Rahmat Rizqi Mesin Pembuat Biket Batok Kelapa
Rahmat Rizqi Mesin Pembuat Biket Batok Kelapa
Oleh :
RAHMAT RIZQI
M03140024
Menempuh pendidikan juga salah satu rasa syukur kita di beri akal pikiran oleh
sang pencipta.
Seperti halnya emas permata, sebuah hasil yang indah didapat tidak melalui
proses yang mudah, melainkan melalui proses yang panjang, dan diberi sebuah
tempaan agar mendapatkan kualitas terbaik.
Karya sederhana ini kami persembahkan untuk orang tua, dosen pembimbing,dan
orang-orang yang terus mendorong kami agar tidak menyerah dalam menjalani
sebuah proses.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “MESIN PEMBUAT
BRIKET BATOK KELAPA”. Selama menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini
penulis memperoleh banyak ilmu dan pengalaman mudah-mudahan dapat dijadikan
bekal untuk masa depan penulis.
Penulis
vi
ABSTRAKSI
Tujuan utama dari pembuatan mesin pembuat briket batok kelapa ini adalah
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menengah kebawah.
Mesin pembuat briket batok kelapa ini terdiri dari beberapa komponen yaitu
rangka mesin, motor bensin, puli, sabuk-V, penepung, mesin pencetak, tabung
pengaduk dan mesin pencetak. Dengan komponen-komponen diatas, mesin
pencetak briket arang ini diharapkan mampu bekerja dengan baik. Adapun tahapan
dalam pembuatan mesin ini adalah analiss kebutuhan, analisis masalah dan
spesifikasi, pembuatan gambar kerja dan pengujian alat.
Hasil dari perancangan mesin pencetak briket ini didapatkan hasil berupa
briket bentuk kotak berukuran (2,5 x 2,5 x 1,5 cm). Proses pembuatan briket arang
batok kelapa adalah menimbang semua bahan. Komposisi semua bahan untuk
briket adalah tepung kamji 25 gr, serbuk kayu 8,77 gr dalam 1 kg adonan briket
batok kelapa.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
viii
2.2 Mesin Bubut ................................................................................ 7
2.3 Pengelasan................................................................................... 12
3.2.1 Alat.................................................................................... 30
ix
3.3.5 Tahap Peneboran............................................................... 35
x
4.4.3 Perancangan V-Belt Pencetak ........................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.7 Tuas Pengatur Kecepatan Dan Pengubah Arah Putaran Transporter 11
xii
Gambar 3.1 Pemotongan Bahan ....................................................................... 34
Gambar 4.5 Ilustrasi Sudut Alur Ulir Tekan Sumber :Khurmi R.S Dan
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Kekuatan Tarik Baut Dan Mur (Martin Nainggolan, 2013) ...... 26
Briket .............................................................................................. 30
xiv
DAFTAR DIAGRAM
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Kalau di eropa dan amerika briket ini digunakan untuk penghangat ruangan
dan juga pemanas ruangan untuk spa. Tapi sering juga digunakan untuk
pembakaran tungku untuk proses memasak.(Gandhy.I, 2015).
1. Metode Interview
Melakukan konsultasi secara langsung kepada dosen
pembimbing, wawancara dengan industri maupun pihak terkait lainnya
yang memiliki/keahlian sesuai dengan permasalahan yang diangkat.
2. Metode Perpustakaan
Pengumpulan data yang diperoleh dari buku, artikel, jurnal,
laporan ilmiah lainnya yang relevan dengan permasalahan yang
diambil.
BAB II
LANDASAN TEORI
Briket adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran tertentu,
yang tersusun dari butiran halus dari bahan yang mengandung karbon tinggi
dengan sedikit campuran bahan perekat. Briket merupakan bahan bakar padat
yang dapat digunakan untuk memasak. Briket merupakan sumber energi
alternatif atau pengganti bahan bakar minyak dan kayu yang terbuat dari
limbah organik, limbah pabrik maupun dari limbah perkotaan dengan metode
yang mengkonversi bahan baku padat menjadi suatu bentuk hasil kompaksi
yang lebih efektif, efisien, dan mudah untuk digunakan (Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral, 2006).
4
5
https://ecs12.tokopedia.net/newimg/product-
1/2015/2/22/338459/338459_ad190f2e-b9f7-11e4-a588-f1632523fab8.jpg
[diakses 20-04-2017]
Mesin yang digunakan antara lain adalah mesin penghancur arang batok
menjadi tepung kasar, mesin penghancur tepung kasar menjadi halus, mesin
pencampur ,mesin pematang bahan, mesin pencetak briket, mesin pemotong
dan pengering briket.
7
Mesin bubut standar merupakan salah satu jenis mesin yang paling
banyak digunakan pada bengkel-bengkel pemesinan baik itu di industri
manufaktur, lembaga pendidikan kejuruan dan lembaga diktat atau pelatihan.
Fungsi mesin bubut standar pada prinsipnya sama dengan mesin bubut lainnya,
yaitu untuk: membubut muka / facing, rata lurus/bertingkat, tirus, alur, ulir,
bentuk, mengebor, memperbesar lubang, mengkartel, memotong dll Mesin
bubut standar menggunakan energy listrik untuk menggerakkan motor (Yuli
Anto, 2016). Gambar 2.2 menunjukan mesin bubut seperti gambar dibawah
ini.
rata (face plate) dan pelat pembawa berekor (driving plate). Alat-alat
perlengkapan tersebut dipasang pada spindel mesin berfungsi sebagai
pengikat atau penahan benda kerja yang akan dikerjakan pada mesin
bubut. (Yuli Anto, 2016)
D. Eretan (carriage)
Eretan, terdiri dari tiga bagian/elemen diantaranya, Petama: Eretan
memanjang (longitudinal carriage) terlihat pada gambar 2.5, berfungsi
untuk melakukan gerakan pemakanan arah memanjang mendekati
atau menajauhi spindle mesin, secara manual atau otomatis
sepanjang meja/alas mesin dan sekaligus sebagai dudukan eretan
melintang. Kedua: Eretan melintang (cross carriage) terlihat pada,
befungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah melintang
mendekati atau menjauhi sumbu senter, secara manual/otomatis dan
sekaligus sebagai dudukan eretan atas. Ketiga: Eretan atas (top
carriage) terlihat pada ,berfungsi untuk melakukan pemakanan secara
manual kearah sudut yang dikehendaki sesuai penyetelannya. Bila
dilihat dari konstruksinya, eretan melintang bertumpu pada ertan
memanjang dan eretan atas bertumpu pada eretan melintang.(Yuli Anto,
2016)
11
E. Tuas/Handel
Tuas/ handel pada setiap mesin bubut dengan merk atau
pabrikan yang berbeda, pada umumnya memiliki posisi/letak dan cara
penggunaannya. Maka dari itu, didalam mengatur tuas/handel pada
setiap melakukan proses pembubatan harus berpedoman pada tabel-
tabel petunjuk pengaturan yang terdapat pada mesin bubut tersebut. (Yuli
Anto, 2016)
Gambar 2.7 Tuas pengatur kecepatan dan pengubah arah putaran transporter
(https://andritriy.blogspot.co.id/2016/02/bagian-bagian-mesin-bubut-
beserta.html?m=1)
[diakses 20-05-2017]
12
2.3 Pengelasan
kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las. Elektroda
mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur api arus
listriik. Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja
dan elektroda yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian
yang sukar dipisahkan. Mesin las adalah alat yang digunakan untuk
menyambung logam. Pengelasan (wedding) adalah tenik
penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk
dan logam pengisi dengan atau tanpa penekanan dan menghasilkan
sambungan yang kontinyu. Lingkup penggunaan teknik pengelasan
dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka
baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya.( Sri lasmini,
2011)
[diakses 20-05-2017]
2. Motor Listrik
Bagian ini menjelaskan tentang dua jenis utama motor listrik:
motor DC dan motor AC. Motor tersebut diklasifikasikan berdasarkan
pasokan input, konstruksi, dan mekanisme operasi, dan dijelaskan lebih
lanjut dalam bagian bawah ini.
Motor listrik mempunyai dua jenis yaitu motor AC dan motor
DC. Motor DC / arus seara, sebagaimana namanya, menggunakan arus
18
https://taufiqsabirin.files.wordpress.com/2010/09/motor-induksi.jpg
[diakses 20-05-2017]
2.5 Kopling
http://2.bp.blogspot.com/-
9DY83wxl7rA/VLCnmNenT2I/AAAAAAAAABE/nPfmvM3mJTY/s1600/ko
mpnen%2Bkopling.png
[diakses 20-05-2017]
20
2.6 Poros
https://3.bp.blogspot.com/--AcRhquUB9Q/VfNTdQ8-
enI/AAAAAAAAABk/wJo2iCv3ZZ4/s1600/poros.jpg
[diakses 20-05-2017]
a. Poros Transmisi
b. Spindel
c. Gandar
- Tegangan tarik
SB
TA = ..................................................................................(2.2)
Sf1 .Sf2
1⁄
5,1 3
DS = |TA Kt. Cb. T| ..............................................................(2.3)
T = Momen rencana
http://docplayer.info/docs-images/61/46000434/images/3-2.png
[diakses 20-05-2017]
π.dp.n1 atau n2
V= ................................................................(2.4)
60.1000
2.8 Bantalan
https://4.imimg.com/data4/AI/VO/ANDROID-
4255630/product-250x250.jpeg
[diakses 20-05-2017]
2.9 Pasak
http://images.slideplayer.info/16/5265061/slides/slide_1.jpg
[diakses 20-05-2017]
T
F= ....................................................................(2.5)
DS/2
T = Momen rencana
DS = Diameter poros
Mur dan baut berfungsi untuk mengikat dua buah komponen yang
dapat dilepas lagi, baut yang diperlukan adalah baut kepala segi enam
yang digunakan untuk mengikat motor bakar dengan rangka, mesin
penghancur dengan dudukannya, bearing dengan dudukan bearing dan
tutup pelindung pulley.Gambar 2.18 menunjukan gambar macam-
macam Mur dan Baut.
http://static.wixstatic.com/media/09dc89_51cb6881d687f19628dedd4
216d9f0e9.png_srz_450_405_85_22_0.50_1.20_0.00_png_srz
[diakses 20-05-2017]
26
Tabel 2.1 Tabel kekuatan tarik baut dan mur (Martin Nainggolan, 2013)
Bilangan kekuatan 3.6 4.6 4.8 5.6 5.8 6.6 6.8 6.9 8.8 10.9 12.9 14.9
Kekuatan Minimum 34 40 50 60 80 100 120 140
Baut/
tarik
sekrup mesin 55 70 80
σϐ (kg/mm²) Maksimum 49 100 120 140 160
(JIS B 1051)
Batas mulur
Minimum 20 24 32 30 40 36 48 54 64 90 108 126
στ (kg/mm²)
Bilangan kekuatan 4 5 6 8 10 12 14
Mur
(JIS B 1052) Tegangan beban yang
40 50 60 80 100 120 140
dijamin (kg/mm²)
2.12 Gearbox
METODOLOGI PERANCANGAN
PENGUMPULAN BAHAN
DESAIN
Tidak
ANALISA &
PERHITUNGA
N
Ya
Tidak
UJI COBA
Ya
SELESAI
28
29
3.2.1 Alat
Alat – alat yang dipergunakan dalam membuat alat ini, dapat dilihat
pada tabel 3.2.1 dibawah ini :
Tabel 3.2.1 Alat yang dipergunakan untuk mengolah mesin pembuat briket
DAFTAR ALAT
NO ALAT JUMLAH STATUS
1 Mesin Bubut 1 Set Pinjam
2 Mesin Bor 1 Set Pinjam
3 Mesin Las Listrik 1 Set Pinjam
4 Gerinda tangan 1 Set Pinjam
5 Obeng Plus 2 Set Punya Sendiri
6 Obeng Minus 2 Set Punya Sendiri
7 Kunci 10, 12, 14, 19, 30 Ring Pas 1 Set Pinjam
8 Tang 2 Set Punya Sendiri
9 Meteran 1 Set Beli
10 Busur Derajat 1 Set Pinjam
11 Jangka Sorong 1 Set Pinjam
12 Sarung Tangan 2 Set Punya Sendiri
13 Masker 2 Set Punya Sendiri
14 Kaca Mata 2 Set Punya Sendiri
15 Amplas 6 Lembar Beli
16 Kunci Soket 1 Set Punya Sendiri
17 Kuas 1 Buah Beli
31
3.2.2 Bahan
Tabel 3.2.2 Bahan yang dipergunakan untuk mengolah mesin pembuat briket
DAFTAR BAHAN
NO BAHAN JUMLAH STATUS
1 Motor Bensin 1 Buah Beli
2 Mesin Penepung 1 Buah Beli
Mesin Pengaduk 1 Buah
3 a. Kaleng 1 Buah Di Rangkai
b. Besi 65 Buah
4 Mesin Pencetak 1 Buah Beli
5 Pully Buah Beli
6 Vanbelt / Sabuk Buah Beli
7 Gear 2 Buah Beli
8 Rantai 1 Buah Beli
9 Gearbox 1 Buah Beli
10 Mur 38 Buah Beli
11 Baut 38 Buah Beli
12 Bearing Duduk 2 Buah Beli
13 Besi Profil L 5 x 5 24 Kg Beli
14 Poros 2 batang Beli
15 Pylox 2 Kaleng Beli
16 Cat 2 kaleng Beli
17 Arang Batok Kelapa 195 Gr Buat Sendiri
18 Serbuk kayu 1775 Gr Beli
19 Tepung Kanji 50 Gr Beli
32
- Tahap Persiapan
- Tahap Pengukuran
- Tahap Pemotong Bahan
- Tahap Pengelasan
- Tahap Pengeboran
- Tahap Perakitan
- Tahap Penggerindaan
- Tahap Penghalusan
- Tahap Pewarnaan
- Tahap Percobaan Mesin
Proses ini adalah proses tersulit, dari semua proses lainnya yang
dijalan, karena diproses ini adalah penggabungan semua proses dan
perhitungan rangkaian.
Di proses ini semua perhitungan akurasi, ketelitian, dan ke
presisian akan di uji, karena apabila proses diatas gagal, maka sudah
bisa dikatakan rancangan gagal, karena pasti tidak akan akurat dalam
pengoneksian rangkaian, maka dari itu di proses ini juga yang
menentukan apakah rancang bangun penulis bisa berhasil atau gagal,
dan apabila gagal maka penulis harus mengadakan pengujian ulang dan
harus mengadakan perancangan ulang, sampai pengujian bisa berlanjut
ketahap berikutnya. Sebaliknya seandainya dalam proses ini penulis
berhasil melakukan penggabungan komponen, maka proses akan
berlanjut ke tahap percobaan mesin. (Kurniawan. Rezky, 2016)
39
40
Jarak kisar (J) rata - rata adalah 3,725 cm =37,25 mmdengan jumlah 4 buah
41
75−25
= 2
= 50mm
a = 65 mm
𝑡
cos 1 = 𝑟
t = 18,75 mm
=862,475 mm2
a = lebar sirip = 65 mm
J
tgɸ = π .D ………………… (Khurmi R.S dan J.K.Gupta, hal 597)
tg = 0,347
= 19,14°
52,9 mm
=157 = 0,34
mm
= 18,78
T = F. r
𝑃𝑑
T = 9,74 x 105 𝑛 ………………………(Elemen mesin, Sularso, hal. 7)
F = Gaya…? (N)
rp = 0,0125 (m)
d = 0,0175 (m)
t = 0,018 (m)
𝜌 = 2708 (Kg/m3)
𝜇 k = 0,9
46
1
Luas Alas =4 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2
1
= 4 x 3,14 x 0.03752
= 0,0044 m2
FH = Massa Jenis x A x L
= 2708 x 0,0044 x 0,18
= 0,014 N
Luas Alas = 𝜋 𝑥 𝑟 2
= 3,14 x 0,03752
= 0,0044 m2
Ftot = 𝐹𝐻 + 𝐹𝑉
= 2,14 + 8,56
= 10,7 N
Ftot x 𝜇 k = 10,7 x 0,9 = 9,63 N
= 9,63x 0,0125
= 0,12 Kg m = 1,177 Nm
(T/1000)(2.𝜋.n1/60)
Pd = 102
(1,177/1000)(6,28.60/60)
= 102
T = F. r
𝑃𝑑
T = 9,74 x 105 𝑛 ……………………………(Elemen mesin, Sularso, hal. 7)
48
F = Gaya…? (N)
rp = 0,055 (m)
d = 15 (mm) = 0,015 m
t = 0,011 (m)
𝜌 = 2708 (Kg/m3)
𝜇 k = 0,9
1
Luas Alas = 4 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2
1
= 4 x 3,14 x 0,0152
= 0,00018 m2
FH = Massa Jenis x A x L
49
Volume = 𝜇 𝑥 𝑟2xL
= 3,14 x 0,0755 x 0,11
= 0,0000198 m3
Ftot = 𝐹𝐻 + 𝐹𝑉
= 0,05 + 0,06
= 0,065 N
= 0,585x 0,055 x 12
(T/1000)(2.𝜋.n1/60)
Pd = 102
(3,825/1000)(6,28.95/60)
= 102
= 3,73 Watt
50
T = F. r
𝑃𝑑
T = 9,74 x 105 𝑛 ………………………(Elemen mesin, Sularso, hal. 7)
F = Gaya…? (N)
rp = 0,01075 (m)
d = 0,01465 (m)
t = 0,027 (m)
𝜌 = 2708 (Kg/m3)
𝜇 k = 0,9
L = 0,045 m
1
Luas Alas = 4 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2
1
= 4 x 3,14 x 0.014652
= 0,000168 m2
FH = Massa Jenis x A x L
= 2708 x 0,000168 x 0,045
= 0,02 N
Volume = 𝜇 𝑥 𝑟2xL
= 3,14 x 0,0073252 x 0,045
= 0,0000076 m3
Ftot = 𝐹𝐻 + 𝐹𝑉
= 0,02 + 0,016 = 0,18 N
Ftot x 𝜇k = 0,18 x 0,9 =0,162 N
52
= 0,162 x 0,11 x 8
(T/1000)(2.𝜋.n1/60)
Pd =
102
(1,402/1000)(2x3,14x1500/60)
= 102
= 0,22 : 102
Perhitungan Poros
Pd = fc . P
Dimana :
53
2. fc = 1,0
6 HP =4476 watt
4476
= 1000
= 4,476 kW
Jadi:
3. P d = fc . P
Pd = 1 x 4,476 = 4,476
Pd = 4,476 (kW)
Pd
T = 9,74 x 105n
1
Dimana :
Jadi:
Pd
T = 9,74 x 105n
1
4,476
T = 9,74 x 105 950
T= 4589 (kg.mm)
σB
τa = Sf
1x Sf2
Dimana :
Sf1 = Faktor keamanan untuk poros 6,0 (Karena bahan jenis S-C)
Jadi :
55
σB
τa = Sf
1x Sf2
55
τa = 6,0 x 2,0
τa = 4,58 (kg/mm2)
7. Cb = 2,0 ; Kt = 1,0
8. Menentukan diameter poros (ds) yang digunakan dengan persamaan
sebagai berikut :
5,1 1/3
ds = [ K t C b 𝑇]
τa
Dimana:
Jadi:
5,1 1/3
ds = [ K t C b 𝑇]
τa
5,1 1/3
ds = [ 1 x 2 x 4589]
4,58
1/3
ds = [1,1135 x 1 x 2 x 4589]
1/3
ds = [10219,7]
ds = 21,7 mm
Pasak pengaduk
Dik=
Ds=21,7 mm
T = 4589 kg mm
𝑇 4589
F=𝐷𝑠:2=21,7:2=422,9 kg
Penampang pasak = 7 x 7
Pd = fc . P
Dimana :
2. fc = 1,0
6 HP =4476 watt
58
4476
= 1000
= 4,476 kW
Jadi:
3. Pd = fc . P
Pd = 1 x 4,476 = 4,476
Pd = 4,476 (kW)
Pd
T = 9,74 x 105n
1
Dimana :
Jadi:
Pd
T = 9,74 x 105n
1
4,476
T = 9,74 x 105 600
T= 7266,04 (kg.mm)
σB
τa = Sf
1x Sf2
59
Dimana :
Sf1 = Faktor keamanan untuk poros 6,0 (Karena bahan jenis S-C)
Jadi :
σB
τa = Sf
1x Sf2
55
τa = 6,0 x 2,0
τa = 4,58 (kg/mm2)
7. Cb = 2,0 ; Kt = 1,0
8. Menentukan diameter poros (ds) yang digunakan dengan persamaan
sebagai berikut :
5,1 1/3
ds = [ K t C b 𝑇]
τa
Dimana:
Jadi:
5,1 1/3
ds = [ K t C b 𝑇]
τa
5,1 1/3
ds = [ 1 x 2 x 7266,04]
4
1/3
ds = [1,1135 x 1 x 2 x 7266,04]
1/3
ds = [16181,5]
ds = 25,3mm
9.Pasak pengaduk
Dik=
Ds=21,7 mm
T = 7266,04 kg mm
𝑇 7266,04
F=𝐷𝑠:2= =574,4 kg
25,3:2
Penampang pasak = 8 x 7
61
𝜋 1
𝐿 = 2𝐶 + ( 𝑑𝑘 + 𝐷𝑘) + (𝐷𝑘 – 𝑑𝑘)2
2 4𝐶
62
(228−95)2
𝐿 = 2 𝑥 300 + 1,57 (228 + 95 ) + 4 𝑥 300
b = 2𝐿 − 𝜋 (𝐷𝑝 + 𝑑𝑝 )
𝑏+ √𝑏2 −8 (𝐷𝑝−𝑑𝑝)2
C = 8
1271,8√1475963,24)
= = 311 mm
2
= 44
𝑛1 𝑑2 3600 𝑑2
= → 1500 = 75
𝑛2 𝑑3
3600𝑋75
=D2= = 180 mm
1500
63
𝜋 1
𝐿 = 2𝐶 + ( 𝑑𝑘 + 𝐷𝑘) + (𝐷𝑘 – 𝑑𝑘)2
2 4𝐶
(549,5−145)2
𝐿 = 2 𝑥 300 + 1,57 (145 + 549,5 ) + 4 𝑥 300
𝐿 = 1826,75 𝑚𝑚
b = 2𝐿 − 𝜋 (𝐷𝑝 + 𝑑𝑝 )
𝑏+ √𝑏2 −8 (𝐷𝑝−𝑑𝑝)2
C = 8
2387+√4388807 4481,9
= = =560 mm
8 8
= 74
𝑛1 𝑑2 3600 𝑑4
= → 9500 = 75
𝑛2 𝑑3
3600𝑋750
=D4= = 284 mm
950
𝜋 1
𝐿 = 2𝐶 + ( 𝑑𝑝 + 𝐷𝑝) + (𝐷𝑝 – 𝑑𝑝)2
2 4𝐶
(229,5−145)2
𝐿 = 2 𝑥 30 + 1,57 (145 + 229,5 ) + 4 𝑥 300
𝐿 = 1693,9 𝑚𝑚
b = 2𝐿 − 𝜋 (𝐷𝑝 + 𝑑𝑝 )
𝑏+ √𝑏2 −8 (𝐷𝑝−𝑑𝑝)2
C = 8
= 47
66
𝑛1 𝑑2 950 𝑑5
= → 600 = 284
𝑛2 𝑑3
390𝑋284
=D5= = 449,7 mm
600
Nomor bantalan
Jenis terbuka : 6004
Dua sekat : 04ZZ
Dua sekat tanpa kontak : 04VV
Lebar bantalan (B) : 12 mm
Gaya radial
Berdasakan dari rumus gaya radial (fr) maka :
Fr = W1 + w2 + w3, Gaya radial yang bekerja di asumsikan sebagai berat
yang terjadi pada tabung produksi, yaitu sebesar : 10 Kg
67
Umur bantalan
Berdasarkan dari rumus factor kecepatan bantalan bola (fn) maka :
33,3 1/3 33,3 1/3
Fn = ( 𝑛 ) = ( 95 ) = (0,035)1/3 =0,33 rpm
1
𝐶
𝑓h = 𝑓n x P
735
= 0,33 x = 24,25 h
10
= 7134669,19 h
Nomor bantalan
Jenis terbuka : 6005
Dua sekat : 05ZZ
Dua sekat tanpa kontak : 05VV
Lebar bantalan (B) : 12 mm
Gaya radial
Berdasakan dari rumus gaya radial (fr) maka :
Fr = W1 + w2 + w3, Gaya radial yang bekerja di asumsikan sebagai berat
yang terjadi pada tabung produksi, yaitu sebesar : 15 Kg
Umur bantalan
Berdasarkan dari rumus factor kecepatan bantalan bola (fn) maka :
33,3 1/3 33,3 1/3
Fn = ( ) =( ) = 0,38 rpm
𝑛1 60
𝐶
𝑓h = 𝑓n x P
790
= 0,38 x = 20,013 h
15
= 500 x 20,0133
= 40079985,3 h
Q = A . p . N . koef slip……………(m3/menit)
Bila direncanakan :
- Putaran mesin ( N ) = 60 Rpm
- Pitch Screw (p) = 0,03725 m
- Diameter silinder = 0,025 m
- koefisien slip antara bahan dengan silinder (0,9)
- Ukuran bbriket = b (tebel)= 0,024m t=0,025m l panjang = 0,025m
(volume V = 0,000015 )
= 0,00099 m3/menit
5.1 Kesimpulan
70
71
5.2 Saran
3. Dengan adanya mesin pembuat briket batok kelapa ini diharapakan bagi
berguna bagi masyarakat dan khususnya Jurusan Teknik Mesin karena
dapat menimbulkan minat serta kreativitas mahasiswa Tenik agar
terinspirasi untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam
merancang alat-alat lainya atau menyempurnakan alat-alat terdahulu.