidakny mengura
biologis
wib jam diharapkan amanan ngi nyeri
Nyeri akut 2. Ajarkan 3. Dapat
teratasi, dengan teknik menekan
KH: relaksasi skala
1. Mampu 3. Kolaboras nyeri
mengontrol i
nyeri (tahu pemberian
penyebab analgetik
nyeri, untuk
mampu menguran
menggunaka gi nyeri
n tehnik
nonfarmakol
ogi untuk
mengurangi
nyeri,
menyari
bantuan)
2. Melaporkan
bahwa nyeri
berkurang
dengan
menggunaka
n manajemen
nyeri
3. Mampu
mengenali
nyeri (skala,
intensitas,
frekuensi dan
tanda nyeri)
4. Menyatakan
rasa nyaman
setelah nyeri
berkurang

3 Jumat, 13 Kerusakan Setelah 1. Anjurkan 1. Pakaian


September dilakukan pasien yang

22
2017 integritas asuhan untuk longgar
keperawatan mengguna agar
kulit b.d
Jam 10.30 selama 1×24 kan meminim
wib perubahan jam diharapkan pakaian alkan
Kerusakan yang gesekan
pigmen
integritas kulit longgar dengan
kulit teratasi, dengan 2. Hindari kulit
KH: kerutan 2. mencegah
1. Integritas pada terjadinya
kulit yang tempat tekanan
baik bisa tidur dari
dipertahanka 3. Jaga jaringan
n (sensasi, kebersiha lunak
elastisitas, n kulit 3. agar luka
temperatur, agar tetap cepat
hidrasi, bersih dan sembuh
pigmentasi) kering dan tidak
2. Tidak ada 4. Monitor terjadi
luka/lesi kulit akan infeksi
pada kulit adanya 4. mengantis
3. Perfusi kemeraha ipasi
jaringan baik n terjadinya
4. Menunjukka 5. Edukasi iritasi
n dalam 5. mengajark
pemahaman menghind an kepada
dalam proses ari keluarga
perbaikan penyebab dan pasien
kulit dan varicella dari
mencegah pencegaha
terjadinya n
cedera penyebab
berulang penyakit
5. Mampu varicella
melindungi
kulit dan
mempertahan
kan
kelembaban
kulit dan
perawatan
alami

23
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Varicella adalah infeksi akut primer oleh virus Varicella Zoster yang
menyerang kulit dan mukosa.

Penyakit ini disebabkan oleh virus Varicella Zoster. Penamaan virus ini
memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit
varicella. Sedangkan kreativitasnya menyebabkan herpes zoster.

Pada beberapa kelompok yaitu: bayi dibawah usia 28 hari dan orang dengan
kekebalan tubuh rendah.

B. Saran

Kami sebagai penulis mengharapkan agar kita dapat mengetahui apa itu
penyakit varicella dan cara pencegahannya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn. E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman


untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC : Jakarta.

Tarwoto dan Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta.

25

Anda mungkin juga menyukai