Anda di halaman 1dari 17

NOTULEN WORKSHOP PEMBEKALAN RELAWAN BIDAN BATCH I

DI PALU, PROVINSI SULAWESI TENGAH


Tanggal 04- 07 November 2018

Hari/tanggal Minggu, 04 NOVEMBER 2018 Pukul 09.30 Wita

Jumlah Peserta : Relawan Bidan = 30


Dinkes Prov/Kab/Kota = 4
Bikor = 3

Acara :
1. Pembukaan

2. pengarahan dari Dinas Kesehatan dr. Renny L amajido tentang :

a. Titik Pengungsian akan diperkecil untuk , permudah pelayanan


b. Tempat pengungsian di perkecil untuk Kota palu 51 dan Sigi 40 titik akan diperkecil
c. Peserta atau Bidan yang bertugas di pos kespro harus komitmen dan konsisten dalam
menjalankan tugas
d. Patuh pada SOP/Protap

3. Arahan dari Mr. JP Fisher dari Americans:

Memperkenalkan tentang Americans dan program-program


Memberikan dukungan sosial, psikososial dan memberikan dukungan untuk dapat mengatasi masalah

4. Arahan dari Kemenkes bagian kesehatan keluarga ( dr. Wisnu)

a. Transisi pemulihan untuk memberikan pelayanan seperti sedia kala


b. menambah bantuan SDM (Bidan)
c. untuk pelayanan UKM, UKP dan administrasi
d. menambah kekuatan tenaga kesehatan di lapangan untuk pergantian jam dinas menjadi 3 kali
selam 24 jam
e. pelayanan dalam gedung dan luar gedung dan mendata KIA KB
f. pesan untuk IBI mengontrol kerja bidan di lapangan, jaga keamanan, jadi bidan tangguh untuk kerja
dilapangan.
5. Arahan dari Mr. JP Fisher dari Americans:

Memberikan bantuan pengobatan dan medis lainnya, program sosial, mental dan dukungan lainnya
dalam bentuk logistic.
Americares membantu tenda kespro pelatihan kesehatan mental dan jiwa serta makanan dan
meyediakan tim kesehatan sesuai dengan situasi bencana.
MATERI Pelatihan Hari I

Pelatihan Kesehatan Mental

Fasilitator : Pak Andry

1. Tujuan pelatihan : untuk menyerahkan kapasitas kesehatan jiwa dan kesejahteraan psikososial dalam

situasi darurat .

2. Perkenalan peserta dengan tahapan:

a. Membagi kartu yang bertuliskan nama – nama peserta,

b. dibagikan secara pada peserta /peserta mengambil satu kartu

c. masing- masing peserta mencari orang yang namanya ada dalam kartu yang dipegangnya

d. Menanyakan, nama, darimana dan kerja dimana?

8. kontrak belajar : menyepakati Kontrak belajar:

a. Datang tepat waktu,


b. Hp silent
c. saling memberikan masukan
d. pakaian beba rapi , bersepatu
e. yang terlambat Ice Briking

9. Beragam kebutuhan disituasi darurat :

a. Masalah yang disebabkan karena bantuan kemanusiaan exp: Konflik antar

10. mengisi kuesioner

11. Gambaran mengenai dukungan kesehatan jiwa dan psikososial

Tujuan pembelajaran:

Mengetahui definisi dukungan kesehatan jiwa dan psikososial (DKJP)

Diskusi kelompok : Membuat gambaran tentang perasaan korban bencana

Kelompok 1 gambaran kejadian gempa di mall

Kelompok 2 gambaran kejadian gempa di rumah sakit

Kelompok 3 gambaran anak yang mengikuti seni tari saat kejadian gempa

Kelompok 4 gambaran ibu hamil yang berada di palu nomoni saat gempa
Hasil dari diskusi kelompok :

Yang terkena dampak sebagian besar mengalami luka-luka, sedih, takut, panic, jantung berdebar-debar,
nagis, bingung, kehilangan keluarga, hilang teman, liat mayat dan cemas.

Bencana paling berdampak pada fisik.

Hasil dari survey menyatakan bahwa bencana saling mempengaruhi psikososial dan sosial

Yustress = stress positif = yang bisa buat solusi

Distress = stress negative = mendapat tekanan menjadi terhanggu sehingga tidak dapat

9. Beragam kebutuhan disituasi darurat :

a. Masalah yang disebabkan karena bantuan kemanusiaan exp: Konflik antar

b. masalah sosial yang sudah ada sebelumnya exp : marginalisasi

c. masalah sosial disebabkan karena situasi darurat exp : perpisahan keluarga, kehilangan pekerjaan dan
ancaman perlindungan.

d. masalah perdiatri/psikologis yang sudah ada sebelumnya exp : psikososial, pengguna alcohol yang
berlebihan dan depresi

e. masalah perdiatri/psikologis yang disebabkan karena situasi darurat exp : ketakutan dalam situasi
bencana masih dalam batas normal (masa lalu, sekarang dan masa depan) depresi

korban = dampak yang terjadi pada situasi bencana vs penyintas = orang yang pernah kena kekerasan
dan mulai bangkit.

Pesan kunci :

a. kata atau istilah yang digunakan untuk menyatakan seseorang yang terkena dampak kekerasan
seksual berbasis gender Nampak bagian penting dalam dukungan psikososial.

b. merujuk pada seseorang yang mengalami kekerasan seksual berbasis gener dengan cara yang
terhormat.

A. Merawat Diri

1. resiliensi
a. kemampuan adaptasi kearah positif dalam mencari jalan keluar dalam tekanan dan cepat dan
terpuji bagi pribadi maupun kelompok.
b. kemampuan beradaptasi kedalam proses adaptasi dengan baik dalam menghadapi kesulitan,
trauma, tragedi, ancaman, atau sumber stress lain yang signifikan. Resiliensi bukanlah merupakan
sifat yang dimiliki atau tidak dimiliki oleh individu, resiliensi melibatkan perilaku pikiran, dan
perasaan yang menyertainya yang dapat di pupuk, dikembangkan dan dipelajari.

Palu, 7 November 2018


Notulis

Bd. Fitriani
NOTULEN WORKSHOP PEMBEKALAN RELAWAN BIDAN BATCH 2
DI PALU, PROVINSI SULAWESI TENGAH
Tanggal 8-11 November 2018

Tanggal 08 November 2018

Jumlah peserta :

Relawan bidan : 30 orang

1. Perkenalan panitia pusat


2. Perkenalan peserta
3. Membacakan harapan dalam mengikuti pembekalan relawan bidan

Jam 09.15

1. Pengarah dari UNFPA dr. Rosilawati


2. Pengarahan dari perwakilan Kemenkes dr. Wisnu
Kemenkes, UNFPA, Dinas Kesehatan dan IBI bekerja sama untuk memdukung pelayanan
kesehatan di tenda kespro. Tenda kespro bekerja sama dengan baik dengan lintas sector ya g
berada di tenda kespro. Di saat bencana banyak proses persalinan yang bisa sja terjadi sehingga
tenaga kesehatan khusus bidan sangat di butuhkan dalam situasi krisis.
3. Pengarah dari Dinas Kesehtan yang diwakili oleh kepala Kesga
Iupayakan untuk mencegah kematian ibu dan bayi.

Jam 09.55

Materi dr. Rosilawati organisasi UNFPA

UNFPA salah satu badan PBB yang begerak di bidang kesehatan reproduksi ,kekerasan berbasis
jender,peningkatan keluarga berencana.

UNFPA dana kependudukan perserikatan bangsa-bangsa

PPAM diperkenalkan tahun 1993, tahun 2001 mulai diperkenalkan panduan kesehatan reproduksi dalam
situasi bencana.

Kesehatan reproduksi sering tdk dianggap prioritas. Pengalaman menunjukkan bahwa ibu hamil bisa saja
melahirkan kapan dan dimana saja dalam situasi bencana.

Pada ssat bencana perlindungan terhadap kelompok rentan

Pelayanan kesehatan reproduksi harus tersedia pada saat tanggap darurat.

Pelayanan kesehatan reproduksi merupakan Hak Asasi Manusia.

Dalam kondisi normal kesehatan reproduksi sudah ada


a. Masalah kesehatan reproduksi dalam situasi bencana
1. Meningkatnya risiko kekerasan seksual
2. Kurangnya pelayayan keluarga
3. Persalinan dapat teradi
4. Penularan IMS/HIV dapat meningkat diarea dengan kepadatan pddk
5. Kebutuhan khusus perempuan perlindungan saat menstruasi (pembalut) hygiene kit

Idealnya standar nasional 1 toilet untuk 20 orang

b. Risiko penularan HIV


1. Kekerasanseksual meningkat
2. Dalam kondisi darurat praktek kewaspadaan standar harus tetap dilakukan, di tenda kespro
akan dipsang protokol prosedur perlindungan diri
c. Kebutuhan kesehatan reproduksi berkelanjutan
1. Anemia kurang gizi pada saat persalinan bisa terjadi perdarahan
2. 15-20 % ibu hamil mengalami komplikasi saat bencana yaitu perdarahan, eklampsia, partus
macet.
d. Kebutuhan untuk meneruskan hidup seksual yang sehat untuk pasangan suami istri
e. Tenda kesehatan reprduksi
1. Ukuran 9x5 cm
2. Mejaga kenyamanan dan privasi ibu
3. Ada skak/bilik didalamnya
f. PPAM sebagian dari kesehatan reproduksi yaitu :
 Koordinasi lintas sektoral
 KIA : ANC,INC,BBL,PNC,KB
 Ginekologi
 Pencegahan IMS/HIV
 Pencegahan dan penaganan Kekerasan seksual: Kekerasan fisik, KDRT, Keuangan
 Penghapusan praktek tradisional yang membahayakan
 Kesehatan reproduksi remaja
 Perencanaan untu pelayanan komprehensif

Materi II bd. Herlina

Kesehatan Maternal dan Neonatal

Data SDKI bahwa angka kematian ibu di Indonesia 359/100.000 kelahiran hidup

A. Kelompok rentan pada situasi krisis


1. Ibu hamil
2. Ibu bersalin
3. Ibu nifas
4. Bayi baru lahir
5. Perempuan
Bidan merupakan pengwala kehidupan ibu atau perempuan dalam menjalankan proses dan fungsi
reproduksi.

B. Dasar hukum
UU tenaga kesehatan no 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan dimana tenaga kebidanan
terdiri dari bidan.
C. Lingkup kewenagan bidan
Permenkes 28/2017 tentang izin dan penyelenggaraan praktek bidan
1. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
2. Pelayanan kesahatan anak balita dan anak prasekolah
3. Pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana

Materi III

dr.wisnu

7 langkah kegoatan koordinasi PPAM (Paket Pelayanan Awal Minimum)

1. Identifikasi lembaga dan organisasi yang bergerak


2. Rapat koordinasi disesuaikan dengan level bencana
3. Sosialisasi
4. Melakukan pertemuaan rutin
a. Membahas data kelompok rentan
b. Penilaian kebutuhan awal
c. Rencana intervesi
d. Monitoring

Materi

Ibu Dina ( konsultan gerder UNFPA)

Konsultan kekerasan berbasis Gender

Kekerasan gender terletak pada pikiran dan tatanan masyarakat.

Dalam situasi bencana kekerasan bisa terjadi karena ada kesempatan

A. Kelompok risiko mengalami kekerasan seksual pada krisis kesehatan


1. Perempuan yang kehilangan anggota keluarga
2. Perempuan sebagai kepala keluaga
3. Anak laki-laki/perempuan yang kehilangan anggota keluarga
4. Laki-laki/perempuan yang berkebutuhan khusus (penyandang disabilitas)
B. Komponen kegiatan pencegahan dan penanganan kekerasan seksual
1. Melakukan perlindungan bagi penduduk yang terkena dampak terutama pda perempuan
dan anak-anak ( 1x24 jam pasca bencana, khususx bencana akibat konflik soaial)
2. Menyediakan pelayanan medis bagi korban termasik pemberian profilaksis pasca pajanan
dan kontasepsi darurat (dalam 72 jam )dan dukungan psikologis awal bagi penyintas
perkosaan
3. Memastikan masyarakat mengetahui informasi tersedia pelayanan medis, dukungan
psikologis awal, rujukan perlindungan dan bantuan hukum (dalam 48 jam)
4. Memastikan adanya jejaring untuk pencegahan dan penaganan kekerasan seksual
(dalam 72 jam).
C. Relaksasi tindakan yang tidak disetujui oleh salah satu pihak (pemerkosaan)

Tgl 09 November 2018

dr.Wisnu

Materi Pencecahan penularan HIV pada tanggap darurat

Salah satu konten dalam situasi krisis

A. Factor terjadi peningkatan penularan HIV :


1. Keterbatasan alat dan bahan
2. Peningkatan kasus kekerasan seksual
3. Transfusi darah yang tidak aman
4. Terjadi hubungan seksual tidak aman
B. 6 kegiatan pencegahan Dn PENanganan HIV pada situasi krisis
1. Penerapan kewaspadaan standar
2. Transfuse darah yang aman
3. Ketersediaan dan pemberian profilaksis pasca pajanan
4. Ketersediaan kondom
5. Pemberian atau kesinambungan ARV dan PPIA
6. Informasi dan contact person 24 untuk ARV
C. Pemprosesan peralatan bekas pakai
Dekontaminasi ( rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit) → Cuci Bilas (sikat) →
Sterilisasi/DTT → Dinginkan (simpan dalam wadah tertutup sampai 1 minggu bila tidak di buka)
D. Risiko penularan
1. Risiko tansmisi setelah paparan perkutaneus sumber penderita HIV positif
a. Tusukan dalam 13%
b. Ada darah pada alat 4,5%
E. Paparan kerja :
PPPK ( pertolongan pertama pada kecelakaan)
1. Percikan pada mata
a. Aliri mata segera dengan air
b. Miringkan kepala kebelakang dan minta teman menuangkan saline
c. Jangan gunakan sabun atau desinfektan pada mata
2. Percikan pada mulut
a. Ludahkan segera
b. Basuh mulut dengan menyeluruh menggunakan air, ulang beberapa kali
c. Jangan gunakan sabun atau desinfektan pada mulut.
3. Laporkan kejadian dan pemberian terapi post exposureprophylaxis (PEP) pencegahan pasca
pajanan (PPP) jika ada indikasi.
4. Luka akibat jarum atau benda tajam yang sudah dipakai dan kulit terluka
a. Jangan dipijat atau digosok
b. Segera cuci dengan air dansabun atau cairanchlorohexidine gluconate
5. Percikan darah atau cairan tubuh
a. Cuci segera jangan gunakan desinfektan yang kuat

Tanggal 10 November 2018

Americares

Pak andri

Materi DKJPS ( Dukungan kesehatan jiwa dan psikososial )

Pesan kunci

1. Selama dan sesudah situasi darurat, ada banyak orang yang menunjukkan reaksi stress atau
tertekan, merupakan hal normal
2. Tidak melakukan tindakan yang membahayakan
3. Dkjp perlu diintegrasikan kedalam semua respon kemanusiaan, penting untuk mengintegrasikan
kedalam kesehatan reproduksi dan perawatan primer
A. Beragam kebutuhan disituasi bencana
1. Masalah social yang sudah ada sebelumnya
Contoh marginalisasi
2. Masalah yang disebabkan karena situasi darurat
Contoh berpisah dengan keluarga, kehilangan pekerjaan
3. Masalah psikiatri atau psokologis yang sudah ada sebelumnya
Contoh psikologis, penggunaan alcohol yang berlebihan
4. Masalah psikiatri atau psikologi karena situasi bencana
Contoh ketakutan normal, depesi
5. Masalah yang disebabkan karena bantuan kemanusiaan
Contoh konflik antar komunitas

Materi resiliensi

A. Apa itu resiliensi


Resiliensi adalah proses beradaptasi dengan baik dalam menghadapi kesulitan, trauma, tragedy,
ancaman atau sumber strees lain yang signifikan. Resiliensi bukanlahmerupakan sifatyang
dimiliki oleh individu. Resiliensi melibatkan perilaku, pikiran dan perasaan yang menyertainya,
yang dapat dipupuk, dikembangkan dan dipelajari.
1. Resiliensi
a. Merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan waktu dan usaha
b. Melibatkan perilaku, pikiran dan tindakan yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh
siapapun.
c. Membuat anda kurang rentan pada stress
d. Mempersiapkan diri anda untuk tantangan masa depan
Orang yang resiliensi “fleksibilitas emotional” sumber daya dan strategimengatasi diri
untuk menyesuaikan dengan tuntutan dan lingkungan.
B. Kesadaran /mindfulness
Kesdaran berarti memperhatikan dengan cara tertentu, dengan sengaja, pada saat ini, dan tidak
menghakimi.
Kesadaran berarti berada disetiap momen seperti apa adanya tanpa menghakimi atau
menuntut. Ini adalah kondisi kesadaran yag releks, yang mengamati pikiran, perasaan dan
sensasi diri dalam diri anda sendiri, dan fenomena yang terus berubah dari dunia diluar diri
anda, tanpa berusaha tanpa berusaha mengendalikan apapun.

Tanggal 11 November 2018

PFA/DPA (Dukungan Psikologi Awal)

PFA merupakan respon yang manusiawi dan suportif (mendukung) terhadap sesame manusia yang
menderita dan membutuhkan dukungan.

Melibatkan :

a. Menyediakan perawatan dan dukungan psikis yang tidak mengganggu menilai atau menjajaki
kebutuha dan kekhawatiran
b. Membantu orang lain untuk memenuhi kebutuhan dasar
c. Mendengarkan orang lain, tetapi tidak menekan mereka untuk berbicara
d. Menghibur orang lain dan membantu mereka merasa tenang (menenagkan)
e. Melindungi orang lain dari bahaya lebih lanjut

PFA bukanlah :

a. Sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh professional


b. Bukan merupakan konseling professional

Untuk siapa PFA

1. PFA adalah untuk orang-orang yang mengalami kesulitan yang baru terpapar pada peristiwa
krisis yang serius. Dapat memberikan bantuan kepada anak-anak dan orang dewasa.
2. Tidak semua orang yang mengalami peristiwa krisis membutuhkan atau menginginkan PFA.
Jangan paksa bantuan pada orang yang tidak menginginkannya, tetapi buatlah diri anda dapat
dijangkau dengan mudah bagi mereka yang mungkin menginginkan dukungan.
3. PFA tidak selalu cukup. Perawatan khusus mungkin lebih diperlukan. Ketahui batas anda dan
dapatkan bantuan dari orang lain, seperti tenaga medis.

Boleh =>
1. Jujur dan dapat dipercaya
2. Hormati hak orang lain untuk membuat keputusan sendiri
3. Kenali sadari dan singkirkan bias dan prasangka.
4. Jelaskan kepada orang-orang bahwa bahkan jika mereka menolak bantuan sekarang, mereka
masih dapat mengakses bantuan di masa depan.
5. Hormati privasi dan jaga kerahasiaan kisah orang lain
6. Berperilaku baik dan mempertimbangkan budaya, usia dan jenis kelamin seseorang.

Tidak Boleh =>


1. Tidak mengeksploitasi hubungan anda sebagai penolong
2. Tidak meminta uang/ bantuan apapun
3. Tidak membuat janji palsu
4. Tidak membesar-besarkan keahlian
5. Tidak memaksa bantuan pada orang lain
6. Tidak menekan orang untuk menceritakan

Prinsip PFA
1. Look = keadaan, kebutuhan
2. Listen = Dengarkan
3. Link = Hubungan/menghubungkan. Pastikan keadaan seorang tersebut

Mba Darika
Rujukan DKJP
1. Definisi Rujukan
2. Kapan membuat rujukan
3. Mengumpulkan Informasi
 Rujukan adalah proses mengarahkan klien ke penyedia layanan lain karena ia memerlukan
bantuan yang berada di luar keahlian atau lingkungan kerja.
 Waktu merujuk DKJP
Jika seseorang :
- Tidak dapat dihibur
- Menangis berlebihan
- Menunjukan reaksi distress/tertekan yang ekstrim
- Memiliki luka/cedera yang mengancam jiwa, membutuhkan perawatan medis darurat.
- Melukai dirinya sendiri/orang lain
 Proses rujukan
1. Penjelasan dan persetujuan
2. Kerahasiaan
3. Pendampingan
4. Berbagai informasi
5. Catatan tertulis (yang ditulis dengan hati-hati dan seksinya)
 Resiko bagi individu ketika membuat rujukan
1. Stigma (bias)
Kekerasan, mental health
Pertanyaan = Apakah hasl pemeriksaan lab boleh ditulis di Buku KIA
Ringkasan :
1. DPA/PFA
Lihat – Dengar – Hubungkan
2. Rujukan
Mekanisme

ODHA
1. Pencegahan HIV/Aids
2. Buku pedoman

PPIA
Prong 1 : Pencegahan penularan HIV pada perempuan atau laki-laki di usia produktif.
Prong 2 : Perencanaan kehamilan pada perempuan HIV (+) , sudah masuk obat ARV minimal 6
bulan (kondisi sudah lebih baik)
Prong 3 : Pencegahan penularan HIV dari Ibu (+) ke bayinya.
SC : Undata dan Anutapura, mulai diberlakukan di Madani
Kalau ada yang emergency, UP (Universal Protect) -> siapkan profilaksis untuk bayi RSU Undata,
Anutapura, dan Madani (Zidofudin profilaksis 100 mg pada bayi 2 mg/kg BB bayi < 72 jam)
Prong 4 : Dukungan psikososial pada Ibu, Bayi dan Keluarga
Bentuk : Tawarkan Ibu untuk bertemu penderita yang lain ( Kelompok Dukungan Sebaya
Sampesuvuku)

Pengalaman Di Palu :
Ibu dengan HIV mau partus normal, ARV terkontrol, setiap bulan CB4 bagus (kekebalan tubuh
>500) , KU baik, Hb : normal

Palu, 8 November 2018


Notulis

Bd. Fitriani
NOTULEN WORKSHOP PEMBEKALAN RELAWAN BIDAN BATCH 3
DI PALU, PROVINSI SULAWESI TENGAH
Tanggal 12- 15 November 2018

Senin, 12 November 2018 pukl 08.20


1. Pembukaan pembekalan workshop batch 3 oleh Kadis Kesehatan Provinsi Sul-Teng yang diwakili
Bapak kepala Kesga.
2. Materi dr. Wisnu Trianggore
Tentang mekanisme koordinasi
a. Tujuan PPAM
1. Mengidentifikasi koordinator Kespro
2. Mencegah dan menangani akibat kekerasan seksual
3. Mengurangi penularan HIV
4. Mencegah meningkatnya kesakitan dan kematian maternal dan BBL
5. Merencanakan pelayanan kesehatan reproduksi yang koomprehensif yang terintegritas
dalam pelayana dasar ketika situasi stabil
6. Prioritas tambahan KB, Kespro remaja dan pengelolaan logistic

Kegiatan mekanisme koordinasi selain tatap muka yaitu :

1. Rapat atau pertemuan


2. Melalui grup WA
3. Telfon
4. Email
5. Surat
6. Pengumuman Masjid
7. Kurir/penghubung
8. Poster/leaflet
9. Media massa
10. Media cetak
Subklaster Kespro => Kompone Pencegahan Penularan
HIV = IAC

Ibu Indra Supradewi

Materi : Pencegahan Peningkatan Kesakitan dan Kematian Maternal dan Neonatal Pada Tanggap
Darurat.

Pencegahan Peningkatan Kesakitan dan Kematian Maternal dan Neonatal Pada Tanggap darurat Krisis
Kesehatan.

Mencegah Kesakitan dan Kematian sangatlah penting,

HB sudah bagus, tidak perlu diberikan Zat Besi lagi nanti hiper FE.
PONED :

1. Tersedia oksitosin
2. Infus
3. MgSo4
4. Antibiotik
5. Manual Placenta

PONEK : Sda + 2. Fasilitas OK & Transfusi Darah.

Bd. Supradewi Poltekkes Kemenkes Jakarta 3.

Pencegahan peningkatan kesakitan dan kematian maternal dan neonatal pada tanggap darurat Krisis
Kesehatan.

 Zat besi berlebihan


Hubungan anemia dan perdarahan
Anemia => Atonia uteri
Antisipasi pasien anemia = Riwayat penyakit
- Partus lama -> gawat janin
- Pedoman buku saku

 Presentasi penyebab kematian Ibu melahirkan, ada 3 faktor utama penyebab kematian Ibu,
yakni perdarahan, hipertensi saat hamil/pre-eklampsia dan infeksi.
 Kematian bayi dan balita
Masalah neonatal : asfiksia, BBL, infeksi dll.
 Kala II, setiap selesai His periksa DJJ
 Bayi besar 4 Kg, antisipasi partus macet karena indikasi CPD, emboli air ketuban mematikan 2
detik
 Akselerasi sudah ada pembukaan tapi his tidak bagus.

Tanggal 14 November 2018

Americares

Pak Andri

A. Materi : Dukungan psikososial dasar dan merawat diri

Pesan Kunci

1. Selama dan sesudah situasi darurat seperti gempa bumi dan tsunami, ada banyak orang yang
menunjukkan reaksi strees/tekanan, ini merupakan hal yang normal
2. Tidak melakukan tindakan berbahaya
3. Apa yang anda katakan dan lakukan dapat memberi perbedaan pada kesejahteraan seseorang ,
dan anda tidak boleh mengatakan atau melakukan apapun diluar yang anda dapatkan dari
pelatihan dukungan psikososial dasar
4. Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJP) perlu diintegrasikan kedalam semua respon
kemanusiaan – penting untuk mengintegrasikannya kedalam kesehatan reproduksi dan
perawatan primer

Korban (Victim) vs Penyintas (survivor)

Korban = orang yang lemah, tidak bisa melakukan apa-apa

 Orang terkena musibah


 Kekerasan
 Susah
 Butuh pertolongan
 Kesulitan
 Sakit
 Korban perasaan
 Pelecehan

Penyintas = orang yang bertahan hidup setelah terjadi bencana, sudah bisa mengakses

Pesan kunci

 Kata-kata dan istilah yang digunakan untuk menyatakan seseorang yang terkena dampak
kekerasan seksual berbasis gender merupakan bagian penting dalam dukungan psikososial
 Merujuk pada seseorang yang mengalami kekerasan seksual yang berbasis gender dengan cara
terhormat memberdayakannya.

B. Merawat Diri

Refleksi pembuka

 Bagaimana anda menghadapi peristiwa yang menekan di masa lalu ? bagaimana peristiwa-
peristiwa itu mempengaruhi anda ?
 Bagaimana anda mengatasi berbagai tantangan ? kekuatan dan dukungan apa yang membantu
anda mengatasinya?
 Apa yang

1. Resiliensi menurut beberapa orang

 Masa lalu jadi pelajaran


 Bersyukur
 Berfikir positif
 Kita tidak sendirian
 Jadikan pengalaman masa lalu sebagai pendorong untuk masa depan

Resiliensi adalah proses adaptasi dengan baik dalam menghadapi kesulitan tarauma, tragedy,
ancaman atau sumber stress yang signifikan. Resiliensi bukanlah merupakan sifat yang dimiliki
atu tidak dimiliki oleh individu. Resiliensi melibatkan perilaku, pikiran, dan perasaan yang
menyertainya, yang dapat dipupuk, dikembangkan dan dipelajari.

a. resiliensi ditandai sebagai kemampuan untuk

1. bangkit kembali dan mengatasi kesulitan secara efektif

2. lentur tetapi tidak patah dibawah tekanan ekstrim

3. menagani kesulitan bertahan dan beradaptasi ketika ada yang salah/tidak berjalan
sebagaimana mestinya.

4. menjaga keseimbangan ketika terjadi perseturuan yang sangat tidak menyenagkan

b. kesadaran atau Mindfulness

berarti memperhatikan dengan cara tertentu, dengan sengaja, pada saat ini dan tidak menghakimi.

Kesadaran berarti berada disetiap momen seperti seperti apa adanya tanpa penghakiman atau
menuntut . ini adalah kondisi kesadaran yang refleks, yang mengamati pikiran, perasaan dan sensasi dari
dalam diri anda sendiri fenomena yang terus berubah dari dunia luar dan tanpa berusaha
mengendalikan apapun.

c. Resiliensi

1. Apa itu resiliensi

Resiliensi adalah proses beradaptasi dengan baik dalam menghadapi kesulitan, trauma, tragedy,
ancaman atau sumber strees lain yang signifikan. Resiliensi bukanlahmerupakan sifatyang dimiliki oleh
individu. Resiliensi melibatkan perilaku, pikiran dan perasaan yang menyertainya, yang dapat dipupuk,
dikembangkan dan dipelajari.
Resiliensi :
e. Merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan waktu dan usaha
f. Melibatkan perilaku, pikiran dan tindakan yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh siapapun.
g. Membuat anda kurang rentan pada stress
h. Mempersiapkan diri anda untuk tantangan masa depan
Orang yang resiliensi “fleksibilitas emotional” sumber daya dan strategimengatasi diri untuk
menyesuaikan dengan tuntutan dan lingkungan.
Palu, 15 November 2018
Notulis

Bd. Fitriani

Anda mungkin juga menyukai