629 1255 1 SM 2
629 1255 1 SM 2
ABSTRAK
Active lower range of motion (ROM) dan heel raise exercise merupakan latihan kaki
yang digunakan untuk meningkatkan sirkulasi darah perifer khususnya di daerah
ekstremitas. Sirkulasi darah perifer pada pasien diabetes mellitus tipe II dapat
diketahui dengan cara pemeriksaan ankle brachial index (ABI). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh active lower range of motion (ROM) dan heel
raise exercise terhadap nilai ankle brachial index (ABI) pada pasien diabetes
mellitus tipe II di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Rancangan penelitian
ini adalah quasi experimental menggunakan pretest-postest with control group
design. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 32 responden, yang dibagi 16
responden kelompok perlakuan dan 16 responden kelompok kontrol dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Uji statistik menggunakan
Mann Whitney test, hasil penelitian menunjukkan bahwa p-value 0,000. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh active lower range of motion (ROM) dan
heel raise exercise terhadap nilai ankle brachial index (ABI) pada pasien diabetes
mellitus tipe II di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Rekomendasi
penelitian ini adalah perawat diharapkan bisa menerapkan active lower range of
motion (ROM) dan heel raise exercise untuk mengurangi resiko kejadian komplikasi
penyakit vaskular perifer dan meningkatkan nilai ankle brachial index (ABI).
Kata Kunci: Active lower range of motion (ROM) dan heel raise exercise, Ankle
brachial index (ABI), Diabetes mellitus tipe II
ABSTRACT
Active lower range of motion (ROM) and heel raise exercise are foot workout used
to improve peripheral blood circulation especially in extremities. Peripheral blood
circulation of type II diabetes mellitus patients can be determined by ankle brachial
index (ABI) examination. This research aims to understand the effect of active lower
range of motion (ROM) and heel raise exercise to the value of ankle brachial index
(ABI) of type II diabetes mellitus patients In Puskesmas Kedungmundu Semarang
City. The research design used is quasi experimental using pretest-posttest with
control group design. The number of samples in this research is 32 respondents,
divided into 16 respondents for treatment group and 16 respondents for control group
Pengaruh active lower range of motion (ROM) dan heel …(Ika Putri Wiji Rahayu)|1
with sampling technique using purposive sampling. Statistical test using Mann
Whitney Test, the result shows that p value 0,000. Therefore it can be concluded that
there is effect of active lower range of motion (ROM) and heel raise exercise to the
value of ankle brachial index (ABI) of type II diabetes mellitus patients In
Puskesmas Kedungmundu Semarang City. This research recommends that nurses are
expected to utilize active lower range of motion (ROM) and heel raise exercise to
reduce the risk of complications of peripheral vascular disease and increase the value
of ankle brachial index (ABI).
Key words : Active lower range of motion (ROM) and heel raise exercise, ankle
brachial index (ABI), type II diabetes mellitus
Penelitian terkait dengan active lower Populasi dalam penelitian ini adalah
ROM adalah yang dilakukan oleh pasien dengan diabetes mellitus tipe II
Suari, Mertha, dan Damayanti (2014) di Puskesmas Kedungmundu Kota
menunjukkan bahwa active lower Semarang, yang berjumlah 521 dari
ROM berpengaruh terhadap bulan Januari-Maret 2017. Teknik
perubahan nilai ankle brachial index pengambilan sampel penelitian ini
pasien DM tipe 2. Sedangkan yang menggunakan teknik nonprobability
terkait dengan heel raise exercise sampling yaitu dengan purposive
dilakukan oleh Widyanthari, Sitorus, sampling. Jumlah sampel yang
dan Yulia (2016), menunjukkan diperoleh dalam penelitian ini
bahwa pengukuran ABI pasca latihan sebanyak 32 responden, dengan 16
(heel raise exercise) lebih objektif responden kelompok perlakuan dan 16
untuk diagnosis Peripheral Arterial responden kelompok kontrol.
Disease (PAD) pada pasien diabetes Instrumen dalam penelitian ini yaitu
dengan klaudikasio intermiten atau sphygmomanometer dan USG Doppler
dicurigai PAD. untuk mengukur nilai ABI.
Pengaruh active lower range of motion (ROM) dan heel …(Ika Putri Wiji Rahayu)|3
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
bahwa sebagian besar responden
berusia 45-60 tahun. Kelompok
perlakuan 14 responden (87,5%),
sedangkan kelompok kontrol 15
responden (93,8%).
Pengaruh active lower range of motion (ROM) dan heel …(Ika Putri Wiji Rahayu)|5
Sedangkan sesudah diberikan heel kedua kelompok, dapat ditarik
raise exercise sebagian besar masih kesimpulan bahwa pada kelompok
berada pada rentang normal (0,91-1,4). perlakuan lebih berpengaruh terhadap
Hal tersebut sesuai dengan Ganong nilai ABI pada pasien diabetes mellitus
(2013, hlm.366), bahwa selama tipe II dengan nilai selisih mean
melakukan latihan ringan glukosa 0,1687.
masuk kedalam otot rangka dan
mengalami peningkatan. Latihan yang Hal ini diasumsikan oleh peneliti
dilakukan secara teratur dapat bahwa active lower range of motion
menghasilkan peningkatan kepekaan (ROM) dan heel raise exercise lebih
terhadap insulin yang berkepanjangan. perpengaruh karena latihan ini terdapat
15 gerakan yang dilakukan sehari dua
Penelitian diatas didukung oleh kali selama enam hari dengan masing-
penelitian Rahmaningsih (2016), masing gerakan dilakukan sepuluh kali.
menyatakan bahwa terdapatnya Hal ini sesuai dengan pendapatnya
hubungan antara nilai ABI dengan Guyton dan Hall (2014, hlm.260),
kejadian diabetic foot ulcer. Penderita bahwa latihan dapat meningkatkan
DM dengan nilai ABI rendah (<0,9) kerja fisik dan aliran darah ke otot
memiliki resiko terkena diabetic foot ektremitas bawah. Saat otot
ulcer lebih besar dibandingkan dengan berkontraksi akan menimbulkan efek
penderita DM dengan nilai ABI normal sirkulasi yaitu ketika jantung
(0,9-1,3). dirangsang untuk meningkatkan aliran
darah yang dibutuhkan oleh otot. Maka
Penelitian terkait lainnya dilakukan sesudah latihan dapat terjadi
oleh Hijriani, Suza, dan Ariani (2016), peningkatan aliran darah menuju otot
menunjukkan bahwa terdapat yang aktif sehingga menyebabkan
perbedaan antara sebelum dan sesudah perubahan nilai ABI.
dilakukan intervensi pergerakan sendi
ektremitas bawah terhadap nilai ABI Penelitian yang sesuai dengan
ekstremitas kiri (p<0,00) dan nilai ABI pendapat diatas yaitu didukung oleh
pada ekstremitas kanan (p<0,00). penelitiannya Taufiq (2011), bahwa
rata-rata nilai ABI pada kelompok
Bivariat intervensi yaitu 1,10 (SD=0,08),
Hasil penelitian ini berdasarkan uji sedangkan rata-rata nilai ABI pada
Mann-Whitney-Test hasil p-value pada kelompok kontrol adalah 1,06
kedua kelompok (perlakuan dan (SD=0,05). Jadi dapat disimpulkan
kontrol) yaitu 0,000 (<0,05). Dapat bahwa latihan range of motion (ROM)
disimpulkan bahwa ada pengaruh ankle pada perawatan ulkus diabetik
active lower range of motion (ROM) memberikan pengaruh yang positif
dan heel raise exercise terhadap nilai terhadap perbaikan ulkus kaki diabetik.
ankle brachial index (ABI) pada pasien
diabetes mellitus tipe II di Puskesmas Selain itu penelitian yang terkait
Kedungmundu Kota Semarang. Jika lainnya dilakukan oleh Ratnasari
dilihat dari nilai selisih mean antara (2014), jika dilihat dari uji analisis
Pengaruh active lower range of motion (ROM) dan heel …(Ika Putri Wiji Rahayu)|7
1/NASKAH%20PUBLIKASI. https://www.unud.ac.id/in/tugas-
pdf diperoleh tanggal 14 Mei akhir1002106062.html diperoleh
2017 tanggal 25 November 2016
Sudoyo,A.W., Setyohadi.B, Alwi.I.,
Ratnasari, W. (2014). Pengaruh Simadibrata.. M., & Setiatyi. S.
latihan range of motion (2006). Buku ajar ilmu penyakit
(ROM) ekstremitas bawah dalam jilid III edisi IV. Jakarta:
terhadap perbaikan ulkus kaki FKUI
diabetik pada pasien diabetes Tarwoto. (2012). Keperawatan medikal
mellitus tipe 2 di ruang rawat bedah gangguan sistem
inap bedah dewasa Rumah endokrin. Jakarta: Trans Info
Sakit Umum Daerah Media
Kabupaten Ciamis. Taufiq, I. (2011). Pengaruh latihan
http://lppmstikeskarsahusada.a range of motion (ROM) ankle
c.id/wp- terhadap proses penyembuhan
content/uploads/2016/06/5.- ulkus kaki diabetik di RSUD dr.
Devi-jpg.pdf diperoleh tanggal Hj. Abdul Moeloek dan RSUD
19 Mei 2017 Jendral A. Yani Profinsi
Riskesdas. (2013). Riset kesehatan Lampung.
dasar riskesdas 2013. lib.ui.ac.id/file?file=digital/2028
http://www.depkes.go.id/resourc 1441-T%20Ihsan%20Taufiq.pdf
es/download/general/Hasil%20R diperoleh tanggal 22 Mei 2017
iskesdas%202013.pdf diperoleh Widyanthari, D. M., Sitorus, R., &
tanggal 6 Januari 2017 Yulia. (2016). Pemeriksaan
Setiati, S., Alwi,I., Sudoyo,A.W., ankle brachial index (ABI) post
Simandibrata K.M., Setyohadi, exercise pada pasien diabetes
B., & Fahrial Syam, A. (2014). mellitus dengan peripheral
Buku ajar ilmu penyakit dalam arterial disease.
jilid II edisi VI. Jakarta: http://ojs.unud.ac.id/index.php/c
InternaPublishing oping/article/view/19908
Smetlzer, S.C., & Bare, B.G. (2013). diperoleh tanggal 7 Desember
Buku ajar keperawatan medikal 2016
bedah Brunner & Suddarth
Edisi 8 Volume 2. Alih bahasa:
Kuncara., Ester, M., Hartono, A
., & Asih, Y Jakarta: EGC
Suari, P. W., Mertha, I. M., &
Damayanti, R.D. (2014).
Pengaruh pemberian active
lower rom terhadap perubahan
nilai ankle brachial index pasien
dm tipe 2 di Wilayah Puskesmas
II Denpasar Barat.