A. DEFINISI
B. INDIKASI
1. Atresia Esofagus
2. Fistula trakheo esofagei: terdapatnya hubungan antara esofagus dan
trakhea
3. Ulkus esofagus: luka terbuka pada permukaan selaput lendir lambung
4. Divertikula : penonjolan keluar dari dinding esofagus
5. Spasme esofagus: penyempitan esofagus bagian distal
6. Sriktur Esofagus: Untuk membedakan striktur dengan spasme dapat
diberikan muscle relaxan (buscopan i.v). jika melebar berarti spasme
sedangkan bila tetap kecil atau sempit berarti striktura
7. Achalasia Esofagus: gangguan motilitas berupa hilangnya peristaltik
esofagus dan gagalnya sfingter esofagokardia berelaksasi sehingga
makanan tertahan di esofagus.
8. Varises Esofagus: pembengkakan yang pembuluh darah yang
abnormal pada esofagus
9. Tumor esofagus
10. Benda asing/corpus alienum
11. Disfagia: kesulitan menelan
12. Odinofagia: nyeri tajam pada daerah substernal pada saat menelan
C. KONTRA INDIKASI
1. Alergi terhadap zat kontras
2. Pasien dengan suspek perforasi
3. Regurgitasi
4. Kehamilan
5. Obstruksi total dari saluran cerna
D. TEKNIK PEMERIKSAAN ESOFAGOGRAFI
1. Media Kontras : Kontras positif (Barium Sulfat)
Merupakan kontras media positif untuk orang dewasa.
Diencerkan dengan air sesuai kebutuhan. Pada esofagus, lumen dengan
aliran kuat dan cepat, konsentrasi kontras harus tinggi (1:1 atau 1:2)
atau pekat agar aliran cepat dan perlumuran dinding esofagus menjadi
tepat sehingga adanya defek dapat terdeteksi.Pada bayi kurang dari
setahun, keluhan muntah dan proyektil, digunakan cairan yang mudah
diserap (water soluble), dimasukkan lewat dot/sendok/sonde misalnya
gastrografin. Dilakukan pada posis supine sehingga perlumuran bagus.
2. Persiapan Pasien
a. Tidak diperlukan persiapan secara khusus.
b. Pasien minum BaSO4, 1 sendok makan ditunggu 2 menit
kemudian difoto AP dan Lateral.
3. Posisi Pasien:
a. Erect di antara meja pemeriksaan yang diatur vertikal dengan
layar fluoroskopi.
b. Diberikan barium sulfat, instruksikan untuk minum beberapa
teguk, proses ini diikuti dengan posisi recumbent. Posisi ini
memungkinkan pengisian esofagus lebih sempurna terutama
bagian proksimal dan diperlukan pada klinis esofagus.
4. Metode
a. Pengambilan gambar radiografi dilakukan secara penuh/spot foto
pada daerah daerah yang dicurigai ada kelainan dengan posisi:
AP/PA, Oblik (biasanya RAO), Lateral.
b. Bila pemeriksaan dengan kontras ganda, prosedur sama dengan
yang di atas, tetapi pada larutan barium dimasukkan kristal kristal
CO2 atau dapat juga ditelan sebelum meminum cairan barium.
5. Proyeksi
a. Proyeksi AP/PA
b. Proyeksi Lateral
c. Proyeksi RAO (Right Anterior Oblique)
A. DEFINISI
Adalah pemeriksaan secara radiografi dengan menggunakan media kontras
(positif dan negative) untuk menampakkan kelainan pada esophagus bagian distal,
lambung dan duodenum.
B. INDIKASI
1. Gastritis : radang gaster ( baik akut maupun kronik )
2. Divertikula : penonjolan keluar darimaag yang membentuk kantung (
banyak terjadi pada fundus )
3. Hematemesis : perdarahan
4. Neoplasma: tumor atau kanker
5. Hernia hiatal : hingga sebagian lambung tertarik keatas diafragma
karena esophagus yang pendek.
6. Stenosis pylorus:penutupan atau penyempitan dari lumen pylorus
7. Bezoat / Undigested material: biasanya berupa rambut, serat sayuran
atau bahan kayu
8. Ulcers : erosi dari mukosa dinding lambung (karena cairan gaster, diet,
rokok, bakteri )
9. Ulcer/ulkus/tukak : luka terbuka pada permukaan selaput lendir
lambung
10. Obstruksi parsial
11. Perforasi regurgitasi
C. KONTRAINDIKASI
1. Alergi terhadap zat kontras
2. Perforasi: tidak boleh menggunakan BaSO4 tetapi menggunakan water
soluble kontras (urografin, iopamiro)
3. Kehamilan
4. Obstruksi total dari saluran cerna
D. TEKNIK PEMERIKSAAN ESOFAGOMAAGDUODENOGRAFI
(OMD)
1. Persiapan pasien
a. Pasien diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
( kooperatif )
b. 2 hari sebelum pemeriksaan pasien diet rendah serat untuk
mencegah pembentukan gas akibat fermentasi
c. Lambung harus dalam kondisi kosong dari makanan dan air, pasien
puasa 8-9 jam sebelum pemeriksaan
d. Pasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat – obatan yang
mengandung substansi radioopaque seperti steroid, pil
kontrasepsi,dll.
e. Sebaiknya colon bebas dari fecal material dan udara bila perlu
diberikan zat laxative.
f. Tidak boleh merokok ( nicotine merangsang sekresi saliva )
g. Pasien diminta mengisi informed concent.
2. Metode
a. Single Kontras
1) Penjelasan pada pasien tentang prosedur Foto Polos Abdomen
2) Dilakukan persiapan pemeriksaan
3) Dibuat foto polos abdomen / dilakukan fluoroskopi hepar, dada
dan abdomen.
4) Pasien diberi media kontras 1 gelas
5) Jika memungkinkan pasien dalam posisi berdiri, jika pasien
recumbent pasien minum dengan sedotan
6) Pasien diinstruksikan minum 2 – 3 teguk media contrast,
dilakukan manipulasi agar seluruh mukosa terlapisi diikuti
fluoroskopi atau dibuat foto yang diperlukan
7) Setelah melihat rugae pasien minum sisa barium untuk melihat
pengisian penuh dari duodenum.
8) Dengan teknik fluoroskopi pasien dirotasi dan meja dapat
disudutkan sehingga seluruh aspek oesophagus, lambung dan
duodenum terlihat
b. Double Kontras
1) Setelah minum media kontras positif, pasien diberi pil, bubuk
carbonat dsb untuk menghasilkan efek gas ( teknik lama, sisi
sedotan dilubangi sehingga pada saat minum media kontras
sekaligus udara masuk ke lambung.
2) Pasien diposisikan recumbent dan diinstruksikan untuk
berguling – guling 4 – 5 putaran sehingga seluruh mukosa
terlapisi.
3) Dapat diberikan glucagon atau obat lain untuk mengurangi
kontraksi lambung ( lambung tidak relax )
4) Dilakukan pengambilan foto dengan proyeksi sesuai yang
diinginkan sama pada teknik single kontras.
5) Bila menggunakan fluoroskopi diambil spot foto pada daerah –
daerah yang diinginkan.
3. Proyeksi
a. Proyeksi PA
Fungsi : untuk memperlihatkan polip, divertikul, gastritis, pylorus
lambung
b. Proyeksi lateral erect
Fungsi : memperlihatkan proses pada daerah retrogastric seperti
divertikel, tumor, ulkus gastric, trauma pada perut dan batas
belakang lambung.