Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan Lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial


kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu faktor penentu atau determinan
dalam kesejahteraan penduduk. Dimana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan
bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk
kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.
Berkaitan dengan pembangunan di bidang kesehatan terdapat issue strategis
yang dihadapi bangsa Indonesia diantaranya adalah beban ganda yang masih
dihadapi dalam pembangunan kesehatan. Beban ganda dalam pembangunan
kesehatan adalah meningkatnya beberapa penyakit menular (re-emerging disease),
sementara penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif mulai meningkat,
selain itu timbul juga berbagai penyakit baru (new-emerging disease). Issue
strategis lainnya adalah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan masih
menempatkan masyarakat sebagai obyek, bukan sebagai subyek pembangunan
kesehatan. Kemampuan masyarakat untuk mengemukakan pendapat dan memilih
dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan masih sangat terbatas
serta peran aktif masyarakat masih kurang dan bahkan cenderung menurun.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI (Permenkes RI)
No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Kualitas Air Minum disebutkan bahwa air
minum harus memenuhi persyaratan kesehatan secara fisik, kimia, dan
mikrobiologi. Dalam laporan ini air minum yang dikonsumsi dikategorikan baik
apabila memenuhi persyaratan kualitas fisik; yaitu tidak keruh, tidak berwarna,
tidak berasa, tidak berbusa, dan tidak berbau.1
Pada rumah tangga yang menggunakan sumber air untuk seluruh keperluan
rumah tangga selain air sungai/danau/irigasi, pemakaian air per orang per hari
oleh rumah tangga di Indonesia, pada umumnya berjumlah antara 50 sampai 99,9
liter (28,3%), dan antara 100 sampai 300 liter (40%). Proporsi rumah tangga
tertinggi untuk pemakaian air antara 100 liter sampai 300 liter per orang per hari
paling tinggi adalah Banten (54,5%), sedangkan proporsi terendah adalah Nusa
Tenggara Timur (10,1%).2
Tingginya angka kesakitan tidak terlepas dan buruknya kondisi sanitasi,
kualitas air maupun pengendalian lalat. Upaya memperbaiki ketiga hal tersebut
bukanlah suatu hal yang mudah. Mengingat kondisi pencemaran air maupun pola
sanitasi masyarakat masih sangat memprihatinkan, maka pengetahuan tentang air
layak minum dan cuci tangan yang benar merupakan cara yang paling mudah.
Namun kebiasan cuci tangan masih masih sebatas pengetahuan dan belum
rnenjadi suatu budaya atau kebiasaan yang dilakukan di masyarakat. Mengingat
masih rendahnya kebiasaan masyarakat dalam cuci tangan, seharusnya dilakukan
pembangunan kesadaran bersama - sama. Masyarakat harus rnenyadari bahwa
perilaku adalah penyebab terjadinya penyakit, sehingga berpengaruh pula
terhadap peningkatan derajat hidup masyarakat. Oleh karena itu pengetahuan
memasak air sebelum diminum dan mencuci tangan dengan bersih dan benar
harus dikembangkan terus sejak usia dini agar mereka terbiasa hidup bersih dan
sehat.

1.2 Tujuan Kegiatan


1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi hazard yang berkaitan dengan masalah kesehatan
rumah dan lingkungan di RT 02 RW 05 kelurahan meranti pandak kecamatan
rumbai pesisir
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi hazard/bahaya biologi, fisika, kimia dan perilaku pada
lingkungan yang berdampak pada kesehatan masyarakat lingkungan di RT
02 RW 05 Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir
2. Menjelaskan hubungan antara hygiene yang yang kurang baik dengan
penyakit yang ditimbulkannya lingkungan di RT 02 RW 05 Kelurahan
Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir
3. Menjelaskan cara pengendalian, pencegahan dan penularan penyakit
berbasis lingkungan lingkungan di RT 02 RW 05 Kelurahan Meranti
Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir
4. Melakukan promosi kesehatan dalam rangka pengendalian, pencegahan
dan penularan penyakit berbasis lingkungan lingkungan di RT 02 RW 05
Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir

Anda mungkin juga menyukai