Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
i
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahhirobbil’aalamin
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Psikososial: Ansietas Pada Ny. OS dengan Hipertensi di
Ruang Gayatri RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor”. Penulisan Karya Ilmiah Akhir
Ners ini dilakukan dalam rangka mendapatkan gelar Ners. Saya menyadari bahwa
tanpa bantuan dan bimbingan, serta doa dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi
saya untuk menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu. Dra. Junaiti Sahar, S.Kp., M.App.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
2. Ibu Dr. Novy Helena Catharina Daulima, S.Kp., M.Sc. selaku dosen
pembimbing yang telah bersedia menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran
untuk mengarahkan saya dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners ini;
3. Ibu Fajar Tri Waluyanti, S.Kp., M.Kep. selaku Ketua Program Profesi
Keperawatan Universitas Indonesia
4. Bapak dr. Erie Dharma Irawan, SpKj., MARS. selaku Pimpinan RS. Dr.
H. Marzoeki Mahdi Bogor yang telah menyediakan tempat untuk praktik
profesi keperawatan ini;
5. Ibu. Dedeh Sukarsih, Amd.Kep selaku Kepala Ruangan Gayatri RS. Dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor yang telah menyediakan waktu dan membimbing
saya selama proses praktik di lapangan
6. Ayah, Bunda, dan adik-adik saya yang tak henti-hentinya mengirimkan
doa, memberikan motivasi, perhatian, dan bantuan yang tidak terbatas,
serta dukungan materi;
7. Teman-teman seperjuangan di Ruang Gayatri, Pak Nano Supriatna, Mba
Ningrum, Hani Mahatva, Saetia Listiana, Nur Phadila, dan Sanny
Rachmawati yang tak henti-hentinya memberikan semangat selama
menjalani proses praktik lapangan;
v
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
8. Sahabat-sahabat saya, Najat, Dita Nurhidayah, Choirun Nisa Umam, Asma
Muthmainah, Rio Alfian, Laily Agustiani, Evie Kemala Dewi yang tak
pernah lelah menyediakan waktunya untuk saling menyemangati dan
mengirimkan doanya;
9. Reny Aditia yang telah menyediakan waktu serta meminjamkan fasilitas
laptopnya untuk saya selama penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners ini;
10. Teman-teman FIK UI angkatan 2009 yang tidak pernah berhenti untuk
saling memotivasi dan saling mendoakan untuk kelancaran penyusunan
karya ilmiah akhir ners ini
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu saya. Semoga Karya Ilmiah Akhir Ners ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, 2014
Penulis
vi
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering muncul pada
masyarakat perkotaan akibat perubahan gaya hidup. Hipertensi merupakan
keadaan dimana tekanan darah dalam tubuh melebihi batas normal. Keadaan ini
dapat menimbulkan masalah psikososial, seperti ansietas, terutama pada klien
yang baru pertama kali terdiagnosa Hipertensi. Ansietas merupakan faktor yang
sangat signifikan dalam mempengaruhi peningkatan Hipertensi, dimana jika
tingkat ansietas meningkat, maka dapat meningkatkan tekanan darah, begitupun
sebaliknya tekanan darah yang meningkat dapat menimbulkan ansietas. Hal ini
ditemukan pada Ny. OS yang mengalami Hipertensi. Asuhan keperawatan yang
diberikan kepada Ny. OS yang mengalami Ansietas adalah teknik relaksasi napas
dalam. Asuhan keperawatan ini dilakukan selama 3 hari dan hasilnya mampu
menurunkan tingkat ansietas dari sedang menjadi ringan pada Ny. OS
viii
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
ABSTRACT
Hypertension is one of the health problems that often arise in urban communities.
Hypertension is a condition which the blood pressure in the body exceeds the
normal limits. This situation can leads to psychosocial health problems, such as
anxiety, especially in first-time clients diagnosed with Hypertension. Anxiety is
the most significant factor in influencing the increase of Hypertension, which if
increased levels of anxiety, it can increase blood pressure, so that, increased blood
pressure can cause anxiety. It was found in Ny. OS with Hypertension. The
Nursing care that given to Ny. OS to realize anxiety was deep breathing relaxation
tecnique. Nursing care was carried out for 3 days and the results can lower level
of anxiety from moderate into mild anxiety
ix
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
DAFTAR ISI
x
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
DAFTAR GAMBAR
xi
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
DAFTAR TABEL
xii
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pengkajian
Lampiran 2 Analisa Data
Lampiran 3 Rencana Asuhan Keperawatan Fisik dan Psikososial
Lampiran 4 Catatan Perkembangan
xiii
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perkotaan yang berasal dari kata dasar kota memiliki arti daerah pemusatan
penduduk dengan kepadatan tinggi serta fasilitas modern dan sebagian besar
penduduknya bekerja di luar pertanian (KBBI, 2008). Berdasarkan arti dari kata
dasar perkotaan tersebut dapat menguraikan bahwa perkotaan merupakan
lingkungan tempat tinggal yang menawarkan berbagai kemewahan hidup serta
fasilitas yang serba modern. Hal ini yang menjadi daya tarik tersendiri bagi
masyarakat pedesaan untuk berbondong-bondong melakukan urbanisasi dengan
harapan dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik dari sebelumnya. Hal inilah
yang menjadi salah satu faktor terbesar yang mengakibatkan kepadatan di
perkotaan semakin hari semakin meningkat. Adapun persentasi jumlah penduduk
perkotaan di Indonesia pada tahun 2010 adalah 44% dan pada tahun 2012 adalah
51% (WHO, 2002). Hasil tersebut menunjukkan betapa melonjaknya tingkat
kepadatan penduduk di perkotaan pada 2 tahun berikutnya. Keadaan seperti ini
jika tidak segera ditindaklanjuti akan terus meningkat, dimana menurut Badan
Pusat Statistik pada tahun 2035 kepadatan penduduk di perkotaan akan menjadi
66,6% (BPS, 2012).
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
2
Masalah kesehatan yang timbul di perkotaan dibagi menjadi dua, yaitu penyakit
menular dan tidak menular (DEPKES, 2013). Adapun penyakit menular yang
terjadi di perkotaan antara lain ISPA, Pneumonia, TB Paru, Hepatitis, Diare, dan
Malaria. Sementara penyakit yang tidak menular yang ada di perkotaan antara lain
Asma, PPOK, Kanker, Diabetes Melitus, Hipertiroid, Hipertensi, Jantung
Koroner, Gagal Jantung, Stroke, Gagal Ginjal Kronis, dan Penyakit sendi/rematik.
Hipertensi dikenal sebagai penyakit “silent killer” (Smeltzer & Bare, 2002). Hal
ini dikarenakan individu yang menderita Hipertensi sering kali tidak menunjukkan
tanda-tanda Hipertensi. Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada individu yang
mengalami Hipertensi, tidak akan ditemukan data yang maladaptif selain tekanan
darah yang melebihi batas normal. Keadaan seperti ini bisa menjadi salah satu
stresor pada klien yang baru saja mengetahui dirinya terdiagnosa Hipertensi.
Stresor yang timbul pada diri seseorang dapat diselesaikan dengan cara yang
adaptif atau maladaptif. Jika seseorang menyelesaikan dengan cara yang adaptif,
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
3
maka stresor tersebut dapat terselesaikan tanpa menimbulkan masalah baru. Lain
halnya dengan seseorang yang menanggapi stresor dengan cara yang maladaptif,
maka akan menimbulkan masalah baru, yaitu masalah psikososial. Seseorang
yang terdiagnosis Hipertensi bisa saja mengalami masalah psikososial,
diantaranya ansietas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah psikososial
yang mungkin saja terjadi pada klien yang menderita Hipertensi adalah depresi,
ansietas, masalah seksual, dan kerusakan memori (Sarhan, 2010). Selain itu, hasil
penelitian yang dilakukan pada 86 orang yang baru terdeteksi Hipertensi dan 98
orang yang sehat didapatkan hasil bahwa sebanyak 42-43 orang yag secara
signifikan menunjukkan bahwa ansietas memiliki nilai tertinggi dibandingkan
depresi dalam peningkatan Hipertensi (Bajko, 2012). Ansietas lebih memegang
peranan penting dibandingkan dengan depresi.
Ansietas merupakan perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar yang
disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya (NANDA, 2012). Ansietas
diklasifikasikan ke dalam beberapa tingkatan, yaitu ansietas ringan, sedang, berat,
dan panik (Fontaine & Fletcher, 2003). Keadaan ansietas yang dialami pada klien
dengan hipertensi dapat memberikan efek lingkaran setan. Hal ini disebabkan oleh
ansietas dapat menyebabkan Hipertensi seseorang semakin meningkat dan
Hipertensi itu sendiri dapat menyebabkan ansietas. Keadaan seperti ini terjadi
disebabkan oleh mekanisme adaptasi fisiologis dimana jika terdapat stresor,
terjadi respon adaptasi yang dikontrol oleh medula oblongata, formasi retikular,
dan kelenjar hipofisis (Potter & Perry, 2005) . Ketiga komponen dalam tubuh
tersebut saling berkesinambungan dalam menjalankan fungsinya untuk
mengontrol fungsi vital dalam tubuh ketika terdapat stresor, meningkatkan atau
menurunkan fungsi vital. Fungsi vital yang dimaksud adalah frekuensi jantung,
pernapasan, dan tekanan darah. Hal ini sesuai dengan beberapa hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa ansietas memiliki efek yang signifikan dalam
meningkatkan Hipertensi (Bajko et all, 2012; Cheung et all, 2003).
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
4
Ansietas yang terjadi pada seseorang harus segera diatasi. Keadaan ansietas yang
terjadi pada seseorang yang memiliki masalah kesehatan fisik dapat memperburuk
keadaan seseorang tersebut. Adapun yang dapat dilakukan untuk mengurangi
respon fisiologis terhadap stres yang menimbulkan ansietas tersebut adalah
dengan olahraga teratur, humor, nutrisi dan diet, istirahat, teknik relaksasi, dan
spiritualitas (Potter & Peryy, 2005). Teknik yang diuraikan tersebut memiliki
tujuan untuk memberikan efek relaks pada tubuh dimana pada saat relaks, tubuh
melepaskan endorfin ke dalam sirkulasi yang dapat menghilangkan perasaan stres.
Salah satu teknik yang sering digunakan untuk menurunkan tingkat ansietas salah
satunya teknik relaksasi napas dalam. Teknik relaksasi ini sangat efektif dalam
menurunkan tingkat asnietas. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dimana tingkat
ansietas seseorang menurun setelah melakukan teknik relaksasi (Ali & Hasan,
2010; D’Silva et all, 2014).
Pada hasil praktik lapangan yang dilakukan di Ruang Gayatri RS. Marzoeki
Mahdi Bogor, klien yang dirawat dengan diagnosa medis Hipertensi pada bulan
April 2014 adalah sebanyak 7 klien (Kendali mutu Ruang Gayatri RSMM Bogor,
2014). Tidak didapatkan data yang menunjukkan prevalensi masalah psikososial
pada masalah fisik. Prevalensi klien yang dirawat dengan Hipertensi pada bulan
April meningkat dibandingkan pada bulan Maret dimana tidak ada klien
Hipertensi yang dirawat. Saat praktik berlangsung dan melakukan asuhan
keperawatan pada klien Hipertensi, penyusun menemukan masalah psikososial
pada klien tersebut, yaitu Ansietas. Penyusun melakukan salah satu intervensi
keperawatan psikososial untuk menurunkan tingkat asnietas klien yaitu dengan
teknik relaksasi napas dalam. Oleh karena itu, dengan prevalensi klien hipertensi
yang dirawat di ruang Gayatri meningkat secara signifikan dan efek lingkaran
setan anatara ansietas dan Hipertensi, serta hasil penelitian yang menunjukkan
efektivitas teknik relaksasi napas dalam pada klien dengan hipertensi, penyusun
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
5
1.2.Rumusan Masalah
Prevalensi penderita Hipertensi di Indonesia mengalami penurunan, dimana
prevalensi Hipertensi pada umur > 18 tahun pada tahun 2007 sebesar 31,7%
menjadi 25,8% pada tahun 2013 (DEPKES RI, 2013). Hal ini berbeda dengan
keadaan pada Ruang Gayatri RS. Marzoeki Mahdi Bogor dimana prevalensi klien
yang dirawat dengan diagnosa Hipertensi meningkat dimana pada bulan Maret
2014 adalah 0 klien menjadi 7 klien pada bulan April 2014 (Kendali mutu ruang
Gayatri RS. Marzoeki Mahdi Bogor, 2014). Angka tersebut sangat signifikan
perbedaannya. Selain itu, sebagai seorang perawat, merawat klien tidak hanya
pada masalah fisiknya saja, melainkan secara holistik, biopsikososial kultural.
Pada beberapa penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, masalah psikososial,
khususnya ansietas memiliki efek yang sangat besar dalam meningkatkan
Hipertensi. Dimana, klien yang mengalami Hipertensi yang disertasi dengan
ansietas akan menimbulkan efek lingkaran setan. Dimana, ansietas dapat
mempengaruhi Hipertensi dan Hipertensi dapat mempengaruhi ansietas. Sehingga,
sangatlah penting untuk seorang perawat untuk menyelesaikan masalah
psikososial yang muncul pada klien yang memiliki Hipertensi. Oleh karena itu,
berdasarkan uraian di atas, penyusun mengangkat kasus Ansietas pada klien
dengan Hipertensi pada Karya Ilmiah Akhir Ners ini.
1.3.Tujuan Penelitian
Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini memiliki 2 tujuan, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
6
1.4.Manfaat Penelitian
Karya Ilmiah Akhir Ners ini dapat memberikan manfaat bagi keilmuan
keperawatan, pelayanan kesehatan, serta metodologi.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
7
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan mengenai teori dan konsep perkotaan, konsep
Hipertensi, dan masalah psikososial Ansietas serta asuhan keperawatan Ansietas.
8 Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
9
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
10
yang memiliki keterikatan satu sama lain atas dasar adat istiadat yang sama yang
memiliki mata pencaharian di sektor pemerintahan.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
11
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
12
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
13
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
14
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
15
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
16
Selain itu, Hipertensi erat kaitannya dengan kelebihan garam dalam tubuh.
Keadaan ini juga akan memperberat kerja ginjal dalam melakukan filtrasi yang
pada akhirnya garam akan terus menumpuk dalam darah. Beban kerja ginjal yang
meningkat juga lama kelamaan akan mengakibatkan ginjal tak mampu lagi
melakukan kompensasi yang pada akhirnya akan terjadi gagal ginjal.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
17
pada individu yang menghadapi stresor degan koping yang maladaptif, maka akan
menimbulkan masalah psikososial selanjutnya. Hipertensi yang diderita oleh
seseorang tidak hanya akan menimbulkan kekhawatiran terhadap tekanan darah
itu sendiri, melainkan komplikasi yang mungkin saja ditimbulkan oleh masalah
kesehatan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah psikososial
yang mungkin saja muncul pada klien dengan hipertensi, antara lain depresi,
ansietas, masalah seksual, dan kerusakan memori (Sarhan, 2010). Namun, pada
beberapa penelitian menunjukkan bahwa ansietas yang lebih memegang peranan
khusus dalam memberikan efek yang signifikan dalam peningkatan Hipertensi
(Bajko, 2012; Cheung, 2003; Logan, 2012)
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
18
ansietas adalah perasaan takut yang timbul merupakan respon terhadap objek
mengancam yang dapat diindentifikasi dan spesifik, sementara pada ansietas tidak
jelas objek yang menyebabkan respon tersebut (Videbeck, 2008)
Keempat rentang respon ansietas tersebut menghasilkan respon fisik, kognitif, dan
emosional yang berbeda, yaitu (Videbeck, 2008):
Tingkat Respon
Ansietas Fisik Kognitif Emosional
Ringan Ketegangan otot ringan, sadar Lapang persepsi luas, Perilaku otomatis,
akan lingkungan, rileks atau terlihat tenang dan sedikit tidak sabar,
sedikit gelisah, penuh perhatian, percaya diri, perasaan aktivitas menyendiri,
rajin gagal sedikit, waspada terstimulasi, tenang
dan memerhatikan
banyak hal,
mempertimbangkan
informasi, tingkat
pembelajaran optimal
Sedang Ketegangan otot sedang, tanda- Lapang persepsi Tidak nyaman, mudah
tanda vital meningkat, pupil menurun, tidak tersinggung,
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
19
Tingkat Respon
Ansietas Fisik Kognitif Emosional
dilatasi, mulai berkeringat, sering perhatian secara kepercayaan diri
mondar-mandir, memukulkan selektif, fokus terhadap goyah, tidak sabar,
tangan, suarah berubah stimulus meningkat, gembira
(beergetar, nada suara tinggi), rentang perhatian
kewaspadaan dan ketegangan menurun, penyelesaian
meningkat, sering berkemih, masalah menurun,
sakit kepala, pola tidur berubah, pembelajaran terjadi
nyeri punggung dengan memfokuskan
Berat Ketegangan otot berat, Lapang persepsi Sangat cemas, agitasi,
hiperventilasi, kontak mata terbatas, proses berpikir takut, bingung,
buruk, pengeluaran keringat terpeah-pecah, sulit merasa tidak adekuat,
meningkat, bicara cepat, nada berpikir, penyelesaian menarik diri,
suara tinggi, tindakan tanpa masalah buruk, tidak penyangkalan, ingin
tujuan dan serampangan, rahang mampu bebas
menegang, menggertakan gigi, mempertimbangkan
kebutuhan ruang gerak informasi, hanya
meningkat, mondar-mandir, memerhatikan
berteriak, meremas tangan, ancaman, preokupasi
gemetar dengan pikiran sendiri,
egoosentris
Panik Flight, fight, atau freeze, Perssepsi sangat Merasa terbebani,
ketegangan otot sangat berat, sempit, pikiran tidak merasa tidak mampu
agitasi motorik kasar, pupil logis atau terganggu, atau tidak berdaya,
dilatasi, tanda-tanda vital kepribadian kacau, lepas kendali,
menigkat kemudia menurun, tidak dapat mengamuk atau putus
tidak dapat tidur, hormon stres menyelesaikan asa, marah atau
dan neurotransmiter berkurang, masalah, fokus pada sangat takut,
wajah menyeringai, mulut pikiran sendiri, tidak mengharapkan hasil
ternganga rasional, sulit yang buruk, kaget
memahami stimulus atau takut, lelah
eksternal, halusinasi,
waham, ilusi, mungkin
terjadi
Tabel 2.1. Rentang Respon Ansietas
Perasaan ansietas yang dirasakan oleh seorang individu dapat membahayakan jika
individu tersebut merasa khawatir yang berlebihan tentang masalah yang sedang
terjadi atau berpotensial untuk terjadi. Hal ini dikarenakan pada saat seorang
individu berada pada situasi seperti ini, hanya akan menghabiskan tenaga,
menimbulkan rasa takut, dan hanya akan menghambat produktivitas individu
tersebut dalam berbagai aspek. Selain itu, saat seseorang mengalami ansietas,
respon sistem saraf otonom akan menimbulkan aktivitas involunter pada tubuh.
Pada saat individu dihadapkan pada tanda-tanda bahaya, serabut saraf simpatif
akan mengaktifkan tanda-tanda vital sebagai bentuk pertahanan tubuh. Dalam hal
ini, kelenjar adrenal akan melepas adrenalin (epinefrin) yang menyebabkan tubuh
mengambil lebih banyak oksigen, mendilatasi pupil, dan meningkatkan tekanan
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
20
arteri serta frekuensi jantung sambil membuat konstriksi pembuluh darah perifer
dan memirau darah dari sistem gastrointestinal dan reproduksi serta meningkatkan
glikogenolisis menjadi glukosa bebas untuk membantu jantung, otot, dan sistem
saraf pusat (Videbeck, 2008). Ketika tanda bahaya tersebut berakhir, serabut saraf
pusat simpatis akan mengembalikan kondisi tubuh kembali ke normal. Oleh
karena itu hal inilah yang mendasari mengapa ansietas penting untuk diatasi
dengan cara yang tepat.
Teknik relaksasi, seperti relaksasi progresif dan napas dalam dapat dilakukan
untuk mengatasi ansietas. Tujuan dilakukannya teknik relaksasi adalah untuk
menghasilkan respon yang dapat memerangi respon stres (Smeltzer & Bare,
2002). Saat tujuan ini tercapai, maka harapannya adalah hipotalamus dapat
menyesuaikan sehingga terjadi penurunan aktivitas saraf simpatis dan
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
21
parasimpatis. Teknik napas dalam yang dimaksud adalah teknik napas abdomen
dengan frekuensi lambat dan beriraman (Smeltzer & Bare, 2002). Teknik relaksasi
dilakukan dengan cara melakukan napas dalam melalui hidung selama 5 hitungan
dan dihembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan selama 5 hitungan
(Fontaine & Fletcher, 2002). Selain itu, hal yang harus diperhatikan dalam
melakukan teknik relaksasi napas dalam adalah lingkungan dan posisi yang
nyaman untuk klien.
Teknik lainnya adalah teknik distraksi seperti simple guided imagery adalah
teknik imajinasi yang berfungsi untuk memberikan relaksasi atau pengalihan
secara langsung dari keadaan yang tidak diinginkan. Teknik ini tidak efektif jika
dilakukan pada klien yang memiliki tingkat ansietas berat atau panik. Adapun
tatalaksana teknik guided imagery adalah dengan menginstruksikan klien untuk
mencari posisi yang nyaman serta menutup mata. Buatlah sugesti yang dapat
membuat relaks, seperti menjelaskan gambar-gambar yang membuat tenang,
napas yang tegas. Selain itu, meminta klien untuk membayangkan hal-hal yang
membuat mereka bahagia.
Efek relaks yang diberikan pada manajemen ansietas tidak hanya datang dari cara
fisik seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Ketenangan bathin dapat membantu
seseorang dalam memberikan rasa nyaman atau tenang dalam diri seseorang.
Teknik spiritual yang digunakan adalah dengan pendekatan pada keyakinan
pasien dan melakukan ibadah sesuai dengan yang diyakini oleh klien. Selain itu,
dukungan dari keluarga dapat membuat klien merasa diperhatikan dan dicintai,
sehingga hal ini dapat membuat klien merasa dirinya jauh lebih berharga.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
BAB 3
LAPORAN KASUS KELOLAAN
Bab ini akan menyajikan pengkajian dan diagnosis keperawatan ansietas pada Ibu
OS yang mengalami penyakit Hipertensi.
3.1.Pengkajian
3.1.1. Identitas Klien
Ibu OS berusia 58 tahun yang beralamat di Kp. Sindang Pala RT/RW ¾,Cibinong,
Bogor masuk ke RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada tanggal 27 Mei 2014.
Ibu OS beragama Islam dan berasal dari suku Sunda.
Ibu OS mengatakan bahwa dirinya merasa lemas, pusing, dan kedua tangannya
terasa baal. Ibu OS mengatakan bahwa lemas dan pusing sudah dirasakan Ibu OS
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
23
kurang lebih 2 hari sebelum masuk RS dan semakin berat mulai semalam sebelum
masuk RS. Ibu OS mengatakan bahwa dirinya disarankan oleh dokter IGD untuk
rawat jalan. Namun, Ibu OS meminta dokter agar dirinya dirawat inap saja. Ibu
OS mengatakan alasannya ingin dirawat inap saja disebabkan oleh Ibu OS
khawatir dengan kondisinya saat ini dan takut jika nanti keadaannya semakin
parah. Selain itu, Ibu OS mengatakan rasa khawatirnya bertambah ketika untuk
pertama kalinya Ibu OS mengetahui bahwa Ibu OS memiliki Hipertensi. Selain
itu, Ibu OS menanyakan kepada perawat apakah dirinya bisa akan sembuh. Ibu
OS khawatir jika keadaannya bisa bertambah parah. Ibu OS mengatakan
terkadang merasa deg-degan ketika Ibu OS memikirkan keadaannya saat ini.
3.1.4. Genogram
Ibu OS merupakan Ibu dari 10 orang anak. Ibu OS adalah single parent untuk
anak-anaknya, dikarenakan Ibu OS sudah bercerai dengan suaminya. Saat ini Ibu
OS tinggal sendirian di rumahnya karena semua anak-anaknya telah menikah dan
tinggal di rumah masing-masing. Adapun genogram dari keluarga Ibu OS adalah
sebagai berikut:
: Entry point/Klien
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
24
Ibu OS mengatakan sebelum dirawat, Ibu OS sudah mengalami hal yang seperti
ini sebelumnya, namun tidak separah ini. Saat masih di rumah, saat merasa pusing
klien istirahat atau minum obat warung pereda nyeri. Namun, karena semakin hari
keluhan yang dirasakan semakin memberat, anak dan Ibu OS memutuskan untuk
periksa ke rumah sakit dan ternyata Ibu OS memiliki Hipertensi. Saat ditanyakan
mengenai perannya sebagai Ibu, Ibu OS mengatakan tugasnya telah selesai,
dikarenakan semua anaknya sudah menikah, dan tidak ada yang perlu
dikhawatirkan lagi. Saat ditanyakan mengenai kebutuhan spiritual, Ibu OS
mengatakan dirinya masih tetap melakukan sholat. Ibu OS melakukan tayamum
sebagai pengganti wudhu dikarenakan Ibu OS belum berani ke kamar mandi
karena masih merasa pusing dan takut jatuh. Ibu OS mengatakan yang menjadi
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
25
fokus utamanya saat ini adalah kesembuhan dirinya, karena Ibu OS tidak ingin
penyakitnya menjadi lebih berat.
Adapun pohon masalah yang akan diuraikan berikut ini menunjukkan alur
terjadinya Ansietas yang disebabkan oleh Hipertensi dan akibat yang dapat
ditimbulkan dari Ansietas yang dialami oleh Ibu OS. Ibu. OS (58 tahun) masuk
IGD RS Marzoeki Mahdi Bogor dengan keluhan merasa lemas dan kedua
tangannya baal. Ibu OS didiagnosa mengalami Hipertensi dimana tekanan darah
saat masuk IGD adalah 160/100 mmHg. Dokter IGD menyarankan Ibu OS untuk
rawat jalan, namun Ibu OS meminta untuk rawat inap saja. Saat dipindah ke ruang
rawat Gayatri dan dilakukan pengkajian didapatkan hasil bahwa tekanan darah
klien adalah 150/100 mmHg, nadi: 72x/menit, pernapasan: 18x/menit, suhu:
36,6C. Keadaan ini membuat Ibu OS merasa khawatir atau cemas. Masalah
psikososial yang dialami oleh Ibu OS yaitu Ansietas dapat memberikan dampak
buruk pada penyakit medis Ibu OS, yaitu Hipertensi. Pada keadaan cemas, dapat
meningkatkan tekanan darah Ibu OS dan hal ini akan memperburuk keadaan Ibu
OS. Hal ini dikarenakan Hipertensi merupakan penyakit kategori silent killer yang
dapat menjadi pencetus terjadinya masalah kardiovaskular dan lain sebagainya.
Selain itu, jika masalah Ansietas ini tidak terselesaikan hal ini dapat
mengakibatkan masalah psikososial lainnya, diantaranya ketidakberdayaan dan
keputusasaan.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
26
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Bab ini akan membahas mengenai profil lahan praktik, analisis masalah
keperawatan, analisis salah satu intervensi keperawatan, dan alternatif pemecahan
masalah yang dapat dilakukan pada Ibu OS yang mengalami Ansietas di Ruang
Gayatri RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
28
dengan tim kesehatan lainnya. Namun, pada saat melakukan asuhan keperawatan
kepada klien, perawat lebih berfokus pada masalah fisik dibandingkan dengan
masalah psikososial yang mungkin saja muncul pada setiap klien. Namun, ada
beberapa perawat yang tidak melupakan untuk melakukan asuhan keperawatan
psikososial pada klien-klien yang terkaji memiliki masalah psikososial.
Bicara masalah asuhan keperawatan atau tindakan kolaborasi, tidak lepas dari
dukungan fasilitas alat kesehatan di ruang tersebut. Sejauh ini, ruang Gayatri
sudah memiliki alat kesehatan yang dapat mendukung terlaksanya tindakan
keperawatan mandiri maupun kolaborasi. Namun, ada beberapa alat kesehatan
yang mungkin dapat dikatakan untuk layak diganti atau diadakan, salah satunya
adalah alat elektrokardiografi (EKG). Alat EKG yang dimiliki oleh ruang Gayatri
sudah tidak layak pakai, sehingga terkadang jika ada klien yang butuh
pemantauan khusus EKG, ruang Gayatri harus meminjam ke ruangan lain.s
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
29
Ibu OS 58 tahun dengan status perkawinan adalah janda beragama Islam, tidak
bekerja, tinggal di Kp. Sindang Pala Bogor yang masih termasuk wilayah
perkotaan. Ibu OS dirawat di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor karena menderita
Hipertensi yang baru saja diketahui oleh Ibu S saat diperiksa di IGD RSMM
Bogor. Ibu OS mengatakan dirinya tidak memiliki keturunan yang punya penyakit
Hipertensi. Selain itu, klien mengatakan dirinya memiliki riwayat pola makan
yang tidak sehat dan jarang berolah raga. Kasus yang terjadi pada Ibu OS ini
merupakan masalah kesehatan perkotaan yang tidak menular. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Depkes (2002) bahwa masalah perkotaan
yang tidak menular merupakan masalah kesehatan yang disebabkan oleh
pergeseran gaya hidup (pola makan), kurangnya PHBS, dan faktor lingkungan.
Selain itu, Berat badan Ibu OS adalah 75 kg dengan tinggi badan 155 cm, hasil
IMT adalah 31,21 yang menunjukkan Ibu OS mengalami obesitas. Obesitas pada
Ibu OS merupaka salah satu faktor resiko Hipertensi. Hal ini sesuai dengan teori
yang diungkapkan oleh American Heart Associations (2012) bahwa salah satu
faktor resiko seseorang bisa terkena Hipertensi adalah kelebihan berat badan atau
obesitas.
Pada saat di ruang IGD, tekanan darah Ibu OS adalah 160/100 mmHg yang
kemudian didiagnosa oleh dokter bahwa Ibu OS terkena Hipertensi. Hal ini sesaui
dengan teori yang ada bahwa seseorang dikatakan menderita Hipertensi jika
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg
(Smeltzer & Bare, 2002). Hipertensi yang diderita oleh Ibu OS masuk dalam
klasifikasi Hipertensi stadium 2 (sedang). Hal ini sesuai dengan teori yang
mengatakan bahwa hipertensi stadium 2 (sedang) jika tekanan sistolik antara 160-
179 mmHg dan tekanan diastolik antara 100-109 mmHg (Smeltzer & Bare, 2002;
Price & Wilson, 2006).
Keluhan yang dirasakan oleh Ibu OS adalah kedua tangannya terasa baal, merasa
pusing, lemas, keringat dingin sampai bajunya basah. Selain itu juga, wajah Ibu
OS tampak tegang, Ibu OS selalu menanyakan kepada perawat apakah dirinya
akan sembuh serta mengatakn dirinya kadang merasa deg-degan jika mengingat
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
30
keadaannya saat ini. Keadaan seperti ini merupakan data yang sangat kuat untuk
masalah psikososial Ansietas. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh
Doona (1979) bahwa tanda dan gejala ansietas diantaranya takikardi, dilatasi
pupil, berkeringat, tremor, anoreksia, insomnia, poliuria, vertigo, lemas, pusing,
meningkatnya aktivitas motorik, sulit konsentrasi, dan iritabilitas. Selain itu,
pernyatan tersebut didukung pula oleh AHA (2012) yang menyatakan bahwa
tanda dan gejala Hipertensi hanya dicirikan dengan tekanan darah melebihi batas
normal. Tanda dan gejala seperti yang muncul pada seseorang yang mengalami
Ansietas bisa saja timbul pada seseorang yang mengalami Hipertensi jika
seseorang tersebut mengalami Hipertensi krisis, dimana tekanan sistolik ≥ 180
mmHg dan tekanan diatolik ≥ 110 mmHg.
Kecemasan yang muncul pada Ibu OS disebabkan oleh rasa khawatir Ibu OS
terhadap kondisinya yang terkena Hipertensi. Ibu OS mengatakan baru
mengetahui dirinya terkena Hipertensi dan merasa takut jika kondisinya akan
memburuk jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu Ibu OS meminta untuk
dirawat inap saja yang sebelumnya disarankan oleh Dokter untuk rawat jalan.
Rasa cemas atau ansietas yang dialami oleh Ibu OS sesuai dengan teori Ansietas
Potter dan Perry (2005) bahwa seseorang akan merasa cemas jika dihadapkan
pada perubahan dan kebutuhan untuk melakukan tindakan yang berbeda. Keadaan
yang dialami oleh Ibu OS juga didukung oleh hasil penelitian Sarhan (2010)
bahwa masalah psikososial yang mungkin timbul pada Hipertensi adalah depresi,
ansietas, masalah seksual, dan kerusakan memori. Selan itu, beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa ansietas memiliki efek yang signifikan dalam
peningkatan Hipertensi (Bajko et all, 2012; Cheung et all, 2003).
4.3. Analisis Salah Satu Intervensi Dengan Konsep dan Penelitian Terkait
Kecemasan atau ansietas yang dirasakan oleh Ny. OS penting untuk segera
diatasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Videbeck (2008) bahwa jika seseorang
yang mengalami khawatir yang berlebihan hanya akan menghabiskan tenaga,
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
31
Teknik relaksai merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stres.
Salah satu teknik relaksasi yang dapat dilakukan pada klien dengan ansietas
adalah teknik relaksasi napas dalam. Adapun tujuan dari teknik relaksasi adalah
untuk menghasilkan respon yang dapat memerangi respon stres (Smeltzer & Bare,
2002). Berdasarkan hasil beberapa penelitian, teknik relaksasi napas dalam sangat
efektif dalam menurunkan tingkat ansietas. Salah satunya pada penelitian yang
dilakukan oleh D’Silva et all (2014) bahwa teknik relaksasi napas dalam efektif
dalam menurunkan ansietas pada klien dengan penyakit arteri koroner.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
32
Asuhan keperawatan pada Ibu OS dilakukan selama 3 hari. Pada hari pertama
asuhan keperawatan yang dilakukan adalah membina hubungan saling percaya,
mengidentifikasi penyebab ansietas Ibu OS, cara yang dilakukan oleh Ibu OS saat
merasa cemas dan mengajarkan teknik relaksasi napas dalam. Teknik relaksasi
napas dalam dipilih menjadi SP 1 untuk masalah ansietas Ibu OS karena menurut
penyusun yang saat ini dibutuhkan Ibu OS relakasi dengan cara yang mudah,
sehingga untuk selanjutnya dapat dilakukan oleh Ibu OS. Teknik relaksasi napas
dalam ini terus dievaluasi oleh penyusun sampai pada hari terahir melakukan
asuhan keperawatan pada Ibu OS.
Intervensi keperawatan teknik relaksasi napas dalam dilakukan selama 3 hari Ibu
OS dirawat. Setiap kali melakukan interaksi dengan Ibu OS, penyusun
mengevaluasi kembali kemampuan Ibu OS dalam melakukan teknik relaksasi
napas dalam. Selain itu penyusun juga membantu Ibu OS dalam menyusun jadwal
latihan teknik relaksasi napas dalam yang disepakati bersama, yaitu 3x sehari
setiap setelah sarapan, makan siang, dan makan sore. Setelah 3 hari melakukan
intervensi dan evaluasi pada Ibu OS mengenai teknik relaksasi napas dalam,
terlihat bahwa tingkat ansietas Ibu OS berkurang. Hal ini terlihat dari wajah Ibu
OS tampak tidak tegang lagi, Ibu OS tampak lebih tenang, pusing Ibu OS sudah
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
33
tidak dirasakan lagi, Ibu OS mengatakan sudah tidak merasa khawatir lagi dengan
keadaannya karena sudah mengetahui cara mengetasi cemas. Seain itu juga,
tekanan darah Ibu OS berangsur-angsur turun. Keberhasilan teknik relaksasi napas
dalam untuk mengatasi tingkat kecemasan pada Ibu OS tidak lepas dari
kesungguhan Ibu OS untuk sembuh. Selain itu, keluarga dari Ibu OS sangat
mendukung Ibu OS dan seringkali mengingatkan Ibu OS untuk latihan teknik
relaksasi napas dalam.
Intervensi yang diberikan kepada Ny. OS tidak lepas dari kekurangan, salah satu
diantaranya adalah penyusun tidak melakukan intervensi khusus untuk keluarga.
Padahal penyusun menyadari bahwa hal ini merupakan hal yang paling penting
sebagai salah satu strategi untuk menyiapkan keluarga sebagai perpanjangan
tangan perawat saat Ny. OS berada di rumah. Selama melakukan intervensi,
penyusun hanya melibatkan keluarga saat mengajarkan teknik menurunkan
ansietas dan saat discharge planning, tanpa melakukan SP keluarga. Hal ini
disebabkan oleh penyusun berharap dengan melibatkan keluarga hanya saat
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
34
Asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ibu OS tidak lepas dari kerjasama yang
cukup baik dari Ibu OS, serta keluarga. Selama intervensi keperawatan
berlangsung, Ibu OS dan keluarga sangat kooperatif dan menerima intervensi
keperawatan yang diberikan oleh penyusun. Melihat hal ini, penyusun
menganalisis bahwa dukungan dari keluarga dapat menjadi salah satu alternatif
pemecahan masalah. Jika keluarga mampu melakukan perannya sebagai support
system yang baik, hal ini juga akan membuat klien menyadari bahwa dirinya
sangat berharga untuk keluarganya. Sehingga hal ini dapat memotivasi klien
untuk terus sehat. Selain itu, dengan melibatkan keluarga klien dalam intervensi
keperawatan, secara tidak langsung telah mengajarkan keluarga untuk menjadi
keluarga yang mandiri, sehingga jika kedepannya hal yang sama terjadi lagi, klien
dan keluarga telah mengetetahui apa yang harus dilakukan sebagai tindakan awal.
Oleh karena itu, jika keluarga memiliki koping yang efektif dalam menangani
setiap masalah yang ada, secara tidak langsung hal tersebut dapat membuat klien
menjadi lebih tenang dan memiliki koping yang efektif pula dengan harapan
masalah ansietas tidak akan muncul.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
BAB 5
PENUTUP
Bab ini akan menyajikan tentang kesimpulan hasil asuhan keperawatan dan
saran.
5.1. Kesimpulan
Hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan kepada Ny. OS selama 3 hari
dapat disimpulkan bahwa:
5.1.1. Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering
muncul di perkotaan yang diakibatkan oleh pola makan yang tidak
sehat serta gaya hidup kurang gerak (aktivitas)
5.1.2. Ansietas adalah masalah psikososial yang sering muncul pada klien
dengan Hipertensi
5.1.3. Asuhan keperawatan psikososial Ansietas pada klien dengan
Hipertensi, yaitu teknik relaksasi napas dalam lebih efektif dalam
menurunkan ansietas dibandingkan dengan teknik hipnosis 5 jari
5.1.4. Support system, yaitu keluarga merupakan salah satu faktor yang
dapat mendukung efektivitas suatu intervensi keperawatan yang
diberikan oleh perawat
52. Saran
5.2.1. Bidang Pendidikan
Teknik relaksasi napas dalam dapat digunakan untuk menurunkan tingkat ansietas
pada klien yang memiliki masalah fisik Hipertensi. Berdasarkan hasil analisis
karya ilmiah ini, penyusun mengharapkan agar bagian pendidikan dapat
memberikan cara melakukan teknik relaksasi napas dalam pada mahasiswa
keperawatan selanjutnya agar kedepannya teknik ini dapat dikuasai oleh
mahasiswa keperawatan dan dapat menyelesaikan masalah ansietas dengan
masalah fisik yang berbeda.
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
36
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Associations. (2012). Understan Your Risk fot Your High Blood
Pressure.
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HighBloodPressure/Unders
tandYourRiskforHighBloodPressure/Understand-Your-Risk-for-High-
Blood-Pressure_UCM_002052_Article.jsp
American Heart Associations. (2012). What Are The Symtoms of High Blood
Pressure.
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HighBloodPressure/Sympt
omsDiagnosisMonitoringofHighBloodPressure/What-are-the-Symptoms-
of-High-Blood-Pressure_UCM_301871_Article.jsp (Diunduh pada tanggal
02 Juli 2014, Pukul: 22.23)
Bajko, Zolran., et all. (2012). Anxiety, Depression, and Autonomic Nervous
System Dysfunction in Hypertension. Vol. 317 (1). p: 112-116
Cheung, B.M.Y., et all. (2003). The Relationship Between Hypertension and
Anxiety or Depression in Hongkong Chinese. Vol.10 (1). p: 21-24
D’Silva et all. (2014). Effectiveness of Deep Breathing Exercise (DBE) on The
Heart Rate Variability, BP, Anxiety & Derpression Of Patients With
Coronary Artery Diasease. Vol.4. p: 35-41
Depkes RI. (2002). Konsep Kesehatan Perkotaan. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI
Doengoes, Marilynn E., Moorhouse, Mary F., Geissler, Alice C. (2000). Rencana
Asuhan Keperawata: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian
perawatan pasien. Ed. 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Doona, Mary Ellen. (1979). Travelbee’s Intervention in Psychiatric Nursing.
Ed.2. USA: F.A. Davis Company
Fontaine & Fletcher. (2003). Mental Health Nursing. 5th ed. New Jearsey:
Pearson Education, Inc.
Fortinash & Holoday-Worret. (1999). Psychiatric Nursing Care Plans. 3 Ed. St.
Louis: Mosby
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
38
Logan, Jeongok G., Barksdale, Debar J., Carlson, John., Carlson, Barboraw.,
Rowsey, Pamela J. (2012). Psychologycal Stress and Arterial Sttiffness in
Korea Americans. Vol. 73 (1). p: 53-58
NANDA. (2012). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan klasifikasi 2012-2014.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses,
dan praktik. Vol. 1. Ed. 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Potter & Perry. (2002). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses,
dan praktik. Vol. 2. Ed. 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Price & Wilson. (2006). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses
penyakitNational Heart, Lung, and Blood Institute. (2003). The seventh
Report of the Joint National Commite on Detection, Evaluation, . Vo. 1.
Ed. 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Sarhan, Walid. (2010). Psychiatric Aspect of Hypertension. Vol.17. p: 79-80
Smeltzer & Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah: Brunner:
Brunner & Suddarth. Vol. 2. Ed. 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Sudoyo, Aru W., Setiyohadi, Bambang., Alwi, Idrus. (2006). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Ed.4. Jilid 1. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
NN. (2014). Buku Kendali Mutu Ruang Gayatri RS Marzoeki Mahdi Bogor. Tidak
dipublikasikan
Videbeck, Shella L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
Lampiran 1-Pengkajian Keperawatan
INFORMASI UMUM
Inisial klien : Ny. OS
Usia : 58 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Sunda
Bahasa dominan : Bahasa Indonesia
Status perkawinan : Janda
Alamat : Kp. Sindang Pala RT/RW 03/04, Kel. Cibinong, Kec.
Pamijatan, Bogor
Tanggal masuk : 27 Mei 2014
Tanggal pengkajian : 27 Mei 2014
Ruang rawat : Gayatri
No RM : 288167
Diagnosa medis : Hipertensi
Riwayat alergi : Tidak ada
Diet : Diet rendah garam
KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan merasa lemas dan kedua tangannya terasa baal, pusing (+),
mual atau muntah (-)
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
Lampiran 1-Pengkajian Keperawatan
Tingkat Ansietas
Tingkat ansietas sedang-berat. Adapun perilaku yang ditunjukkan adalah ramah,
kooperatif, dan gelisah
KELUARGA
Genogram
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
Lampiran 1-Pengkajian Keperawatan
Keterangan:
: Laki-Laki : Laki-Laki meninggal
: Entry Point
RIWAYAT SOSIAL
Pola sosial
Teman/orang terdekat: Klien mengatakan orang terdekatnya saat ini adalah
anak-anaknya
Peran serta dalam kelompok: Klien mengatakan terlibat dalam pengajian
di lingkungan rumah
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien mengatakan tidak
memiliki masalah dalam berhubungan dengan orang lain
Obat-oabatan yang dikonsumsi
Klien mengatakan tidak mengkonsumsi obat-obatan herbal atau obat-
obatan yang diluar resep
Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini:
- Valsartan 80 mg
- Domperidon
- Meloxicam 15 mg
- Amlodipin
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
Lampiran 1-Pengkajian Keperawatan
- Ranitidine 2x2 ml
Klien mengatakan tidak menggunakan alkohol dan obat-obatan untuk
mengatasi masalahnya
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
Lampiran 1-Pengkajian Keperawatan
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
Lampiran 2-Analisa Data
ANALISA DATA
DS:
Klien mengatakan merasa khawatir
dengan kondisinya saat ini
Klien mengatakan apakah dirinya akan
sembuh
Klien mengatakan terkadang merasa
deg-degan jika mengingat-ingat
kondisinya
Klien mengatakan merasa pusing
Klien mengatakan merasa lemas
DO: - Gangguan rasa nyaman
DS:
Klien mengatakan merasa pusing
Klien mengatakan terkadang merasa
terganggu dengan pusing yang
dirasakan
DO: Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari
Tubuh klien tampak gemuk kebutuhan tubuh
BB: 75 Kg, TB: 155cm, IMT: 31,21
(obesitas)
DS:
Klien mengatakan dirinya jarang
berolahraga
Klien mengatakn dirinya senang
ngemil
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
Lampiran 3-Rencana Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
Lampiran 3-Rencana Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
Lampiran 3-Rencana Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
Lampiran 4-Catatan Perkembangan
CATATAN PERKEMBANGAN
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
Lampiran 4-Catatan Perkembangan
P:
K: Latih teknik relaksasi napas
dalam 3x/hari, tiap selesai
sarapan, makan siang, dan
makan sore
P:
Evaluasi teknik relaksasi
napas dalam
Ajarkan teknik distraksi
hipnosis 5 jari
Evaluasi pola makan
Penkes tentang diit yang
tepat
Evaluasi posisi yang nyaman
Data: S:
Wajah klien masih tampak Klien mengatakan sudah
tegang melakukan teknik relaksasi
Klien tampak berkeringat napas dalam sesuai dengan
dingin yang dijadwalkan
Tubuh klien tampak gemuk Klien mengatakan teknik
TD: 160/90 mmHg, nadi: hipnosis 5 jari lebih susah
94x/menit, rr: 18x/menit dibandingkan dengan teknik
Klien mengatakan masih relaksasi napas dalam
merasa khawatir dengan Klien mengatakan merasa
kondisinya saat ini biasa saja setelah melakukan
Klien mengatakan apakah teknik hipnosis 5 jari
dirinya akan sembuh Klien mengatakan lebih suka
Klien mengatakan terkadang dengan teknik relaksasi
28 Mei 2014 masih merasa deg-degan jika napas dalam
07.00-14.30 WIB mengingat-ingat kondisinya Klien mengatakan saat ini
Klien mengatakan kedua rasa khawatirnya mulai
tangannya terasa baal berkurang
Klien mengatakan merasa Klien mengatakan makan
pusing makanan dari RS dan hanya
Klien mengatakan merasa ngemil buah
lemas
Klien mengatakan kadang-
Klien mengatakan terkadang kadang masih merasa deg-
merasa terganggu dengan
degan ketika mengingat
pusing yang dirasakan
keadaannya
Klien mengatakan dirinya
Klien mengatakan masih
jarang berolahraga
sering berkeringat dingin
Klien mengatakn dirinya
Klien mengatakan masih
senang ngemil
merasa nyaman dengan
posisi semifowler
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
Lampiran 4-Catatan Perkembangan
A:
Masalah ansietas teratasi
sebagian
Masalah gangguan rasa
nyaman teratasi sebagian
Masalah ketidakseimbangan
nutrsi lebih dari kebutuhan
tubuh teratasi sebagian
P:
K: Latih tektenik relaksasi napas
dalam 3x/hari tiap selesai
sarapan, makan siang, dan
makan sore, serta latih teknik
hipnosis 5 jari saat istirahat
siang dan istirahat malam
P:
Evaluasi teknik relaksasi
napas dalam dan teknik
hipnosis 5 jari
Latih teknik spiritual
(istighfar)
Evauasi tingkat ansietass
Evaluasi tingkat kenyamanan
Evaluasi pola makan
Data: S:
Klien tampak berkeringat Klien mengatakan sudah
29 Mei 2014
dingin melakukan teknik relaksasi
14.00-21.00 WIB
Tubuh klien tampak gemuk napas dalam sesuai dengan
TD: 130/80 mmHg, nadi: jadwal yang telah disepkati
84x/menit, rr: 18x/menit Klien mengatakan tidak
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014
Lampiran 4-Catatan Perkembangan
O:
TD: 130/80 mmHg, nadi:
84x/menit
Wajah klien tidak tampak
tegang
Klien masih berkeringat
dingin
Tingkat kecemasan klien
berkurang menjadi ringan-
sedang
Klien makan makanan dari
RS
Klien dan keluarga tampak
aktif saat dijelaskan tentang
Hipertensi
A:
Masalah ansietas teratasi
sebagian
Masalah gangguan rasa
nyaman teratasi
Masalah ketidakseimbangan
nutrsi lebih dari kebutuhan
tubuh teratasi sebagian
Asuhan keperawatan ..., Raditha Ramadhany Dika Alba Putri, FIK UI, 2014