S1 2013 285283 Chapter1
S1 2013 285283 Chapter1
Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas 250.000 Ton/ Tahun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Amonium sulfat merupakan garam anorganik yang biasa digunakan sebagai pupuk
nitrogen selain pupuk urea, NPK, dan amonium nitrat. Amonium sulfat di Indonesia lebih
dikenal dengan nama pupuk ZA (zwavelzure ammoniak) yang berasal dari bahasa Belanda.
Dalam pupuk ini terkandung senyawa sulfur dalam bentuk anion sulfat yang mudah diserap
tanaman, dan senyawa nitrogen dalam bentuk kation amonium yang mudah melepas hidrogen.
Kandungan sulfur dan nitrogen dalam pupuk ini masing – masing sebesar 24% dan 21%.
Wujud dari pupuk amonium sulfat atau ZA ini mirip dengan wujud pupuk urea, yaitu
kristal putih seperti garam dapur. Pupuk urea memiliki kandungan nitrogen dua kali lebih
banyak dibanding pupuk ZA. Pupuk ZA merupakan pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan
unsur hara belerang pada tanaman dan cocok untuk tanah yang bersifat basa.Pupuk ZA banyak
digunakan untuk tanaman tebu, karena jika digunakan pupuk urea, tanaman tebu akan
mengalami keracunan.
Total kebutuhan pupuk ZA sebesar 2.654.853 ton/tahun dan hanya dipenuhi oleh pupuk
ZA Petrokimia Gresik. Kekurangan kebutuhan pupuk ZA diIndonesia juga dipenuhi dengan
1
Hutami Insan Perwita
Ni Ketut Samsiddhimasthita Jyotir
Tugas Prarancangan Pabrik Kimia
Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas 250.000 Ton/ Tahun
mengimpor pupuk ZA dari luar negeri. Pada tahun 2010, Indonesia mengimpor pupuk ZA
sebanyak 268.451.459 kg dan 503.391.612 kg pada tahun 2011(Sumber : UN Comtrade).
B. TINJAUAN PUSTAKA
Amonium sulfat [(NH4)2SO4] dapat diproduksi dengan beberapa metode yang berbeda
berdasarkan bahan bakunya :
Nilon-6 adalah produk polimerisasi ε-kaprolaktam, yang saat ini diproduksi melalui dua
tahap proses (lihat skema 1), dengan melibatkan zat-zat kimia yang sangat agresif seperti
hidroksilamin sulfat, oleum, dan asam sulfat. Melalui urutan reaksi dengan metoda tersebut,
dihasilkan amoniumsulfat sebagai produk samping buangan yang menimbulkan konsekuensi
biaya tinggi untuk pengolahannya, dalam jumlah mencapai hampir empat kali kuantitas ε-
kaprolaktam yang dihasilkan.
2
Hutami Insan Perwita
Ni Ketut Samsiddhimasthita Jyotir
Tugas Prarancangan Pabrik Kimia
Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas 250.000 Ton/ Tahun
2. Amonium sulfat diproduksi dari sintesis asam sulfat H2SO4 dan amonia NH3 (Proses
Netralisasi).
Sintesis amoniak dan asam sulfat menghasilkan amonium sulfat dengan metode
netralisasi asam-basa. Reaksi ini bersifat irreversibel dan merupakan reaksi eksotermis. Pada
reaksi ini amonia berfase gas dan asam sulfat berfase cair dengan persamaan reaksi sebagai
berikut :
2 NH 3( g ) H 2 SO4( aq ) ( NH 4 ) 2 SO4( s )
(1)
Reaksi pembentukan amonium sulfat dengan proses netralisasi ini dapat dilakukan
dengan beberapa cara. Cara pertama, amonia cair dan asam sulfat cair direaksikan dalam
reaktor kristaliser. Reaktor kristaliser selain berfungsi sebagai tempat berlangsungnya reaksi
dan tempat pembentukan inti kristal amonium sulfat. Produk amonium sulfat keluar reaktor
ini sudah berupa padatan. Cara kedua, amonia gas direaksikan dengan asam sulfat dalam
reaktor pipa. Reaktor pipa hanya berfungsi sebagai tempat reaksi. Produk amonium sulfat
keluar reaktor masih berupa slurry. Slurry amonium sulfat yang sudah dipisahkan dengan
amonia gas sisa keluar reaktor kemudian digranulasi untuk memperoleh produk berupa
butiran amonium sulfat. Cara ketiga, mereaksikan secara langsung amonia gas dengan asam
sulfat cair dalam spray reactor untuk menghasilkan produk amonium sulfat yang relatif
kering. Cairan pada asam sulfat diuapkan oleh panas reaksi amonia gas dan asam sulfat cair
dalam reaktor sehingga keluar reaktor kadar air amonium sulfat sudah relatif rendah.
Proses produksi yang terdapat di Unit ZA PT. Petrokimia Gresik (2009) memakai
reaktor kristaliser . Reaksi berjalan pada tekanan atmoseferis dan pada suhu sekitar 105-110
o
C . Gas amonia dan asam sulfat cair bereaksi secara stoikhiometri membentuk amonium
sulfat dengan konversi reaksi overallsebesar 98%.Pemilihan kondisi operasi pada suhu 105-
110oC dan tekanan 1 atm dengan pertimbangan bahwa pada suhu yang terlalu tinggi asam
sulfat akan membentuk aerosol dan bereaksi dengan gas amonia menjadi amonium bisulfat
[NH4HSO4]. Senyawa amonium bisulfat ini berupa kristal putih yang bersifat korosif dan
berbahaya, seperti menyebabkan iritasi pada kulit. Pembentukan amonium bisulfat bisa terjadi
jika temperatur reaksi jauh lebih dari 100oC dan melebihi temperatur leleh ammonium sulfat
(235-280oC). Akan tetapi apabila temperatur reaksi terlalu rendah dapat menyebabkan
konversi reaksi menjadi kecil (kurang maksimal).
3
Hutami Insan Perwita
Ni Ketut Samsiddhimasthita Jyotir
Tugas Prarancangan Pabrik Kimia
Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas 250.000 Ton/ Tahun
3. Amonium sulfat diproduksi dari reaksi antara gipsum CaSO4 dengan amonium karbonat
(NH4)2CO3 (proses Merseburg).
Proses produksi amonium sulfat dengan proses Merseburg pertama sekali dilakukan di
Inggris pada tahun 1951 dan di India pada tahun 1967. Proses ini merupakan reaksi antara
amonium karbonat dengan gypsum. Proses ini masih digunakan di berbagai negara dimana
suplai gipsum tersedia dalam jumlah besar seperti India, Inggris, Prancis. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
2NH3 + CO2 + H2O ↔ (NH4)2CO3 (2)
(NH4)2CO3 + CaSO4.2H2O → (NH4)2SO4 + CaCO3 + 2H2O (3)
Konversi pada reaksi kira-kira 95% sesudah lima jam, jika gipsum bereaksi sempurna
dan suhu reaksi dijaga pada 70˚C. Campuran reaksi difilter untuk memisahkan kalsium
karbonat yang terbentuk dari larutan amonium sulfat (Kirk-Othmer, 1994).
Dari ketiga proses di atas dipilih Proses Netralisasi dengan menggunakan spray reactor
(dry process). Proses ini dipilih karena tidak diperlukannya unit pengeringan produk sehingga
dapat menghemat biaya. Produk amonium sulfat dengan kadar air rendah juga lebih disukai pasar
karena lebih efektif menyuburkan tanaman.
4
Hutami Insan Perwita
Ni Ketut Samsiddhimasthita Jyotir