TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
2. Epidemiologi
Penyakit ini terutama terdapat pada anak umur 2 – 15 tahun (usia anak
pada anak laki – laki dibanding anak perempuan (1,5 : 1). Rata-rata 14 kasus
per 100.000 anak usia sekolah. PHS umumnya merupakan benign self-limited
2
3
disorder; < 5% kasus menjadi kronis; hanya < 1 % kasus berkembang menjadi
Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta (Juli 2006 sampai dengan Februari 2007)
terdapat 10 kasus PHS dan jumlah meningkat dibandingkan periode lima tahun
penelitian PHS pada literatur ini adaalah 5,4 tahun (3 tahun 8 bulan- 9 tahun 9
bulan). Jenis kelamin lebih banyak pada anak perempuan dibanding anak laki-
yang telah dilapokan sebelumnya. Pada penelitian lain disebutkan bahwa PHS
3. Etiologi
beberapa faktor memegang peranan, antara lain faktor genetik, infeksi traktus
Factor).1
4
4. Patogenesis
diakui sebagai akibat deposisi imun kompleks akibat polimer IgA1 pada kulit,
ditemukan pada sekret mukosa namun dalam konsentrasi yang relatif rendah.
Imunoglobulin A memiliki dua isotipe, yaitu IgA1 dan IgA2 . Pada nefritis
IgA atau penurunan klirens IgA. Peningkatan sintesis IgA oleh sistem imun
merupakan mekanisme yang terjadi pada PHS. Antigen tersebut antara lain
berupa antigen bakteri, protein dalam makanan seperti gliadin, dan komponen
contoh: mikroba dan pembuluh darah kecil pejamu memiliki epitop yang
sama. Bersamaan dengan invasi patogen tersebut, respons imunitas seluler dan
humoral akan teraktivasi dan terjadi reaksi silang dengan pembuluh darah.
Hipotesis kedua adalah patogen dapat memulai proses inflamasi yang dapat
menimbulkan kerusakan sel dan jaringan. Proses ini akan menimbulkan suatu
5
autoantigen yang biasanya tidak terpapar oleh suatu sistem imun. Hipotesis
ketiga adalah bila mikroba yang sangat invasif secara langsung berinteraksi
dengan protein pembuluh darah, maka akan terbentuk suatu antigen yang baru
(neo-antigen) yang kemudian akan mengaktivasi suatu reaksi imun. Dan yang
Streptococcus dan virus dapat menjadi suatu superantigen. Tanpa adanya suatu
proses dan presentasi suatu sel penyaji antigen, suatu superantigen akan
5. Manifestasi Klinis
6
Gejala awal PHS dapat berupa gejala prodromal seperti demam, nyeri
makula eritematosa pada kulit yang berlanjut menjadi palpable purpura tanpa
surfaces), yaitu bokong dan ekstremitas bagian bawah. Kelainan kulit ini
ditemukan pada 100% kasus dan merupakan 50% keluhan penderita pada
Kelainan kulit dapat pula ditemukan pada muka dan tubuh serta dapat pula
berupa lesi petekia atau ekimotik. Lesi ekimotik yang besar dapat mengalami
ulserasi. Warna purpura mula-mula merah, lambat laun berubah menjadi ungu,
baru dapat timbul kembali. Kelainan pada kulit dapat disertai rasa gatal. Pada
bentuk yang tidak klasik kelainan kulit yang ada dapat berupa vesikel hingga
Kelainan akut pada kulit ini dapat berlangsung beberapa minggu dan
menghilang, tetapi dapat pula rekuren. Angioedema pada muka (kelopak mata,
pada 20% dan 40% kasus. Edema skrotum juga dapat terjadi pada awal
penyakit. Gejala prodormal dapat terdiri dari demam, nyeri kepala dan
anoreksia. 1
seperti lutut dan pergelangan kaki, namun dapat pula mengenai pergelangan
tangan, siku dan persendian di jari tangan. Artralgia atau artritis dapat
ditemukan pada 68-75% kasus dan merupakan 25% keluhan penderita pada
waktu berobat. Kelainan ini timbul lebih dahulu (1-2 hari) dari kelainan pada
kulit. Sendi yang terkena dapat menjadi bengkak, nyeri dan sakit bila
terutama periartikular dan bersifat sementara dapat pula rekuren pada masa
biasanya timbul setelah timbul kelainan pada (1-4 minggu setelah onset).
juga ditemukan kelainan ginjal pada sekitar 37% kasus, meliputi hematuria,
proteinuria, sindrom nefrotik atau nefritis. Penyakit pada ginjal juga biasanya
muncul 1 bulan setelah onset ruam kulit. Kelainan ginjal dapat ditemukan
pada 20-50% kasus dan yang persisten pada 1% kasus, yang progresif sampai
mengalami gagal ginjal pada < 1 %. Adanya kelaian kulit yang persisten
8
sampai 2-3 bulan, biasanya berhubungan dengan nefropati atau penyakit ginjal
yang berat. Risiko nefritis meningkat pada usia onset diatas 7 tahun, lesi
purpura persisten, keluhan abdomen yang berat dan penurunan aktivitas faktor
XIII. Gangguan ginjal biasanya ringan, meskipun beberapa ada yang menjadi
kronik.1,10
sistem saraf pusat, terutama sakit kepala. Pada PHS dapat ditemukan adanya
gejala gangguan neurologis lain yang dapat muncul antara lain perubahan
terdapat eosinofilia. Laju endap darah dapat meningkat. Kadar komplemen seperti
C1q, C3 dan C4 dapat normal. Pemeriksaan kadar IgA dalam darah mungkin
meningkat, demikian pula limfosit yang mengandung IgA. Analisis urin dapat
9
motilitas usus yang ditandai dengan pelebaran lumen usus ataupun intususepsi
7. Diagnosis
purpurik pada kulit terutama di bokong dan ekstremitas bagian bawah dengan satu
pergeseran hitung jenis ke kiri; jumlah trombosit normal atau meningkat, hal ini
endap darah dapat meningkat. Kadar ureum dan kreatinin dapat meningkat,
ditemukan hematuri atau proteinuri. Ditemukan darah pada feses. Dapat dilakukan
normal atau meningkat, hal ini yang membedakan PHS dengan torsi testis.2
10
Rheumatology Society (PreS) 2006 apabila terdapat palpable purpura dan diikuti
minimal satu gejala berikut: nyeri perut difus, deposisi IgA yang predominan
(pada biopsi kulit), artritis akut dan kelainan ginjal (hematuria dan atau
proteinuria).2
8. Diagnosis banding
Diagnosis banding PHS diantaranya adalah vasculitis urticarial (VU), yaitu suatu
kondisi yang ditandai oleh adanya lesi kulit berupa urtika yang menetap lebih dari
24 jam. Sekitar 20% penderita yang mengalami urtikaria kronik akan mengalami
kondisi ini.6
9. Tatalaksana
Untuk keluhan artritis ringan dan demam dapat digunakan antiinflamasi non
11
steroid, seperti ibuprofen atau parasetamol. Edema dapat diatasi dengan elevasi
tungkai. Selama ada keluhan muntah dan nyeri perut, diet diberikan dalam bentuk
makanan lunak. 1
Penggunaan asam asetil salisilat harus dihindarkan, karena dapat
cerna. Bila ada geala abdomen akut, dilakukan operasi. Bila terdapat kelainan
terbagi dalam 3-4 dosis selama 5-7 hari. Kortikosteroid diberikan dalam keadaan
penyakit dengan gejala sangat berat, artritis, manifestasi vaskulitis pada sistem
saraf pusat, paru dan testis, nyeri abdomen berat, perdarahan saluran cerna, edema
dan sindrom nefrotik persisten. Pemberian dini pada fase akut dapat mencegah
10. Prognosis
Penyulit yang dapat terjadi antara lain perdarahan saluran cerna, obstruksi,
intususepsi, perforasi, gagal ginjal akut dan gangguan neurologi. Penyulit pada
saluran cerna, ginjal dan neurologi pada fase akut dapat menimbulkan kematian,
1
walaupun hal ini jarang terjadi.
12
Pada umumnya prognosis adalah baik, dapat sembuh secara spontan dalam
beberapa hari atau minggu (biasanya dalam 4 minggu setelah onset). Pemantauan
pasien PHS dilakukan melalui pemeriksaan urin lengkap dan tekanan darah, yang
kelainan ginjal.13 Rekurensi dapat terjadi pada 50% kasus. Prognosis lebih baik
bila tidak disertai gangguan ginjal dan gangguan saluran cerna yang berat, Bila
manifestasi awalnya berupa kelainan ginjal yang berat, maka perlu dilakukan