Anda di halaman 1dari 71

Indikator Ekonomi Kota Pontianak i

INDIKATOR EKONOMI
KOTA PONTIANAK
2011 - 2015
INDIKATOR EKONOMI KOTA PONTIANAK
2011 - 2015

ISBN:
Katalog BPS : 1201.6171
No. Publikasi : 61710.020
Ukuran Buku : 21 cm x 29,7 cm
Jumlah Halaman : vii + 63 halaman

Naskah :
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
BPS Kota Pontianak

Penyunting :
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
BPS Kota Pontianak

Diterbitkan Oleh :
BPS Kota Pontianak

Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah, atas rahmad dan hidayah
Nya maka publikasi Indikator Ekonomi tahun 2011 - 2015 dapat diselesaikan.
Tujuan disusunnya analisa ini adalah untuk menjadi salah satu sumber informasi
bagi pengguna dalam melakukan analisa maupun kajian lebih lanjut yang
berhubungan dengan unsur-unsur pengembangan Wilayah Kota Pontianak
selanjutnya.
Indikator ekonomi Kota Pontianak 2011 – 2015 merupakan salah satu
publikasi yang menyajikan data statistik ekonomi secara makro antara lain angka
PDRB, angka pertumbuhan ekonomi, angka inflasi, ekspor-impor, bongkar muat,
investasi, keuangan daerah, perkembangan jasa akomodasi, kunjungan
wisatawan dan perkembangan sektor perbankan,
Akhir kata semoga buku ini dapat memberikan manfaat sebagai
pengetahuan dan referensi bagi semua pihak yang membutuhkan demi
kemajuan Kota Pontianak.

Pontianak, Oktober 2016

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK


KOTA PONTIANAK

SUMINAR KRISTIANI
NIP. 196511191991032002

Indikator Ekonomi Kota Pontianak iii


DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar Iii


Daftar Isi iv
Daftar Tabel v

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Tujuan dan Manfaat 2
I.3 Sumber Data 2

BAB II KONSEP DEFINISI, METODE PENGHITUNGAN DAN RUANG


LINGKUP
II.1 Inflasi 3
II.2 Perbankan 4
II.3 Bongkar Muat Barang dan Penumpang 6
II.4 Tingkat Hunian Kamar Hotel 7
II.5 Wisatawan Mancanegara 10
II.6 Produksi Padi dan Palawija 11
II.7 PDRB Sektoral 14
II.8 PDRB Penggunaan 17

BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KOTA PONTIANAK


III.1 Inflasi Kota Pontianak 20
III.2 Perbankan Kota Pontianak 25
III.3 Keuangan Daerah Kota Pontianak 30
III.4 Bongkar Muat Barang di Kota Pontianak 33
III.5 Pariwisata Kota Pontianak 39
III.6 Tingkat Hunian Kamar Hotel 43
III.7 Ekspor – Impor Kota Pontianak 46
III.8 Produksi Padi dan Palawija 49
III.9 Produk Domestik Regional Bruto 50

iv Indikator Ekonomi Kota Pontianak


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Inflasi Kota Pontianak ...................................................................... 23


Tabel 3.2 Posisi dana Simpanan Masyarakat (Rupiah dan Valuta Asing)
pada Bank Umum dan BPR di Kota Pontianak, 2011 – 2015 ....... 25
Tabel 3.3 Posisi Pinjaman yang Diberikan (Rupiah dan Valuta Asing)
Bank Umum dan BPR di Kota Pontianak, 2011 – 2015 ................. 28
Tabel 3.4 Posisi Pinjaman yang Diberikan (Rupiah dan Valuta Asing)
Bank Umum dan BPR di Kota Pontianak, 2011 – 2015 ................. 29
Tabel 3.5 Posisi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Yang
diberikan Bank Umum di Kota Pontianak, 2011 – 2015 ................ 30
Tabel 3.6 Realisasi Peneriman Pemerintah Daerah Kota Pontianak,
2011 – 2015 (Rupiah) ..................................................................... 32
Tabel 3.7 Realisasi Pengeluaran Pemerintah Daerah Kota Pontianak,
2011 – 2015 (Rupiah) ..................................................................... 33
Tabel 3.8 Bongkar Muat Barang Perdagangan Dalam Negeri di
Pelabuhan Pontianak, 2011 – 2015 (Ton) ..................................... 35
Tabel 3.9 Bongkar Muat Barang Perdagangan Luar Negeri di Pelabuhan
Pontianak, 2011 – 2015 (Ton) ....................................................... 35
Tabel 3.10 Arus Penumpang di Pelabuhan Pontianak, 2011 – 2015 .............. 37
Tabel 3.11 Arus Kunjungan Kapal Luar Negeri di Pelabuhan Pontianak,
2011 – 2015 ................................................................................. 38
Tabel 3.12 Arus Kunjungan Kapal Dalam Negeri di Pelabuhan Pontianak,
2011 – 2015 .................................................................................. 38
Tabel 3.13 Jumlah Wisatawan Mancanegara Yang Datang melalui
UPT Imigrasi Pontianak Menurut Kawasan dan Kebangsaan,
2011 – 2015 ................................................................................. 41
Tabel 3.14 Tingkat Penghunian Kamar Hotel di Kota Pontianak,
2011 – 2015 ................................................................................. 44

Indikator Ekonomi Kota Pontianak v


Tabel 3.15 Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing dan Dalam Negeri
Menurut Jenis Hotel di Kota Pontianak, 2011 – 2015 .................. 45
Tabel 3.16 Volume dan Nilai Ekspor di Pelabuhan Pontianak, 2011 –
2015 ................................................................................................ 47
Tabel 3.17 Volume dan Nilai Impor di Pelabuhan Pontianak, 2011 –
2015 ................................................................................................ 48
Tabel 3.18 Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kota
Pontianak, 2011 – 2015 ................................................................. 49
Tabel 3.19 Produksi Tanaman Pertanian Tanaman Pangan, 2011-2015 ........ 50
Tabel 3.20 PDRB Kota Pontianak Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Berlaku 2011 – 2015 (Juta Rupiah) .................................... 52
Tabel 3.21 PDRB Kota Pontianak Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Konstan 2011 – 2015 (Juta Rupiah) .................................. 53
Tabel 3.22 Pertumbuhan Ekonomi Kota Pontianak Menurut Lapangan
Usaha, 2011 – 2015 ....................................................................... 54
Tabel 3.23 Distribusi Persentase PDRB Kota Pontianak Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku, 2011 – 2015 ........... 57
Tabel 3.24 Perkembangan PendapatanRegional dan Angka Perkapita,
2011 – 2015 (Juta Rupiah) ........................................................... 58
Tabel 3.25 PDRB Menurut Penggunaan, 2011 – 2015 (Juta Rupiah) ............. 61
Tabel 3.26 Distribusi Persentase PDRB Kota Pontianak Menurut
Penggunaan, 2011 – 2015 ............................................................. 63

vi Indikator Ekonomi Kota Pontianak


BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kota Pontianak dikenal sebagai kota Khatulistiwa, dominasi


perdagangan dan Jasa membuktikan bahwa kota ini sebagai pusat
perdagangan di Propinsi Kalimantan Barat, Pembangunan terus
berlangsung, Pembenahan dan penambahan sarana prasana
menunjukkan perkembangan pembangunan Kota Kota Pontianak,
Keadaan tersebut ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih baik
dan tingkat inflasi secara umum yang relatif lebih kecil dibandingkan
keadaan tahun sebelumnya.
Faktor yang turut mempengaruhi perfomance (kinerja) pembangunan
ekonomi daerah selain tingkat inflasi , pertumbuhan ekonomi juga
perkembangan bongkar muat perdagangan di pelabuhan serta
perkembangan volume ekspor-impor menggambarkan keadaan
perekonomian tersebut, untuk itu diperlukan data-data yang diwujudkan
dalam suatu indikator.yang dapat digunakan oleh perencana , penentu
kebijakan dan pembuat keputusan yang berhubungan dengan
perekonomian, diharapkan dapat menggunakan dan memanfaatkan
indikator ekonomi ini.
Indikator pada dasarnya merupakan suatu petunjuk, aba-aba atau
isyarat dan dapat digunakan untuk melihat sesuatu yang mungkin akan
terjadi atau mungkin juga yang telah terjadi dengan memberikan petunjuk
bahwa sesuatu itu telah terjadi. Secara lebih rinci kita bisa mendefinisikan
indikator sebagai ringkasan yang telah dianalisis dan ditafsirkan secara
benar atau disatukan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan,
Dengan melihat betapa pentingnya faktor-faktor yang mempunyai
andil terhadap pembangunan ekonomi tersebut, maka diperlukan suatu

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 1


penunjuk atau indikator. Sedangkan indikator yang dirasakan tepat untuk
menggambarkan dan melihat hal ini adalah indikator ekonomi.

1.2. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan manfaat dari Penyusunan Indikator Ekonomi Kota
Pontianak adalah :
a. Untuk memenuhi kebutuhan daerah diera-otononomi, indikator ini
memuat berbagai informasi mulai dari indeks harga, keuangan
daerah, perbankan, perdagangan luar negeri, pertanian,
perhubungan dan industri.;

b. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Daerah dalam penyusunan arah


dan kebijakan pembangunan ekonomi Kota Pontianak

c. Sebagai bahan evaluasi terhadap hasil-hasil pembangunan yang telah


dicapai.

1.3 Sumber Data


Sumber data berasal dari :
b.1 Data Primer :
Adalah data yang dikumpulkan (diperoleh) langsung dari dinas atau
instansi terkait melalui pengisian daftar pertanyaan (daftar isian)
maupun data yang telah dikumpul dan disusun oleh instansi yang
bersangkutan tetapi belum diolah (dipublikasi).
b.2 Data Sekunder :
Adalah data (informasi) yang diperoleh dari instansi atau dinas yang
sudah diolah dan dipublikasikan baik dalam bentuk laporan, dokumen-
dokumen maupun dalam bentuk publikasi ilmiah lain

2 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


BAB II
KONSEP DEFINISI

II.1 Inflasi
Inflasi secara umum menggambarkan kecenderungan umum
tentang kenaikan perkembangan harga dan perubahan nilai barang dan
jasa. Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-
harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu dua
barang saja tidak dapat disebut sebagai inflasi kecuali kenaikan itu
meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya.
Sementara deflasi adalah kebalikan dari inflasi yaitu turunnya harga
barang dan jasa antara satu titik periode dibandingkan dengan satu
periode sebelumnya.
Hitungan perubahan harga tersebut tercakup dalam suatu indeks
harga yang dikenal dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer
Price Index (CPI). Persentase kenaikan IHK dikenal dengan inflasi,
sedangkan penurunannya disebut deflasi. . Rumus yang digunakan untuk
menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah Laspeyres yang
dimodifikasi (Modified Laspeyres). Rumus tersebut mengacu pada CPI
Manual yang diterbitkan oleh International Labour Organisation (ILO).
Rumus :
𝑰𝑯𝑲𝒏 − 𝑰𝑯𝑲𝒏−𝟏
𝑰𝑵𝑭𝒏 = ( ) × 𝟏𝟎𝟎
𝑰𝑯𝑲𝒏−𝟏

dengan:
𝐼𝑁𝐹𝑛 : inflasi atau deflasi pada waktu (bulan atau tahun) (n)
𝐼𝐻𝐾𝑛 : Indeks Harga Konsumen pada waktu (bulan atau tahun) (n)
𝑰𝑯𝑲𝒏−𝟏 : Indeks Harga Konsumen pada waktu (bulan atau tahun) (n-
1)

𝐈𝐍𝐅𝐧 < 𝟎: tingkat harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum
dikonsumsi rumah tangga pada waktu (bulan atau tahun)

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 3


(n) mengalami penurunan dibandingkan waktu (bulan atau
tahun) (n-1). Keadaan ini disebut juga deflasi.
𝐈𝐍𝐅𝐧 = 𝟎: tingkat harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum
dikonsumsi rumah tangga pada waktu (bulan atau tahun)
(n) sama dengan waktu (bulan atau tahun) (n-1).
𝐈𝐍𝐅𝐧 > 𝟎: tingkat harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum
dikonsumsi rumah tangga pada waktu (bulan atau tahun)
(n) mengalami peningkatan dibandingkan waktu (bulan
atau tahun) (n-1). Keadaan ini disebut juga inflasi.

Pengelompokan IHK didasarkan pada klasifikasi internasional baku


yang tertuang dalam Classification of Individual Consumption According to
Purpose (COICOP) yang diadaptasi untuk kasus Indonesia menjadi
Klasifikasi Baku Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

II.2. Perbankan

Istilah,konsep dan defenisi dalam perbankan dijelaskan sebagai


berikut :

a. Bank

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat


dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
b. Simpanan Masyarakat
Adalah simpanan milik pihak ketiga bukan bank umum dan Bank
Perkreditan Rakyat/BPR (termasuk penghimpunan dana dengan prinsip
syariah) baik dalam Rupiah maupun Valuta Asing (BPR saat ini tidak
diperbolehkan menerima simpanan dalam Valuta Asing) yang berbentuk

4 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


giro, tabungan dan simpanan berjangka. Dalam publikasi ini, tidak
termasuk simpanan milik pemerintah pusat dan bukan penduduk.
c. Giro
Adalah simpanan dalam rupiah dan valuta asing milik pihak ketiga bukan
bank pada bank umum (saat ini BPR belum dapat menghimpun dana
dalam bentuk Giro) yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara
pemindahbukuan. Giro tersebut terdiri dari giro yang dapat ditarik sewaktu
waktu, giro dalam rangka kustodian, giro yang diblokir dan giro lainnya.
d. Tabungan
Adalah simpanan dalam rupiah dan valuta asing milik pihak ketiga bukan
bank (tidak termasuk milik pemerintah pusat dan bukan penduduk) yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat
dipersamakan dengan itu. Tabungan tersebut terdiri dari tabungan yang
dapat ditarik sewaktu-waktu, tabungan berjangka, tabungan yang diblokir
dan tabungan lainnya.
e. Simpanan Berjangka
Adalah simpanan pada bank umum dan BPR dalam Rupiah dan valuta
asing milik pihak ketiga bukan bank, tidak termasuk milik pemerintah
pusat dan bukan penduduk yang penarikannya dapat dilakukan menurut
suatu jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian.
Simpanan berjangka tersebut terdiri dari Deposito Berjangka, Deposits on
Call, Sertifikat Deposito, Deposito Berjangka yang diblokir dan simpanan
berjangka lainnya.
f. Pinjaman yang diberikan
Pinjaman yang diberikan adalah tagihan kepada sektor swasta domestik
(termasuk penyediaan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah) yang
hanya mencakup kredit yang diberikan oleh bank umum yang beroperasi di

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 5


wilayah Indonesia. Pengertian pinjaman yang diberikan dalam publikasi ini
tidak termasuk pinjaman pada pemerintah pusat dan bukan penduduk
(konsep nett). Pinjaman yang diberikan dalam publikasi ini adalah
berdasarkan lokasi proyek.
g. Pinjaman investasi
Pinjaman investasi adalah pinjaman jangka menengah/panjang untuk
pembelian barang-barang modal dan jasa yang diperlukan guna
rehabilitasi, modernisasi, ekspansi dan relokasi proyek dan atau pendirian
usaha baru.
h. Pinjaman modal kerja
Pinjaman modal kerja adalah pinjaman jangka pendek yang diberikan
untuk membiayai keperluan modal kerja debitur yang bersangkutan.
i. Pinjaman konsumsi
Pinjaman konsumsi adalah pemberian pinjaman untuk keperluan konsumsi
dengan cara membeli, menyewa ataupun dengan cara lainnya.

II.3 Bongkar Muat Barang dan Penumpang

Data bongkar muat barang, kunjungan kapal dan penumpang di


pelabuhan merupakan salah satu kegiatan usaha jasa pelabuhan,
Pelabuhan umum yang diusahakan dikelola oleh PT (Persero) Pelabuhan
Indonesia. Istilah,Konsep/definisi yang digunakan dalam kegiatan
Bongkar muat dan penumpang antara lain dijelaskan sebagai berikut :
a. Bongkar/Impor adalah pembongkaran barang dari kapal yang diangkut dari
pelabuhan asal di Indonesia/Luar Negeri.
b. Muat/Ekspor adalah pemuatan barang ke kapal untuk diangkut ke
pelabuhan tujuan di Indonesia/Luar Negeri.
c. Pelabuhan adalah kawasan yang terdiri dari daratan dan perairan di
sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan

6 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dilengkapi dengan fasilitas kapal
untuk bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat
barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan.
d. Pelabuhan yang diusahakan adalah pelabuhan laut yang dikelola oleh PT
(Persero) Pelabuhan Indonesia, yang diselenggarakan untuk memberikan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan bagi kapal yang memasuki pelabuhan
untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang dan lain-lain.
e. Pelayaran antar pulau adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan
pelayaran antar pelabuhan di Indonesia.
f. Pelayaran Luar Negeri adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan
angkutan laut ke atau dari luar negeri yang dilakukan secara tetap dan
teratur dan atau pelayaran tidak tetap dan tidak teratur dengan
menggunakan semua jenis kapal.
g. Debarkasi adalah tempat pembongkaran/penurunan barang-barang,
kendaraan dan penumpang dari dalam kapal.
h. Embarkasi adalah tempat pemuatan/penaikan barang-barang, kendaraan
dan penumpang ke dalam kapal.

II.4 Tingkat Hunian Kamar Hotel

Perkembangan pariwisata suatu wilayah mempunyai peran


meningkatkan perekonomian, penigkatan jumlah wistawan baik dari
manca negara maupun nusantara akan dibarengi oleh peningkatan jasa
akomodasi dan perhotelan, Salah satu indikator untuk melihat
perkembangan pariwisata darah adalah dengan melihat perkembangan
tingkat hunian kamar atau kamar yang terjual, Istilah,konsep dan
definisi dalam penghitungan tingkat hunian kamar hotel dijelaskan
sebagai berikut :

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 7


a) Hotel adalah suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau
sebagian bangunan yang disediakan secara khusus untuk setiap
orang dapat menginap, makan, memperoleh pelayanan dan
menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Ciri khusus dari
hotel adalah mempunyai restoran yang dikelola langsung di bawah
manajemen hotel tersebut. Kelas hotel ditentukan oleh Departemen
Pariwisata dan Kebudayaan.
b) Hotel Berbintang adalah suatu usaha yang menggunakan suatu
bangunan atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus,
dimana setiap orang dapat menginap. makan memperoleh
pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran.
dan telah memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang seperti
yang ditentukan oleh Departemen Pariwisata dan Kebudayaan.
Persyaratan tersebut antara lain mencakup :
a. Persyaratan fisik, seperti: lokasi hotel dan kondisi bangunan.
b. Bentuk pelayanan yang diberikan (service).
c. Kualifikasi tenaga kerja, seperti: pendidikan dan kesejahteraan
karyawan.
d. Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia, seperti:
lapangan tenis, kolam renang, dan diskotik.
e. Jumlah kamar yang tersedia.

c) Akomodasi Lainnya adalah suatu usaha menggunakan suatu bangunan


atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, di mana setiap
orang dapat menginap dengan atau tanpa makan dan memperoleh
pelayanan serta menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran.
Akomodasi lainnya meliputi :hotel melati yaitu yang belum memenuhi
persyaratan sebagai hotel berbintang seperti yang ditentukan Departeman
Pariwisata dan Kebudayaan, penginapan remaja, pondok wisata, dan jasa
akomodasi lainnya
- Hotel Melati/Losmen/Penginapan adalah usaha penyediaan jasa
pelayanan penginapan bagi remaja sebagai akomodasi dalam rangka

8 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


kegiatan pariwisata dengan tujuan untuk rekreasi, memperluas
pengetahuan/pengalaman dan perjalanan.
- Pondok Wisata/Home Stay adalah usaha penyediaan jasa
pelayanan penginapan bagi umum dengan pembayaran harian, yang
dilakukan perseorangan dari tempat tinggalnya.
- Jasa Akomodasi Lainnya adalah usaha penyediaan jasa pelayanan
penginapan yang tidak termasuk pada Hotel Melati, Penginapan
Remaja dan Pondok Wisata misalnya Wisma.
d) Tingkat Penghunian Kamar Hotel (Room Occupancy Rate) adalah
banyaknya malam kamar yang dihuni (Room Night Occupied) dibagi dengan
banyaknya malam kamar yang tersedia (Room Night Available) dikalikan
100 persen.
e) Tingkat Penghunian Tempat Tidur (Bed Occupancy Rate)adalah banyaknya
malam tempat tidur yang dipakai (Bed Night Used) dibagi dengan
banyaknya malam tempat tidur yang tesedia (Bed Night Available) dikalikan
100 persen.
f) Rata-rata lamanya tamu menginap (Average Length of Stay) adalah
banyaknya malam tempat tidur yang dipakai (Bed Night Used/Guest
Nights) dibagi dengan banyaknya tamu yang menginap ke akomodasi.
Rata-rata lamanya tamu menginap ini dapat dibedakan antara tamu asing
dan tamu dalam negeri.
- Rata-rata lama tamu asing menginap adalah banyaknya malam tempat
tidur oleh tamu asing dibagi dengan banyaknya tamu asing yang
menginap.
- Rata-rata lama tamu dalam negeri menginap adalah banyaknya malam
tempat tidur oleh tamu dalam negeri dibagi dengan banyaknya tamu
dalam negeri yang menginap.

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 9


g) Perbandingan Tamu Asing dan Tamu Dalam Negeri adalah perbandingan
antara persentase tamu asing dari seluruh tamu dan persentase tamu
dalam negeri dari seluruh tamu.
h) Rata-rata Tamu Per Kamar (Guest per Room = GPR)adalah perbandingan
antara banyaknya malam tamu atau malam tempat tidur (Guest Night or
Bed Night) dengan banyaknya malam kamar yang terjual.

II.5 Wisatawan Mancanegara

Indikator perkembangan Sektor pariwisata selain dapat diukur


melalui tingkat hunian kamar hotel disuatu wilayah, juga dapat dilihat
perkembangannya melaui jumlah wisatawan yang datang di suatu
wilayah, kedatangan wisatawan menjadi salah satu sumber penerimaan
devisa, memperluas kesempatan kerja maupun kesempatan berusaha.
Pencatatan tentang arus wisatawan manca negara diperoleh melalui UPT
Imigrasi Pontianak. Istilah, konsep dan definisi dalam data wisatawan
mancanegara sebagai berikut :

Berdasarkan jenis dokumen perjalanan yang digunakan untuk


memasuki wilayah Republik Indonesia, maka yang dapat digolongkan sebagai
wisatawan mancanegara (wisman) sesuai dengan konsep WTO dalam laporan
Statistik Kedatangan untuk Warga Negara Indonesia (WNI) adalah :

a. 50 % dari WNI yang menggunakan paspor Diplomatik.

b. 10 % dari WNI yang menggunakan paspor Dinas.

c. 100 % dari WNI yang berstatus penduduk luar negeri dan biasanya
digunakan paspor biasa.

10 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


II.5.1 V I S A

a. Visa Diplomatik, diberikan kepada orang asing pemegang paspor


diplomatik dan paspor lain untuk masuk Wilayah Indonesia guna
melaksanakan tugas yang bersifat diplomatik

b. Visa Dinas, diberikan kepada orang asing pemegang paspor dinas


dan paspor lain yang akan melakukan perjalan ke Wilayah Indonesia
dalam rangka melaksanakan tugas resmi yang tidak bersifat
diplomatik dari pemerintah asing yang bersangkutan atau organisasi
internasional.

c. Visa Kunjungan diberikan kepada orang asing yang akan melakukan


perjalanan ke wilayah Indonesia dalam rangka kunjungan tugas
pemerintahan, pendidikan, sosial budaya, pariwisata, bisnis,
keluarga, jurnalistik, atau singgah untuk meneruskan perjalanan ke
negara lain.

d. Visa tinggal terbatas diberikan kepada orang asing :Sebagai


rohaniawan, tenaga ahli, pekerja, peneliti, pelajar, investor, lanjut
usia dan keluarganya, serta orang asing yang kawin secara sah
dengan WNI, yang akan melakukan perjalanan ke wilayah Indonesia
untuk bertempat tinggal dalam jangka waktu yang terbatas; atau
dalam rangka bergabung untuk bekerja di atas kapal, alat apung,
atau instalasi yang beroperasi di wilayah perairan nusantara, laut
teritorial, landas kontinen, dan/atau zona ekonomi eksklusif
Indonesia.

II.6. PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA

Beberapa batasan konsep dan definisi diperlukan untuk


menjelaskan beberapa keterangan atau data yang dicakup dengan
maksud untuk menghindarkan perbedaan persepsi dalam hal

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 11


penafsiran oleh para konsumen data dalam menterjemahkan angka-
angka tersebut.

a) Lahan Pertanian Sawah


Yang dimaksud dengan lahan pertanian sawah adalah lahan
pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang
(galengan), saluran untuk menahan/ menyalurkan air yang biasanya
ditanami padi sawah tanpa memandang darimana diperolehnya
status tanah tersebut.
Berdasarkan pengairannya lahan sawah dibedakan menjadi :

• Lahan Sawah Irigasi


Lahan sawah irigasi merupakan lahan sawah yang memperoleh
pengairan dari system irigasi, baik yang bangunan penyadap
dan dan jaringan-jaringannya diatur dan dikuasai dinas
pengairan PU maupun dikelola sendiri oleh masyarakat.
• Lahan Sawah Tadah Hujan
Lahan sawah tadah hujan adalah lahan sawah yang sumber air
utamanya berasal dari curah hujan
• Lahan Sawah Pasang Surut
Lahan sawah pasang surut adalah lahan sawah yang
pengairannya tergantung pada air sungai yang dipengaruhi oleh
pasang surutnya air laut.
• Lahan Sawah Rawa Lebak
Lahan sawah rawa lebak adalah lahan sawah yang mempunyai
genangan hamper sepanjang tahun, minimal selama tiga bulan
dengan ketinggian genangan minimal 50 cm.

12 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


b) Lahan Pertanian Bukan Sawah
Lahan bukan sawah adalah semua lahan selain lahan sawah seperti lahan
pekarangan, lading/huma, tegal/kebun, lahan perkebunan, kolam,
kandang, tambak,, dan lainnya.
c) Lahan Bukan Pertanian
Yang termasuk dalam lahan bukan pertanian adalah rumah, bangunan dan
halaman sekitarnya, hutan negara, rawa-rawa yang tidak ditanami, jalan,
lahan tandus, lahan tidur dan lainnya.
d) Luas Tanam
Luas tanam adalah luas tanaman yang betul-betul ditanam (sebagai
tanaman baru), baik penanaman yang bersifat normal maupun penanaman
yang dilakukan untuk mengganti tanaman yang dibabat/dimusnahkan
karena terserang OPT atau sebab-sebab lain.
e) Luas Panen
Luas panen adalah luas tanaman yang dipungut hasilnya setelah tanaman
tersebutcukup umur dan hasilnya paling sedikit 11% dari keadaan normal.
Khusus untuk jagung dan kedelai, luas tanaman yang dipanen adalah yang
bertujuan menghasilkan pipilan kering (jagung) dan biji kering (kedelai).
f) Padi Sawah
Padi sawah adalah padi yang ditanam di lahan sawah. Yang termasuk padi
sawah adalah padi rendengan, padi gadu, padi gogo rancah, padi pasang
surut, padi lebak, dan padi rembesan.
g) Padi Ladang
Padi Ladang adalah padi yang ditanam di lahan pertanian bukan sawah.
Yang termasuk padi ladang adalah padi gogo/ladang/huma.
h) Tanaman palawija
Yang termasuk dalam kategori tanaman palawija yaitu jagung, kedelai,
kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, dan lain-lain.

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 13


II.7 PDRB Sektoral

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah pendapatan


semua golongan dan lapisan masyarakat atau produk yang ditimbulkan
oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk dalam suatu wilayah dari
seluruh kegiatan ekonomi yang meliputi sektor pertanian, sektor
pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik
dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran,
sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa.
PDRB adalah Nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang
diproduksi dalam suatu wilayah dalam suatu jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun). PDRB terbagi menjadi dua jenis yaitu PDRB atas
dasar harga berlaku (nominal) dan atas dasar harga konstan (riil). PDRB
atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan
ekonomi dari tahun ke tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku
digunakan untuk menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang
dihasilkan suatu wilayah.
Terdapat tiga pendekatan untuk menghitung PDB/PDRB, yaitu
pendekatan produksi,pendekatan pengeluaran dan pendekatan
pendapatan.
1) Pendekatan produksi
Menghitung nilai tambah seluruh kegiatan ekonomi dengan cara
mengurangkan biaya antara dari masing-masing total nilai produksi
(output) tiap-tiap sektor atau subsektor, yang terbagi dalam 9 sektor.
Rumusnya yaitu:
Output b,t = Produksit x Hargat
NTBb,t = Outputb,t – Biaya Antarab,t
Atau
NTBb,t = Outputb,t x Rasio NTBo

14 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


Keterangan
Output b,t : Ouput/nilai produksi bruto atas dasar harga berlaku
tahun t
NTBb,t : Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku tahun ke
t
Produksit : Kuantum produksi tahun ke t
Hargat : Harga produksi tahun ke t
Rasio NTB : Perbandingan NTB terhadap Output (NTB/Ouput)
Rasio NTBo : Rasio NTB pada tahun dasar (o)

2) Pendekatan pengeluaran
PDB diperoleh dengan menjumlahkan semua balas jasa yang
diterima oleh faktor- faktor produksi.
Rumusnya yaitu,
PDB = C + investasi + pengeluaran pemerintah+ (ekspor-
impor)
3) Pendekatan pendapatan
PDB diperoleh dari hasil penjumlahan semua komponen
permintaan akhir.
Rumusnya yaitu
PDB = sewa + upah + bunga + laba

II.7.1. Pendapatan Regional


Pendapatan regional. Maksudnya adalah penjumlahan seluruh
nilai tambah semua sektor lapangan usaha yang melakukan usahanya
di wilayah kota Pontianak. Pemilikan faktor-faktor produksi yang
melakukan kegiatan tersebut tidak diperhatikan.
Dengan demikian PDRB kota Pontianak secara agregat menggambarkan
kemampuan daerah untuk menghasikan pendapatan atau balas jasa
kepada faktor produksi yang berpartisipasi dalam proses produksi di
wilayah Kota Pontianak.

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 15


II.7.2. Kontribusi Sektor Ekonomi
Menunjukkan Struktur Perekonomian yang terbentuk disuatu
daerah. Struktur ekonomi yang dinyatakan dalam persentase
menunjukkan besarnya peran masing-masing sektor ekonomi dalam
kemampuan menciptakan nilai tambah. Hal tersebut menggambarkan
ketergantungan daerah terhadap kemampuan produksi dari masing-
masing sektor ekonominya.

II.7.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi


Merupakan suatu indikator ekonomi makro yang
menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Indikator ini digunakan
untuk menilai keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode
waktu tertentu. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya
peningkatan perekonomian dan sebaliknya.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Menunjukkan pertumbuhan produksi
barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dalam selang waktu
tertentu. Pertumbuhan ekonomi sama dengan pertumbuhan PDRB.
Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi menggunakan PDRB atas
dasar harga konstan dengan tahun dasar tertentu untuk mengeliminasi
faktor kenaikan harga.
Rumus Laju pertumbuhan PDRB: = (PDRB_t-PDRB_(t-1))/PDRB_(t-1)
×100%
Ket:
PDRBt : PDRB tahun tertentu
PDRBt-1 : PDRB tahun sebelumnya

16 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


II.7.4. PDRB Perkapita

Merupakan gambaran nilai tambah yang bisa diciptakan oleh masing-


masing penduduk akibat dari adanya aktivitas produksi. PDRN
perkapita merupakan gambaran pendapatan yang diterima oleh
masing-masing penduduk sebagai keikutsertaannya dalam proses
produksi. Kedua indikator tersebut digunakan untuk mengukut tingkat
kemakmuran penduduk suatu daerah.

- PDRB perkapita adalah PDRB dibagi jumlah penduduk dalam suatu


wilayah per periode tertentu.

- PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDB
dan PDRB per kepala atau per satu orang penduduk.

- PDRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk


mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk
suatu negara.
PDRB
PDRB per kapita = ∑ penduduk × 100 %

II.8 PDRB Penggunaan

Penyusunan PDRB menurut penggunaan dapat menggambarkan


pemakaian barang dan jasa yang diproduksi dan atau di impor, yang
digunakan oleh berbagai golongan dalam masyarakat. Seperti yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya bahwa pemakaian barang dan jasa
tersebut, secara garis besar dikelompokkan menjadi dua macam yaitu:
penggunaan untuk konsumsi antara (digunakan untuk kebutuhan di
dalam proses produksi), dan penggunaan untuk konsumsi akhir guna
memenuhi kebutuhan konsumsi berbagai golongan dalam masyarakat.

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 17


II.4.1. Permintaan Akhir dan Permintaan Antara

Menurut konsep System of National Account (SNA),


penggunaan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor
ekonomi, dikelompokkan menjadi:

a) Permintaan antara/Konsumsi antara

Adalah permintaan sektor produksi terhadap barang dan


jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi, yang
digunakannya sebagai input antara dalam proses produksi.
Contoh, kayu gelondongan dihasilkan oleh sub sektor kehutanan,
digunakan oleh sektor industri sebagai bahan baku industri kayu
olahan. Contoh lain, Kelapa Sawit Tandan Buah Segar yang
dihasilkan oleh sub sektor Perkebunan digunakan oleh sektor
industri sebagai bahan industri Minyak Sawit, serta masih banyak
lagi contoh lain yang sejenis.

b) Permintaan Akhir/Konsumsi akhir

Adalah permintaan yang dilakukan oleh konsumen akhir


terhadap barang dan jasa yang dihasilkan berbagai sektor ekonomi,
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah
tangga, lembaga swasta nirlaba dan konsumsi pemerintah serta
komponen permintaan akhir lainnya. Komponen permintaan akhir
yang dimaksudkan disini antara lain, mencakup:

- Pengeluaran konsumsi rumah tangga


- Pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba
- Pengeluaran konsumsi pemerintah.
- Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)
- Perubahan stok dan,
- Ekspor neto.

18 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


Dalam kenyataan sehari-hari, barang dan jasa yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan akhir tersebut, tidak saja berasal dari produk
domestik, melainkan sebagian berasal dari produk regional lain atau impor.
Dengan demikian, secara ringkas Produk Domestik Regional Bruto menurut
penggunaan dapat diformulasikan sebagai berikut.

Y + M = C+I+S+E ..................(1)

dimana :
Y = Produk Domestik Regional Bruto
M = mpor
C = Konsumsi Rumah Tangga, Lembaga Swasta Nirlaba dan
Konsumsi Pemerintah.
I = Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
E = Ekspor.
S = Perubahan Stok.
Karena yang dihitung hanya produk domestik atau pendapatan yang
ditimbulkan di daerah sendiri, maka formulasi di atas dapat dimodifikasi
menjadi :

Y = C+I+S+(E-M) .................. (2)

dimana :

(E-M) = Ekspor neto, yaitu ekspor dikurangi impor.

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 19


BAB III
PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KOTA PONTIANAK

III.1 Inflasi Kota Pontianak


Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sangat ditakuti oleh
Negara manapun di dunia, secara umum penyebabnya adalah adanya
tekanan permintaan dan penawaran, tak terkecuali Kota Pontianak yang
berusaha menetapkan target inflasi pada level yang rendah, produsen
tetap bergairah untuk berproduksi sementara dari sisi konsumen daya
beli tetap dapat terjaga kontinuitasnya.
Kota Pontianak bukanlah daerah potensi produksi pertanian, gap
antara kontinuitas ketersediaan bahan pangan terhadap permintaan
seringkali menjadi pemicu utama inflasi di kota ini, selain itu kebijakan
pemerintah dibidang harga ( administered price) termasuk salah satu
biang keladi yang mempengruhi kenaikan harga barang dan jasa.
Tahun 2015 inflasi Kota Pontianak berada pada level 6,17
persen, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi tahun sebelumnya
yang tercatat sebesar 7,99 persen. Inflasi tahun ini juga lebih rendah
dari inflasi nasional sebesar 6,36 persen, jika inflasi digunakan sebagai
barometer untuk mengukur suhu perekonomian maka ini merupakan
indikasi bahwa perekonomian Kota Pontianak lebih baik.

III.1.1 Inflasi Bulanan Tahun 2015


Dinamika perkembangan harga barang dan jasa dari selama
setahun yang dikonsumsi masyarakat Kota Pontianak Tahun 2015
ditunjukkan dari Inflasi yang terjadi sebanyak sembilan kali dan tiga kali
mengalami deflasi. Inflasi tahun 2015 berada pada level 6,17 persen.
Apabila dicermati inflasi setiap bulan seperti yang dapat dilihat pada
grafik inflasi tahun 2015 (Gambar 3.1), inflasi tertinggi terjadi di Bulan

20 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


Juli mencapai 2,56 persen, pada bulan yang Juli masyarakat muslim
sedang melaksanakan ibadah puasa, konsumsi bahan makanan
meningkat 3,63 persen Selain itu bersamaan bertepatan dengan libur
sekolah yang memicu naiknya transpor khususnya tranport angkutan
udara, meningkatnya harga tiket secara langsung menyebabkan inflasi
pada kelompok transpor,ini menjadi siklus rutin yang terjadi setiap
tahun, dimana trend yang berlaku di Indonesia menjelang bulan
ramadhan hinga sampai pada saat merayakan Idul Fitri, atau saat
perayaan hari besar lainnya kecendrungan harga-harga di pasaran
melambung tinggi.

Fluktuasi harga harga menurun pada posisi terendah terjadi di bulan


Agustus dimana tercatat deflasi 1,00 persen, setelah mengalami
tekanan harga di bulan Juli, kondisi permintaan menurun, harga tiket
turun drastis dengan catatan deflasi 7,16 persen.
Apabila dirinci menurut urutan kelompok pengeluaran yang
paling tinggi dalam menyumbang inflasi selama tahun 2015 adalah;
Kelompok bahan makanan memberikan kontribusi inflasi sebesar 9,98

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 21


persen, diikuti oleh kelompok makanan jadi dan minuman tidak
beralkohol sebesar 8,42 persen dan kelompok perumahan,air,listrik,gas
dan bahan bakar dengan catatan inflasi sebesar 8,32 persen.

22 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


Tabel: 3.1

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 23


24 Indikator Ekonomi Kota Pontianak
III.2 Perbankan
Salah satu sumber penggerak roda pembangunan perekonomian
adalah ketersediaan modal yang digunakan dalam membangun atau
mengembangkan usaha. Sumber modal yang dapat diperoleh
diantaranya berasal dari perbankan melalui kredit atau pinjaman.
Perbankan Kota Pontianak terdiri atas 4 bank umum pemerintah,
32 bank umum swasta, 2 bank pembangunan, dan 11 bank perkreditan
rakyat, dari semua bank yang ada terdapat 12 unit kantor pusat, 42 unit
kantor cabang, dan 73 unit kantor cabang pembantu. Jumlah ATM yang
tersedia tahun 2015 sebanyak 533 unit yang tersebar di Kota
Pontianak, Jumlah ini meningkat 69,21 persen jika dibandingkan
dengan tahun 2014 dengan jumlah ATM sebanyak 315 unit. Sebagian
besar kantor bank yang ada adalah Kantor cabang, kantor pusat yang
ada di Kota Pontianak adalah Bank Kalbar dan semua Bank perkreditan
Rakyat.

Tabel: 3.2
Posisi Dana Simpanan Masyarakat (Rupiah dan Valuta Asing) Pada Bank Umum dan BPR di Kota Pontianak,
2011 - 2015 (Juta Rp)

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015


(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kota Pontianak 15.777.849 17.867.875 19.956.654 21.997.707 24.005.535


Giro
Nominal 2.754.824 2.849.770 2.919.292 2.886.864 2.915.574
Rekening (Satuan) 15.795 17.003 18.059 19.470 20.492
Simpanan Berjangka
Nominal 5.023.494 5.046.614 6.182.690 8.323.466 9.664.135
Rekening (Satuan) 19.573 19.093 19.416 23.763 26.113
Tabungan
Nominal 7.999.531 9.971.491 10.854.672 10.787.377 11.425.826
Jumlah Bilyet (Satuan) 603.782 684.204 804.622 891.165 968.367
Sumber : Bank Indonesia

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 25


III.2.1 Penghimpunan Dana pihak ketiga
Penghimpunan dana dari pihak ketiga menjadi salah satu
indikator pertumbuhan sektor perbankan, Total dana masyarakat yang
berhasil dihimpun oleh bank pada tahun 2015 sebanyak 24,05 trilyun
rupiah , pertumbuhan yang dicapai sebesar 47,59 persen.
Penghimpunan dana dari pihak ketiga dalam bentuk tabungan sebesar
11,42 trilyun rupiah atau sebear 54 persen dari total dana masyarakat
yang ada pada bank dan BPR. Tahun 2015 tabungan meningkat 5,9
persen dari tahun lalu.
Simpanan masyarakat berupa simpanan berjangka atau
deposito sebesar 9,66 trilyun rupiah. Jika dilihat dari tahun 2011
Jumlah tersebut mengalami peningkatan. Tahun 2015 simpanan
berjangka mengalami peningkatan sebesar 16,1 persen dari tahun
2014. Tahun 2015 dana simpanan masyarakat pada bank umum dan
BPR di kota pontianak mengalami peningkatan dari tahun 2014,
Peningkatan terbesar pada simpanan berjangka yang meningkat
sebanyak 16,10 persen.
III.2.2 Penyaluran Kredit
Posisi kredit perbankan yang digulirkan mengalami peningkatan
sebesar 10,57 persen, dari Rp.15,02 trilyun pada tahun 2014 menjadi
Rp.16,61 trilyun pada tahun 2015. Peningkatan tersebut menunjukkan
bahwa melalui kredit, dana yang beredar di masyarakat dapat
dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi perekonomian daerah.
Kredit yang disalurkan apabila dirinci menurut penggunaanya
terdiri dari dua kategori yaitu; pinjaman berdasarkan lapangan usaha
dan pinjaman bukan untuk lapangan usaha. Pangsa kredit yang
digunakan berdasarkan lapangan usaha mencapai lebih dari 66 persen
dari jumlah kredit yang disalurkan, sementara kredit yang disalurkan
bukan untuk lapangan usaha sekitar 33 persen.

26 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


Total kredit yang disalurkan berdasarkan lapangan usaha
tumbuh sebesar 12,71 persen ditinjau menurut sektor ekonomi pada
periode 2014, sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah
sektor/lapangan usaha yang menduduki peringkat pertama dalam
menyerap kredit perbankan dengan nilai sebesar 5,21 Trilyun Rupiah.
Kontribusi sektor tersebut mencapai 46,9 persen dari kredit yang
disalurkan untuk lapangan usaha. Pertumbuhan kredit sektor
perdagangan, hotel, dan restoran mencapai 13,6 persen terhadap
Tahun 2014. Penyerapan kredit terbesar kedua berdasarkan lapangan
usaha setelah sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah sektor
pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan yang menyerap 20,31
persen.
Kredit perbankan juga diserap oleh bukan lapangan usaha
(rumah tinggal, rumah toko dan rumah kantor, kendaraan bermotor dll)
yang mencapai 33,07 persen. Pinjaman kepada bukan lapangan usaha
terus meningkat dari tahun 2011 sampai tahun 2015, peningkatan yang
paling besar terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 26 persen dari
tahun 2011. Kredit sektor flat dan apartemen pertumbuhannya
fluktuatif dari tahun 2011 sampai tahun 2015, tahun 2015 sektor ini
menurun 6,1 persen dibandingkan tahun 2014. sektor Angkutan dan
komunikasi berada pada urutan dengan daya serap kredit sebesar 12,6
persen, dan mencapai pertumbuhan sebesar 28,7 persen dari tahun
sebelumnya.
Pangsa penyaluran kredit untuk kategori bukan lapangan usaha
terbesar diserap untuk Rumah tinggal dan kredit lain-lain, kredit untuk
keperluan rumah tinggal menyerap sekitar 28,6 persen dari kredit
kategori bukan lapangan usaha, dan kredit lain-lain mencapai sekitar
52,3 persen, selebihnya diserap untuk pembelian kendaraan bermotor,
ruko, dan pembelian apartemen.

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 27


Penyaluran kredit menurut jenis penggunaannya terdiri dari kredit
untuk modal kerja, untuk investasi dan untuk konsumsi. Pemerintah
bisa sedikit berbangga karena dari tiga jenis penggunaan pinjaman
rupiah untuk periode yang sama, lebih banyak disalurkan untuk modal
kerja dibandingkan untuk konsumsi. Secara persentase kredit untuk
modal kerja mencapai 66,92 persen dari total kredit yang dikeluarkan
tahun 2015, jumlah tersebut menunjukkan peningkatan usaha yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kota Pontianak

Tabel: 3.3
Posisi Pinjaman Yang Diberikan (Rupiah dan Valuta Asing) Pada Bank Umum dan BPR di Kota Pontianak,
2011 - 2015 (Juta Rp)

Sektor Ekonomi 2011 2012 2013 2014 2015


(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kota Pontianak 9.187.205 11.840.727 13.677.115 15.022.802 16.611.957


Pinjaman Berdasarkan Lapanga Usaha 5.924.189 7.728.585 9.109.333 9.863.606 11.117.713
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan
Perikanan 1.168.666 1.484.292 1.796.473 1.876.515 2.258.566
Pertambangan dan Penggalian 64.998 58.129 155.942 38.596 27.913
Industri Pengolahan 464.027 488.155 593.324 825.925 794.956
Listrik, Gas, dan Air Bersih 126.859 11.907 5.035 3.283 5.176
Konstruksi 322.331 415.353 487.385 480.631 571.893
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2.337.916 3.419.839 4.040.673 4.587.722 5.210.591
Pengangkutan dan Komunikasi 519.192 768.051 990.785 1.091.897 1.405.269
Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan 307.193 427.129 349.450 466.625 428.981
Jasa-Jasa 613.007 655.730 690.266 492.412 414.368
Pinjaman Kepada Bukan Lapangan Usaha 3.263.016 4.112.142 4.567.782 5.159.196 5.494.244
Rumah Tinggal 941.668 1.257.550 1.542.328 1.457.820 1.572.817
Flat dan Apartemen 264 11.383 1.104 34.553 32.431
Rumah Toko(Ruko) dan Rumah Kantor (Rukan) 165.185 253.504 353.032 399.373 447.171
Kendaraan Bermotor 648.802 683.371 637.042 716.317 568.626
Lainnya 1.507.097 1.906.334 2.034.276 2.551.133 2.873.199
Sumber : Bank Indonesia

Dibandingkan tahun sebelumnya, kondisi ini tidak jauh berbeda


dimana tahun 2014 kredit yang digunakan untuk modal kerja mencapai
65,66 persen, untuk konsumsi dan investasi masing-masing sebesar
34,70 persen dan 24,60 persen. Hal ini menunjukkan bahwa telah
terjadi pergeseran masyarakat dalam memanfaatkan kredit untuk
kegiatan yang lebih produktif.

28 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


Tabel: 3.4
Posisi Kredit Kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang Diberikan Bank Umum di Kota Pontianak
Menurut Lapangan Usaha, 2011 - 2015 (Juta Rp)

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kota Pontianak 1.037.070 2.898.183 3.389.877 3.694.004 4.089.901


Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 148.390 307.890 279.306 234.519 358.945
Pertambangan dan Penggalian 7.521 21.486 22.391 17.864 9.886
Industri Pengolahan 75.629 113.865 141.142 172.055 219.347
Listrik, Gas, dan Air Bersih 1.000 11.273 4.721 1.957 2.713
Konstruksi 187.525 283.840 233.672 244.443 252.217
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1.593.628 2.102.156 2.306.718 2.634.190
Pengangkutan dan Komunikasi 212.435 251.160 303.860 288.311 257.588
Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan 212.352 162.599 165.214 174.244 176.836
Jasa-Jasa 192.218 152.442 137.415 253.893 178.179
Sumber : Bank Indonesia

Kegiatan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) juga ikut


merasakan kredit yang disalurkan Bank Indonesia. Dari berbagai jenis
usaha UMKM, kredit terbesar disalurkan pada usaha perdagangan, hotel
dan restoran sebesar 64,41 persen. Kredit yang diperoleh UMKM untuk
keperluan modal kerja di tahun 2015 sebesar 4,08 trilyun rupiah.
Jumlah kredit kepada Usaha mikro, kecil, dan menengah terus
meningkat dari tahun 2011 sampai tahun 2015, peningkatan tersebut
menunjukkan semakin banyak UMKM yang memanfaatkan perbankan
untuk memulai usaha baru dan melanjutkan perkembangan usaha yang
ada.

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 29


Tabel: 3.5

Posisi Pinjaman Yang Diberikan (Rupiah dan Valuta Asing) Bank Umum dan BPR di Kota Pontianak
Menurut Jenis Penggunaan, 2011 - 2015 (Juta Rp)

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Modal Kerja
Rupiah 3.490.307 4.625.377 5.142.194 5.781.699 6.761.838
Valuta Asing 199.502 193.672 207.894 163.543 162.697
Investasi
Rupiah 2.127.116 2.782.880 3.612.445 3.805.033 4.130.177
Valuta Asing 107.264 126.656 146.801 113.331 63.000
Konsumsi
Rupiah 3.263.001 4.112.143 4.567.782 5.159.197 5.494.245
Valuta Asing 14 0 0 0 0
Jumlah
Rupiah 9.187.204 11.840.728 13.677.116 15.022.803 16.611.957
Valuta Asing 306.780 320.328 354.695 276.874 225.697
Sumber : Bank Indonesia

III.3 Keuangan Daerah


Pengelolaan keuangan daerah adalah seluruh kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggung jawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Realisasi
penerimaan Pemerintah Kota Pontianak tahun anggaran 2015
mencapai Rp 1,43 trilyun atau naik sebesar 7,83 persen dibandingkan
tahun 2014. Hasil pengelolaan kekayaan daerah merupakan
pendapatan yang mengalami kenaikan paling tinggi dengan persentase
lebih dari 100 persen pendapatan di tahun 2014, dana alokasi khusus
mengalami penurunan 45,02 persen dan merupakan pendapatan yang
turun paling tinggi. Pendapatan daerah Pemerintah Kota Pontianak terus
meningkat, dari tahun 2011 sampai tahun 2015 pendapatan daerah
meningkat 55,76 persen. Tahun 2011 pendapatan pemerintah daerah
Kota Pontianak sebesar Rp. 920.727.224.217,34 meningkat menjadi
Rp. 1.434.109.946.881,05 pada tahun 2015. Peningkatan terakhir dari
tahun 2014 ke tahun 2015 sebesar 7,83 persen. Pemerintah Kota

30 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


Pontianak menerima pendapatan hibah yang memberikan kontribusi
sebesar 0,15 persen dari total pendaptan daerah, tahun 2011 sampai
tahun 2014 tidak terdapat pendapatan hibah. Pajak daerah terus
meningkat dari tahun 2011 sampai tahun 2015, ini menunjukkan
bahwa kesadaran penduduk Kota Pontianak untuk membayar pajak
semakin meningkat.
Belanja daerah merupakan perkiraan beban pengeluaran daerah
yang di alokasikan secara adil dan merata agar relatif dapat dinikmati
oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi, khususnya dalam
pemberian pelayanan umum. Belanja daerah terdiri dari belanja tidak
langsung dan belanja langsung. Tahun 2015 belanja langsung
pemerintah Kota Pontianak meningkat 5,52 persen dari tahun 2014.
Belanja tidak langsung juga mengalami peningkatan sebesar 8,22
persen. Peningkatan tersebut menunjukkan tingkat kebutuhan
pemerintah Kota Pontianak meningkat di tahun 2015. Belanja terbesar
dari tahun 2011 sampai tahun 2015 terdapat pada belanja pegawai,
belanja pegawai tercakup dalam belanja tidak langsung. Total belanja
pegawai sebesar 97,62 persen dari total nilai belanja tidak langsung.
Belanja modal selama tahun 2015 sebesar 55,68 persen dari
total belanja langsung atau 30,86 persen dari total belanja daerah.
Belanja modal meningkat 3,60 persen dari tahun2014. Ditinjau dari
tahun 2011 sampai tahun 2015, belanja modal terbesar terdapat pada
tahun 2013, yaitu sebesar 451,42 milyar rupiah.

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 31


Tabel: 3.6
Realisasi Penerimaan Pemerintah Daerah Kota Pontianak, 2011 - 2015 (Rupiah)

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


I Pendapatan Daerah
I.I Pendapatan Asli Daerah 151.139.421.188 208.628.660.841 265.271.762.170 298.768.480.275 333.564.346.225
1 Pajak Daerah 117.806.409.735 162.782.492.225 179.655.427.197 203.165.655.900 240.452.113.349
2 Retribusi Daerah 23.940.468.459 26.992.841.240 53.412.352.740 49.752.244.887 32.822.037.143
3 Hasil Pengelolaan Kekayaan 2.056.428.426 2.246.318.191 8.553.670.659 3.699.624.280 9.880.186.144
Daerah Yang Dipisahkan
4 Lain-Lain Pendapatan Asli 7.336.114.568 16.607.009.185 23.650.311.574 42.150.955.208 50.410.009.589
Daerah Yang Sah
I.2 Dana Perimbangan 542.387.713.353 659.548.774.706 699.877.420.402 727.268.363.235 731.736.303.254
1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil 54.489.449.353 65.165.688.706 44.967.046.402 42.833.808.235 37.814.962.254
Bukan Pajak
2 Dana Alokasi Umum 453.729.364.000 549.629.456.000 626.879.054.000 670.090.725.000 686.035.831.000
3 Dana Alokasi Khusus 34.168.900.000 44.753.630.000 28.031.320.000 14.343.830.000 7.885.510.000

I.3 Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 227.200.089.676 208.167.626.284 281.940.364.360 303.919.953.521 368.809.297.402
1 Pendapatan Hibah - - - - 2.201.000.000
2 Dana Darurat - - - -
3 Dana Bagi Hasil Pajak Dari 87.044.264.396 112.996.263.284 119.653.577.360 125.448.342.520 177.212.005.402
Propinsi Dan Pemerintah Daerah
Lainnya
4 Dana Penyesuaian Dan Otonomi 128.565.075.280 85.150.713.000 149.154.587.000 156.384.411.000 182.109.092.000
Khusus
5 Bantuan Keuangan Dari 11.590.750.000 10.020.650.000 13.132.200.000 291.534.641 7.287.200.000
Propinsi/Pemerintah Daerah
Lainnya
Jumlah Pendapatan 920.727.224.217 1.076.345.061.831 1.247.089.546.932 1.329.956.797.030 1.434.109.946.881
Sumber : BPKAD Kota Pontianak

32 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


Tabel: 3.7
Realisasi Pengeluaran Pemerintah Daerah Kota Pontianak, 2011 - 2015 (Rupiah)

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
II Belanja Daerah 891.672.005.597 1.006.492.631.240 1.309.158.772.458 1.326.351.108.690 1.415.266.991.551
II.1 Belanja Tidak Langsung 438.764.600.718 487.154.379.623 5.638.552.046.584 582.987.035.399 630.894.066.853
1 Belanja Pegawai 405.215.114.920 465.197.307.303 529.649.792.768 571.529.728.827 615.900.903.592
2 Belanja Bunga 305.741.478 234.480.650 161.839.944 89.889.178 20.433.512
3 Belanja Subsidi 0 0 0 0 0
4 Belanja Hibah 19.316.893.750 15.076.450.000 29.486.899.318 12.692.280.000 9.063.230.000
5 Belanja Bantuan Sosial 12.665.442.600 5.383.360.850 3.357.689.085 2.317.700.000 1.909.760.200
6 Belanja Bagi Hasil Kepada - - - - -
Propinsi/Kabupaten Kota Dan
Pemerintahan Desa
7 Belanja Bantuan Keuangan 109.750.000 1.090.975.000 1.159.725.000 1.028.013.750 1.317.140.000
Kepada Propinsi/Kabupaten Kota
Dan Pemerintah Desa
8 Belanja Tidak Terduga 1.151.657.970 171.805.820 36.100.469 1.727.744 2.682.599.981
II.2 Belanja Langsung 452.907.404.878 519.338.251.617 745.426.679.512 743.364.073.291 784.372.924.699
1 Belanja Pegawai 54.686.217.294 50.808.245.760 81.346.422.434 641.378.895.757 58.157.395.777
2 Belanja Barang Dan Jasa 160.409.045.378 166.095.196.375 212.664.574.121 247.322.439.492 289.501.649.198
3 Belanja Modal 237.812.142.206 302.434.809.482 451.415.682.957 421.525.162.769 436.713.879.724
Sumber : BPKAD Kota Pontianak

III.4 Bongkar Muat Barang


Dalam penyajian ini, penggunaan sarana transportasi laut
dibatasi pada indikator bongkar-muat barang serta arus penumpang dari
pelabuhan di Kota Pontianak terutama menuju beberapa pelabuhan
yang terdapat di pulau Jawa.
Perbandingan kuantitas (volume) bongkar/muat antar tahun
diakui relatif masih sangat kurang mewakili. Hal tersebut berkaitan
dengan berat jenis dari masing-masing komoditi bervariasi bahkan bisa
jadi fluktuasinya tinggi. Karena sebaiknya dalam melihat pergerakan
patut disertai dengan variabel harga per komoditi. Mengingat dari data
dasar yang diperoleh hanya sebatas kuantumnya, maka perbandingan
dapat dilakukan berdasarkan kuantitas komoditi. Sedangkan untuk
perbandingan nilai dapat dilihat dalam kegiatan ekspor-impor.

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 33


Aktifitas bongkar muat barang perdagangan dalam negeri di
pelabuhan Pontianak sepanjang tahun 2015 sebanyak 917,9 ribu ton
bongkar dan 228,2 ribu ton muat dengan aktifitas bongkar muat barang
terbanyak terjadi pada bulan januari dan bongkar muat barang yang
paling sedikit terjadi pada bulan Agustus 2015. Sepanjang tahun 2015
aktifitas bongkar muat barang perdagangan dalam negeri di pelabuhan
Pontianak sebanyak 86,6 ribu ton bongkar dan 228,1 ribu ton muat,
sehingga dapat dilihat bahwa aktifitas bongkar berkurang sebanyak
54,88 persen dan aktifitas muat berkurang sebanyak 50,70 persen
pada tahun 2015.
Lima tahun terakhir aktifitas bongkar terbesar terjadi pada tahun
2011 dan muat terbesar terjadi pada tahun 2013. Aktifitas bongkar
muat tahun 2015 paling besar terjadi pada bulan Januari. Bulan Agustus
2015 hanya 0,31 persen barang perdagangan dalam negeri yang di
muat di pelabuhan Pontianak, ini merupakan jumlah muat yang paling
sedikit tahun 2015.
Meningkatnya aktifitas bongkar muat dari tahun ke tahun,
pelabuhan Pontianak memperluas daerah yang digunakan untuk
melakukan aktifitas bongkar muat. Aktifitas bongkar muat pelabuhan
Pontianak tidak hanya untuk barang perdagangan dalam negeri, barang
perdagangan luar negeri juga di bongkar dan di muat di pelabuhan
Pontianak.

34 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


Tabel: 3.8
Bongkar Muat Barang Perdagangan Dalam Negeri di Pelabuhan Pontianak, 2011 - 2015 (Ton)

2011 2012 2013 2014 2015


Bulan
Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Januari 0 0 200.325 20.615 142.840 46.869 166.001 40.901 123.505 28.328
Februari 0 96.248 182.408 52.715 154.539 127.694 199.354 36.375 81.208 24.338
Maret 0 0 178.712 39.144 161.114 57.453 229.506 41.668 100.075 22.179
April 205.506 52.161 211.789 39.100 160.384 51.299 151.131 50.804 63.641 19.895
Mei 325.035 103.729 165.521 39.428 152.561 59.673 182.199 33.288 82.347 20.569
Juni 307.488 87.796 155.843 39.024 158.431 42.747 165.985 46.490 69.095 17.022
Juli 451.136 109.380 167.361 49.450 158.909 57.253 163.291 36.209 54.926 11.625
Agustus 485.108 34.262 89.550 17.345 149.240 50.525 149.093 44.131 32.725 714
September 254.911 39.148 108.585 16.033 193.827 36.142 158.332 32.855 80.932 20.695
Oktober 183.318 32.488 178.946 28.417 167.984 54.234 145.319 33.310 64.629 16.530
November 137.508 33.421 148.868 29.305 190.009 56.510 175.358 27.011 78.295 22.392
Desember 218.165 34.647 444.017 69.959 165.508 54.996 148.837 39.708 86.616 23.866
Jumlah 2.568.175 623.280 2.231.925 440.535 1.955.346 695.395 2.034.406 462.750 917.994 228.153
Sumber : BPS Kota Pontianak

Tabel. 3.9.
Bongkar Muat Barang Perdagangan Luar Negeri di Pelabuhan Pontianak, 2011 - 2015 (Ton)

2011 2012 2013 2014 2015


Bulan
Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Januari 10.553 48.814 16.266 42.789 18.675 21.665 8.727 38.927 8.520 36.847
Februari 8.923 18.014 15.577 20.519 23.788 0 47.148 22.048 0 23.744
Maret 9.570 36.176 10.199 17.108 29.815 26.859 33.981 13.573 0 18.558
April 14.010 36.489 8.478 25.541 19.575 13.966 20.440 11.850 0 11.349
Mei 12.580 26.947 20.283 19.643 12.905 2.145 23.294 27.544 0 0
Juni 2.764 5.101 22.654 8.731 16.333 87.606 29.250 22.637 0 0
Juli 8.046 2.979 17.377 7.400 33.043 25.102 37.576 15.258 0 0
Agustus 5.515 18.635 10.078 10.096 23.961 13.482 28.720 22.009 0 0
September 2.146 29.497 16.385 4.500 26.895 33.933 50.875 28.073 0 0
Oktober 10.665 20.228 11.777 3.900 8.526 0 27.430 15.323 0 0
November 9.469 26.813 23.964 9.097 8.913 29.988 34.274 44.560 0 0
Desember 3.420 33.372 16.434 32.577 14.910 4.246 35.092 21.561 0 0
Jumlah 97.661 303.065 189.472 201.901 237.339 258.992 376.807 283.363 8.520 90.498
Sumber : BPS Kota Pontianak

Aktifitas bongkar barang perdagangan luar negeri selama tahun


2015 hanya terjadi pada bulan Januari sebanyak 8,52 ribu ton, jumlah
tersebut berkurang drastis sebanyak 97,74 persen jika dibandingkan
dengan aktifitas bongkar tahun 2014. Aktifitas muat barang

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 35


perdagangan luar negeri juga berkurang sebanyak 68,06 persen.
Aktifitas muat barang perdagangan luar negeri tahun 2015 hanya pada
bulan Januari sampai April dengan banyaknya barang yang dimuat
sebanyak 90,49 ribu ton. Tahun 2015 adalah tahun yang sedikit jumlah
bongkar muat barang perdagangan luar negeri.

III.4.1 Arus Penumpang Angkutan Laut


Pelabuhan laut Pontianak merupakan tempat persinggahan kapal
yang melakukan aktifitas bongkar muat dan turun naik penumpang yang
melakukan perjalanan lewat jalur laut. Sepanjang tahun 2015 terdapat
100.870 orang penumpang kapal yang turun (debarkasi) di pelabuhan
Pontianak dan 81.849 penumpang kapal yang berangkat (embarkasi)
menggunakan kapal laut. Debarkasi terbanyak terjadi pada bulan
Agustus, sedangkan embarkasi paling sedikit terjadi pada bulan April.
Jumlah debarkasi dan embarkasi di pelabuhan Pontianak mengalami
penurunan jumlah sebanyak 36,41 persen untuk debarkasi dan 66,17
persen untuk embarkasi di pelabuhan pontianak jika dibandingkan
dengan tahun 2014.

36 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


Tabel. 3.10

Arus Penumpang Di Pelabuhan Laut Pontianak, 2011 - 2015 (orang)


2011 2012 2013 2014 2015
Bulan
Debarkasi Embarkasi Debarkasi Embarkasi Debarkasi Embarkasi Debarkasi Embarkasi Debarkasi Embarkasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Januari 11.687 4.317 13.879 9.319 8.835 11.593 12.869 6.154 8.247 6.048
Februari 0 0 13.430 10.455 18.097 18.593 10.394 7.880 7.616 4.874
Maret 0 0 12.189 10.282 15.181 13.201 12.154 9.328 6.570 4.840
April 10.588 11.807 17.820 14.949 16.571 13.765 10.500 8.860 7.626 4.803
Mei 14.819 15.386 15.736 13.933 14.416 14.722 10.551 9.066 7.463 7.623
Juni 1.254 14.219 16.427 13.563 17.343 19.378 13.977 15.049 9.650 12.903
Juli 20.093 27.318 12.207 15.791 23.794 20.882 14.849 13.165 6.643 6.123
Agustus 5.112 6.768 11.552 10.403 25.248 24.427 23.520 14.985 16.921 11.050
September 16.865 24.776 13.794 12.366 15.869 11.072 13.962 8.055 7.579 7.027
Oktober 10.571 21.616 18.088 11.099 14.236 9.813 14.309 6.620 9.512 6.543
November 10.328 14.796 11.701 15.827 9.942 5.271 12.153 136.739 5.263 5.580
Desember 13.336 18.134 17.960 13.224 15.071 19.304 9.380 6.139 7.780 4.480
Jumlah 114.653 159.137 174.783 151.211 194.603 182.021 158.618 242.040 100.870 81.894
Sumber : BPS Kota Pontianak

III.4.2 Arus Kunjungan Kapal


Pelabuhan Pontianak melayani kapal dalam negeri dan kapal dari
luar negeri. Jumlah kunjungan kapal luar negeri ke pelabuhan
Pontianak sepanjang tahun 2015 sebanyak 341 unit kapal. Bulan
Desember sebanyak 173 unit kapal luar negeri yang singgah di
pelabuhan Pontianak. Selama 2 tahun terakhir kunjungan kapal luar
negeri terbanyak pada bulan desember. Kunjungan kapal luar negeri
paling banyak berfluktuasi antara bulan Januari dan bulan Desember
sepanjang tahun 2011 sampai tahun 2015. Kunjungan kapal luar
negeri meningkat sebanyak 20,07 persen jika dibandingkan dengan
tahun 2014. Jika di lihat dari tahun 2011 jumlah kapal yang datang di
pelabuhan Pontianak terus meningkat kedatangannya sampai tahun
2013, turun jumlahnya di tahun 2014, dan mulai meningkat lagi
kedatangannya di tahun 2015.

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 37


Tabel: 3.11
Arus Kunjungan Kapal Dalam Negeri di Pelabuhan Pontianak, 2011 - 2015 (Unit)

Bulan 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Januari 384 400 305 312 271
Februari 383 425 347 398 369
Maret 411 473 422 455 332
April 414 482 385 395 324
Mei 502 402 428 353 383
Juni 455 376 486 386 365
Juli 420 376 409 332 313
Agustus 437 404 356 465 208
September 427 433 356 409 216
Oktober 438 479 394 337 198
November 493 440 392 97 160
Desember 437 473 366 464 3.411
Jumlah 5.201 5.163 4.646 4.403 6.550
Sumber : BPS Kota Pontianak

Tabel: 3.12
Arus Kunjungan Kapal Luar Negeri di Pelabuhan Pontianak, 2011 - 2015 (Unit)
Bulan 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Januari 15 35 63 13 25
Februari 18 33 30 37 18
Maret 21 24 19 26 25
April 15 28 26 20 28
Mei 19 28 23 24 28
Juni 24 21 28 28 12
Juli 17 19 25 28 15
Agustus 27 29 23 23 5
September 29 28 28 31 4
Oktober 31 28 28 21 4
November 24 32 27 0 4
Desember 29 25 24 33 173
Jumlah 269 330 344 284 341
Sumber : BPS Kota Pontianak

38 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


III.5 Pariwisata
Pariwisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan ke daerah
yang bukan merupakan tempat tinggalnya dalam waktu paling tidak satu
malam dengan tujuan perjalanan bukan untuk mencari nafkah,
pendapatan atau penghidupan di tempat tujuan. Wisatawan macanegara
yang masuk melalui UPT Imigrasi Kota Pontianak dengan menggunakan
visa pada tahun 2015 tercatat sebanyak 413 orang , sementara itu
jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui UPT imigrasi Kota
Pontianak tanpa menggunakan visa tercatat sebanyak 6.954 orang.
Jumlah wisatawan mancanegara yang tercatat melalui UPT
Imigrasi Kota Pontianak atau datang melalui bandara supadio paling
banyak terjadi pada bulan Desember dengan jumlah sebanyak 4.012
wisatawan mancanegara. Negara asal wisatawan mancanegara yang
paling banyak berasal dari Malaysia yaitu sebanyak 6.241 orang wisman.
Bulan Januari 2015 jumlah wisatawan mancanegara sebanyak
363 wisman, jumlah tersebut merupakan jumlah wisatawan
mancanegara yang paling sedikit selama tahun 2015. Jumlah
keseluruhan wisatawan mancanegara yang tercatat masuk melalui UPT
imigrasi Kota Pontianak dengan menggunakan visa dan tanpa visa
sebanyak 7.367 wisman. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 10,02
persen atau sebanyak 671 wisman. Jika ditinjau dari tahun 2011 sampai
tahun 2015 jumlah wisatawan mancanegara yang tercatat masuk melalui
UPT imigrasi Kota Pontianak mengalami penurunan jumlah pada tahun
2013.

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 39


Wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan Barat yang melalui
UPT Imigrasi kota Pontianak pada tahun 2015 didominasi oleh negara-
negara di kawasan Asia. Tercatat sebanyak 88,95 % wisman berasal dari
kawasan Asean khususnya Malaysia. Selain dari Wilayah Asean, wisman
dari Negara-negara di Asia selain Asean berada di posisi kedua, dengan
persentase sebesar 6,43 %.

40 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


Tabel: 3.13
Jumlah Wisatawan Mancanegara Yang Datang Melalui UPT Imigrasi Pontianak
Menurut Kawasan Dan Kebangsaan, 2011 - 2015
Kebangsaan 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kawasan Asia
1 Brunei Darussalam 88 609 225 202 145
2 Malaysia 4.496 4.089 4.629 5.694 6.241
3 Philipina 36 39 12 16 31
4 Singapura 764 743 227 41 91
5 Thailand 51 19 21 14 27
6 Vietnam 11 12 3 - 16
7 Myanmar - - - - 0
8 Asean Lainnya - 1 1 - 2
9 Hongkong 25 17 117 14 62
10 India 22 37 8 38 42
11 Jepang 26 35 36 44 46
12 Korea 15 26 29 41 47
13 Pakistan 1 - 1 - 2
14 Bangladesh 1 - 1 - 3
15 Sri Lanka - 3 2 - 0
16 Taiwan 50 92 42 18 76
17 Republik Rakyat Cina 210 105 143 115 184
18 Saudi Arabia 8 7 4 1 5
19 Bahrain - - - - -
20 Asia Lainnya 4 1 4 7
Kawasan Eropa
1 Austria 2 - - - 0
2 Belgia 3 5 2 4 1
3 Denmark 10 8 1 5 5
4 Perancis 6 11 9 18 29
5 Jerman 32 17 26 35 20
6 Italia 2 14 5 9 8
7 Belanda 79 20 10 31 19
8 Spanyol/Portugal 9 8 5 11 11
9 Swedia 2 3 6 11 3
10 S w i s s 5 3 2 11 2
11 Inggris 52 46 29 54 32
12 Finlandia 3 - 3 4 -
13 Rusia - - 16 19 3
14 Eropa Lainnya 7 23 14 36 29
Kawasan Amerika
1 Amerika Serikat 101 119 97 68 77
2 Kanada 15 17 14 26 25
3 Amerika Selatan 2 2 2 7 14
4 Amerika Tengah - - 2 - 0
Kawasan Australia
1 Australia 90 125 61 96 60
2 Selandia Baru 1 4 26 6 2
3 Oseania Lainnya - 1 - - 0
Kawasan Afrika 10 1 - 3 -
Sumber : BPS Kota Pontianak

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 41


Sementara apabila dilihat pengunjung dari kawasan Eropa,
Amerika, dan Australia, jumlah pengunjung paling banyak pada tahun
2015 berasal dari Benua Eropa sebanyak 162 wisman, diikuti dengan
Benua Amerika 116 wisman. Jumlah wisman dari Kawasan Australia dan
Oseania yang datang ke Kalimantan Barat melalui UPT Imigrasi pada
2015 sebanyak 62 wisman. Sepanjang tahun 2015 tidak terdapat
wisman dari Bangsa Afrika yang berkunjung ke Kalimantan Barat melalui
Bandara Supadio.
Berdasarkan kebangsaannya, wisman yang paling banyak
mengunjungi Kalimantan Barat berasal dari Negara Tetangga, yaitu
Malaysia dengan total 6.241 wisman atau 84,72 persen dari total
wisman pada tahun 2015 atau 95,24 persen dari total wisman yang
berasal dari negara Asean. Wisman dari Republik Rakyat Cina berada di
urutan kedua dengan total 184 wisman (2,50 %) dan Brunei
Darussalam di tempat ketiga dengan 145 wisman (1,97 %).
Jumlah wisman yang berasal dari Malaysia mengalami
peningkatan sebesar 9,61 %, pada 2014 sebanyak 5.694 wisman
bertambah menjadi 6.241 wisman pada tahun 2015. Sementara Jumlah
wisatawan berkebangsaan Brunei Darussalam turun 28,22 persen,
dengan jumlah tahun 2014 sebanyak 202 wisman menjadi 145 wisman
pada tahun 2015. Wisatawan berkebangsaan Malaysia banyak yang
berkunjung ke Kalimantan Barat disebabkan karena Malaysia
merupakan Negara tetangga yang paling dekat, daratan berbatasan
langsung dengan Kalimantan Barat.
Dari Benua Eropa, wisatawan berkebangsaan Inggris paling
banyak datang ke Kalimantan Barat melalui UPT Imigrasi Kota Pontianak
pada tahun 2015 dengan jumlah wisman sebanyak 32 wisman atau
sebesar 19,75 % dari total wisman yang berasal dari Benua Eropa.
Wisatawan mancanegara dari Negara Perancis berada di posisi kedua,

42 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


dengan jumlah wisman sebesar 29 wisman atau 17,90 % dari total
wisman Eropa. Jerman menempati posisi ketiga dengan 12,35%
wisman.
Dari Benua Amerika, sebanyak 77 wisman berkebangsaan
Amerika Serikat datang melalui UPT Imigrasi Kota Pontianak pada tahun
2015 atau 66,38 % wisman dari total wisman yang berasal dari Benua
Amerika. Kanada menempati urutan kedua dengan jumlah wisman
sebanyak 21,55 %, selebihnya adalah wisman kawasan amerika yang
berasal dari Negara Amerika Selatan dan Amerika Tengah.

III.6 Tingkat Hunian Kamar Hotel


Tingkat Penghunian Kamar (TPK) adalah perbandingan antara
banyaknya malam kamar yang terpakai dengan banyaknya malam
kamar yang tersedia (dalam persen). TPK memberikan gambaran berapa
persen kamar yang tersedia pada akomodasi terisi oleh tamu yang
menginap dalam suatu waktu tertentu, angka ini menunjukkan apakah
suatu akomodasi diminati pleh pengunjung atau tidak, sehingga dapat
dilihat apakah di suatu daerah masih kurang keberadaaan akomodasi
atau tidak untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Jika TPK memiliki
nilai cukup besar berarti akomodasi hotel di suatu daerah diminati oleh
pengunjung.
Tingkat penghunian kamar hotel berbintang dan akomodasi
lainnya yang berada di Kota Pontianak berfluktuasi namun relatif
meningkat, Tingkat hunian Hotel bintang yang ada di Kota Pontianak
meningkat 0,74 persen, dari 51,94 persen padan tahun 2014 menjadi
52,68 persen tahun 2015. apabila dirinci menurut jumlah bintangnya,
Tahun 2015 hotel bintang 2 menempati urutan pertama dari sisi tingkat
hunian yang mencapai 57,04 persen. meningkat hingga sebanyak 8,34
persen dibandingkan tahun 2014.

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 43


Tingkat hunian Hotel non bintang relatif meningkat jika
dibandingkan dari tahun 2011, bahkan pada tahun 2015, jika dirinci
menurut kelompok jumlah kamar, hotel dengan jumlah kamar 10-24
mencapai tingkat hunian tertinggi yaitu 58,37 persen, meskipun jika
dibandingkan dengan tahun 2014 angka ini turun 6,07persen.

Tabel: 3.14
Tingkat Penghunian Kamar Hotel(TPK) Di Kota Pontianak 2011-2015

Tingkat Penghunian Kamar


Jenis Hotel
2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Hotel Bintang
Bintang 1 47,76 48,76 42,16 38,6 40,69
Bintang 2 62,85 62,85 56,82 48,7 57,04
Bintang 3 48,19 48,19 50,82 48,77 51,3
Bintang 4 50,56 60,5 67,66 63,43 55,94
Semua Hotel Bintang 46,34 52,62 54,87 51,94 52,68
Hotel Non Bintang
Kelompok Kamar
˂ 10 63,46 50,92 45,44 50,64 0
10 - 24 66,03 60,03 64,09 64,44 58,37
25 - 40 61,84 56,71 54,24 60,3 52,51
41 - 100 34,56 34,55 37,67 44,98 45,94
˃ 100 52,69 47,45 47,47 45,93 0
Semua Kelompok Kamar 43,75 46,52 46,61 49,42 48,92
Sumber : BPS Kota Pontianak

Wisatawan asing dan dalam negeri lebih cenderung menginap di


hotel bintang, hal ini ditunjukkan dengan jumlah rata-rata lama
menginap pada hotel bintang lebih lama dari hotel non bintang. Tahun
2015 Rata-rata lama menginap tamu di hotel bintang sebesar 1,80 hari
sedangkan lama menginap di hotel non bintang sebesar 1,14 hari.

Perkembangan rata-rata lama menginap hotel bintang dari tahun


2011 sampai tahun 2015, menunjukkan adanya kondisi yang

44 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


berfluktuasi, ama menginap yang paling lama terdapat pada tahun 2013
yaitu 1,95 hari, angka tersebut turun 0,15 pada tahun 2014 dan angka
tahun 2015 sama dengan rata-rata lama menginap di hotel bintang
tahun 2015. Rata-rata lama menginap hotel non bintang tertinggi
selama lima tahun terakhir adalah 1,29 hari yaitu pada tahun 2013 .
apabila dirinci menurut jenis hotel berbintang, rata-rata lama menginap
tertinggi pada hotel bintang 3 yaitu 2,10, artinya tamu yang menginap
rata-rata sudah lebih dari 2 hari.

Tabel: 3.15
Rata-Rata Lama Menginap Tamu Asing Dan Dalam Negeri Menurut Jenis Hotel Di
Kota Pontianak, 2011 - 2015
Rata- Rata Lama Menginap
Jenis Hotel
2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Hotel Bintang
Bintang 1 1,53 1,75 1,79 1,61 1,27
Bintang 2 2,71 1,63 1,80 1,84 2,07
Bintang 3 2,04 2,05 2,07 1,95 2,10
Bintang 4 2,16 2,10 1,86 1,52 1,13
Semua Hotel Bintang 1,90 1,94 1,95 1,80 1,80
Hotel Non Bintang
Kelompok Kamar
˂ 10 1,22 1,23 1,28 1,67 0,00
10 - 24 1,64 1,65 1,36 1,46 1,22
25 - 40 1,61 1,69 1,61 1,48 1,81
41 - 100 1,42 1,39 1,43 1,20 1,06
˃ 100 1,20 1,08 1,00 1,00 0,00
Semua Kelompok Kamar 1.33 1,28 1,29 1,20 1,14
Sumber : BPS Kota Pontianak

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 45


III.7 Ekspor Impor
Pelabuhan Pontianak merupakan salah satu tempat ditribusi
dalam kegiatan ekspor dan impor. Tahun 2015 tercatat negara tujuan
ekspor sebanyak 59 negara. Volume ekspor sebanyak 553,29 juta kg
dengan nilai FOB sejumlah 495,82 juta USD. Ekspor terbesar adalah ke
negara Jepang, dengan volume sebanyak 163,85 juta kg dan nilai FOB
sebesar 156,42 USD. Jumlah ekspor terbesar kedua melalui pelabuhan
Pontianak adalah menuju negara Korea Selatan dengan volume sebesar
121,03 juta Kg dan nilai FOB sebesar 123,84 juta USD. Negara Malaysia
adalah negara tetangga yang paling dekat jaraknya volume ekspor ke
negara Malaysia sebanyak 19,50 juta Kg dengan nilai FOB sebesar 12,08
juta USD. Ekspor dengan negara tujuan Amerika Samoa adalah tujuan
ekspor yang paling kecil dengan volume 6.600 Kg dan nilai FOB
sebanyak 601 USD.
Volume impor lebih kecil di bandingkan volume ekspor. Volume
impor tahun 2015 sebanyak 527,13 juta KG dengan nilai CIF sebesar
266,87 USD. Impor yang tercatat di pelabuhan Pontianak berasal dari 35
negara. Impor terbesar berasal dari Negara Singapura dengan jumlah
sebanyak 252,71 juta kg dan nilai CIF sebesar 133,22 USD. Negara
Jepang mengimpor sebanyak 12,76 juta Kg dengan nilai CIF sebesar
8,01 juta USD, ekspor menuju Negara Jepang lebih besar dari impor
Negara Jepang ke Kalimantan Barat. Nilai impor terkecil berasal dari
Negara Spanyol dengan jumlah sebanyak 6 Kg dan nilai CIF sebesar
1.560 USD.

46 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


TABEL 3.16
Ekspor Kalimantan Barat di Pelabuhan Pontianak Menurut
Negara Tujuan, Tahun 2015
Berat Bersih Nilai FOB
Negara Tujuan Net Weight FOB Value
(Kg) (US $)
[1] 2 [2]

Jepang 163.854.983 156.428.938


Hong Kong 153.508 226.349
Korea Selatan 121.034.417 123.849.291
Taiwan 9.224.347 7.720.468
Tiongkok 94.700.882 81.212.654
Thailand 38.412.650 4.026.438
Singapura 1.118.588 4.508.629
Filipina 24.000 22.361
Malaysia 19.503.606 12.089.486
Myanmar 80.120 97.395
Viet Nam 33.629.488 4.274.507
India 29.217.871 37.639.655
Pakistan 7.781.080 3.866.323
Bangladesh 620.000 459.590
Sri Lanka 701.990 468.207
Saudi Arabia 729.529 525.569
Jordan 50.000 21.750
Turki 60.480 81.446
Uni Emirat Arab 769.784 1.124.397
Bahrain 15.000 3.000
Mesir 19.000 24.700
Libia 245.500 297.415
Tunisia 18.500 24.050
Sudan 469.000 421.088
Kenya 100.800 135.475
Togo 60.000 427.500
Kamerun 185.000 240.500
Nigeria 108.000 146.880
Benin 18.500 24.050
Afrika Selatan 112.322 154.603
Australia 23.250 11.160
Amerika Samoa 6.600 601
Fiji 12.678 20.602
Amerika Serikat 4.700.569 6.207.033
Kanada 151.200 226.341
Meksiko 201.600 296.546
Chili 52.000 83.720
Argentina 11.039.200 15.381.016
Brazil 129.000 190.010
Uruguay 13.000 21.710
Peru 26.000 34.000
Republik Dominika 10.000 16.700
Inggris 1.001.750 1.107.413
Belanda 4.569.020 20.544.996
Perancis 725.760 1.010.791
Jerman 1.149.867 1.437.583
Austria 50.000 90.000
Belgia 658.305 773.018
Finlandia 1.411.200 1.998.995
Italia 664.320 962.315
Spanyol 342.020 479.775
Portugal 26.000 46.800
Yunani 35.300 48.872
Polandia 366.000 496.435
Rumania 226.800 316.856
Kazakhstan 26.000 34.300
Latvia 624.960 768.902
Slovenia 1.955.520 2.523.552
Rusia 79.200 153.750
553.296.064 495.826.506
Sumber PT Pelindo
Indikator Ekonomi Kota Pontianak 47
TABEL 3.17

Impor Kalimantan Barat di Pelabuhan Pontianak


menurut Negara Tujuan, Tahun 2015
Berat Bersih Nilai CIF
Negara Asal Net Weight CIF Value
(Kg) (US $)
[3] [4] [5]
Jepang 12.769.998 8.014.813
Korea Selatan 93.458 308.310
Taiwan 9.345 37.761
Tiongkok 42.061.846 38.848.225
Thailand 2.204.782 2.041.509
Singapura 252.719.010 133.229.785
Filipina 443 6.204
Malaysia 54.220.597 48.125.448
Myanmar 125.000 110.800
Viet Nam 121.604.103 10.091.878
India 10.325.348 10.186.454
Indonesia 101.476 198.649
Turki 583 6.106
Mesir 9.004.921 883.454
Australia 8.782 1.072.626
Selandia Baru 28 492
Amerika Serikat 7.727.874 6.078.879
Kanada 4.525 45.704
Meksiko 7.041 114.782
Brazil 1.478 23.765
Inggris 4.651 42.963
Belanda 6.067 781.384
Perancis 15.037 158.253
Jerman 3.612.606 2.411.165
Austria 236 4.043
Swiss 9 161
Norwegia 489.124 228.493
Swedia 310 1.529
Finlandia 2.822 65.791
Italia 101.644 476.190
Spanyol 6 1.560
Polandia 8 148
Belarus 4.400.000 1.360.042
Czech Republic 7.958 157.260
Rusia 5.499.413 1.762.311
527.130.529 266.876.937
Sumber PT Pelindo
48 Indikator Ekonomi Kota Pontianak
III.8 Produksi Padi dan Palawija
Sebagian kecil penduduk Kota Pontianak melakukan pertanian
tanaman pangan. Sebagian besar penduduk yang bekerja sebagai
petani tanaman pangan bukan merupakan petani tetap, pertanian
hanya merupakan pekerjaan lain di luar pekerjaan pokok. Produksi
tanama pangan terbesar di Kota Pontianak terdapat di Kecamatan
Pontianak Utara. Luas panen tanaman pangan tahun 2015 sebanyak
304 Ha, jumlah luas panen menurun sebanyak 24,94 persen
dibandingkan tahun 2014 dengan luas panen sebesar 405 Ha. Tahun
2011 sampai tahun 2015, luas panen terbesar terjadi pada tahun 2012
dengan luas panen sebesar 593 Ha. Setelah tahun 2012 luas panen
tanaman pangan terus menurun sampai tahun 2015.
Tabel : 3.18
Luas Panen Pertanian Tanaman Pangan, 2011-2015 (Ha)

Luas Panen (Ha)


Jenis Tanaman
2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Padi 308 355 221 173 191
Jagung 78 63 59 35 15
Kedelai - - - - -
Kacang Tanah 1 - - - -
Ubi Jalar 46 50 42 45 15
Ubi Kayu 144 125 158 152 83

Luas panen tanaman padi tahun 2015 sebanyak 191 Ha, jumlah
ini meningkat 10,40 persen dibandingkan luas panen tahun 2014.
Tahun 2011 terdapat tanaman kacang tanah dengan luas npanen
sebanyak 1 Ha, tahun 2012 sampai tahun 2015 tidak terdapat tanaman
kacang tanah. Panen terbesar tanaman ubi kayu terdapat pada tahun
2013 dengan luas panen sebanyak 158 Ha. Luas panen tanaman ubi
kayu tahun 2015 menurun sebanyak 47,46 persen jika dibandingkan

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 49


dengan tahun 2013 yang merupakan tahun dengan panen terbesar
tanaman ubi kayu.
Tabel : 3.19
Produksi Tanaman Pertanian Tanaman Pangan, 2011-2015 (Ton)
Produksi (Ton)
Jenis Tanaman
2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Padi 892,9 1075,2 666 457 464
Jagung 273 91,5 85,6 51,8 25
Kedelai - - - - -
Kacang Tanah 3 - - - -
Ubi Jalar 457,8 383,1 323 350 117
Ubi Kayu 1.515 1.480 1.885 2.070 1.676

Produksi tanaman pangan tahun 2015 sebanyak 2.282 ton,


jumlah produksi tersebut menurun sebanyak 22,08 persen jika
dibandingkan dengan produksi tanaman pangan tahun 2014. Produksi
tanaman pangan tahun 2011 merupakan jumlah produksi paling besar
dari tahun 2011 sampai tahun 2015, dengan luas panen seluas 577 Ha
dan produksi sebanyak 3.141,7 ton. Produksi tanaman pangan tahun
2015 merupakan jumlah produksi tewrkecil dari tahun 2011 sampai
tahun 2015. Jika dibandingkan dengan jumlah produksi tahun 2011
jumlah produksi tahun 2015 menurun sebanyak 27,36 persen.

III.9 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)


Produk domestik regional bruto (PDRB) merupakan salah satu
indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah
dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun
atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan
untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan
struktur ekonomi suatu daerah. PDRB atas dasar harga konstan
digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari

50 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh
faktor harga.

Perekonomian Kota Pontianak menggeliat tumbuh selama


periode 2011 hingga 2015, pertumbuhan ekonomi selama periode
tersebut berkisar antara 4,8 hingga 7,8 persen, laju pertumbuhan
ekonomi tertinggi dicapai pada Tahun 2013 sedangkan terendah pada
Tahun 2015. Sebagai ciri khas ekonomi perkotaan strukturnya ditopang
tiga sektor dominan dengan kontribusi diatas sepuluh hingga dua puluh
persen terhadap total PDRB, yaitu lapangan usaha Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor diikuti oleh Konstruksi
dan Industri pengolahan. Ketiga sektor inilah yang dominan membentuk
perekonomian Kota Pontianak.

Secara nominal, selama periode 2011-2015, Produk Domestik


Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB ADHB) Kota
Pontianak mampu meningkat lebih dari sepuluh triliun rupiah, yaitu dari
16,89 triliun rupiah di Tahun 2011 meningkat menjadi 27,5 triliun
rupiah di Tahun 2015. Pencapaian PDRB atas dasar harga berlaku di
Kota Pontianak sejak tahun 2011 hingga 2015 berfluktuasi antar tahun,
dengan capaian lebih dari sepuluh persen, capaian nilai PDRB tertinggi
terjadi pada Tahun 2013 sebesar 2,9 triliun rupiah dari tahun
sebelumnya atau meningkat lebih dari lima belas persen, sementara
capaian terendah pada tahun 2015 dengan nominal 2,5 triliun rupiah
atau lebih dari sepuluh persen.

Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran dan reparasi


dan perawatan kendaraan menjadi menjadi penopang ekonomi kota,
memberikan andil paling besar dalam perekonomian, meskipun selama
lima tahun secara perlahan peranannya semakin menurun Tahun 2011

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 51


kontribusinya mencapai 20,3 persen sementara Tahun 2015 menjadi
18,3 persen, meskipun demikian kontribusinya tetap tertinggi diantara
seluruh lapangan usaha yang membentuk perekonomian Kota
Pontianak.
Tabel: 3.20
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pontianak Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2011─2015

Lapangan Usaha/ Industry 2011 2012 2013 2014* 2015**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 288.298 310.218 334.756 362.774 387.158


B Pertambangan dan Penggalian - - - - -
C Industri Pengolahan 3.128.467 3.483.036 3.909.698 4.292.551 4.577.890
D Pengadaan Listrik dan Gas 17.982 18.766 16.738 19.627 24.700
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan 73.054 74.821 76.234 83.770 91.553
F Daur Ulang
Konstruksi 2.229.873 2.751.793 3.409.489 4.081.613 4.710.989
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan 3.436.601 3.771.128 4.252.652 4.620.060 5.050.214
H Transportasi dan Pergudangan 1.631.318 1.793.989 2.011.066 2.244.675 2.425.910
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 579.099 657.313 747.836 832.692 925.727
J Informasi dan Komunikasi 723.507 820.093 863.954 954.027 1.062.929
K Jasa Keuangan dan Asuransi 1.366.199 1.680.205 2.016.948 2.239.975 2.420.462
L Real Estat 475.790 527.181 607.082 669.139 700.577
M,N Jasa Perusahaan 114.138 125.022 140.995 155.281 170.673
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 917.408 1.306.846 1.577.357 1.860.186 2.158.348
P Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 1.220.362 1.325.420 1.579.084 1.759.333 1.902.065
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 309.484 343.545 381.116 425.415 466.654
R,S,T,U Jasa lainnya 387.388 396.617 424.609 475.373 517.442

Produk Domestik Regional Bruto 16.898.967 19.385.995 22.349.614 25.076.493 27.593.291


* Angka sementara
** Angka sangat sementara

Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan


tahun 2015 sebesar 20,79 triliun rupiah, meningkat 4,84 persen dari
tahun 2014. Berdasarkan harga konstan tiga kategori usaha yang
memberikan sumbangan terbesar adalah perdagangan besar dan
eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yaitu sebesar 3,98 triliun
rupiah, selanjutnya adalah Industri pengolahan merupakan urutan
kedua terbesar dalam memberikan kontribusi sebesar 3,68 triliun rupiah
serta kategori usaha konstruksi sebesar 3,27 triliun rupiah, sementara
itu kategori usaha kontribusi paling kecil adalah pengadaan Listrik dan
gas dengan nilai sebesar 22,51 milyar rupiah dalam PDRB tahun 2015.

52 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


Tabel: 3.21
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pontianak Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2013─2015

Lapangan Usaha/Industry 2011 2012 2013 2014* 2015**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 283.305 296.849 309.859 323.311 335.273


B Pertambangan dan Penggalian - - - - -
C Industri Pengolahan 2.960.514 3.143.103 3.358.855 3.542.579 3.687.802
D Pengadaan Listrik dan Gas 19.445 21.106 20.549 22.141 22.510
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Daur Ulang 72.544 73.987 75.246 78.554 82.399
F Konstruksi 2.134.400 2.409.247 2.745.151 3.033.467 3.271.349
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor 3.231.535 3.456.687 3.721.540 3.806.329 3.986.428
H Transportasi dan Pergudangan 1.606.473 1.702.952 1.818.244 1.943.395 2.013.346
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 547.802 593.881 635.401 677.651 710.069
J Informasi dan Komunikasi 643.961 731.114 799.727 883.478 969.219
K Jasa Keuangan dan Asuransi 1.303.154 1.422.149 1.612.458 1.692.715 1.732.240
L Real Estat 456.574 490.760 527.674 568.605 588.494
M,N Jasa Perusahaan 108.038 117.299 126.922 136.820 144.458
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 892.499 979.814 925.944 970.556 1.024.581
P Jasa Pendidikan 1.179.873 1.227.326 1.331.643 1.403.109 1.450.198
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 295.765 315.942 327.019 343.515 354.443
R,S,T,U Jasa lainnya 376.762 382.664 388.609 410.612 423.911

Produk Domestik Regional Bruto 16.112.644 17.364.880 18.724.840 19.836.837 20.796.724

* Angka sementara
** Angka sangat sementara

III.9.1 PERTUMBUHAN EKONOMI


Perekonomian Kota Pontianak tumbuh 4,84 persen melambat
dibandingkan tahun 2014 sebesar 5,94 persen, ini merupakan
pertumbuhan terendah sejak tahun 2011, pertumbuhan tahun ini masih
sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Kalimantan
Barat (4,81 persen) dan Nasional (4,74 persen), seluruh kategori
lapangan usaha tumbuh positif dibandingkan tahun sebelumnya,
meskipun secara umum Laju pertumbuhannya melambat dibandingkan
pertumbuhan tahun 2014. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak
mulai melambat sejak dua tahun terakhir, Tahun 2014 laju
pertumbuhan melambat 1,89 poin dan tahun 2015 melambat 1,1 poin.

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 53


Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Komunikasi
dan informasi yaitu sebesar 9,40 persen dan pertumbuhan terendah
pada lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 1,67 persen.
Sementara itu tiga lapangan usaha dominan yang mempengaruhi
perekonomian kota Pontianak seperti lapangan usaha perdagangan
besar dan eceran,reparasi mobil dan sepeda motor (4,73 persen),
konstruksi (7,84 persen) dan industri pengolahan ( 4,10 persen).
Pertumbuhan beberapa lapangan usaha yang relatif tertekan
dibandingkan lapangan usaha lainnya, mengalami perlambatan
pertumbuhan lebih dari tiga poin dibanding pertumbuhan tahun
sebelumnya antara lain, pengadaan listrik dan gas sebesar 6,08 poin,
real estate 4,26 poin serta transportasi dan pergudangan mengalami
perlambatan 3,10 poin.
Tabel: 3.22
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Pontianak Atas Dasar Harga Konstan 2010 Usaha (persen),
Menurut Lapangan Usaha , Tahun 2011─2015

Lapangan Usaha/ Industry 2011 2012 2013 2014* 2015**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,85 4,78 4,38 4,34 3,70


B Pertambangan dan Penggalian - - - - -
C Industri Pengolahan 3,84 6,17 6,86 5,47 4,10
D Pengadaan Listrik dan Gas 3,66 8,54 (2,64) 7,75 1,67
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan 0,39 1,99 1,70 4,40 4,90
F Daur Ulang
Konstruksi 5,01 12,88 13,94 10,50 7,84
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan 7,02 6,97 7,66 2,28 4,73
H Sepeda Motordan Pergudangan
Transportasi 7,25 6,01 6,77 6,88 3,60
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,63 8,41 6,99 6,65 4,78
J Informasi dan Komunikasi 13,86 13,53 9,38 10,47 9,70
K Jasa Keuangan dan Asuransi 1,30 9,13 13,38 4,98 2,34
L Real Estat 7,45 7,49 7,52 7,76 3,50
M,N Jasa Perusahaan 9,20 8,57 8,20 7,80 5,58
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan (9,00) 9,78 (5,50) 4,82 5,57
P Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 9,24 4,02 8,50 5,37 3,36
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,94 6,82 3,51 5,04 3,18
R,S,T,U Jasa lainnya 6,57 1,57 1,55 5,66 3,24

Produk Domestik Regional Bruto 5,05 7,77 7,83 5,94 4,84

* Angka sementara
** Angka sangat sementara

54 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


III.9.2 PERANAN SEKTORAL

Struktur ekonomi suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh


potensinya baik potensi sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya
manusia (SDM) yang tersedia. Salah satu indikator yang sering
digunakan untuk menggambarkan struktur ekonomi suatu wilayah
adalah kontribusi sektoral dalam pembentukan PDRB secara
keseluruhan.
Kontribusi sektoral memberikan informasi tentang komposisi per
sektor yang memberi andil pada perekonomian daerah. Kontribusi suatu
sektor dapat meningkat secara nominal, namun menurun secara
persentase. Oleh sebab itu, untuk keperluan analisis, angka persentase
distribusi sektoral menjadi lebih penting. Semakin besar persentase
distribusi suatu sektor dalam pembentukan PDRB, maka akan semakin
besar pula pengaruh sektor tersebut dalam perkembangan ekonomi
suatu daerah. Disamping itu, distribusi persentase dapat
memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap sektor dalam
pembentukan PDRB sehingga akan tampak sektor-sektor yang menjadi
pemicu pertumbuhan (sektor andalan) di wilayah yang bersangkutan.
Lebih jauh lagi, distribusi persentase juga bisa memperlihatkan ada
tidaknya pergeseran struktur perekonomian daerah.
Keterbatasan Sumber Daya Alam yang dimiliki tidak menjadi
hambatan bagi Kota Pontianak untuk terus tumbuh menjadi pusat
perekonomian di Kalimantan Barat, Distribusi persentase PDRB Kota
Pontianak menunjukkan bahwa Selama periode 2011 hingga 2015
Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran dan reparasi dan
perawatan kendaraan menjadi menjadi penopang ekonomi kota dengan
andil paling besar dalam perekonomian, meskipun selama lima tahun
secara perlahan peranannya semakin menurun, Tahun 2011
kontribusinya mencapai 20,3 persen sementara Tahun 2015 menjadi

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 55


18,3 persen, meskipun demikian kontribusinya tetap tertinggi yang
membentuk perekonomian Kota Pontianak.

Pembangunan sarana dan prasarana penunjang ekonomi kota


sebagai pusat perdagangan di Kalimantan Barat, mendorong semakin
kuatnya lapangan usaha konstruksi di Kota Pontianak, Renovasi dan
penataan kembali pasar-pasar tradisional, dibangunnya hotel-hotel baru
untuk memudahkan pelaku usaha melakukan transaksi bisnis,
pelebaran dan betonisasi jalan-jalan kota, serta pembangunan taman-
taman kota menjadi fenomena kasat mata yang menunjukkan
pertumbuhan konstruksi signifikan berperan dalam ekonomi Kota
pontianak dengan kontribusi sebesar 17,07 persen.

Kenaikan permintaan masyarakat akan produk barang jadi atau


setengah jadi, baik makanan maupun non makanan telah mendorong
perkembangan Industri Pengolahan menjadi lapangan usaha ketiga
terbesar kontribusinya dalam pembentukan PDRB, Tahun 2015 Industri
Pengolahan berkontribusi sebesar 16,6 persen.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa struktur ekonomi Kota


Pontianak didominasi oleh sektor ekonomi kategori lapangan usaha
perdagangan besar dan eceran,didukung oleh maju pesatnya lapangan
usaha konstruksi yang dibutuhkan sebagai kota perdagangan dan jasa,
dan lapangan usaha Industri pengolahan untuk memenuhi permintaan
masyarakat akan barang jadi maupun setengah jadi serta industri
makanan maupun non makanan .

56 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


Tabel: 3.23
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional BrutoKota Pontianak Atas Dasar HargaBerlaku 2010
Menurut Lapangan Usaha, 2011─2015

Lapangan Usaha/ Industry 2011 2012 2013 2014* 2015**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,71 1,60 1,50 1,45 1,40


B Pertambangan dan Penggalian - - - - -
C Industri Pengolahan 18,51 17,97 17,49 17,12 16,59
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,11 0,10 0,07 0,08 0,09
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Daur Ulang 0,43 0,39 0,34 0,33 0,33
F Konstruksi 13,20 14,19 15,26 16,28 17,07
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor 20,34 19,45 19,03 18,42 18,30
H Transportasi dan Pergudangan 9,65 9,25 9,00 8,95 8,79
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,43 3,39 3,35 3,32 3,35
J Informasi dan Komunikasi 4,28 4,23 3,87 3,80 3,85
K Jasa Keuangan dan Asuransi 8,08 8,67 9,02 8,93 8,77
L Real Estat 2,82 2,72 2,72 2,67 2,54
M,N Jasa Perusahaan 0,68 0,64 0,63 0,62 0,62
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 5,43 6,74 7,06 7,42 7,82
P Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 7,22 6,84 7,07 7,02 6,89
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,83 1,77 1,71 1,70 1,69
R,S,T,U Jasa lainnya 2,29 2,05 1,90 1,90 1,88

Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

* Angka sementara
** Angka sangat sementara

III.9.3 PENDAPATAN PER KAPITA


PDRB Perkapita merupakan salah satu indikator yang dapat
mencerminkan tingkat kemakmuran suatu daerah. PDRB per kapita
merupakan rata-rata nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh setiap
penduduk di suatu wilayah pada satu satuan waktu. Semakin besar
PDRB per kapita, secara kasar menunjukkan semakin tingginya tingkat
kemakmuran penduduk pada wilayah tersebut, sebaliknya semakin
rendah PDRB per kapita berarti kemakmuran penduduknya semakin
rendah.
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku di Kota Pontianak
mengalami kenaikan sebesar 7,86 persen yaitu dari 41,92 Juta Rupiah
pada tahun 2014 menjadi 45,22 Juta Rupiah pada tahun 2015.
Sementara itu pendapatan regional perkapita merupakan refleksi dari
PDRB perkapita setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan pajak
tidak langsung pada Tahun 2015 mencapai nominal sebesar 41,41

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 57


Juta Rupiah meningkat lebih dari 3 Juta rupiah dibanding tahun
sebelumnya.
Pendapatan riil perkapita Tahun 2015 adalah sebesar 31,40
Juta rupiah, nilai nominal pendapatan perkapita riil ini sudah
mengeluarkan faktor kenaikan harga atau inflasi yang berlaku pada
tahun tersebut,kenaikan pendapatan perkapita riil dibanding tahun
2014 mendekati 1 juta rupiah, kenaikan ini lebih dapat mencerminkan
kesehjateraan penduduk, atau dapat dikatakan bahwa pada Tahun
2015 rata-rata kemampuan daya beli penduduk Kota Pontianak
meningkat sebesar 1 Juta rupiah atau 3,37 persen dibanding tahun
sebelumnya.
Tabel: 3.24
Perkembangan Pendapatan Regional dan Angka Parkapita, 2011-2015

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (1) (1) (1) (1) (1)


ATAS DASAR HARGA BERLAKU

PDRB Atas Dasar Harga Pasar 16.898.967,46 19.385.994,54 22.349.613,93 25.076.492,62 27.477.091,27
Penyusutan 1.164.338,86 1.335.695,02 1.539.888,40 1.727.770,34 1.893.171,59
PDRN Atas Dasar Harga Pasar 15.734.628,60 18.050.299,51 20.809.725,53 23.348.722,28 25.583.919,69
Pajak Tak Langsung 256.864,31 294.667,12 339.714,13 381.162,69 417.651,79
PDRN Atas Dasar Biaya Faktor Produksi 15.477.764,30 17.755.632,40 20.470.011,40 22.967.559,59 25.166.267,90
Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) 567.211,00 577.573,00 587.169,00 598.097,00 607.618,00
PDRB Perkapita (Rupiah) 29.793.088,40 33.564.578,91 38.063.341,10 41.927.133,26 45.220.996,21
Pendapatan Regional Perkapita (Rupiah) 27.287.489,66 30.741.797,83 34.862.214,11 38.401.061,36 41.417.910,43

ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000


PDRB Atas Dasar Harga Pasar 16.112.643,80 17.364.880,42 18.723.840,10 19.836.837,34 20.833.123,54
Penyusutan 1.110.161,16 1.196.440,26 1.290.072,58 1.366.758,09 1.435.402,21
PDRN Atas Dasar Harga Pasar 15.002.482,64 16.168.440,16 17.433.767,52 18.470.079,25 19.397.721,33
Pajak Tak Langsung 244.912,19 263.946,18 284.602,37 301.519,93 316.663,48
PDRN Atas Dasar Biaya Faktor Produksi 14.757.570,45 15.904.493,97 17.149.165,15 18.168.559,32 19.081.057,85
Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) 567.211,00 577.573,00 587.169,00 598.097,00 607.618,00
PDRB Perkapita (Rupiah) 28.406.790,06 30.065.256,54 31.888.332,15 33.166.588,93 34.286.547,70
Pendapatan Regional Perkapita (Rupiah) 26.017.779,02 27.536.768,47 29.206.523,42 30.377.278,80 31.403.049,04
* Angka sementara
** Angka sangat sementara

58 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


III.9.4 PDRB Menurut Penggunaan

PDRB menurut penggunaan menggambarkan struktur


perekonomian regional berdasarkan permintaan akhir tiap komponen
dalam sistem perekonomian terbuka, berbeda dengan PDRB menurut
lapangan usaha yang menggambarkan struktur ekonomi berdasarkan
kontribusi sektoral. PDRB menurut penggunaan atas dasar harga
berlaku menunjukkan bagaimana barang dan jasa digunakan untuk
tujuan konsumsi, investasi atau untuk perdagangan.
Tahun 2015 PDRB senilai 27,59 Trilyun Rupiah, digunakan
untuk konsumsi sebesar sebesar 17,67 Trilyun Rupiah atau 64 persen,
untuk Investasi (pembentukan modal tetap bruto) sebesar 9,54 Trilyun
rupiah atau 34 persen, sisanya digunakan untuk pembentukan
inventori dan perdagangan. Komponen konsumsi terbesar adalah
rumah tangga sebesar 13,6 Trilyun rupiah, untuk konsumsi pemerintah
sebesar 3,7 Trilyun rupiah sementara untuk konsumsi lembaga non
profit sebesar 280 Milyar rupiah .
Proporsi pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sejak lima tahun
ini berada pada kisaran 55 hingga 49 persen, perkembangan nya
cenderung menurun, pergeseran struktur pengeluaran beralih kepada
Komponen perdagangan antar kabupaten/kota, antar pulau atau
ekspor maupun impor ke luar negeri , sementara pengeluaran untuk
investasi relatif tetap, yaitu antara 34 hingga 35 persen. tingginya
proporsi pengeluaran konsumsi menunjukkan bahwa pertumbuhan
ekonomi Kota Pontianak masih didorong oleh konsumsi, baik yang
dilakukan penduduk, pemerintah maupun lembaga non profit.
Konsumsi rumah tangga terdiri dari komponen konsumsi
makanan dan konsumsi non makanan, selama periode tahun 2011-
2015 telah terjadi pergeseran share antara kedua jenis pengeluaran
tersebut. proporsi konsumsi makanan relatif meningkat meskipun tidak

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 59


signifikan, Indikator ini menunjukkan adanya peningkatan pengeluaran
rumah tangga untuk membeli makanan dan lebih banyak porsinya
dibanding konsumsi bukan makanan.
Proporsi pengeluaran Lembaga Non Profit relatif sangat kecil,
selama periode Tahun 2011-2013 kurang lebih 1 persen dari nilai
PDRB. Tahun 2015 proporsi nya sedikit meningkat menjadi 1,01
persen dengan nilai 280,85 Milyar Rupiah.
Pengeluaran konsumsi Pemerintah meliputi konsumsi
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pemerintah Pusat meliputi
seluruh instansi negara, yaitu kantor wilayah (vertikal) nya di daerah.
Sedangkan Pemerintah Daerah meliputi Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kota, beserta perangkat dinasnya di masing-masing tingkat
pemerintahan tersebut. Selama periode tahun 2011 sampai dengan
tahun 2015 pengeluaran pemerintah secara nominal selalu semakin
meningkat dari tahun ke tahunnya sesuai dengan peningkatan pada
APBD dan APBN. proporsi konsumsi pemerintah pada periode tersebut
berkisar antara 13 sampai dengan 15 persen.
Pada tahun 2015 dengan pengeluaran konsumsi pemerintah
mencapai nilai sebesar 3,75 Trilyun Rupiah dengan proporsi sebesar
13,60 persen terhadap total PDRB, menurun dibandingkan proporsi
Tahun 2014 sebesar 13,83 persen. Besar kecilnya pengeluaran
konsumsi Pemerintah dipengaruhi oleh komponen belanja pegawai,
belanja barang dan belanja modal serta belanja pemerintah lainnya.
Peran yang dimiliki oleh pemerintah ini digunakan terutama untuk
membiayai kegiatan-kegiatan pelayanan yang tidak dapat dilakukan oleh
pihak swasta.
Investasi yang dalam konteks PDRB dibatasi sebagai
Pembentukan Modal Tetap Bruto untuk periode tahun 2011 -2015 rata-
rata mempunyai peran mendekati 35 persen dari total PDRB. Tahun

60 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


2015 nilai investasi mencapai 9,54 Trilyun Rupiah, meningkat
dibandingkan Tahun 2014..
Tabel: 3.25
PDRB Menurut Penggunaan, 2011 -2015 (Juta Rupiah)
Komponen 2011 2012 2013 2014* 2015**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
ATAS DASAR HARGA BERLAKU
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 9.313.584 10.429.816 11.651.268 12.863.137 13.640.229
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 152.050 172.032 230.020 256.186 280.850
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2.558.788 2.650.806 3.131.877 3.468.170 3.752.812
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 5.941.261 7.129.145 8.375.263 8.937.633 9.540.536
5. Perubahan Inventori 552.205 524.579 821.995 765.861 813.460
6. Ekspor Luar Negeri 5.603.141 4.122.279 4.090.028 4.078.751 3.944.910
7. Impor Luar Negeri 685.277 1.175.983 1.168.497 1.303.866 1.252.586
9. Net Ekspor Antar Kab (6.536.785) (4.466.678) (4.782.342) (3.989.380) (3.126.920)
16.898.967 19.385.995 22.349.614 25.076.493 27.593.291
ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 8.602.209 9.157.419 9.641.895 10.125.189 10.606.423
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 146.051 153.454 160.245 170.823 179.144
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2.229.296 2.403.598 2.591.132 2.678.268 2.903.804
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 5.744.604 6.409.417 6.661.496 7.098.048 7.513.353
5. Perubahan Inventori 498.709 445.827 649.978 564.763 612.001
6. Ekspor Luar Negeri 5.330.815 4.264.255 4.193.728 3.268.563 3.150.389
7. Impor Luar Negeri 662.888 1.058.573 901.066 923.080 874.870
9. Net Ekspor Antar Kab (5.776.152) (4.410.517) (4.272.568) (3.145.735) (3.293.521)

16.112.644 17.364.880 18.724.840 19.836.837 20.796.724


* Angka sementara
** Angka sangat sementara

Pada tahun 2015 nilai ekspor Kota Pontianak secara nominal


3,94 trilyun Rupiah menurun 3,28 persen dari nilai ekspor Tahun 2014,
kontribusi ekspor terhadap pembentukan PDRB selama periode empat
tahun terakhir berkisar antara 21 hingga 33 persen.

Demikian juga dengan nilai impor mengalami fluktuasi, Tahun


2015 nilai impor Kota Pontianak mencapai 1,25 trilyun Rupiah
menurun 3,93 persen dari nilai impor Tahun 2014, kontribusi komponen
impor dalam pembentukan PDRB selama empat tahun antara 4 hingga
6 persen.

Konsumsi rumah tangga peranannya terhadap PDRB


penggunaan Kota Pontianak sebesar 49,43 persen atau sebesar 13,64
trilyun rupiah. Peranan konsumsi lembaga swasta nirlaba/lembaga non
profit walaupun tidak besar tetapi juga mempuntai pengaruh terhadap

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 61


pembentukan PDRB menurut penggunaan di Kota Pontianak. Pada
Tahun 2015 peranannya sebesar 1,02 persen atau senilai 280,85
milyar rupiah.
Konsumsi pemerintah juga merupakan komponen yang
mendorong meningkatnya PDRB. Meningkatnya komponen belanja
pegawai pada konsumsi pemerintah dapat menambah tingkat konsumsi
rumah tangga sedangkan belanja barang dapat menambah
pembentukan modal. Peranan konsumsi pemerintah di tahun 2015
mencapai 13,60 persen atau sebesar 3,75 trilyun rupiah. Komponen
pembentukan modal tetap bruto (PMTB) juga memberikan andil yang
besar dalam pembentukan PDRB Kota Pontianak yaitu pada tahun 2015
peranannya sebesar 34,58 persen atau senilai 9,54 trilyun rupiah.
Dalam perekonomian, selain investasi, perdagangan luar negeri
dalam hal ini ekspor dan impor juga mempunyai peran penting untuk
memacu pertumbuhan ekonomi. Selama ini, neraca perdagangan Kota
Pontianak masih positif artinya nilai ekspor masih lebih tinggi
dibandingkan nilai impor. Peranan impor pada tahun 2015 sebesar
4,54 persen sementara di tahun 2014 sebesar 5,20 persen.

62 Indikator Ekonomi Kota Pontianak


Tabel: 3.26
Distribusi Persentase PDRB Menurut Penggunaan 2011 -2015 (Juta Rupiah)
Komponen 2011 2012 2013 2014* 2015**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
ATAS DASAR HARGA BERLAKU
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 55,11 53,80 52,13 51,30 49,43
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,90 0,89 1,03 1,02 1,02
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 15,14 13,67 14,01 13,83 13,60
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 35,16 36,77 37,47 35,64 34,58
5. Perubahan Inventori 3,27 2,71 3,68 3,05 2,95
6. Ekspor Luar Negeri 33,16 21,26 18,30 16,27 14,30
7. Impor Luar Negeri 4,06 6,07 5,23 5,20 4,54
9. Net Ekspor Antar Kab (38,68) (23,04) (21,40) (15,91) (11,33)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 53,39 52,74 51,49 51,04 51,00
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,91 0,88 0,86 0,86 0,86
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 13,84 13,84 13,84 13,50 13,96
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 35,65 36,91 35,58 35,78 36,13
5. Perubahan Inventori 3,10 2,57 3,47 2,85 2,94
6. Ekspor Luar Negeri 33,08 24,56 22,40 16,48 15,15
7. Impor Luar Negeri 4,11 6,10 4,81 4,65 4,21
9. Net Ekspor Antar Kab (35,85) (25,40) (22,82) (15,86) (15,84)

100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


* Angka sementara
** Angka sangat sementara

Indikator Ekonomi Kota Pontianak 63


64 Indikator Ekonomi Kota Pontianak

Anda mungkin juga menyukai