Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN BIOETANOL

I. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pembuatan inokolum pada jagung
2. Untuk memfermentasikan buah jagung

II. Perincian Kerja


1. Proparasi dan peremajaan
2. Proses fermentasi bioethanol
3. Analisa karbohidrat

III. Alat Dan Bahan


A. Alat
1. Gelas kimia 100 ml + 200 ml
2. Erlenmeyer 250 ml
3. Gelas ukur 100 ml
4. Pengaduk kaca
5. Buret 50 ml
6. Pipet ukur 25 ml + 10 ml
7. Pipet tetes
8. Hotplate
9. Blender
10. Spatula
11. Labu semprot
12. Pisau
13. Plester
14. Shaker
15. Neraca analitik
16. Alat refluks
17. Tutup karet dengan selang

18. Cawan dan kertas saring


B. Bahan
1. jagung
2. NaCl
3. Bacto peptone
4. Yeast extrsct
5. Ragi
6. Glukosa
7. NaOH
8. Luff school
9. Aquades

10. Larutan Luff Schoorl


11. Larutan KI 20%
12. Asam sulfat 25%
13. Na tiosulfat 0,1 N
14. Indikator amilum 1%
15. Larutan HCl 3%
16. Natrium hidroksida 30%

IV. Dasar Teori


A. Bioetanol
Etanol (alkohol) adalah nama suatu golongan senyawa organik yang
mengandung unsur C, H dan O. Etanol dalam ilmu kimia disebut
sebagai etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH. Rumus umum dari
alkohol adalah R-OH. Seacara struktur alkohol sama dengan air,
namun salah satu hidrogennya digantikan oleh gugus alkil. Gugus
fungsional alkohol adalah gugus hidroksil (OH). Pemberian nama
alkohol biasanya dengan menyebut nama alkil yang terikat pada gugus
OH, kemudian menambahkan nama alkohol.
Karakteristik etanol meliputi: berupa zat cair, tidak berwarna,
berbau spesifik, mudah terbakar dan menguap, dapat bercampur
dengan air dalam segala perbandingan. Secara garis besar penggunaan
etanol adalah sebagai pelarut untuk zat organik maupun anorganik,
bahan dasar industri asam cuka, ester, spiritus, dan asetaldehid. Selain
itu etanol juga digunakan untuk campuran minuman serta digunakan
sebagai bahan bakar yang terbarukan.
Pembuatan etanol dalam industri dapat dibagi ke dalam 2 macam
yaitu: 1) cara non fermentasi (sintetik), proses pembuatan alkohol yang
tidak menggunakan enzim ataupun jasad renik, 2) cara fermenasi,
merupakan proses metabolisme dimana terjadi perubahan kimia dalam
substrat karena aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroba.
Bioetanol adalah etanol yang diproduksi dengan cara fermentasi
glukosa menggunakan ragi Saccharomyces cerevisiae. Bioetanol dapat
dibuat dari pati yang telah diproses menjadi glukosa. Secara teoritis,
hidrolisis glukosa akan menghasilkan etanol dan karbondioksida.
Perbandingan mol antara glukosa dan etanol dapat dilihat pada reaksi:

C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2

Satu mol glukosa menghasilkan 2 mol etanol dan 2 mol


karbondioksida, atau dengan perbandingan bobot tiap 180 g glukosa
akan menghasilkan 90 g etanol.
Bioetanol bisa digunakan dalam bentuk murni atau sebagai
campuran bahan bakar gasolin (bensin). Dibanding bensin, bioetanol
lebih baik karena memiliki angka research octane (nilai oktan sebuah
bahan bakar yang paling umum diseluruh dunia) 108,6, angka tersebut
melampaui nilai maksimum yang mungkin dicapai oleh gasolin, yaitu
research octane 88.
Bioetanol memiliki sifat fisika yaitu tidak berwarna, cairan yang
larut dalam air, kadang-kadang disebut alkohol padi-padian (grain)
karena dapat diperoleh dengan cara fermentasi dari padi-padian.
Fermentasi dari semua bahan yang mengandung karbohidrat seperti
buah-buahan, jagung, kentang, padi dan tanaman yang banyak
mengandung karbohidrat lainnya akan menghasilkan etanol.

H2SO4
Kabohidrat C6H12O6 Saccharomyces 2 CH3CH2OH + 2CO2
Glukosa

Etanol yang dipakai untuk minuman dan gasohol masih dibuat


secara fermentasi. Etanol yang dipakai sebagai pelarut dibuat dengan
hidrasi dari etilen, suatu zat petrokimia yang didapat dari reaksi
pemecahan minyak bumi.
Menurut Fessenden, beberapa sifat bioetanol adalah sebagai berikut.
1) Berbobot molekul rendah sehingga larut dalam air.
2) Diperoleh dari fermentasi glukosa
Pembentukan bioetanol
C6H12O6 katalis CH3CH2OH
3) Pembakaran bioetanol menghasilkan CO2 dan H2O
Pembakaran bioetanol
CH3CH2OH + 3O2 2CO2 + 3H2O + energi

B. Ragi
Kata “ragi” diapaki untuk menyebut adonan atau ramuan yang
digunakan dalam pembuatan berbagai makanan dan minuman seperti
tempe, tepe, roti, anggur, brem, dan lain-lain.
Ragi merupakan populasi campuran genus dimana terdapat spesies-
spesies genus Aspergillus, genus Sacchromyces, genus Candida, genus
Hansenula, sedangkan bakteri Acetobacter biasanya tidak ketinggalan.
Genus tersebut hidup Bersama secara sinergetik. Aspergillus dapat
menyederhanakan amilm, sedangkan Sacchromyces, Candida dan
Hancenula dapat menguraikan glukosa menjadi alcohol dan
bermacam-macam zat organic lainnya.
Menurut Hidayati, mikroba mampu hidup pada hamper semua
tempat dan keadaan serta mampu bertahan dalam berbagai keadaan
dan lingkungan baik pada suhu, tekanan, pH, tingkat osmosis serta
keadaan yang ekstirm.
Mikroba terdiri dari beberapa jenis proses pengendalian mutu dan
pemeriksaan makanan misalnya khamir. Khamir sejak dulu berperan
dalam fermentasi yang bersifat alcohol, dimana produk utama dari
metabolisme adalahetanol. Sacchrosmyces cerevisidae adalah jenis
utama yang berperan dalam produksi minuman berarkohol seperti bir
dan anggur dan juga digunakan untuk fermentasi adonan dalam
perusahaan roti.

C. Fermentasi
Fermentasi adalah proses terjadinya dekomposisi gula menjdi alkohol
dan karbondioksida. Proses fermentasi ini dimanfaatkan oleh para
pembuat bir, roti, anggur, bahan kimia, para ibu rumah tangga dan
lain-lain. Alkohol dapat dibuat dari bahan penghasil karbohidrat apa
saja yang dapat difermentasi oleh khamir. Apabila padi-padian seperti
jagung dan karbohidrat kompleks yang lain dipergunakan sebagai
bahan mentah, maka pertama-tama bahan tersebut perlu dihidrolisis
menjadi gula sederhana yang dapat difermentasikan (Pelczar dan
Chan, 1988).
Menurut Rukmana dan Yuniarsih (2001), berdasarkan produk yang
difermentasi digolongkan menjadi dua macam yaitu sebagai berikut:
1. Fermentasi alkoholis yaitu fermentasi yang menghasilkan alkohol
sebagai produk akhir disamping produk lainnya, misalnya pada
pembuatan wine, cider dan tape 18.
2. Fermentasi nonalkoholis yaitu fermentasi yang tidak menghasilkan
alkohol sebagai produk akhir selain bahan lainnya, misalnya pada
pembuatan tempe, antibiotika dan lain -lain.
Hasil fermentasi dipengaruhi oleh teknologi yang dipakai. Pemilihan
mikroorganisme biasanya didasarkan pada jenis karbohidrat yang
digunakan sebagai medium. Misalnya untuk memproduksi alkohol
dari pati dan gula dipergunakan saccharomyces cerevisiae dan
kadang-kadang digunakan untuk bahan-bahan laktosa dari whey (air
yang ditinggalkan setelah susu dibuat keju) menggunakan candida
pseudotropicalis. Seleksi tersebut bertujuan didapatkan
mikroorganisme yang mampu ditumbuhkan dengan cepat dan
mempunyai toleransi terhadap konsentrasi gula yang tinggi, mampu
menghasilkan alkohol dalam jumlah banyak dan tahan terhadap
alkohol tersebut (Said, 1987).
Menurut Schlegel (1994), produksi utama alkohol adalah ragi,
terutama dari stram Saccharomyces cerevisiae. Ragi-ragi, seperti yang
juga kebanyakan fungi merupakan organisme yang bersifat aerob.
Dalam lingkungan terisolasi dari udara, organisme ini meragikan
karbohidrat menjadi etanol dan karbon dioksida. Ragi sendiri adalah
organisme aerob pada kondisi anaerob. Dengan mengalirkan udara,
maka peragian dapat dihambat sempurna dengan memasukkan banyak
udara. Saccharomyces cerevisiae merupakan khamir yang penting
pada fermentasi yang utama dan akhir, karena mampu memproduksi
alkohol dalam konsentrat tinggi dan fermentasi spontan (Sudarmaji,
1982)
Pembuatan etanol dengan menggunakan ragi ini hanya bisa dilakukan
secara langsung pada bahan yang mengandung gula. Hal ini
disebabkan karena ragi Saccharomyces cerevisiae tidak dapat
menghasilkan enzim amilase. Oleh karena itu bahan yang mengandung
pati seperti singkong, harus diubah dahulu menjadi glukosa. Konversi
etanol maksimum yang bisa dihasilkan dari Saccharomyces cerevisiae
adalah 8-12% (Hambali, 2009).
D. Jagung
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada
endosperma. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh
bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa
campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar
atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak
banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam
pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui
mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan
fitoglikogen dan sukrosa.
Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:
Kalori : 355 Kalori
Protein : 9,2 gr
Lemak : 3,9 gr
Karbohidrat : 73,7 gr
Kalsium : 10 mg
Fosfor : 256 mg
Besi : 2,4 mg
Vitamin A : 510 SI
Vitamin B1 : 0,38 mg
Air : 12 gr.
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom Plantae
Ordo poales
Famili poaceae
Genus zea
Species Z. Mays

E. Destilasi
Destilasi merupakan Teknik pemisahan yang didasari atas
perbedaan titik didih atau titik cair dari masing-masing zat penyusun
dari campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap
yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan
kembali uap mejadi cair.
Proses destilasi diawal dengan pemanasan sehingga zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak
menuju kondensor yaitu pendingin, proses pendinginan terjadi karena
terdapat aliran air kedalam dinding (bagian luar kondensor) sehingga
uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berlajut terus
menerus sehingga akan terjadi pemisahan seluruh senyawa-senyawa
yang ada dalam campuran homogen tersebut. Umumnya destilasi
berlangsung pada tekanan atmosfer, contoh dalam hal ini adalah sistem
alkohol air, yang pada tekanan atmosfer memiliki titik didih sebesar 78
0C (Tjokroadikoesoemo, 1986).

V. Prosedur Kerja
A. Propagasi dan peremajaan
1. Ditambahkan aquades sebanyak 50 mL dan NaCl 0,5% (0,5 gram)
dalam gelas kimia 100 ml. Kemudian dipanaskan, lalu pertahankan
selama 10-15 menit ketika suhunya mencapai 72-75oC dan
dinginkan.
2. Setelah didinginkan tambahkan Bacto peptone 0,5% (0,2 gram),
yyeast extract 0.5 % (0.25 gram) dan larutkan. Kemudian
tambahkan ragi 1% (1 gram).
3. Inkubasi selama ± 2 hari didalam shaking.

B. Proses fermentasi alkohol


1. Jagung dipisahkan dari tongkolnya, ditimbang dan diblender
hingga halus. Kemudian ditambahkan aquadest 40 % dari berat
jagung
2. pH sampel diukur hingga 4.5 kemudian di sterilisasi dengan suhu
75-78℃ lalu dinginkan.
3. Kultur diambil 50 ml untuk di fermentasi selama 2 hari
4. Tutup mulut Erlenmeyer dengan sumbat karet yang memiliki
selang, kemudian selang tersebut dihubungkan kedalam botol yang
berisi air.
5. Setelah diinkubasi substrat kemudian didestilasi untuk
memisahkan etanol yang ada didalamnya.

C. Uji Kadar Karbohidrat Dengan Metode Luff Schrool


1. 30 ml sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml
2. Menambahkan 10 ml larutan HCl 30% dan aquadest 25 ml,
didihkan hingga suhu 67-70℃
3. Mendiginkan dan menetralkan dengan larutan NaOH 45% dan
menambahkan sedikit larutan CH3COOH 3% suasana larutan
sedikit asam
4. Memindahkan larutan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 500
ml, encerkan dengan air suling dan tepatkan volumenya sampai
tanda garis lurus. Kocok dan saring melalui kertas saring
5. Memipet 10 ml filtrat ke dalam erlenmeyer 500 ml, tambahkan
25 ml Larutan Luff Schoorl dan beberapa batu didih dan 15 ml
air suling
6. Panaskan campuran tersebut dengan panas yang konstan sampai
mendidih selama 10 menit kemudian dengan cepat didinginkan
di dalam wadah es
7. Setelah dingin tambahkan perlahan-lahan 15 ml larutan KI 20%
dan 25 ml H2SO4 25%
8. Titrasi secepatnya dengan larutan Natriosulfat 0,1 N sampai
warna kuning sampai hilang, tambahkan sedikit indikator
larutan kanji 1%. Lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang
9. Buat juga percobaan blanko dengan menggunakan 25 ml air
sebagai penganti sampel
VI. Data Pengamatan
A. Pembuatan media untuk starter

1. Berat bacto pepton 0,4% = 0,2087 gram


2. Berat yeast extract 0,5% = 0,2540 gram
3. Berat sodium chloride 0,5% = 0,2528 gram
4. Berat sukrosa 10% = 5,0029 gram
5. Berat ragi = 0,0114 gram

B. Media pertumbuhan
1. Berat buah jagung 680.42 gram + air 40%
2. pH 4,5
3. pasteurisasi selama 30 menit pada suhu 72-75oc
4. fermentasi 2 hari
5. Destilasi sebanyak 300 ml, suhu 80oc
6. Hasil destilasi (etanol) = 9 ml

D. Analisa total karbohidrat dengan metode luff schoorl

sampel Volume Na2CO3 0,1 N

Blanko (a) 25.4 ml

Sebelum fermentasi (b) 13.1 ml

Sesudah fermentasi (c) 11.7 ml


VII. Perhitungan
 Uji Kadar Karbohidrat (Glukosa) Dengan Metode Luff Schrool
 Sampel sebelum fermentasi
Volume titrasi = a -b
= 25.4 mL – 13.1 mL
= 12,3 mL
Untuk menentukan kadar glukosa yang tidak tercantum
dalam tabel, maka perlu digunakan interpolasi dengan:
X = kadar glukosa
Y = volume titrasi Na2S2O3 0,1 N
X1 = kadar glukosa dalam tabel
X2 = kadar glukosa dalam tabel
Y1 = volume titrasi Na2S2O3 0,1 N dalam tabel
Y2 = volume titrasi Na2S2O3 0,1 N dalam tabel
Y − Y1
X = X1 + (X2 − X1)
Y2 − Y1
12.3 mL − 11 mL
X = 27,6 mg + (33 mg − 27.6 mg)
13 mL − 11 mL
X = 27,6 mg + 0,65 (5,4 mg)
X = 30,84 mg

 Sampel setelah fermentasi


Volume titrasi =a–c
= 25,4 mL – 11,7 mL
= 13,7 mL
Untuk menentukan kadar glukosa yang tidak tercantum
dalam tabel, maka perlu digunakan interpolasi dengan:
X = kadar glukosa
Y = volume titrasi Na2S2O3 0,1 N
X1 = kadar glukosa dalam tabel
X2 = kadar glukosa dalam tabel
Y1 = volume titrasi Na2S2O3 0,1 N dalam tabel
Y2 = volume titrasi Na2S2O3 0,1 N dalam tabel
Y − Y1
X = X1 + (X2 − X1)
Y2 − Y1
13,7 𝑚𝐿 − 12 𝑚𝐿
X = 30,3 mg + (35,7𝑚𝑔 − 30,3 𝑚𝑔)
14 𝑚𝐿 − 12 𝑚𝐿
X = 30,3 mg + 0,85 (5,4 mg)
X = 34,89 mg

VIII. Pembahasan
Pada penelitian ini untuk menghasilkan bioetanol, bahan utama yang
digunakan berupa jagung. Dimana jagung mengandung kadar senyawa
kompleks dengan lignin 6,7-13,9%, hemiselulose 39,8%, dan selulose
32,3-45,6%. Sedangkan tahapan yang digunakan secara umum ada
empat tahapan yaitu proses propogasi dan peremajaan, proses
fermentasi ,proses distilasi dan proses refluks.
Pada proses propogasi dan peremajaa bertujuan untuk
menumbuhkan mikroba yang dibutuhkan sebagai media starter, adapun
mikroba yang dikembangkan terdapat pada ragi.dimana bahan tersebut
di inkubasi dan dishaker selama 2 hari, adapun bahan lain yang
dicampurka yaitu Bacto peptone yang digunakan sebagai sumber
nitrogen organic dan Bacto prptone mempunyai kelarutan yang sangat
baik dalam air. Fungsi inkubasi dalam shaker yakni untuk menjaga agar
kadar udara didalam erlenmeyer karena mikroorganisme yang
digunakan merupakan mikrooragnisme aerob yang membutuhkan udara
dapat bekerja.. Selanjutnya pembuatan inokolum dimana perlakuan
awal yang dilakukan yaitu menghancurkan (mencacah) jagung untuk
membuka struktur lignoselulosa agar selulosa menjadi lebih mudah
diakses oleh enzim yang memecah polimer polisakarida menjadi
monomer glukosa. Pencacahan dimaksudkan untuk memperkecil
ukuran selulosa sehingga selulosa bisa berkontak secara efektif dengan
katalis. Pencacahan dilakukan dengan menggunakan blender. Pada
tahap ini perlu dilakukan proses sterilisasi agar bakteri-bakteri yang
menempel pada bahan dapat mati pada saat proses pemanasan
Pada saat fermentasi, dilakukan dengan proses inoculum dimana
pada proses ini menggunakan botol dan penutup kare dengan
sambungan selang. Fungsi penggunaan tutup karet dengan sambungan
selang adalah agar CO2 yang dihasilkan pada proses fermentasi
langsung berpindah ke dalam air. Karena jika CO2 langsung keluar ke
udara terbuka akan terjadi ledakan.
Tahap selanjutnya adalah didestilasi untuk mengambil etanol hasil
fermentasi substrat. Proses destilasi diawal dengan pemanasan sehingga
zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap etanol
kemudian bergerak menuju kondensor yaitu pendingin, dimana proses
pendinginan terjadi karena terdapat aliran air kedalam dinding (bagian
luar kondensor) sehingga uap etanol yang dihasilkan akan kembali cair.
Dan untuk analisa bioetanol digunakan metode Luff Schrool dimana
metode Luff Schoorl sebagai uji kimia kualitatif yang bertujuan untuk
menguji adanya gugus Aldehid. Komponen utama reagen Luff Schoorl
adalah CuO. Hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat
mereaksikan atau merduksikan Cu2+ menjadi Cu+.
Adapun dari hasil kadar karbohidrat dari perhitungan yang
didapatkan berdasarkan tabel uji karbohidrat metode Luff-Schrool
yaitu, kadar karbohidrat sebelum fermentasi 30,84 mg sedangkan
untuk kadar karbohidrat setelah fermentasi yatu 34,89 mg.
IX. Kesimpulan
Bioetanol dapat dibuat dari karbohidrat yang berupa glukosa.
Glukosa ini dengan bantuan mikroorganisme (Bacto peptone) dapat
diubah menjadi etanol melalui proses fermentasi yang kemudian
didestilasi untuk mengambilnya.

Berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui


bahwa Metode Luff Schoorl adalah analisa kualitatif karhohidrat dalam
suatu bahan pangan. Dan didapatkan hasil kadar karbohidrat dari
perhitungan yang berdasarkan tabel Luff-Schrool, dimana kadar
karbohidrat (glukosa) seperti dibawah ini:
Sebelum fermentasi : 30,84 mg
Setelah fermentasi : 34,89 mg

X. Daftar pustaka
 https://www.bdbiosciences.com/documents/
 http://mycerita.blogspot.co.id/2016/10/laporan-tetap-
praktikum-teknologi.html
 http://kerobeary.blogspot.com/2012/04/bioetanol-dari-tongkol-
jagung.html
 https://id.wikipedia.org/wiki/Jagung

Anda mungkin juga menyukai