Anda di halaman 1dari 11

Etika Bisnis pada PT.

Gudang Garam, Tbk


Andreas Fabian Pramuditya
55117120153
Business Ethic & Good Governance
Diampu oleh: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

Abstrak
Pada makalah ini, penulis akan membahas tentang Etika Bisnis (Business Ethics)
dan implementasinya pada perusahaan di Indonesia. Seperti yang kita ketahui,
etika dalam berbisnis sangat penting bagi kelangsungan bisnis sehingga Etika
Bisnis bisa dibilang merupakan hal wajib yang dianut tidak hanya oleh
perusahaan, namun juga oleh karyawan, para pemangku kepentingan, regulator
(pemerintah) dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Etika sendiri
sebenarnya sudah ada dalam kehidupan manusia sehari-hari karena manusia
sebagai makhluk sosial dan berinteraksi dengan manusia lain.
Dalam makalah ini penulis bermaksud membahas tentang bagaimana Etika Bisnis
dilakukan dan kendala apa saja yang terjadi dalam implementasi Etika Bisnis
tersebut. Perusahaan di Indonesia sangat banyak dan sebagai negara yang
sedang berkembang, Indonesia cenderung menerima dan mempelajari tiap jenis
bisnis yang masuk, namun tetap selektif dalam menilai dan menginterpretasikan
keuntungan dan risiko dari tiap bisnis yang masuk. Dalam makalah ini penulis akan
fokus pada implmeentasi Etika Bisnis dan kendalanya pada PT. Gudang Garam,
Tbk.

Introduction
Etika bisnis terdiri dari dua suku kata yaitu Etika dan Bisnis. Masing-masing
elemen memiliki pengertian dan cirinya masing-masing. Etika adalah suatu norma
atau aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam berperilaku di masyarakat bagi
seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk.
Ada juga yang menyebutkan pengertian etika adalah suatu ilmu tentang
kesusilaan dan perilaku manusia di dalam pergaulannya dengan sesama yang
menyangkut prinsip dan aturan tentang tingkah laku yang benar. Dengan kata lain,
etika adalah kewajiban dan tanggung jawab moral setiap orang dalam berperilaku
di masyarakat.

Secara etimologis, kata etika berasal dari bahasa Yunani kuno,


yaitu “Ethikos” yang artinya timbul dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini etika
memiliki sudut pandang normatif dimana objeknya adalah manusia dan
perbuatannya.

Kata “bisnis” berasal dari bahasa Inggris, yaitu “business” yang artinya kesibukan.
Dalam konteks sederhana, yang dimaksud dengan kesibukan adalah melakukan
suatu aktivitas atau pekerjaan yang memberikan keuntungan pada seseorang.

Pengertian Bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perorangan maupun
organisasi yang melibatkan aktivitas produksi, penjualan, pembelian, maupun
pertukaran barang/ jasa, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau
laba.

Penggunaan kata “bisnis” dapat dibedakan menjadi tiga tergantung cakupannya.


Kata bisnis dapat merujuk pada:

 Badan Usaha, yaitu kesatuan Yuridis, teknis, dan ekonomis untuk mencari
keuntungan.
 Sektor Pasar Tertentu, misalnya pasar Modal.
 Seluruh aktivitas pada komunitas produsen barang dan jasa.

Kemudian apa yang dimaksud dengan etika bisnis? Secara umum, pengertian
etika bisnis adalah cara-cara yang dilakukan oleh suatu bisnis dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya yang mencakup berbagai aspek, baik itu individu, perusahaan,
maupun masyarakat.
Etika bisnis adalah suatu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan
pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara
universal (Muslich, 2004:9). Etika bisnis merupakan aturan tidak tertulis mengenai
cara menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku dan tidak
tergantung pada kedudukan individu atau-pun perusahaan di masyarakat. Etika
bisnis dapat juga diartikan sebagai suatu pengetahuan mengenai tata cara ideal
dalam mengelola bisnis dengan memperhatikan norma dan moralitas yang
berlaku secara universal, ekonomi, dan sosial.
Setiap perusahaan harus memperhatikan dan menjalankan etika-etika yang
berlaku, misalnya taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Adapun
beberapa prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut:
 Jujur dalam berkomunikasi dan bersikap
 Memiliki komitmen dan memenuhi janji
 Memiliki integritas
 Memiliki loyalitas
Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli
Beberapa ahli pernah menjelaskan mengenai arti etika bisnis, diantaranya adalah:
1) Yosephus: Etika bisnis adalah wilayah penerapan prinsip-prinsip moral
umum pada wilayah tindak manusia di bidang ekonomi, khususnya bisnis.
Jadi, secara hakiki sasarannya adalah perilaku moral pebisnis yang
berkegiatan ekonomi.

2) Hill dan Jones: Etika bisnis adalah suatu ajaran untuk membedakan antara
salah dan benar. Hal ini dapat memberikan pembekalan kepada setiap
pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil
keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks.

3) Velasques: Etika bisnis adalah studi yang dikhususkan mengenai moral


yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral
sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.

4) Steade Et Al: Etika bisnis adalah standar etika yang berhubungan dengan
tujuan dan cara mengambil suatu keputusan bisnis.

Literature Review

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Setiohartanti Lestari yang


dilakukan pada November 2016, peneliti menelaah tentang etika bisnis pada PT
Unilever. Menurut peneliti, Unilever merupakan perusahaan yang menggunakan
etika dalam melakukan bisnisnya dan sangat menjunjung tinggi etika bisnisnya,
bagi Unilever, sumber daya manusia adalah pusat dari seluruh aktivitas perseroan.
Dengan memberikan prioritas pada mereka dalam pengembangan
profesionalisme, keseimbangan kehidupan, dan kemampuan mereka untuk
berkontribusi pada perusahaan. Perseroan mengelola dan mengembangkan
bisnis perseroan secara bertanggung jawab dan berkesinambungan.
Dalam penelitian tersebut, peneliti memaparkan rumusan dan batasan masalah
sebagai berikut, yaitu:

1. Apakah PT. Unilever menggunakan etika dalam menjalankan bisnisnya?


2. Jika PT. Unilever tidak menggunakan etika bisnis, apakah bentuk
pelanggarannya, faktor penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya?

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penulis memberikan


batasan masalah pada etika bisnis di PT Unilever yang beralamat di Jl. Jababeka
IX, Blok D 1-29 Cikarang, Bekasi 17520.

Metode Penelitian

Untuk memperoleh data yang digunakan dalam tugas ini, penulis menggunakan
Metode pengumpulan data berupa studi kepustakaan dengan cara
mengumpulkan data dari beberapa buku, referensi di internet dan jurnal yang
mengkaji penelitian sejenis untuk mendukung penelitian etika dalam bisnis.

Result & Discussion

Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan
standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena
dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur
oleh ketentuan hukum (Bertens, 2000).

Etika bisnis terkait dengan masalah penilaian terhadap kegiatan dan perilaku
bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha (Sumarni,
1998:21). Etika bisnis merupakan pengetahuan pedagang tentang tata cara
pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas
melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
memperoleh keuntungan melalui transaksi.

Setelah memahami pengertian etika dalam berbisnis, tentunya kita juga perlu tahu
apa tujuannya. Setiap pebisnis sudah seharusnya memiliki pengetahuan tentang
etika dalam berbisnis dan mengaplikasikannya dalam menjalankan usahanya.
Bagi para pengusaha, tujuan etika bisnis adalah untuk meningkatkan kesadaran
moral serta membuat batasan-batasan bagi para pelaku bisnis serta menjalankan
good business. Para pengusaha harus memiliki pemahaman bahwa monkey
business atau praktek bisnis kotor hanya akan merugikan banyak pihak, termasuk
dirinya sendiri pada akhirnya.
Pemahaman dan pelaksanaan etika dalam berbisnis dengan baik akan membawa
suatu perusahaan ke arah manajemen bisnis yang baik sehingga memiliki citra
yang baik di mata semua orang.
Etika bisnis menjadi standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan
segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis
yang etik. Etika bisnis dalam lingkupnya tidak hanya menyangkut perilaku dan
organisasi perusahaan secara internal melainkan juga menyangkut perilaku bisnis
secara eksternal. Etika bisnis berfungsi untuk menggugah masyarakat untuk
bertindak menuntut para pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik demi
terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat tersebut.

Dalam etika bisnis, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain
pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati
diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan
tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang
sehat dan menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan.

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi
serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi,
diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan
strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh
budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan
secara konsisten dan konsekuen (Muslich, 1998).
Intinya, bisnis yang menerapkan etika berbisnis yang baik umumnya tidak akan
merugikan pihak lain, tidak melanggar hukum yang berlaku, dan menjaga kondisi
bisnis tetap kondusif.
Dalam praktiknya ada beberapa contoh sederhana etika dalam berbisnis. Berikut
ini adalah beberapa contoh etika dalam bisnis yang dilakukan sehari-hari:
1) Menyebutkan Nama
Umumnya para pengusaha menyebutkan nama seseorang secara lengkap
saat bertemu dengan orang baru, misalnya calon partner bisnis. Ini
merupakan cara sederhana yang biasa dilakukan oleh pengusaha yang
memiliki etika baik. Namun, terkadang cukup menyebutkan nama singkat
saja bila memang nama orang tersebut terlalu panjang atau sulit diucapkan.
2) Berdiri Saat Berkenalan
Pada umumnya, para pengusaha yang beretika baik melakukan hal ini.
Dengan berdiri saat berkenalan maka seseorang akan merasa
diperlakukan dengan baik. Namun, bila situasi tidak memungkinkan maka
dengan cara membungkuk dapat dilakukan untuk menunjukkan bahwa
seseorang punya sikap positif terhadap orang lain.
3) Mengucapkan Terimakasih
Ucapan “terimakasih” merupakan kata sederhana namun memiliki dampak
yang besar bagi banyak orang. Dengan mengucapkan terimakasih, maka
ini menunjukkan bahwa seseorang menghargai orang lain. Namun, jangan
mengucapkannya secara berlebihan karena dapat menimbulkan kesan
tidak tulus atau seperti dibuat-buat.
4) Tuan Rumah Bayar Tagihan
Tidak jarang pertemuan dengan rekan bisnis dilakukan di luar, misalnya
mengundang rekan bisnis untuk makan siang bersama di restoran. Pihak
yang mengundang atau tuan rumah sebaiknya yang membayar tagihan
tersebut. Bila rekan bisnis tersebut menolak dengan alasan tertentu, tuan
rumah tetap harus membayar tagihan tersebut dengan alasan bahwa
perusahaan akan mengganti biaya tersebut.

Aspek dan Sudut Pandang Etika Bisnis


Menurut Bertens (2000) terdapat tiga aspek dan sudut pandang pokok dari
bisnis, yaitu:
1. Sudut pandang ekonomi, bisnis adalah kegiatan ekonomis, maksudnya
adalah adanya interaksi produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen
dengan produsen dalam sebuah organisasi. Kegiatan antar manusia ini
adalah bertujuan untuk mencari untung oleh karena itu menjadi kegiatan
ekonomis. Pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi
dilakukan melalui interaksi yang melibatkan berbagai pihak.

2. Sudut pandang etika, dalam bisnis berorientasi pada profit adalah sangat
wajar, akan tetapi jangan keuntungan yang diperoleh tersebut justru
merugikan pihak lain. Maksudnya adalah, semua yang kita lakukan harus
menghormati kepentingan dan hak orang lain.

3. Sudut pandang hukum, bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat
dengan Hukum Dagang atau Hukum Bisnis, yang merupakan cabang
penting dari ilmu hukum modern. Dalam praktik hukum banyak masalah
timbul dalam hubungan bisnis pada taraf nasional maupun internasional.
Seperti etika, hukum juga merupakan sudut pandang normatif, karena
menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Prinsip-prinsip Etika Bisnis
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang bertujuan memberikan acuan cara yang
harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Menurut Sonny Keraf
(1998), terdapat lima prinsip yang dijadikan titik tolak pedoman perilaku dalam
menjalankan praktik bisnis, yaitu (Agoes & Ardana, 2009:127-128):

A. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan, dan
tanggung jawab. Orang yang mandiri berarti orang yang dapat mengambil
suatu keputusan dan melaksanakan tindakan berdasarkan kemampuan
sendiri sesuai dengan apa yang diyakininya, bebas dari tekanan, hasutan,
dan ketergantungan kepada pihak lain.
B. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah
apa yang dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah yang dikerjakan.
Prinsip ini juga menyiratkan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai
komitmen, kontrak, dan perjanjian yang telah disepakati.
C. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk memperlakukan semua pihak
secara adil, yaitu suatu sikap yang tidak membeda-bedakan dari berbagai
aspek baik dari aspek ekonomi, hukum, maupun aspek lainnya.
D. Prinsip saling Menguntungkan
Prinsip saling menguntungkan menanamkan kesadaran bahwa dalam
berbisnis perlu ditanamkan prinsip win-win solution, artinya dalam setiap
keputusan dan tindakan bisnis harus diusahakan agar semua pihak merasa
diuntungkan.
E. Prinsip Integritas Moral
Prinsip integritas moral adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain
dalam segala keputusan dan tindakan bisnis yang diambil. Prinsip ini
dilandasi oleh kesadaran bahwa setiap orang harus dihormati harkat dan
martabatnya.

Manfaat Etika Bisnis


Perilaku Etis penting untuk dilakukan agar sebuah bisnis bisa meraih sukses
jangka panjang. Oleh karena itu, bisnis seringkali menetapkan pilihan strategis
berdasarkan nilai dimana pilihan tersebut didasarkan atas keuntungan dan
kelangsungan hidup perusahaan. Manfaat etika bisnis dalam kelangsungan
perusahaan adalah sebagai berikut (Muslich, 2004:60-61):

1. Tugas utama etika bisnis dipusatkan pada upaya mencari cara untuk
menyelaraskan kepentingan strategis suatu bisnis dengan tuntunan
moralitas.
2. Etika bisnis bertugas melakukan perubahan kesadaran masyarakat tentang
bisnis dengan memberikan suatu pemahaman yaitu bisnis tidak dapat
dipisahkan dari etika.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, pada makalah ini saya akan
membahas soal etika bisnis yang diimplementasikan oleh PT. Gudang Garam,
Tbk. Namun sebelum membahas soal implementasi Etika Bisnis mereka, berikut
adalah sejarah singkat lahirnya PT. Gudang Garam, Tbk.
Perusahaan rokok Gudang Garam adalah salah satu industri rokok terkemuka di
tanah air yang telah berdiri sejak tahun 1958 di kota Kediri, Jawa Timur. Hingga
kini, Gudang Garam sudah terkenal luas baik di dalam negeri maupun
mancanegara sebagai penghasil rokok kretek berkualitas tinggi. Produk Gudang
Garam bisa ditemukan dalam berbagai variasi, mulai sigaret kretek klobot (SKL),
sigaret kretek linting-tangan (SKT), hingga sigaret kretek linting-mesin (SKM)
Berawal dari industri rumahan, perusahaan kretek Gudang Garam telah tumbuh
dan berkembang seiring tata kelola perusahaan yang baik dan berlandaskan pada
filosofi Catur Dharma. Nilai-nilai tersebut merupakan panduan kami dalam tata
laku dan kinerja perusahaan bagi karyawan, pemegang saham, serta masyarakat
luas.
Semua yang telah dicapai oleh Gudang Garam sampai saat ini tentunya tidak
terlepas dari peran penting sang pendiri, Surya Wonowidjojo. Beliau adalah
seorang wirausahawan sejati yang dimatangkan oleh pengalaman dan naluri
bisnis. Di mata para karyawan, beliau bukan hanya berperan sebagai pemimpin,
melainkan juga merupakan sosok seorang bapak, saudara, serta sahabat yang
amat memperhatikan kesejahteraan karyawan.
Dalam perjalanan bisnis PT. Gudang Garam, muncul pertanyaan-pertanyaan
tentang etika bisnis dalam hal Pemasaran dan Produksi mereka sebagai
perusahaan penghasil rokok. Berikut pertanyaannya:
1. Etika pemasaran dalam konten produk:
 Produk rokok yang dibuat berguna dan dibutuhkan oleh masyarakat
Seperti yang kita tahu, rokok sangat berbahaya bagi kesehatan
sehingga bisa dibilang rokok itu tidak begitu bermanfaat dan
dibutuhkan oleh masyarakat. Bahkan menurut ilmu kesehatan produk
rokok yang dikonsumsi dalam jumlah banyak dan secara terus-
menerus dapat meningkatkan risiko meninggal dunia.

 Produk yang dibuat berpotensi ekonomi atau benefit


Produk rokok sangatlah berpotensi jika dilihat dari segi ekonomi
dikarenakan cukup banyak masyarakat yang mengkonsumsi rokok.
Pajak yang disumbangkan oleh perusahaan rokok sangatlah besar,
sehingga dapat disimpulkan bahwa produk rokok sangat berperan
terhadap pendapatan negara.

 Produk rokok yang dihasilkan oleh PT. Gudang Garam tentu tidak
dapat memuaskan masyarakat secara keseluruhan. Hal itu disebabkan
karena tidak semua orang adalah perokok aktif.

2. Etika pemasaran dalam konteks tempat/distribusi:


 Barang dijamin keamanan dan keutuhannya
Proses distribusi rokok Gudang Garam dari daerah ke daerah cukup
baik. Produk yang dijual ke pengecer dan sampai ke tangan konsumen
masih dalam keadaan baik dan tersegel..

 Konsumen mendapat pelayanan cepat dan tepat


Proses distribusi sangat cepat dan tepat sehingga tidak pernah terjadi
permasalahan pendistribusian yang terlambat sehingga disaat
konsumen membutuhkan produk rokok Gudang Garam, konsumen
tidak akan kesulitan untuk menemukannya.

3. Etika pemasaran dalam konteks promosi


 Sebagai sarana untuk membangun image positif.
Selama ini promosi yang ditayangkan oleh produk Gudang Garam
sebagian ada yang membangun image positif tidak hanya untuk
perusahaan rokok itu sendiri tetapi juga ada unsur seperti motivasi,
mempromosikan daerah wisata dan lain sebagainya.

 Tidak mengecewakan konsumen


Produk yang dibuat juga selalu sesuai dengan promosinya, jadi
kemungkinan untuk mengecewakan konsumen sangatlah kecil.
Dalam perjalanannya, PT Gudang Garam pernah tersandung satu kasus
pelanggaran kode etik bisnis. Pada waktu itu, PT. Gudang Garam melakukan
pelanggaran Etika Bisnis pada program siaran iklan Niaga rokok “Gudang Garam”
yang ditayangkan oleh stasiun TV One pada tanggal 10 Mei 2014 pada pukul
19.43 WIB. Program tersebut menampilkan iklan rokok di bawah pukul 21.30.
Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap perlindungan
kepada anak-anak dan remaja serta larangan dan pembatasan muatan rokok.
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat berdasarkan tugas dan kewajiban yang
diatur dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (UU
Penyiaran), pengaduan masyarakat, pemantauan dan hasil analisis telah
menemukan pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program
Siaran (P3 dan SPS) Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012.
KPI Pusat memutuskan bahwa tindakan penayangan tersebut telah melanggar
Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 14
dan Pasal 43 serta Standar Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun
2012 Pasal 15 ayat (1), Pasal 58 ayat (1) dan Pasal 59 ayat (1). Menurut catatan
KPI Pusat, program ini telah menerima Surat Teguran Tertulis Pertama
No.953/K/KPI/05/14 tertanggal 5 Mei 2014.
Berdasarkan pelanggaran di atas KPI Pusat memutuskan menjatuhkan sanksi
administratif Teguran Tertulis Kedua. Atas pelanggaran ini KPI Pusat akan terus
melakukan pemantauan dan meningkatkan sanksi yang lebih berat jika tetap
melanggar ketentuan jam tayang iklan rokok.
Sesuai dengan PP Nomor 50 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Lembaga
Penyiaran Swasta, penayangan iklan rokok disiang hari jelas melanggar pasal 21
ayat (3) Iklan Rokok pada lembaga penyelenggara penyiar radio dan televisi hanya
dapat disiarkan pada pukul 21.30 sampai dengan pukul 05.00 waktu setempat
dimana lembaga penyiaran tersebut berada.
Kemudian juga sesuai dengan Etika Pariwara Indonesia menyatakan dalam
wahana iklan melalui media televisi, yaitu iklan-iklan rokok dan produk khusus
dewasa (intimate nature) hanya boleh disiarkan mulai pukul 21.30 hingga
pukul 05.00 waktu setempat.
Solusi untuk kasus pelanggaran etika dalam bisnis khususnya etika periklanan
yang dilakukan oleh PT Gudang Garam (Tbk), yakni dipasal 57 menyebut
Lembaga Penyiaran Swasta yang menyelenggarakan siaran iklan rokok diluar
ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 ayat (3) dikenai sanksi
administrasi berupa denda administrasi untuk jasa penyiaran radio paling banyak
Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah), dan untuk jasa penyiaran televisi paling
banyak Rp. 1.000.000.000 (satu milyar rupiah).
Hal ini menandakan bahwa implementasi etika bisnis di Indonesia belum
sepenuhnya baik. Pemerintah sebagai regulator bertugas untuk memberikan
batasan dan menegakkan hukum tanpa merugikan perusahaan atau pebisnis.
Berdasarkan uraian diatas, saran yang dapat diberikan penulis adalah PT Gudang
Garam konsisten dalam menjalankan etika bisnisnya agar menghindari segala
pelanggaran yang dapat terjadi. Meminimalisir segala kesalahan, agar terus
memajukan efek kebaikan pada etika dalam berbisnis, dan serta
mempertahankan, meningkatkan segala prestasi yang telah dicapai dan terus
memberikan dampak yang positif terhadap bisnisnya dan juga untuk masyarakat.
Referensi:
 Anonymous, 2018. https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-
etika.html (Diakses pada 13 Desember 2018, 12.45)
 Anonymous, 2018. https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-
bisnis.html (Diakses pada 13 Desember 2018, 14.40)
 Anonymous, 2018. https://www.gudanggaramtbk.com/tentang-kami/
(diakses pada 13 Desember 2018, 15.00)

Anda mungkin juga menyukai