Kesehatan Lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu faktor penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk. Dimana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Berkaitan dengan pembangunan di bidang kesehatan terdapat issue strategis yang dihadapi bangsa Indonesia diantaranya adalah beban ganda yang masih dihadapi dalam pembangunan kesehatan. Beban ganda dalam pembangunan kesehatan adalah meningkatnya beberapa penyakit menular (re-emerging disease), sementara penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif mulai meningkat, selain itu timbul juga berbagai penyakit baru (new-emerging disease). Issue strategis lainnya adalah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan masih menempatkan masyarakat sebagai obyek, bukan sebagai subyek pembangunan kesehatan. Kemampuan masyarakat untuk mengemukakan pendapat dan memilih dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan masih sangat terbatas serta peran aktif masyarakat masih kurang dan bahkan cenderung menurun. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI (Permenkes RI) No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Kualitas Air Minum disebutkan bahwa air minum harus memenuhi persyaratan kesehatan secara fisik, kimia, dan mikrobiologi. Dalam laporan ini air minum yang dikonsumsi dikategorikan baik apabila memenuhi persyaratan kualitas fisik; yaitu tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbusa, dan tidak berbau.1 Pada rumah tangga yang menggunakan sumber air untuk seluruh keperluan rumah tangga selain air sungai/danau/irigasi, pemakaian air per orang per hari oleh rumah tangga di Indonesia, pada umumnya berjumlah antara 50 sampai 99,9 liter (28,3%), dan antara 100 sampai 300 liter (40%). Proporsi rumah tangga tertinggi untuk pemakaian air antara 100 liter sampai 300 liter per orang per hari paling tinggi adalah Banten (54,5%), sedangkan proporsi terendah adalah Nusa Tenggara Timur (10,1%).2 Tingginya angka kesakitan tidak terlepas dan buruknya kondisi sanitasi, kualitas air maupun pengendalian lalat. Upaya memperbaiki ketiga hal tersebut bukanlah suatu hal yang mudah. Mengingat kondisi pencemaran air maupun pola sanitasi masyarakat masih sangat memprihatinkan, maka pengetahuan tentang air layak minum dan cuci tangan yang benar merupakan cara yang paling mudah. Namun kebiasan cuci tangan masih masih sebatas pengetahuan dan belum rnenjadi suatu budaya atau kebiasaan yang dilakukan di masyarakat. Mengingat masih rendahnya kebiasaan masyarakat dalam cuci tangan, seharusnya dilakukan pembangunan kesadaran bersama - sama. Masyarakat harus rnenyadari bahwa perilaku adalah penyebab terjadinya penyakit, sehingga berpengaruh pula terhadap peningkatan derajat hidup masyarakat. Oleh karena itu pengetahuan memasak air sebelum diminum dan mencuci tangan dengan bersih dan benar harus dikembangkan terus sejak usia dini agar mereka terbiasa hidup bersih dan sehat.
1.2 Tujuan Kegiatan
1.2.1 Tujuan Umum Untuk mengidentifikasi hazard yang berkaitan dengan masalah kesehatan rumah dan lingkungan di RT 02 RW 05 kelurahan meranti pandak kecamatan rumbai pesisir 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi hazard/bahaya biologi, fisika, kimia dan perilaku pada lingkungan yang berdampak pada kesehatan masyarakat lingkungan di RT 02 RW 05 Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir 2. Menjelaskan hubungan antara hygiene yang yang kurang baik dengan penyakit yang ditimbulkannya lingkungan di RT 02 RW 05 Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir 3. Menjelaskan cara pengendalian, pencegahan dan penularan penyakit berbasis lingkungan lingkungan di RT 02 RW 05 Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir 4. Melakukan promosi kesehatan dalam rangka pengendalian, pencegahan dan penularan penyakit berbasis lingkungan lingkungan di RT 02 RW 05 Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir